PENDAHULUAN
Perilaku merokok di kalangan remaja kini bukanlah hal yang asing lagi. Tidak jarang
kita menemui remaja merokok (SMA atau SMP) bersama temannya bahkan sendiri. Tapi
ada pula di Indonesia ini sejak di Sekolah Dasar sudah merokok sungguh memrihatinkan.
Bahaya merokok yang kurang diperhatikan oleh para perokok khususnya remaja
sebenarnya sudah tertera di bungkus rokok yaitu zat-zat yang berbahaya dan dapat
menimbulkan berbagai penyakit yang berbahaya pula. Namun di Indonesia ini jumlah
perokok semakin bertambah , bahkan Indonesia sudah menempati peringkat ketiga mencapai
100 juta orang. Selain bertambah jumlah orang juga bertambah jumlah perokok termuda.
Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa
rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap
rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (
perokok pasif ). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif
memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit
mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun
pasif.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rokok dan Bahan Kimia yang Terkandung
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya. Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam
rokok:
3
2.2 Dampak Merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok,
tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun.Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut
penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh
560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang
disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang
sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari
rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat
pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan
penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri
terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang
bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan
gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara
yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok
pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak.
Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada
pemakainya.Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar
sekolah.
4
Akibat negatif dari rokok, sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai menghisap
rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar kurang sempurna
sehingga menghasilkan CO, yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi
juga dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
Masa remaja adalah masa transisi, masa peralihan dimana anak-anak akan tumbuh
kembang menjadi dewasa. Namun, justru masa remaja inilah yang paling harus diwaspadai
karena pada fase inilah emosi dan pemikiran mereka masih cenderung labil dan mudah
terpengaruh hal-hal yang mereka anggap menarik ataupun keren.
Masa coba-coba, mereka akan mencoba hal baru yang sebelumnya tidak pernah
mereka lakukan sewaktu masih dalam masa anak-anak. Namun, justru hal coba-coba inilah
yang banyak mendatangkan masalah terhadap perkembangan psikis maupun pemikiran
remaja tersebut. Ambil contoh pada masa remaja ini mereka sudah mulai mengenal apa itu
rokok. Bagi orang tua merokok merupakan hal yang biasa. Namun, bila dilakukan oleh anak-
anak muda akan terkesan keren. Itulah yang ada didalam pikiran para remaja, sesuatu yang
dianggap tidak boleh dilakukan akan menjadi terlihat keren bila mereka melakukannya.
Terjadilah apa yang namanya remaja merokok, dari yang awalnya hanya sekedar untuk gaya
hingga pada akhirnya ada yang sampai ketagihan dan sulit untuk berhenti merokok.
Merokok ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai lambang kedewasaan, merujuk kalau
yang mengkonsumsi rokok itu adalah para orang dewasa. Hal inilah yang menimbulkan
dorongan dalam diri remaja untuk mencobanya. Remaja ingin membuktikan kalau mereka
bukanlah anak-anak lagi, mereka merasa sekarang adalah orang dewasa makanya mereka
meniru apa yang banyak dilakukan orang dewasa Walaupun sudah ada himbauan kalau rokok
tidak untuk anak dibawah 17 tahun namun itu saja belum cukup menekan peredaran pasar
rokok dikalangan remaja.
5
Data riset kesehatan tahun 2007 , usia perokok pada usia 15-19 tahun mencapai 4,2
juta. Dari angka tersebut 7 % usia perokok adalah sekolah dasar (SD), 16 % usia sekolah
menegah pertama (SMP), sedangkan usia sekolah menegah atas sebanyak 24%. Tingginya
jumlah perokok usia anak-anak tidak lepas dari pengaruh iklan rokok, perilaku orang dewasa
dan kemudahan untuk memperoleh rokok.
6
Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,
1991). Dan biasanya remaja ini malu jika dia tidak merokok karna sudah menjadi
trend di kalangan teman sebayanya.
3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas
sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor yang rendah.
4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu
untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Pengaruh iklan ini
sangat besar sekali memicu remaja ini untuk merokok.
7
2. Tetap mengatakan tidak untuk rokok
Orangtua mungkin berpikir remaja tidak mendengar yang dikatakannya, tapi tetaplah
mengatakan untuk tidak memperbolehkan merokok. Karena orangtua yang
memberikan batasan terhadap rokok cenderung memiliki anak yang tidak merokok.
Dalam Penanggulanan Rokok terhadap remaja ini juga sangat penting. Karena orang tua
sangat berpenhgaruh sekali yaitu :
Untuk menghidari remaja dari bahaya rokok, orangtua juga harus meningkatkan
peranannya sebagai pengawas. Pembatasan sangat membantu untuk membuat remaja merasa
aman. Keluarga perlu menyusun peraturan yang jelas. Dengan peraturan rumah yang jelas,
remaja akan tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Peraturan rumah
tersebut selain harus diketahui juga harus dimengerti sehingga yang melanggar akan dihukum
sesuai kesepakatan.
Setiap remaja yang akan pergi, orangtua perlu bertanya dengan rincian kemana
tujuan, kapan pulang, dengan siapa mereka pergi dan yang lain-lain yang dirasakan perlu.
Kontrol disini untuk menunjukkan bahwa orangtua punya perhatian khusus kepada remaja,
dan tidak membiarkan remaja untuk bertindak semuanya sendiri.
8
2. Orang tua sebagai pembimbing
Bagi orangtua yang anaknya menjadi perokok, perlu ada suatu kerjasama ataupun
pertemuan dengan oranglain yang dekat dengan anaknya ataupun orang tua dari teman
anaknya untuk mengawasinya.
Orangtua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru, khususnya guru
bimbingan konseling (BK). Sebab berada di sekolah, gurulah yang menjadi pendidik, dan
pengawas anak. Guru adalah sebagai pengganti orangtua di Sekolah. Dari pagi hingga siang
anak dalam pengawasan guru di Sekolah. Guru akan mengetahui anak yang terlibat masalah
dan membantu mereka untuk menyelesaikannya. Guru BK berperan untuk menjadi tempat
curhat bagi anak/siswa yang mempunyai masalah, baik dirumah maupun di tempat lain,
dengan begitu guru bisa mengetahui dan membantu si anak bisa menyelesaikan masalahnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Maka bagi remaja jangan pernah coba-coba untuk merokok dan lebih berhati-hati
memilih teman sebab faktor utama dari merokok adalah teman . karena merokok dapat
merusak moral bangsa dan dapat menyebabkan kematian.
10
Daftar Pustaka
http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/remaja-dan-rokok.html (dikutip pada tanggal 30
September 2014 : 13:44:53 WIB)
http://health.detik.com/read/2012/05/22/180701/1922124/763/91-persen-remaja-mulai-
merokok-karena-terpengaruh-iklan (dikutip pada tanggal 30 September 2014 :
13:44:22 WIB)
http://health.detik.com/read/2011/12/29/131149/1802267/1301/trik-agar-remaja-tidak-coba-
coba-merokok (dikutip pada tanggal 30 September 2014 : 13:30:05 WIB)
11