Anda di halaman 1dari 9

Journal Reading

Physical Exercise and Patients with Chronic Renal Failure: A Meta-Analysis

(Latihan Fisik dan Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis: Sebuah Meta-Analisis)

Zhenzhen Qiu, et al.


BioMed Research International, 2017, 7191826.

Oleh:
Alifa Hanif Aulia G99171006
Ghina Shabrina Awanis G99181033
Nadira Rachmianti H. G99181046
Ranti Agustin G99181053
Safirah Yotriana G99171039

Pembimbing:
Dr. dr., Noer Rachma, Sp. KFR

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2018
Physical Exercise and Patients with Chronic Renal Failure: A
Meta-Analysis

Latihan Fisik dan Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis: Sebuah Meta-Analisis

Zhenzhen Qiu, Kai Zheng, Haoxiang Zhang, Ji Feng, Lizhi Wang, dan Hao Zhu
Afiliasi Penulis: Universitas Minjiang, Fuzhou, Fujian, China

Gagal ginjal kronis adalah masalah klinis yang parah yang berefek
signifikan pada status sosioekonomi seseorang. Hemodialisis adalah tatalaksana
yang penting untuk menjaga status kesehatan pasien, tetapi hemodialisis tidak
mampu menyembuhkan dalam waktu yang singkat. Dengan pertimbangan
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperbarui informasi dan mengevaluasi
efek dari latihan fisik pada kesehatan pasien dengan gagal ginjal kronis. Database
telah digunakan untuk mencari studi yang relevan di Inggris atau Cina. Hubungan
antara latihan fisik dan status kesehatan pasien dengan gagal ginjal kronis telah
diteliti. Model random-effect biasanya digunakan untuk membandingkan fungsi
dan kapasitas fisik pada grup dengan latihan dan grup kontrol. Latihan berguna
untuk membantu memperbaiki keadaan tekanan darah pada pasien dengan gagal
ginjal dan mereduksi VO2 secara signifikan pada pasien dengan gagal ginjal.
Hasil dari subgrup analisis menunjukkan bahwa pada usia >50 tahun aktivitas
fisik dapat mengurangi tekanan darah secara signifikan pada pasien dengan gagal
ginjal. Program aktivitas yang terdiri dari pemanasan, kekuatan dan latihan
aerobik memiliki manfaat pada tekanan darah pada orang yang sakit dan
meningkatkan level konsumsi oksigen maksimal. Hal ini dapat meningkatkan
fungsi fisik dan kapasitas aerobik pasien, dan mungkin dapat memberikan
manfaat-manfaat lain di kemudian hari.

2

PENDAHULUAN

Gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan fungsi ginjal yang


berakibat pada akumulasi metabolit di darah. Keseimbangan cairan dan elektrolit
terganggu dan lama-kelamaan menimbulkan masalah yang serius. Walaupun
demikian, pasien biasanya tidak mengeluhkan gejala pada awal terjadinya
ganggguan ginjal. Biasanya pasien datang sudah dalam keadaan ganggguan ginjal
yang parah, sehingga sulit mengembalikan fungsi ginjal yang normal.

Aktivitas fisik berguna untuk meningkatkan kapasitas fisik dan membantu


mengontrol penyakit kronis. Program latihan fisik biasanya dilaksanakan 2 atau 3
kali per minggu, untuk tiap latihan fisik selama kira-kira 1 jam. Program
dilaksanakan selama 3 bulan sampai 1 tahun.

Beberapa studi dengan Randomized Controlled Trials (RCT) tentang efek


latihan fisik pada pasien dengan gagal ginjal menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa latihan fisik dapat
meningkatkan status kesehatan pasien dengan gagal ginjal. Namun, masih
terdapat beberapa pada penelitian lain yang menyebutkan bahwa latihan fisik
merupakan faktor risiko pada pasien dengan gagal ginjal. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan studi meta-analisis terbaru untuk mengetahui efek latihan fisik pada
pasien dengan gagal ginjal.

METODE PENELITIAN

Strategi pencarian dan seleksi penelitian

Literatur yang akan diteliti dikumpulkan pada bulan Juli 2015 dari jurnal
PubMed, EMBASE, Cochrane Library dan China Journal Full-Text Database
yang dipublikasikan dari tahun 1975 sampai 2015.

Setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan 9


jurnal yang akan dianalisis dalam meta-analisis.

3

Abstraksi data dan penilaIan kualitas

Dua orang reviewer secara independen membaca jurnal tersebut dan


mengutip data penting terkait jurnal seperti nama peneliti, negara, tahun publikasi,
dan lain-lain.

Analisis statisttik

Review manager (Versi 5.0. The cochrane collaboration, 2011) digunakan


untuk mengestimasi efek dari hasil jurnal yang sudah terseleksi dalam penelitian
ini.

HASIL

Hasil Pencarian

Pencarian awal menemukan 957 publikasi yang terkait, dimana 315


dieksklusi karena duplikasi. Setelah penyaringan awal berdasarkan judul dan
abstrak, 44 artikel tersisa. Tiga puluh lima studi lalu dieksklusi karena tipe artikel
dan data yang tidak adekuat. Pada akhirnya, 9 studi RCT dipilih untuk
metaanalisis ini, dimana 8 diantaranya ditulis dalam bahasa Inggris dan 1
dipublikasikan dalam bahasa Mandarin.

Karakteristik Studi

Karakteristik utama dari penelitian-penelitian yang dipilih tampak dalam


Tabel 1. Artikel-artikel ini dipublikasikan di antara tahun 1999 dan 2014. Semua
studi dilakukan di negara yang berbeda-berbeda. Ukuran sampling berkisar antara
15 hingga 56. Umur rata-rata pasien berkisar antara 22.12 hingga 60.8. Kasus-
kasus pada studi yang di pilih dikonfirmasi menggunakan riwayat medis atau
temuan patologi anatomi. Data matching pada studi seluruhnya diekstraksi dari
studi yang digunakan.

4

Tabel 1

Karakteristik studi RCT yang digunakan

Penulis Tahun Negara Periode Kelompok Ukuran Umur Teknik Data


Sampling Konfirmasi untuk
Renal Failure Matching

Molsted et 2004 Denmark 1991– Exercise 11 59 Riwayat medis Umur,


al. 2000 jenis
kelamin

Kontrol 9 48

Henrique et 2010 Brazil 2003– Exercise 7 47.6 Hasil patologi Umur


al. 2005 anatomi

Kontrol 7 42.5

Greenwood 2015 Inggris 2010– Exercise 8 53.8 Riwayat medis Umur,


et al. 2012 jenis
kelamin

Kontrol 10 53.3

Svarstad et 2002 Norwegia 1998– Exercise 7 50 Riwayat medis Umur


al. 2000

Kontrol 8 31

Messonnier 2012 Perancis 2008– Exercise 11 26.4 Hasil patologi Umur,


et al. 2010 anatomi jenis
kelamin

Kontrol 11 25.3

McMahon et 1999 Australia 1996– Exercise 5 58 Hasil patologi Umur,


al. 1998 anatomi pendapata
n

Kontrol 9 34

5

Cupisti et al. 2004 Italy 1995– Exercise 28 46 Riwayat medis Umur,
2002 jenis
kelamin

Kontrol 28 43

Cho and 2014 Korea 2000– Exercise 23 60.8 Hasil patologi Umur,
Sohng Selatan 2012 anatomi jenis
kelamin

Kontrol 23 57.7

Li et al. 2012 China 1995– Exercise 25 24.24 Riwayat medis Umur


2011

Kontrol 25 22.12

Metaanalisis Pengukuran Outcome

Tekanan Darah Pasien

Semua studi melaporkan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan


kondisi kesehatan. Hasil yang teragregasi menunjukkan bahwa latihan berguna
untuk meningkatkan stabilitas tekanan darah pasien dengan gagal ginjal (MD =
−4.46, 95% CI [−9.11, −0.01], P = 0.06, P heterogenitas < 0.0001, and I2 = 77%).

Konsumsi Oksigen Maksimal Pasien

Menurut beberapa studi yang digunakan, olahraga dapat mempengaruhi


konsumsi oksigen maksimal (VO2). Hasil akhir menunjukkan bahwa latihan
berhubungan dengan perbaikan status VO2max pada pasien dengan gagal ginjal
(MD = −1.36, 95% CI [−2.06, −0.65], P = 0.0002, P heterogenitas = 0.49, and I2
= 0%).

6

Analisis Subgrup

Tekanan Darah Pasien

Analisis subgrup dilakukan berdasarkan umur: >50 tahun, 40-50 tahun,


dan 20-40 tahun. Pada subgrup umur >50 tahun, aktivitas fisik dapat secara
signifikan mengurangi tekanan darah pada pasien dengan gagal ginjal (MD =
−5.23, 95% CI [−8.13, −2.33], P = 0.0004, P heterogenitas < 0.0001, and I2 =
86%); pada subgrup 40-50 tahun, aktivitas fisik juga dapat secara signifikan
mengurangi tekanan darah pada pasien dengan gagal ginjal (MD = −6.07, 95% CI
[−10.37, −1.78], P = 0.006, P heterogenitas = 0.90, and I2 = 0%); pada kelompok
umur 20 hingga 40 tahun, efek olahraga pada tekanan darah pasien gagal ginjal
tidak signifikan (MD = −1.25, 95% CI [−4.24, 1.74], P = 0.41, P heterogenitas =
0.78, and I2 = 0%).

Konsumsi Oksigen Maksimal Pasien

Pada subgrup umur >50 tahun, efek olahraga terhadap VO2 pasien tidak
signifikan (MD = −1.23, 95% CI [−2.75, 0.29], P = 0.11, P heterogenitas = 0.15,
and I2 = 40%); pada kelompok umur 40-50 tahun, latihan dapat secara signifikan
mengurangi VO2 pada pasien gagal ginjal (MD = −1.56, 95% CI [−10.37, −1.78],
P = 0.07, P heterogenitas = 0.83, and I2 = 0%); sedangkan pada kelompok umur
20-40 tahun, aktivitas fisik dapat secara signifikan mengurangi VO2 pada pasien
gagal ginjal (MD = −1.35, 95% CI [−2.24, −0.45], P = 0.003, P heterogenitas =
0.44, and I2 = 0%).

DISKUSI

Gagal ginjal kronis adalah masalah klinis berat yang memiliki dampak
sosioekonomi yang signifikan di seluruh dunia. Walaupun kemajuan di bidang
terapi pengganti fungsi ginjal dan transplantasi organ telah berkembang pesat,
masalah-masalah seperti kualitas hidup yang buruk pada pasien dialisis dan
panjangnya antrian transplantasi tetap muncul. Selain menyembuhkan penyakit

7

yang mendasari kondisi pasien, kualitas hidup pasien juga penting untuk
ditingkatkan. Beberapa studi menunjukkan bahwa jumlah pasien gagal ginjal yang
harus diberikan terapi hemodialisis terus bertambah dan kebanyakan pasien
memiliki aktivitas fisik yang berkurang dan resiko tinggi untuk terkena penyakit
kardiovaskuler.

Program aktivitas fisik disarankan untuk membantu meningkatkan kualitas


hidup pasien. Aktivitas biasanya dilakukan dua hingga tiga kali per minggu dan
durasinya sekitar satu jam. Periode pelaksanaan biasanya antara 3 bulan hingga 1
tahun. Latihan yang diberikan biasanya termasuk pemanasan, latihan kekuatan,
dan latihan aerobik. Studi tentang kebutuhan aktivitas fisik menunjukkan bahwa
pasien gagal ginjal memiliki pengurangan aktivitas fisik yang serius dan resiko
tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, latihan fisik harus
dianggap sebagai upaya preventif dan rehabilitatif.

Meta-analisis ini bertujuan untuk memperbaharui dan mengevalusi efek


latihan pada kondisi kesehatan pasien gagal ginjal. Hasil studi ini menunjukkan
bahwa aktivitas fisik memberikan peningkatan kondisi tekanan darah dan
konsumsi oksigen maksimal pada pasien gagal ginjal. Hal ini dapat meningkatkan
kapasitas aerobik dan fungsi fisik pasien secara keseluruhan dan memberikan
manfaat jangka panjang. Temuan ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh
Adams dan Vaziri (2006) yang menyatakan bahwa latihan meningkatkan
performa fisik dan kualitas hidup, yang berguna pada pasien dengan gagal ginjal.

Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa efek latihan berbeda-beda


pada berbagai kelompok umur. Pada analisis subgrup tentang tekanan darah,
kelompok dengan umur >40 tahun memiliki peningkatan signifikan pada kondisi
tekanan darah, namun kelompok orang dewasa berumur 20 hingga 40 tidak
menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini dapat terjadi karena kondisi tekanan
darah pada pasien berumur lanjut lebih buruk dibandingkan pasien dewasa muda,
maka perubahan tekanan darah pada pasien berumur lanjut secara relatif lebih
mudah dicapai. Pada analisis efek terhadap konsumsi oksigen maksimal, seluruh
kelompok umur menunjukkan kondisi fisik yang lebih baik setelah melakukan

8

program latihan. Jiang melaporkan bahwa pola makan dan latihan yang baik
berguna bagi pasien gagal ginjal yang berumur lanjut.

Meta-analisis ini menggunakan studi RCT. Menurut skala pengukuran


kualitas GRADE, kualitas studi-studi individual yang digunakan pada penelitian
ini telah terkonfirmasi. Untuk mengontrol bias seleksi, analisis sensitivitas
digunakan. Analisis menunjukkan bahwa hasil McMahon adalah pencilan yang
harus dieksklusi. Hasil penelitian ini bersifat sebagai saran, dalam pandangan
ilmiah dan praktek klinis. Walaupun demikan, ada beberapa limitasi pada artikel
ini: jumlah penelitian yang digunakan tidak cukup banyak dan efek jangka
panjang latihan pada pasien gagal ginjal tidak dapat dijabarkan. Selain itu,
perbedaan metode penelitian dan faktor confounding pada studi yang digunakan
tidak dapat dihindari.

KONKLUSI

Program latihan berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien dengan


gagal ginjal. Aktivitas fisik dapat meningkatkan kapasitas fisik dan fungsi tubuh
secara keseluruhan, yang akan membantu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan status konsumsi oksigen maksimal, dan memberikan manfaat
jangka panjang pada pasien yang membutuhkan hemodialisis.

Walaupun manfaat-manfaat di atas telah dikonfirmasi, manfaat potensial


dan efektivitas latihan lainnya perlu diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian pada
studi-studi RCT yang digunakan dapat lebih komprehensif. Studi RCT dalam
jumlah yang lebih banyak dibutuhkan untuk menentukan efek aktivitas fisik pada
jumlah sampel yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai