Tatalaksana DKK
Tatalaksana DKK
1
Weerda H. Abnormalities. In: Weerda H. Surgery of the Auricle. Stutgart : Thieme publishing group;
2007.p.106-117
Cara lain adalah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat kontras ke
dalam muara fistula, lalu dilakukan pemeriksaan radiologik. Pada pemeriksaan fistulografi
tidak dapat menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang berulang
menimbulkan tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis. Pembedahan dilakukan apabila
inflamasi sudah sembuh.7
Sewaktu pembedahan eksisi komplit harus diingat bahwa bahaya terkenanya kelenjar
parotis atau saraf fasialis. Keduanya harus benar-benar diidentifikasi. Pada beberapa penderita
kelainan ini, salurannya dapat berjalan di medial atau lateral dari saraf fasialis, oleh karena itu
saraf fasialis harus dikenali pada waktu diseksi. Atau juga salurannya sering berjalan di antara
cabang saraf fasialis dan harus di eksplorasi dengan sangat hati-hati sewaktu pembedahan.
Sebelum melakukan pembedahan, sangat penting untuk mengetahui letak anatomi perjalanan
saraf fasialis, terutama setelah keluar dari foramen stilomastoideus.7
2
Gambar 10. Eksisi Fistula Preaurikular Tipe II.
Weerda H. Abnormalities. In: Weerda H. Surgery of the Auricle. Stutgart : Thieme publishing group;
2007.p.106-117
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari fistula preaurikular adalah:3
Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel pluripotensial pada lapisan
basal dari epidermis atau folikel. Faktor resiko yang paling sering menyebabkan basal sel
karsinoma adalah paparan sinar matahari. Daerah Predileksi pada daerah kepala dan leher.
Gambaran lesi biasanya muncul sebagai papul berwarna merah atau pinkyang perlahan
membesar.9
Gambar 11. papul berwarna merah muda translusen disertai telangiektasis dan erosi krusta. 9
3
Gambar 12. Kista epidermoid yang besar dengan punctum prominen.
Hanson LJ. Epidermal Inclusion Cyst. 2010 (cited 2014April30th); Available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1061582-overview
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada fistula preaurikular adalah :1,3
1. Pasien dapat mengalami infeksi pada salurannya dengan pembentukan abses.
2. Infeksi dan ulserasi dapat terjadi pada bagian yang jauh dari tempat yang terbuka.
3. Kekambuhan postoperasi merupakan komplikasi dari ekstirpasi saluran fistula.
Beberapa faktor yang berkontribusi untuk terjadinya kekambuhan setelah operasi adalah usaha
pengangkatan sebelumnya pada saat dioperasi, operasi dengan menggunakan anestesi lokal,
pengangkatan yang tidak sempurna dari saluran fistula, infeksi yang aktif pada saat operasi,
drainase abses sebelum operasi, kurangnya gambaran yang jelas dari traktus ketika dilakukan
operasi, kegagalan mengangkat kartilago aurikula pada dasar fistula, kegagalan untuk
mengidentifikasi nervus fasialis karena letaknya yangdekat dengan fistula.3
Prognosis
Fistula preaurikular umumnya memilikiprognosis yang baik. Jika fistula preaurikular
ini ditangani dengan tepat maka hasilnya akan memuaskan dan kecil kemungkinan untuk
residif.9
4
BAB III
KESIMPULAN
5
Penatalaksanaan fistula preaurikulartidak diperlukan kecuali pencegahan terjadinya
infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan dengan alkohol
atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan
antibiotik dan kompres hangat.
Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan
salurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan
fistula secara lengkap. Fistula preaurikular umumnya memiliki prognosis yang baik
DAFTAR PUSTAKA
6
4. Tan T, Constantinides H, Mitchell T. The preauricular sinus: A review of its aetiology,
clinical presentation and management. International Journal of Pediatric
Otorhinolaryngology. 2005;69(11):1469-1474.
5. Huang X, Tay G, Wansaicheong G, Low W. Preauricular Sinus. Archives of
Otolaryngology–Head & Neck Surgery. 2007;133(1):65.
6. Yudhanto D. Penatalaksanaan Sinus Preaurikular Kongenital. Jurnal Kedokteran Unram.
2017;6(1):1-7.
7. Nazim B,Yunus FS, Ahmad G, Case Report Of The Preauricular Sinus/Cyst, Van Medical
Journal, Deparment Of Otorhinolaryngology, Faculty Of Medicine, Turkey 2016: 23(4)
:352-356
8. Kim Hj, Lee JH, Cho HS, Moon IS, A Case Of Bilateral Postauricular Sinuses, Korean
Medical Journal Audiol 2012 : 16:99-101
9. Munilson J, Huryati E, Pulungan M, Laporan Kasus Penaalaksanaan Sinus Preaurikular
Tipe Varian Dengan Pit Pada Heliks Desenden Postero-Inferior, Jurnal Kedokteran
Andalas, Padang 2012:1(1).
10. Hanson LJ. Epidermal Inclusion Cyst. 2010 (cited 2014April30th); Available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1061582-overview