Anda di halaman 1dari 7

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan fistula preaurikular kongenital ini tidak diperlukan kecuali


pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari
sumbatan dengan alkohol atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi
biasanya dapat diberikan antibiotik dan kompres hangat.1,3,5
Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan
salurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan
fistula secara lengkap. Kesukaran pembedahan disebabkan oleh adanya percabangan fistula
sehingga sulit untuk menentukan luas keseluruhan saluran tersebut. Selama eksisi pembedahan,
harus diingat bahwa salurannya dapat berkelok-kelok dengan cabang-cabangnya di
subkutaneus. Diseksi sampai ke periosteum dari tulang temporal biasanya dibutuhkan, dan
semua cabang-cabang dari salurannya harus diangkat untuk mencegah infeksi yang berulang.
Pengangkatan yang tidak lengkap menimbulkan sinus yang mengeluarkan cairan sehingga
membutuhkan pengangkatan yang lebih sulit dan lebih radikal. Untuk membantu pembedahan
dapat disuntikkan larutan methylen blue ke dalam saluran sebelum operasi sehingga jaringan
yang berwarna bisa digunakan sebagai petunjuk panjang dan luasnya fistula. Harus diketahui
bahwa zat warna tersebut mungkin tidak memasuki seluruh cabang-cabang yang lebih kecil
sehingga diperlukan ketelitian selama diseksi untuk mencari saluran-saluran kecil yang tidak
berwarna.1,3,5,6,7,8

Gambar 9. Eksisi Fistula Preaurikular.

1
Weerda H. Abnormalities. In: Weerda H. Surgery of the Auricle. Stutgart : Thieme publishing group;
2007.p.106-117

Cara lain adalah dengan fistulografi, yaitu dengan cara memasukkan zat kontras ke
dalam muara fistula, lalu dilakukan pemeriksaan radiologik. Pada pemeriksaan fistulografi
tidak dapat menggambarkan jalur traktus yang sebenarnya karena infeksi yang berulang
menimbulkan tersumbatnya traktus oleh jaringan fibrosis. Pembedahan dilakukan apabila
inflamasi sudah sembuh.7

Sewaktu pembedahan eksisi komplit harus diingat bahwa bahaya terkenanya kelenjar
parotis atau saraf fasialis. Keduanya harus benar-benar diidentifikasi. Pada beberapa penderita
kelainan ini, salurannya dapat berjalan di medial atau lateral dari saraf fasialis, oleh karena itu
saraf fasialis harus dikenali pada waktu diseksi. Atau juga salurannya sering berjalan di antara
cabang saraf fasialis dan harus di eksplorasi dengan sangat hati-hati sewaktu pembedahan.
Sebelum melakukan pembedahan, sangat penting untuk mengetahui letak anatomi perjalanan
saraf fasialis, terutama setelah keluar dari foramen stilomastoideus.7

2
Gambar 10. Eksisi Fistula Preaurikular Tipe II.
Weerda H. Abnormalities. In: Weerda H. Surgery of the Auricle. Stutgart : Thieme publishing group;
2007.p.106-117

Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari fistula preaurikular adalah:3
 Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel pluripotensial pada lapisan
basal dari epidermis atau folikel. Faktor resiko yang paling sering menyebabkan basal sel
karsinoma adalah paparan sinar matahari. Daerah Predileksi pada daerah kepala dan leher.
Gambaran lesi biasanya muncul sebagai papul berwarna merah atau pinkyang perlahan
membesar.9

Gambar 11. papul berwarna merah muda translusen disertai telangiektasis dan erosi krusta. 9

 Kista inklusi epidermal


Kista inklusi epidermal adalah kista kutaneus yang paling sering terjadi. Kista ini dapat
terjadi di badan, dan paling sering terjadi di wajah, kepala, leher, dan punggung. Kista inklusi
epidermal berasal dari proliferasi dari sel epidermal. Gambaran umum kista inklusi epidermal
berupa benjolan berwarna kekuningan, berbentuk nodul dengan berbagai ukuran. Dan memiliki
pori di bagian sentralnya.10

3
Gambar 12. Kista epidermoid yang besar dengan punctum prominen.
Hanson LJ. Epidermal Inclusion Cyst. 2010 (cited 2014April30th); Available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1061582-overview

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada fistula preaurikular adalah :1,3
1. Pasien dapat mengalami infeksi pada salurannya dengan pembentukan abses.
2. Infeksi dan ulserasi dapat terjadi pada bagian yang jauh dari tempat yang terbuka.
3. Kekambuhan postoperasi merupakan komplikasi dari ekstirpasi saluran fistula.
Beberapa faktor yang berkontribusi untuk terjadinya kekambuhan setelah operasi adalah usaha
pengangkatan sebelumnya pada saat dioperasi, operasi dengan menggunakan anestesi lokal,
pengangkatan yang tidak sempurna dari saluran fistula, infeksi yang aktif pada saat operasi,
drainase abses sebelum operasi, kurangnya gambaran yang jelas dari traktus ketika dilakukan
operasi, kegagalan mengangkat kartilago aurikula pada dasar fistula, kegagalan untuk
mengidentifikasi nervus fasialis karena letaknya yangdekat dengan fistula.3

Prognosis
Fistula preaurikular umumnya memilikiprognosis yang baik. Jika fistula preaurikular
ini ditangani dengan tepat maka hasilnya akan memuaskan dan kecil kemungkinan untuk
residif.9

4
BAB III
KESIMPULAN

Fistula preaurikular merupakan kelainan herediter yang dominan. Fistula dapat


ditemukan di depan tragus. Berbentuk bulat atau lonjong, dengan ukuran seujung pensil. Fistula
ini sering menjadi infeksi dan bakteri yang menyebabkan infeksi ini adalah Staphylococcus
epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus viridians, Peptococcus species, dan
Proteus species.
Kelainan ini biasanya asimptomatik. Penderita dengan fistula preaurikularpada
umumnya datang ke dokter setelah terjadi obstruksi dan infeksi fistel ini baik infeksi yang
pertama ataupun infeksi yang berulang dengan keluhan-keluhan rasa sakit dan bengkak di
depan telinga, demamdisertai pengeluaran sekret, dan dapat meninggalkan gejala sisa berupa
jaringan parut (scarring).

5
Penatalaksanaan fistula preaurikulartidak diperlukan kecuali pencegahan terjadinya
infeksi yaitu menghindari manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan dengan alkohol
atau cairan antiseptik lainnya secara rutin. Pada kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan
antibiotik dan kompres hangat.
Pembedahan fistula adalah dengan diseksi dan eksisi komplit dari fistula dan
salurannya, hanya dilakukan pada infeksi yang berulang oleh karena sulitnya mengeluarkan
fistula secara lengkap. Fistula preaurikular umumnya memiliki prognosis yang baik

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardhiah A.Fistula Preaurikular Kongenital Majalah Kedokteran Nusantara 2005.


Desember, 30th vol 3, hal 328-332.
2. Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam Soepardi EA, Iskandarb N,
Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta : Balai penerbit FK UI; 2007.hal.57.
3. Kumar Chowdary K, Sateesh Chandra N, Karthik Madesh R. Preauricular Sinus: A Novel
Approach. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2012;65(3):234-
236.

6
4. Tan T, Constantinides H, Mitchell T. The preauricular sinus: A review of its aetiology,
clinical presentation and management. International Journal of Pediatric
Otorhinolaryngology. 2005;69(11):1469-1474.
5. Huang X, Tay G, Wansaicheong G, Low W. Preauricular Sinus. Archives of
Otolaryngology–Head & Neck Surgery. 2007;133(1):65.
6. Yudhanto D. Penatalaksanaan Sinus Preaurikular Kongenital. Jurnal Kedokteran Unram.
2017;6(1):1-7.
7. Nazim B,Yunus FS, Ahmad G, Case Report Of The Preauricular Sinus/Cyst, Van Medical
Journal, Deparment Of Otorhinolaryngology, Faculty Of Medicine, Turkey 2016: 23(4)
:352-356
8. Kim Hj, Lee JH, Cho HS, Moon IS, A Case Of Bilateral Postauricular Sinuses, Korean
Medical Journal Audiol 2012 : 16:99-101
9. Munilson J, Huryati E, Pulungan M, Laporan Kasus Penaalaksanaan Sinus Preaurikular
Tipe Varian Dengan Pit Pada Heliks Desenden Postero-Inferior, Jurnal Kedokteran
Andalas, Padang 2012:1(1).
10. Hanson LJ. Epidermal Inclusion Cyst. 2010 (cited 2014April30th); Available from URL:
http://emedicine.medscape.com/article/1061582-overview

Anda mungkin juga menyukai