Anda di halaman 1dari 47

1

Nama : Handroyatul Masruroh (084141244)


Kelas : A6

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE THINK, PAIR,


SHARE DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII EXCELLENT MTS ZAINUL
HASAN BALUNG KAB. JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
2016/2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada
setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu
sepanjang hidupnya. Sedangkan preses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang
di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif,
dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa,sehingga terdapat perubahan
dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan atau sikap.1
Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat diera global harus
dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya keterampilan intelektual,
sosial dan personal. Keterampilan-keterampilan tersebut dibangun tidak hanya dengan
landasan rasio dan logika saja, tetapi juga inspirasi, kreativitas, moral, intuisi (emosi)
dan spiritual.
Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniatur masyarakat perlu
mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan era global.
Karena proses pembelajaran yang baik akan dapat menciptakan prestasi yang
berkualitas. Oleh karena itu guru sebagai salah satu komponen penting keberhasilan

1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bumi Aksara, Bandung, 2001), hlm.48
2

pembelajaran, harus mampu menempatkan dirinya sebagai sosok yang mampu


membangkitkan hasrat siswa untuk terus belajar.
MTS Zainul Hasan Balung Kabupaten Jember adalah salah satu lembaga
pendidikan yang sangat menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang
dihasilkan mampu berperan dalam persaingan global. Usaha ke arah tersebut sudah
banyak dilakukan oleh pihak sekolah terkait, seperti pemenuhan sarana prasarana,
media pembelajaran, guru yang profesional serta komponen lain yang mampu
meningkatkan kualitas pendidikan yang dijalankan, dengan harapan akan mampu
menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik, yang pada ujungnya akan
menjadikan sekolah yang berkualitas.
Namun ternyata saat ini masih banyak permasalahan-permasalahan yang
muncul di sekolah ini, diantaranya adalah Selama ini, dalam pembelajaran Fiqih siswa
kurang motivasi dan cenderung bosan hal tersebut sangat mempengaruhi terhadap
prestasi belajar siswa, setelah di amati penyebabnya antara lain, metode yang di
gunakan dalam pembelajaran pendidikan agama islam adalah ceramah, tanya jawab,
dan diskusi. Metode ceramah masih menjadi pilihan dalam penyampaian materi,
sehingga siswa cenderung bosan, dan kurang bersemangat untuk belajar. Hal ini akan
membuat kualitas pembelajaran menjadi rendah, dan memungkinkan hasil belajar
siswa akan menurun. Metode tanya jawab kurang efektif karena hanya siswa yang
pintar dan aktif yang mau menjawab pertanyaan yang diberikan, sehingga terjadi
kesenjangn antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar. Sedangkan dalam
metode diskusi tidak semua topik dapat disajikan dengan metode diskusi.
Hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat di diskusikan.
Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu, sulit untuk menentukan batas
luas atau kedalaman suatu uraian diskusi. Biasanya tidak semua siswa berani
menyatakan pendapat, sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa
mengemukakan pendapat. Pembicaraan dalam diskusi mungkin di dominasi oleh
siswa yang berani dan telah terbiasa berbicara, siswa pemalu dan pendiam tidak
akan menggunakan kesempatan untuk berbicara, dan memungkinkan timbulnya rasa
permusuhan antar kelompok atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih
rendah, remeh, atau lebih bodoh.
Dari permasalahan yang di jelaskan di atas, maka dibutuhkan tindakan yang
mampu menjadi jalan keluarnya. Salah satu solusinya adalah penggunaan metode
yang tepat, yaitu metode yang mampu membuat seluruh siswa terlibat dalam suasana
3

pembelajaran. Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru
dalam membelajarkan siswa. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar.2
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru menjawab dari
permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut serta untuk lebih mengaktifkan
pembelajaran di kelas adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan
metode Think- Pair-Share.Pembelajaran kooperatif dengan metode Think- Pair-
Share terdiri dari tiga tahap kegiatan siswa yang menekankan pada apa yang
dikerjakan siswa pada setiap tahapnya.
Tahap yang pertama adalah berfikir (Think). Pada tahap ini guru
mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran dan siswa berfikir sendiri
mengenai jawaban tersebut. Waktu berfikir ditentukan oleh guru. Pada tahap
selanjutnya siswa berpasangan (pair) dengan temennya dan mendiskusikan
mengenai jawaban masing-masing. Sedangkan pada tahap terakhir, siswa berbagi
(Share) yaitu guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja
sama dengan kelas secara keseluruhan untuk mengungkapkan mengenai apa yang
telah mereka diskusikan. Dengan berdiskusi dan berfikir sendiri dengan teman,
diharapkan siswa lebih biasa memahami konsep, menambah pengetahuannya serta
dapat menemukan kemungkinan solusi dari permasalahan.
Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan
suatu tindakan melalui penelitian pendidikan. Dalam hal ini, peneliti mengangkat
satu topik yang sesuai dengan kondisi yang di hadapi saat ini, yaitu “ Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Metode Think, Pair, Shair dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Excellent MTS
ZAINUL HASAN Balung Kab. Jember Semester Genap Tahun Ajaran
2016/2017.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya Guru dalam menggunakan Metode atau Strategi dalam Pembelajaran.
2. Kurangnya Media Pembelajaran yang digunakan Guru untuk menyampaikan
materi tentang Sholat Jenazah.
3. Pembelajaran kurang menarik dan kurang menyenangkan bagi siswa.

2
Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta:Rineka Cipta 1997), hal:43
4

4. Rendahnya Prestasi Belajar siswa dalam pelajaran PAI khususnya mata pelajaran
Fiqih.
C. Perumusan Masalah
Sebagai mana telah dikemukakan terdahulu dalam latar belakang masalah serta
dari pengamatan awal ditemukan fenomena-fenomena yang dipilih sebagai objek
perhatian untuk dikaji secara ilmiah dapat di indentifikasikan masalah sebagai berikut
:
1. Apakah metode pembelajaran kooperatif model think-pair-share dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih materi Shalat
Jenazah kelas VII Excellent MTS Zainul Hasan Balung Kabupaten Jember?”
2. Bagaiman Penerapan metode pembelajaran kooperatif model think-pair-share
dalam mata pelajaran Fiqih materi Shalat Jenazah kelas VII Excellent MTS
Zainul Hasan Balung Kabupaten Jember?
D. Perumusan Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan penerapan pembalajaran kooperatif dengan metode
think-pair-share dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
kelas VII Excellent MTS Zainul Hasan Balung Kab. Jember.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran
kooperatif dengan metode TPS (Think-Pair-Shair) pada mata pelajaran Fiqih
kelas VII Excellent MTS Zainul Hasan Balung Jember.
2. Untuk penerapan model pembelajaran kooperatif model think-pair-share dalam
pelaksanaan pembelajaran Fiqih materi Shalat Jenazah kelas VII Excellent MTS
Zainul Hasan Balung Kabupaten Jember.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Madrasah Tsanawiyah
a) Menjadikan pijakan dasar untuk lembaga atau sekolah dalam kaitannya
menentukan Kurikulum Pengajaran Fiqih yang lebih baik untuk masa
depan.
b) Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi kepada sekolah sebagai
langkah perbaikan dalam pemebalajaran.
2. Bagi Guru Madrasah Tsanawiyah
a) Sebagai evaluasi, usaha untuk memperbaiki kualitas diri sebagai Guru
yang profesional dalam upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran
5

b) Menambah kreativitas strategi yang akan digunakan oleh guru.


c) Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat (tidak konvensional) tetapi
bersifat variatif.
3. Bagi Siswa Madrasah Tsanawiyah
a) Memudahkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran Fiqih, sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b) Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat.
c) Pelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.

4. Bagi Peneliti
a) Menambahkan khazanah pengetahuan dan dapat mengembangkan
wawasan peneliti.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis menggabungkan interaksi anatara sesama siswa sebagai latihan hidup di
dalam masyarakat nyata .pembelajaran kooperatif di rancang berdasarkan kesadaran
bahwa manusia adalah makhluk sosial .karena satu sama lain saling membutuhkan
,maka harus ada interaksi antar sesama agar manusia yang berbeda terhindar dari
kesalah pahaman antar sesamanya.3
Kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa
adanya interaksi antar pribadi.lebih lanjut,belajar adalah suatu proses pribadi ,tetapi
juga proses sosial yang terjadi ketika masing –masing orang yang berhubungan dengan
yang lain membangun pengertian serta pengetahuan bersama. Pembeajaran kooperatif
tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok yang dilakukan secara asal-asalan
.ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakanya.
Didalam pembelajaran kooperatif,keberhasilan suatu karya sangat bergantung
pada usaha setiap anggotanya .setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung
jawabnya sendiri ,agar tugas selanjutnya dalam kelompokdapat dilaksanakan dan
interaks antar siswa akan lebih intensif.interaksi yang intensif dapat di pastiakn
komunikasi antar siswa berjalan dengan lancar.hasil pemikiran beberapa kepala akan
lebih kaya dari hasil pemikiran satu kepala.melalui metode pembelajaran kooperatif
think pair share ini,siswa akan lebih menghargai perbedaan ,memanfaatkan kelebihan
,dan mengisi kekurangan masing-masing.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen- elemen dalam pembelajaran kooperatif ,anatara lain:
1. Saling ketergantungan positif
Dalam pemelajaran kooperatif ,guru menciptakan suasana yang
mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.hubungan yang saling

3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.( Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. 2007). 94
7

membutuhkan inilah yang di maksud saling ketergantungan positif. Saling


ketergantungan positif menuntut adanya interaksi promotif yang
memungkinkan sesama siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil
belajar yang optimal.
2. Interakisi tatap muka
Intraksi tatap muka menuntut para sisawa dalam kelompok dapat saling
bertatap muka ,melakukan dialog tidak hanya dengan guru, tetapi juga sesama
siswa .interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi
sumber belajar ,sehingga sumber belajar lebih bervariasi. Interaksi semacam
itu sangat penting karena ada siswa yang lebih mudah belajar dari sesamanya.
3. Akuntabilitas individual.
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.
meskipun demikian , penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran secara individual tersebut selanjutnya
disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok dapat
mengetahui siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan.
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan seperti tenggang rasa, sikap
sopan terhadap teman , mengkritik ide , berani mempertahankan pikiran logis ,
tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya di asumsikan tetapi secara
sengaja diajarkan.siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak
hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari semua siswa.
5. Proses kelompok
Siswa memprotes keefektifan belajarnya dengan cara menjelaskan
tindakan mana yang dapat menyumbang belajar dan mana yang tidak, serta
membuat keputusan ataupun tindakan yang dapat di lanjutkan atau yang perlu
diubah.
Semetara tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam
pembelajaran kooperatif adalah sebagaimana berikut:
8

Tabel 2.1
Langkah-langkah pebelajaran kooperatif
Fase tahapan tingkah laku guru
1 menyampaikan tujuan dan guru menyampaikan
motivasi siswa. semua tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran
tersebut dan motivasi
siswa belajar
II Menyajikan informasi guru menyajikan
informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahan bacaan.
III Mengorganisasikan siswa guru menjelaskan kepada
kedalam kelompok kooperatif siswa bagaimana caranya
membentuk kelompok
belajar dan membantu
setiap kelompok agar
melakukan transisi
secara efisien.
IV Membimbing kelompok guru membimbing
bekerja dan belajar kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas
V Evaluasi guru mengevluasi hasil
belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau
masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil
belajarnya.
9

VI memberikan penghargaan guru mencari cara-cara


menghargai baik upaya
maupun hasil belajar
individu dan kelompok

Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan .


Keuntungan pembelajaran kooperatif anatra lain:
a) Siswa bertanggung jawab atas proses belajarnya , terlibat secara aktif, dan
memiliki usaha yang lebih besar untuk berprestasi .
b) Siswa mengebngkan keterampilan berfikir tinggi dan berfikir kritis.
c) Hubungan yang lebih positif antar siswa dan kesehatan psikologis yang
lebih besar.
Sedangkan kelemahan dari pembelajarn kooperatif ini adalah:
1) Bagi guru, guru kan kesulitan mengelompokkan siswa yang memiliki
kemampuan heterogendari segi prestasi akademis dan banyak
menghabiskan waktu untuk diskusi.
2) Bagi siswa, siswa dengan kemampuan yang tinggi masih bnyak yang
belum terbiyasa untuk menyampsikan atau memberi penjelasan kepada
siswa lain sehingga sulit untuk dipahami.dalam hal ini guru menekankan
pentingnya menjawab dan mengajukan pertanyan kepada siswa lain dalam
suatu kelompok guna menghidupkan suasana pembelajaran kooperatif.
Ada 4 model pembelajaran kooperaif yaitu:
(a) STAND (student teams achievement divisions), merupakan
pembelajaran kooperatif yang di kembangkan oleh Robert slavin
dari universitas John Hopkins.model ini menekankan kerja sama
antar sesama anggota kelompok untuk mencapai ketuntasan
belajar,serta setiap minggu dilakukan evaluasi dan pemberian skor.
(b) JIGSAW, merupakan pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
kelompok pakar(expret group)dan kelompok awal (home teams),
dimana setiap anggota kelompok bertangung jawab untuk
mempelajari bagian akademik dari semua bahan akademik yang
disodorkan guru.4

4
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008),48.
10

(c) GI, (group investigation), merupakan pembelajaran kooperatif


dimana siswa dilibatkan sejak perencanaa, baik dalam menentukan
topik maupun cara untuk pembelajaran secara investigasi.metode
ini mrnuntut para siswa memiliki kemapuan berkomunikasi dengan
baik.
(d) Metode sruktural, model ini menekankn pada sruktur-sruktur
khusus yang dirancang mempengaruhi pola-pola interaksi siswa
.model struktural di bedakan menjadi dua antara lain:
(1) Think – pair – share,merupakan suatu pembelajaran
kepooratif yang memberikan kepada siswa waktu untuk
berfikir dan merespon. Hal `ini menjadi faktor kuat dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon
pertanyaan serta menumbuhkan sikap saling membantu satu
sama lain. Ada tiga langkah dalam model ini, antara lain:
berfikit(think), berpasangan(pair), dan berbagi(share).
(2) Numbered head together, model ini merupakan
pembelajaran kooperatif yang melibatkan para siswa dalam
meriview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran
dengan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka
mengenai isi pelajaran tersebut terdapat 4 langkah model ini
yaitu:penomoran,pengajuan,pertanyaan,berfikir
bersama,dan pemberian jawaban.
B. Kooperatif Model Think-Pair-Share
1. Pengertian Think-Pair-Share
Think-Pair-Share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi
siswa waktu untuk berfikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Metode
ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespons pertanyaan. Pembelajaran
kooperatif model Think-Pair-Share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita
waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk ataupun mengelompokkan siswa.
Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat
teman.
Think-Pair-Share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan
oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland pada tahun 1981.
11

TPS mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu
diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Think-Pair-Share
memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu
sama lain.
Think-Pair-Share memiliki prosedur yang secara eksplisit untuk memberi
siswa waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan
demikian diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling
bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif.
2. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Think-Pair-Share
Susilo, menyebutkan tahapan demi tahapan yang dilakukan pada pelaksanaan
Think-Pair-Share, antara lain :5
a) Tahap satu, think (berpikir).
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi
pelajaran. Proses TPS dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakah
pertanyaan yang mengalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini
hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan
berbagai macam jawaban.
b) Tahap dua, pair (berpasangan).
Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang
diberikan guru tadi dalam waktu tertentu. Lamanya waktu ditetapkan oleh
guru berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat pertanyaannya,
dan skedul pembelajaran. Siswa disarankan untuk menulis jawaban atau
pemecahan masalah hasil pemikirannya.
c) Tahap 3, share (berbagi)
Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua
maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap
terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk
mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan
dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda.

3. Alasan-Alasan Penggunaan Think-Pair-Share

5
Muslimin, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.(Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2003),64
12

Ada beberapa alasan mengapa TPS perlu digunakan antara lain , TPS
membantu merestrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah ditentukan
sehingga membatasi kesempatan pikirannya melantur dan tingkah lakunya
menyimpang karena harus melapor hasil pemikirannya ke mitranya/temannya. TPS
meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyak informasi yang dapat
diingat siswa. TPS meningkatkan lamanya “Time On Task” dalam kelas dan kualitas
kontribusi siswa dalam diskusi kelas. Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup
sosialnya.
4. Kelebihan Think-Pair-Share
Kelebihan Think Pair Share, antara lain:
a) TPS mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap
kesempatan.
b) Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan kualitas respons siswa.
c) Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata
pelajaran.
d) Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.
e) Siswa dapat belajar dari siswa lain.
f) Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi
atau menyampaikan idenya.6
5. Kekurangan Think-Pair-Share
a) Guru akan kesulitan mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan
heterogendari segi prestasi akademis dan banyak menghabiskan waktu
untuk diskusi.
b) Siswa dengan kemampuan yang tinggi masih bnyak yang belum terbiasa
untuk menyampaikan atau memberi penjelasan kepada siswa lain
sehingga sulit untuk dipahami.dalam hal ini guru menekankan pentingnya
menjawab dan mengajukan pertanyan kepada siswa lain dalam suatu
kelompok guna menghidupkan suasana pembelajaran kooperatif.
6. Aplikasi Waktu Penggunaan Think Pair Share
Aplikasi waktu dalam menggunakan pembelajaran kooperatif model Think
Pair Share adalah :

6
Hartina,Pembelajran Comperatif Learning,(Jakarta:Rajawali Press,2008),34
13

a) Dapat digunakan di awal pelajaran sebelum mempelajari suatu materi


(untuk mengetahui pengetahuan awal siswa).
b) Selama guru memperagakan, bereksperimen, atau menjelaskan.
c) Setiap saat untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan.
C. Materi Fiqih
1. Pengertian Fiqih
Mata pelajaran Fiqih adalah salah satu mata pelajaran PAI yang dasar
pembelajaran dari pelajaran fiqih baru dipelajari oleh peserta. Pembelajaran
tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya
kajian fiqh baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah, yang
dilandasi oleh prinsip prinsip dan kaidah kaidah ushul fiqh serta menggali tujuan
dan hikmahnya,sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi dan untuk hidup bermasyarakat.
Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada ppeserta didik untuk mempraktikkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun
lingkungannya
2. Pengertian Shalat Jenazah
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan
umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan
shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin
telah melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia,
maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan
pengurusan jenazah tersebut.
3. Syarat-Syarat Shalat Jenazah
Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:
a. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus
menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan,
pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.
b. Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah sudah selesai
dimandikan dan dikafani.
14

c. Jenazah diletakkan disebelah kiblat orang yang menshalatkan.,


kecuali kalau melaksanakan shalat gaib.
4. Rukun dan tata cara mengerjakan shalat jenazah
Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan
iqmat. Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka :
a. Bacaan Niat
b. Takbir Pertama
Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu
akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas
perut (sidekap), tanpa do’a iftitah kemudian langsung membaca Al-
Fatihah.
c. Takbir Kedua
Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat, kemudian
takbir("Allahumma shalli ‘alaa Muhammad)
d. Takbir Ketiga
Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:
Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu
e. Takbir Keempat
Selesai takbir keempat, lalu membaca: Allaahumma Laa
Tahrimnaa Ajrahu Wa Laa Taftinnaa Ba'dahu Waghfir Lanaa Wa
Lahu Wa Li'ikhwaaninal Ladziina Sabaquunaa Bil Hmaani Wa
Laa Taj'al Fii Quluubinaa Ghillan Ulladziina Aamanuu Rabbanaa
Innaka Ra'uu-Furrahiim.
f. Kemudian salam
5. Keutamaan Melaksanakan Shalat Jenazah
Rasulullah saw. bersabda:

“Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka ia


mendapatkan satu qirath. Dan barang siapa menghadirinya sampai jenazah itu
dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath. Ada yang bertanya: Apakah dua
qirath itu? Rasulullah saw. bersabda: Sama dengan dua gunung yang besar.”
(HR Abu Hurairah).
15

D. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Think-Pair-Share dengan Materi


Fiqih
Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya pada mata pelajaran
Fiqih adalah agar siswa memahami konsep-konsep Pendidikan Agama Islam dan
saling keterkaitannya serta mampu menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya dengan menyadari kebesaran penciptanya. berbagai
keterampilan gerak dasar dan keterampilan kompleks yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tidak lepas dari peran guru dalam
menentukan metode dalam pembelajaran Fiqih. Salah satu metode yang tepat dalam
pembelajaran Fiqih adalah metode Think-Pair-Share. Metode Think-Pair-Share
mempunyai kedudukan yang penting dalam pendidikan Pendidikan Agama Islam
khususnya materi Fiqih. Think-Pair-Share merupakan suatu metode pembelajaran
kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berfikir dan merespons serta saling bantu
satu sama lain. Pembelajaran kooperatif model Think-Pair-Share ini relatif lebih
sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk
ataupun mengelompokkan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani
berpendapat dan menghargai pendapat teman.
Think-Pair-Share memiliki prosedur yang secara eksplisit untuk memberi
siswa waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan
demikian siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung
pada kelompok kecil secara kooperatif hal ini akan berpengaruh pada pemahaman
akan materi mereka pelajari. Sesuai dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara pembelajaran kooperatif metode think-pair-
share dengan prestasi belajar dalam pembelajaran Fiqih ini.
E. Teori Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “Prestasi” dan “belajar”.
Meskipun demikian kedua kata tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang
lain.
Beberapa ahli sepakat bahwa ‘prestasi’ adalah hasil dari suatu kegiatan.
Dimana hasil yang dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau nilai. Dibawah
ini merupakan pendapat para ahli dalam memahami kata ‘prestasi’
16

a) WJS Poerdarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah


dicapai (dilakukan, dikerjaakan dan lain sebagainya).
b) Mas’ud Khasan Abu Qodar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan,
hasil pekerjaaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan dikerja.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan berupa
penilaian terhadaap proses yang telah dilalui.7 Dimana didalam pendidikan, prestasi
merupakan hasil dari pemahaman yang didapat serta penguasaan nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum. Sehingga prestasi didapat diukur dengan nilai yang di
adapat dari pengadaan tes maupun evaluasi belajar.
Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan
perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman masa
lampau dengan apa yang sedang diamati oleh siswa dalam bentuk angka yang
bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan baik aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.8
Dengan demikian dapaat ditarik kesimpulan bahwa kata prestasi pada
dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu yaitu perubahan tingkah laku. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai
hasil dari aktivitas belajar.
2. Macam-Macam Prestasi Belajar
Macam-macam prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai tingkatan
keberhasilan siswa dalam belajar yang dituntutkan dengan taraf pencapaian prestasi.
Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar meengemukakan “pada
prinsipnya, pengembangan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman proses belajar siswa.”9
Dengan demikian prestasi belajar dibagi ke dalam tiga macam prestasi
diantaranya:
a) Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta).

7
Sumadi Suryabra,Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Rajawali Press,1993),5
8
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2005), 45
9
Muhibbinsyah,Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru,(Bandung:PT RemajaRosdakarya),125
17

b) Prestasi yang bersifat kognitif yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman,


aplikasi atau penerapan, analisis (pemeriksaan dan penelitian secara teliti),
sintesis (membuat paduan baru dan utuh).
c) Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa) yaitu meliputi: penerimaan,
sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalaman),
karakterisasi (penghayatan). Misalnya seorang siswa dapat menunjukkan
sikap menerima atau menolak terhadap suatu pernyataan dari
permasalahan atau mungkin siswa menunjukkan sikap berpartisipasi dalam
hal yang dianggap baik dan lain-lain.
d) Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) yaitu: keterampilan
bergerak, bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal. Misalnya
siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang tua,
maka si anak mengaplikasikan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-
hari
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik berasal
dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar
yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
tersebut. Oleh karena itu pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai
prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.10
Namun dalam buku Mulyasa mengemukakah komponen-komponen yang
terlibat dalam pembelajaran, dan berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah:
a) Masukan mentah menunjukkan pada karakteristik individu yang mungkin
dapat memudahkan atau justru menghambat proses pembelajaran.
b) Masukan instrumental, menunjukkan pada kualifikasi serta kelengkapan
sarana yang diperlukan, seperti guru, metode, bahan, atau sumber dan
program.
c) Masukan lingkungan, yang menunjukkan pada situasi, keadaan fisik dan
suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajaran dan teman.

10
Muhibbinsyah,Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru,(Bandung:PT RemajaRosdakarya),132
18

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah :


1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, faktor ini
terdiri dari:
(a) Faktor biologis yaitu meliputi Kondisi fisik, yang mana pada
umumnya kondisi fisik mempengaruhi kehidupan seseorang,
Misalnya adalah Panca Indra.
(b) Faktor psikologis, faktor psikologis yang terganggu akan sangat
berpengaruh terhaddap prestasi belajar siswa, adapun yang
mempengaruhi faktor ini adalah Intelegensi, Minat, Bakat,
Motivasi, dan Sikap
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi:
(a) Faktor lingkungan sosial
Faktor sosial menyangkut hubungan antara manusia yang
terjadi dalam berbagai situasi sosial. Lingkungan sosial sekolah
seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas
depat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
(b) Faktor lingkungan non sosial
Faktor lingkungan yang bukan non sosial seperti lingkungan
non sial seperti gedung, sekolah dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan dan waktu belajar yang digunakan siswa.11
(c) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan
seresidensi pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini
berarti seperangkat operasional yang direkayasa sedemikian rupa
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar
antara lain:
(1) Keadaan jasmani
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, diperlukan jasmani yang
sehat, karena belajar memerlukan tenaga, apabila jasmani dalam keadaan
sakit, kurang gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan efektif.

11
Muhibbinsyah,Psikologi Pendidikan dengan Pendidikan Baru,(Bandung:PT RemajaRosdakarya 2014),135
19

(2) Keadaan Sosial Emosional


Peserta didik yang mengalami keguncangan emosi yang kuat, atau
mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak disukai temannya tidak
dapat belajar dengan efektif, karena kondisi ini sangat mempengaruhi
konsentrasi pikiran, kemauan dan perasaan.
(3) Keadaan Lingkungan
Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang
perangsang dari luar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi pikiran.
Sebelum belajar harus tersedia cukup bahan dan alat-alat serta segala sesuatu
yang diperlukan.
Selain faktor-faktor diatas, yang mempengaruhi prestasi belajar adalah, waktu
dan kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu
berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik yang memiliki banyak waktu dan
kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang tinggi dari pada yang
hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan untuk belajar.
4. Cara Mengukur Prestasi belajar
Seorang siswa dikatakan tuntas bahan belajar apabila nilai siswa mencapai
taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan yang
dipelajarinya. Prinsip dasar tes hasil belajar adalah:
a) Tes hasil belajar hendaknya mengukur tujuan belajar yang telah ditentukan
selaras dengan tujuan pengajaran.
b) Tes hasil belajar hendaknya mengukur sampel yang representatif b. Tes
hasil belajar hendaknya memuat butir-butir yang paling cocok
c) Tes hasil belajar hendaknya sesuai dengan maksud penggunaannya
d) Tes hasil belajar hendaknya reliabel dan ditafsirkan secara cermat
e) Tes hasil belajar hendaknya memperbaiki hasil belajar34.
Tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: ulangan harian, tes mid
semester dan tes akhir semester.
1) Ulangan Harian
Ulangan harian diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung.
Ulangan ini biasanya dilaksanakan setelah selesai dalam satu sub pokok
bahasan atau satu pokok bahasan suatu materi pelajaran. Apabila dilaksanakan
sebelum pelajaran disebut pretes yaitu untuk membantu siswa mengingat
20

kembali hal-hal yang telah disampaikan guru atau sebagai jembatan untuk
menuju pelajaran berikutnya. Dilaksanakan setelah selesai pelajaran atau
pokok bahasan disebut postes yaitu untuk mengetahui seberapa besar daya
serap siswa terhadap pelajaran yang disampaikan guru.
2) Tes Mid Semester
Tes ini diadakan pada pertengahan semester, dan dilaksanakan setelah
beberapa pokok bahasan selesai atau telah menyelesaikan sebagian dari
seluruh materi pelajaran dalam satu semester.
3) Tes Akhir Semester
Tes ini diselenggarakan pada akhir semester, yaitu akhir semester satu dan
akhir semester dua. Tujuan akhir semester adalah untuk mengetahui seberapa
jauh yang telah dicapai siswa dalam belajar selama satu semester.
F. Hasil Penelitian Yang Releven
Hasil penelitian sebelumnya yang relevan adalah penelitian yang di lakukan
oleh Karimah ,inayatul.2008 Upaya Penerapan Pembelajaran Kooperatif model Think
Pair Share untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
Fiqih Materi Shalat Sunah di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Megaluh,Jombang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan motivasi belajar
siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Megaluh,Jombang setelah diterapkannya
pendekatan Pembelajaran Kooperatif model Think Pair Share untuk meningkatkan
Prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat Sunah di Kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Megaluh,Jombang.
Persamaan penelitian ini dengan peneliti lakukan adalah pada kajian yang di
gunakan, sama-sama menggunakan pendekatan Pembelajaran Kooperatif model Think
Pair Share , sama-sama menggunakan mata pelajaran Fiqih , persamaan berikutnya
adalah ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran dengan materi yang
di berikan guru terhadap , dan persamaan lainnya adalah sama-sama bertujuan untuk
meningkatkan Prestasi Belajar.
21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTS Zainul Hasan Balung Kabupaten Jember.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun pelajaran
2016/2017.
Subjek penelitian adalah siswa MTS Zainul Hasan kelas VII Excellent. Jumlah
siswa di kelas adalah 18 orang. Yang teridri dari 7 orang siswa dan 11 orang siswi
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian tindakan kelas (classroom action
research) secara kolaboratif, antara peneliti dan guru mata pelajaran Fiqih MTS
Zainul Hasan Balung. Adapun penelitian ini direncanakan dalam dua siklus atau tahap
penelitian yang terdiri atas :
Tahap 1: perencanaan
Tehap 2: pelaksanaan
Tahap 3: pengamatan
Tahap 4: refleksi 12

12
Suharsini Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 74
22

Prosedur kerja siklus I dan II dapat dilihat dalam skema dibawah ini:

Orientasi perencanaan

Pelaksanaan
Refleksi Siklus I Tindakan

Pengamatan

Orientasi perencanaan
berikutnya

Perbaikan
perencanaan

Pelaksaan
Refleksi
Siklus II Tindakan

Siklus
berikutnya Pengamatan
23

Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Tindakan yang akan dilakukan pada siklus I adalah persiapan pelaksanaan
pembelajaran kooperatif metode think-pair-share. Kegiatan persiapan yang dilakukan
oleh peneliti dan guru pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Menyusun silabus, rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa pada kompetensi dasar
permasalahan Sholat Jenazah dengan pembelajaran kooperatif metode Think-pair-share

b. Membuat lembar panduan observasi (pedoman pengamatan) untuk mengamati aktivitas


belajar siswa yang nampak selama mengikuti pembelajaran kooperatif metode Think-
pair-share
c. Membuat rambu-rambu penilaian selama siswa melakukan aktivitas belajar.
d. Menentukan kelompok masing-masing terdiri 4-5 orang yang heterogen tingkat
kemampuannya.
e. Menentukan topik/tema yang digunakan untuk wacana atau kliping tiap-tiap kelompok
Topik dipelajari:
1)Pengertian Shalat Jenazah
2) Sumber Hukum melaksanakan Shalat Jenazah (Q.S)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal
1) Guru mengadakan prsensi terhadap kehadiran siswa
2) Guru memberikan Motivasi
3) Guru melakukan Apersepsi atau tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya
4) Guru menyampaikan sebagian dari materi.
5) Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dengan
pembelajaran kooperatif metode think-pair-share
6) Guru membentuk beberapa kelompok dan membagi sub materi terhadap
kelompok. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5orang siswa dalam satu kelompok tingkat kecerdasan dibagi secara
merata.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing
kelompok. Pembagian sub materi setiap kelompok berbeda-beda.
24

2) Guru menugaskan masing-masing kelompok untuk melakukan investigasi


materi yang sudah dibagikan.
3) Guru mempersilahkan siswa membacakan hasil kerja kelompok dari salah
satu wakil kelompok maju untuk membacakan hasil diskusi dan kelompok
lain menyimak, mendengarkan, mengevaluasi atau menanggapi tentang
topik yang dipresentasikan. Kemudian dilanjutkan wakil kelompok
berikutnya membacakan hasil diskusinya.
4) Kelompok yang maju membuat kesimpulan hasil diskusi kelas dalam
bentuk laporan.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan.
2) Guru memberikan Refleksi dengan memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya materi yang belum dipahami.
3) Peserta didik mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran.
4) Guru memberikan tugas untuk pertemuan minggu depan membaca materi
berikutnya
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan


menerapkan pembelajaran kooperatif metode think-pair-share dengan
menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Lembar
observasi tersebut berisi tentang pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran.
b. Selain menggunakan lembar pengamatan, kejadian-kejadian selama kegiatan
pembelajaran dicatat dalam jurnal atau catatan lapangan, yang nantinya dapat
bermafaat untuk pengambilan keputusan apakah pelaksanaan pembelajaran
dengan pembelajaran kooperatif metode think-pair-share perlu diadakan
perbaikan atau tidak.
4.Tahap Refleksi
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dalam berbagai aspek
yang daiamati. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dan menganalisis data hasil observasi dan data dari catatan lapangan.
25

b. Melakukan refleksi apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan aktivitas


belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Shalat Jenazah. Hasil refleksi selanjutnya
digunakan untuk melakukan tindakan siklus II.

Siklus II

Pada siklus II, tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan sama dengan pada siklus I
tetapi penentuan kelompok dan tema kerja kelompok yang dibahas ditentukan oleh guru.
Pada siklus II materi tentang Shalat Jenazah. Kegiatan pada siklus II difokuskan untuk lebih
meningkatkan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran karena pada siklus I kelompok
tidak seimbang atau tidak heterogen, sehingga peningkatan aktivitas belajar belum maksimal,
karena itu kelompok ditentukan oleh guru. Siklus II dilaksanakan apabila pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I belum sesuai dengan indikator ketercapaian yang ditentukan, yaitu
Siklus dihentikan apabila 75% dari jumlah siswa minimal sudah mendapatkan nilai 75.
Apabila siklus II belum berhasil maka akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
Jadwal Penelitian

Maret April Mei


NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Perencanaan PTK
a. Penyusunan √ √
proposal
b. Penyusunan √
instrumen
penelitian
26

2. Pelaksanaan PTK
a. Siklus I
1) Tindakan √ √
praktek
pembelajaran
2) Observasi dan √
refleksi
b. Siklus II
1) tindakan √
praktek
pembelajaran
2) observasi dan

refleksi

3. Penyusunan hasil √ √ √ √
laporan

C. Instrumen Penelitian
1. Rencana Pelaksanaan Pebelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu panduan langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam
skenario kegiatan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus 1 dan
siklus 2 dibuat berdasarkan format yang diisyaratkan dalam kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran pada materi
pokok binatang halal dan haram dengan menggunakan model pembelajaran
think-pair-share
2. Lembar kerja Siswa
Lembar Kerja adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja dibuat
berdasarkan langkah-langkah untuk memahami dan mempraktekkan Shalat
Jenazah dengan model pembelajaran think-pair-share
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi tersebut digunakan
27

pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui seberapa jauh


keterlaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif metode think-pair-share
selama pembelajaran berlangsung.
a. Lembar observasi pengolahan pembelajran kooperatif untuk
mengamati kemampuan guru dalam kelas.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru selama pross pembelajaran.
4. Tes akhir
Tes akhir dilakukan pada akhir siklus I dan siklus II. Tes akhir pada siklus I
dipakai untuk melihat keberhasilan sementara pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share materi Shalat
Jenazah, sebagai evaluasi untuk refleksi pada siklus II. Sedangkan tes akhir pada
siklus II untuk melihat keberhasilan model pembelajaran ini.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Berdasarkan cara pengumpulan data atau
mendapatkan data, maka metode pengumpulan data-datanya menggunakan:
1. Observasi
Observasi adalah “suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.13
Observasi atau yang biasa disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap.
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dimana peneliti
melakukan pengamatan langsung yang dibantu oleh dua observer. Observasi
dilakukan dengan melihat, mengamati sendiri dan mencatat perilaku siswa pada
saat proses pembelajaran.

2. Dokumentasi

13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V, (Yogyakarta: Rineka Cipta,
2002), 27
28

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui, mendapatkan gambaran dan


sebagai evaluasi akhir dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk memperkuat
data yang diperoleh peneliti berupa gambar maupun vidio.
3. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
dilakukan dengan seorang peneliti untuk mendapatkan data dari peserta didik
terkait pemahaman tentang materi yang sudah dibahas. Wawancara ini bisa
dilakukan melalui tanya jawab dengan peserta didik pada saat proses
pembelajaran maupun akhir pembelajaran.
4. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.14 Metode tes digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik
dalam belajar Fiqih materi Shalat Jenazah. Tes yang dilakukan peneliti adalah
setelah tindakan, berupa tes tertulis yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
E.Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu
reduksi data, model data, penarikan/verifikasi kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,
abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan
lapangan yang tertulis. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara
kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif.
Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan.15
Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan
bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi
kode, untuk ditarik ke luar,dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa
pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data
adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan,
membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat
digambarkan dan diverifikasikan.
2. Model Data/Penyajian Data

14
Suharsini Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,( Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 53
15
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta :Rajawali Pers, 2011),129.
29

Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun.


Seperti yang disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita
memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan
yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Bentuk penyajian data kuantitatif :
a) Teks Naratif : berbetuk catatan lapangan;
b) Model tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan
bagan. Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu, bentuk yang praktis.
Pada umumnya teks tersebut terpencar-pencar, bagian demi bagian, tersusun
kurang baik. Pada kondisi seperti itu peneliti mudah melakukan suatu kesalahan
atau bertindak secara ceroboh dan sangat gegabah mengambil kesimpulan yang
memihak, tersekat-sekat dan tidak berdasar. Kecenderungan kognitifnya adalah
menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang
disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami.
Peneliti selanjutnya dapat dengan baik menggambarkan kesimpulan yang
dijustifikasikan dan bergerak ke analisis tahap berikutnya. Sebagaimana dengan
reduksi data, menciptakan dan menggunakan model bukanlah sesuatu yang
terpisah dari analisis. Merancang kolom dan baris dari suatu matrik untuk data
kualitatif dan menentukan data yang mana, dalam bentuk yang mana, harus
dimasukkan ke dalam sel yang mana adalah aktifitas analisis.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi
kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai
memutuskan apakah “makna” sesuatu., mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti
yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas,
memelihara kejujuran dan kecurigaan.
Kesimpulan “akhir” mungkin tidak akan terjadi hingga pengumpulan data
selesai, tergantung pada ukuran korpus dari catatan lapangan, pengodean,
penyimpanan, dan metode-metode perbaikan yang digunakan, pengalaman peneliti,
dan tuntutan dari penyandang dana, tetapi kesimpulan sering digambarkan sejak
awal, bahkan ketika seorang peneliti menyatakan telah memproses secara induktif.
30
31

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2002.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksa

Arikunto,Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V,


Yogyakarta: Rineka Cipta.

Emzir. 2011. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif.Jakarta :Rajawali Pers

Hamalik,Oemar.2001. Proses Belajar Mengajar.Bandung:Bumi Aksara.

Sudjana, Nana.2005.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sanjaya, Wina.2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suryabrata, Sumadi.1993.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suryasubroto.1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta 1997

Syah, Muhibbin.2014. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: Remaja


Rosdakarya

Zaini, Hisyam, dkk.2008, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani


32

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJRAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : VII / II

Materi Pokok : Shalat Jenazah

Alokasi Waktu : 2x40 menit

Tahun Pelajaran : 2016/2017

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,


peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-
aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifiksesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
33

B. Kompetensi Dasar
3.2 Memahami Ketentuan Shalat Jenazah
C. Indikator
3.2.1 Menjelaskan Pengertian Shalat Jenazah
3.2.2 Menyebutkan Menyebutkan Syarat Shalat Jenazah.
3.2.3 Menyebutkan Menyebutkan Rukun Shalat Jenazah
3.2.4 Menjelaskan Tata Cara Melaksanakan Shalat Jenazah
3.2.5 Menjelaskan Keutamaan Shalat Jenazah
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode dan pendekatan scientific diharapkan peserta didik mampu:
1. Menjelaskan Pengertian Shalat Jenazah.
2. Menyebutkan Menyebutkan Syarat Shalat Jenazah
3. Menyebutkan Menyebutkan Rukun dan Tata Cara Shalat Jenazah
4. Menjelaskan Keutamaan Shalat Jenazah
E. Materi Pembelajran
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan
umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan
shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin
telah melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia,
maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan
pengurusan jenazah tersebut.
Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:
d. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus
menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan,
pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.
e. Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah sudah selesai
dimandikan dan dikafani.
f. Jenazah diletakkan disebelah kiblat orang yang menshalatkan.,
kecuali kalau melaksanakan shalat gaib.
Rukun dan tata cara mengerjakan shalat jenazah
Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan
iqmat. Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka :
g. Bacaan Niat
34

h. Takbir Pertama
Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu
akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas
perut (sidekap), tanpa do’a iftitah kemudian langsung membaca Al-
Fatihah.
i. Takbir Kedua
Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat, kemudian
takbir("Allahumma shalli ‘alaa Muhammad)
j. Takbir Ketiga
Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:
Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu
k. Takbir Keempat
Selesai takbir keempat, lalu membaca: Allaahumma Laa
Tahrimnaa Ajrahu Wa Laa Taftinnaa Ba'dahu Waghfir Lanaa Wa
Lahu Wa Li'ikhwaaninal Ladziina Sabaquunaa Bil Hmaani Wa
Laa Taj'al Fii Quluubinaa Ghillan Ulladziina Aamanuu Rabbanaa
Innaka Ra'uu-Furrahiim.
l. Kemudian salam
Keutamaan Keutamaan Melaksanakan Shalat Jenazah sesuai dengan Sabda
Rasulullah :“Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka ia
mendapatkan satu qirath. Dan barang siapa menghadirinya sampai jenazah itu
dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath. Ada yang bertanya: Apakah dua qirath
itu? Rasulullah saw. bersabda: Sama dengan dua gunung yang besar.” (HR Abu
Hurairah).
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi Metode Think-Pair-Share
3. Tanya jawab
4. Pemberian tugas
G. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Papan Tulis,Mapping, dan Kertas
2. Sumber Pembelajaran : Lembar Kerja Siswa Fiqih kelas VII
Semester Genap
35

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


No. Kegiatan Waktu Aspek Life Skill
yang
dikembangkan
1. Pendahuluan 10 menit Pemahaman
Apersepsi dan Motivasi konsep
1. Memberi Salam dan memulai pelajaran
dengan mengucapkan Basmalah dan
kemudian berdo’a bersama
2. Menanyakan kepada siswa tentang Akhlaq
Tercela
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
manfaatnya dalam kehidupan
4. Guru memberikan Motivasi
2 Kegiatan Inti 30 menit Penegasan materi
1. Mengamati :
a. Guru menayangkan video tentang
gambaran Shalat Jenazah
b. Siswa Menyimak video tentang
Shalat Jenazah
c. Mengajukan pertanyaan terkait
materi.
2. Mengumpulkan data/eksplorasi
a. Peserta didik mendiskusikan tentang
materi Shalat Jenazah dengan
menggunakan metode think-pair-
share. Guru mengamati perilaku
siswa disekolah terkait materi
3. Menanya
Menanya (memberi stimulus agar
peserta didik bertanya)
4. Mengasosiasi
36

a. Membuat kesimpulan materi Shalat


Jenazah
5. Mengkomunikasikan, mempresentasikan
atau menyampaikan hasil diskusi Shalat
Jenazah

3 Kegiatan Akhir (Penutup) 5 menit Pengulasan


 Pendidik menjelaskan kembali inti dari
materi/kesimpulan sebagai penutup
materi pembelajaran
 Pendidik menutup atau mengakhiri
pelajaran dengan membaca hamdalah
atau Do’a
 Pendidik mengucapakan salam kepada
para peserta didik sebelum keluar kelas
dan peserta didik menjawab salam

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


Jenis penilaian: Tes dan Non Tes

Bentuk penilaian tes :Soal Essay terlampir


Bentuk penilaian non tes : penilaian sikap dan unjuk kerja

Rubrik Penilaian Sikap dalam Mengikuti Diskusi

Aspek yang diamati


No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
37

Aspek yang dinilai

1. Keaktifan

2. Kerjasama

3. Keberanian berpendapat

4. Keterbukaan terhadap pendapat orang lain

5. Sikap tanggungjawab

Skor penilaian :

Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹60 : Kurang
1. Instrumen dan pedoman penilaian
Guru melakukan penilaian peserta didik pada kegiatan “ PENASARAN? “.
No Nama Siswa Aspek yang Nilai
dinilai
1 a b c
2
3
4
38

dst

Aspek dan rubik penilaian


a. Frekuensi dalam bertanya
1. Jika siswa bertanya 3 kali atau lebih, skor 30
2. Jika siswa bertanya 2 kali, skor 20
3. Jika siswa bertanya 1 kali, skor 10
b. Keterkaitan pertanyaan dengan materi
1. Jika pertayaan sesuai dengan materi, skor 30
2. Jika pertanyaan kurang sesuai dengan materi, skor 20
3. Jika pertanyaan tidak sesuai dengan materi, skor 10
c. Kejelasan/bahasa yang digunakan saat bertanya
1. Jika bahasa jelas, lugas, dan mudah dipahami, skor 30
2. Jika bahasa kurang jelas, krang lugas, dan kurang mudah dipahami, skor 20
3. Jika bahasa tidak jlas, tidak lugas, dan sulit dipahami, skor 10
Nilai : a+b+c

Catatan :

 Kegiatan bertanya bagi siswa adalah bentuk rangsangan agar siswa


berani bertanya dan yang selama ini sangat sulit dimunculkan
 Pertanyaan siswa bagaimanapun bentuknya harus diapresiasi, sehingga
nilai ini bisa dijadikan sebagai nilai proses pembelajaran
 Karenanya, pada poin ‘aspek yang dinilai’, ada poin a dan b, meskipun
pertanyaan dan bahasa tidak tepat, tetap mendapat nilai.
Lembar penilaian

1. Tes tertulis
Nama peserta didik:

Kelas/ semester : VII/Genap

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat dan benar!

1. Jelaskan pengertian Shalat Jenazah !


2. Sebutkan Syarat-Syarat Shalat Jenazah!
3. Sebutkan Rukun dan Tata Cara melaksanakan Shalat Jenazah!
39

4. Jelaskan apa Keutamaan Shalat Jenazah!

Keterangan skor :

Masing-masing nomor dengan kriteria :

Dari kedua soal tersebut dapat dihitung perolehan nilai dengan:

∑ Skor perolehan

Nilai = X 100

Skor Maksimal

Kriteria Nilai

A=80 – 100 : Baik Sekali C=60 – 69 : Cukup

B=70 – 79 : Baik D=‹ 60 : Kurang

Jember, 13 Maret 2017

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran


40

Lampiran 2

LembarPengamatanPengelolaanPembelajaran

Nama Sekolah : ………………. Nama Guru : ……………………

Mata Pelajaran : ………………. Hari/tanggal : ……………………

Sub Konsep : ………………. Pukul : ……………………

Petunjuk

Berikanpenilanandadenganmemberikantandacek (√) padakolom yang sesuai.

Penilaian
No Aspek yang diamati
1 2 3 4

I Pelaksanaan

A. Pendahuluan
1. MemotivasiSiswa
2. Menyampaikantujuanpembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikanlangkahkegiatanbersamasisw
a.
2. Membimbingsiswamelakukankegiatan.
3. Membimbingsiswamendiskusikanhasilkegiat
andalamkelompok
4. Memberikankesempatanpadasiswauntukme
mpresentasikanhasilpenyelidikan.
5. Membimbingsiswamerumuskankesimpulan/
menemukankonsep.
C. Penutup
1. Membimbingsiswamembuatrangkuman.
2. Memberikanevaluasi.
II Pengelolaanwaktu
41

III Antusiasmekelas

1. Siswaantusias
2. Guru Antusias.

Keterangan Jember, Mei 2009

1. Kurangbaik Pengamat
2. Cukupbaik
3. Baik
4. Sangat baik
(…………………)
42

Lampiran 3.

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa

Nama Sekolah : Tanggal :

Kelas/semester : Waktu :

Bahan Kajian : Nama Guru :

Petunjuk Pengisian

Amatilah aktivitas gurudan siswa dalam kelompok sampel selama kegiatan belajar
berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat


melihat semua aktivitas siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan,
kemudian ½ menit pengamat menuliskan kode kategori pengamatan.
3. Pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secara bergantian setiap
periode waktu tiga menit.
4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan
kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara serempak.
Aktivitas guru Aktivitas siswa

1. Menyampaikan tujuan 1. Mendengarkan/memperhatikan


2. Memotivasi siswa/merumusan masalah. penjelasan guru.
3. Mengaitkan dengan pelajaran 2. Membaca buku.
sebelumnya. 3. Bekerja dengan sesama siswa
4. Menyampaikan langkah-langkah/strategi 4. Diskusi antar siswa/antara siswa
5. Menjelaskan materi yang sulit dengan guru.
6. Memebimbing menemukan konsep. 5. Menyajikan hasil pembelajaran
7. Meminta siswa menyajikan dan 6. Mengajukan/menanggapi
mendiskusikan hasil kegiatan. pertanyaan/ide.
8. Memberi umpan balik/evaluasi/tanya 7. Menulis yang relevan dengan
jawab. KBM.
43

9. Membimbing siswa merangkum 8. Merangkum pembelajaran.


pelajaran. 9. Mengerjakan tes evaluasi.

Nama Guru:

Nama Murid: Nama Murid:

Nama Murid: Nama Murid:

Nama Murid: Nama Murid:


44

Nama Murid: Nama Murid:

Jember, Mei 2009

Pengamat

(………………)
45

Lampiran 4

Soal Tes Formatif

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang
paling tepat!

No Soal Kunci Ket.

1. Di bawah ini yang bukan termasuk rukun shalat jenazah adalah .... A

a.Membaca Iftitaf

b. Niat Shalat Jenazah

c. Mengucapkan Salam

d. Membaca Surat Al-fatihah

2. Shalat yang pelaksanaannya tidak ada rukuk dan sujud, dilakukan B


empat kali takbir disebut shalat ....

a. Dhuha

b. Jenazah

c. Tarawih

d. Witir

3. Dalam shalat Jenazah setelah takbir ke-2 membaca .... D

a. Fatihah

b. Iftitah

c. Niat

d. Shalawat Nabi
46

4. Takbir Dalam Shalat Jenazah Adalah.... B

a. 3 takbir

b. 4 takbir

c. 2 takbir

d. 1 takbir

5. Berikut syarat orang yang melaksanakan shalat jenazah, kecuali C


....

a. Berakal

b. Menutup Aurat

c. Bersaudara Dengan Jenazah

d. Beragama Islam

6. Hukum melaksanakan shalat jenazah adalah .... A

a. Fardhu Kifayah

b. Fardhu ‘Ain

c. Sunnah Muakad

d. Sunnah Ghaoiru Muakad

7. Shalawat atas nabi dibaca setelah melakukan takbir yang ke .... B

a. 3

b. 2

c. 5

d. 4

8. Shalat Jenazah yang dilakukan apabila Jenazah tidak ada di D


47

tempat adalah ....

a. Shalat Mayat

b. Shalat Sunnah

c. Shalat Jenazah

d. Shalat Ghaib

9. Waktu yang diperbolehkna melaksanakan Shalat Jenazah adalah A


....

a. Sesudah Shalat Ashar

b. Ketika Matahari benar-benar dalam keadaan terbit dan


meninggi

c. Saat Matahari tegak di atas hingga bergeser ke arah barat

d. Ketika Matahari benar-benar tergelam

10. Yang termasuk rukun Shalat Jenazah adalah ..... C

a. Orang Islam

b. Menghadap Kiblat

c. Niat

d. Menutup Aurat

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat dan benar!

1. Jelaskan Pengertian Shalat Jenazah !

2. Sebutkan Rukun Shalat Jenazah !

3. Jelaskan Tata Cara Shalat Jenazah !

4. Sebutkan Syarat-Syarat Shalat Jenazah !

5. Jelaskan Keutamaan Shalat Jenazah !

Anda mungkin juga menyukai