Telegram
Ledakan Oppau
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigation Jump to search
Ilustrasi reruntuhan pabrik setelah terjadinya bencana dari Majalah Popular Mechanics tahun
1921
Ledakan Oppau terjadi pada tanggal 21 September 1921 saat silo yang menyimpan 4.500 ton
campuran pupuk amonium sulfat dan amonium nitrat di pabrik BASAF di Oppau mengalami
ledakan besar yang menewaskan sekitar 500-600 orang dan melukai 2.000 orang.
Latar belakang
Pabrik ini mulai memproduksi amonium sulfat pada tahun 1911, tetapi selama Perang Dunia I
pabrik ini mulai memproduksi amonium nitrat juga karena Jerman tidak dapat memperoleh
sumber daya sulfur pada masa itu. Amonia dapat dihasilkan tanpa sumber daya impor dengan
menggunakan proses Haber.
Jika dibandingkan dengan amonium sulfat, amonium nitrat sangat higroskopik, sehingga
campuran amonium sulfat dan nitrat ini tersumbat akibat tekanan beratnya sendiri dan
mengubahnya menjadi seperti plester di dalam silo setinggi 20 m. Para pekerja harus
menggunakan belencong untuk mengeluarkannya, dan ini merupakan hal yang sulit dilakukan
karena jika merek masuk ke dalam silo, mereka bisa mati terkubur oleh pupuk yang jatuh. Untuk
memudahkan pekerjaan mereka, dinamit dengan daya ledak kecil digunakan untuk
mengendurkan campuran ini.
Pada masa itu, amonium nitrat sudah diidentifikasi sebagai bahan yang mudah meledak, tetapi
percobaan yang dilakukan pada tahun 1919 tampaknya menunjukkan bahwa campuran amonium
sulfat dan nitrat yang mengandung kurang dari 60% nitrat tidak akan meledak. Dinamit sempat
digunakan beberapa kali tanpa menimbulkan masalah, tetapi bencana akhirnya terjadi pada
tanggal 21 September 1921.[1]
Semua pekerja yang terlibat dalam bencana ini tewas, sehingga penyebab pastinya tidak
diketahui. Namun, kini ilmuwan telah mengetahui bahwa ambang batas 60% nitrat bukanlah
ambang batas yang akurat; dalam campuran yang mengandung 50% nitrat, ledakan campuran
terbatas pada volume yang kecil di sekitar tempat asal ledakan, tetapi jika proporsi nitrat
mencapai 55-60%, daya ledak menjadi besar.
Dua bulan sebelum kejadian ini, 19 orang tewas saat 30 ton amonium nitrat diledakkan oleh
orang yang melakukan hal yang sama di Kriewald. Tidak diketahui mengapa peristiwa ini tidak
dijadikan pelajaran.[1][2]
Skala ledakan
Dua ledakan (dengan perbedaan waktu setengah detik) terjadi pada pukul 7:32 pagi tanggal 21
September 1921 di Silo 110. Ledakan ini menghasilkan kawah dengan panjang 90 m, lebar
125 m dan kedalaman 19 m.[1] Ledakan ini terdengar hingga di Perancis timur laut dan kota
München, dan energinya diperkirakan mencapai 1-2 kiloton. Lima ratus jenazah telah ditemukan
dalam waktu 48 jam,[3] dan angka kematian sendiri pada akhirnya melebihi 560 jiwa.[1]
The New York Times memperkirakan bahwa kerugian harta benda yang diakibatkan oleh bencana
ini mencapai 321 juta mark, atau kurang lebih sama dengan 7 juta dollar Amerika Serikat.[1]
DAPUS :WIKIPEDIA
A Brief History
On September 21, 1921, as many as 600 Germans learned of a new way to die when a silo in
Oppau, Germany (part of modern-day Ludwigshafen, Germany), exploded with great force,
injuring another 2000 unfortunate workers. As you probably know, silos are tower like
cylindrical structures usually used to store foodstuffs such as grain and corn. In this case, the
silo in question was at a BASF plant and was used to store ammonium sulfate and ammonium
nitrate. Sejarah Singkat
Pada 21 September 1921, sebanyak 600 orang Jerman belajar cara baru untuk mati ketika sebuah
silo di Oppau, Jerman (bagian dari Ludwigshafen modern, Jerman), meledak dengan kekuatan
besar, melukai 2.000 pekerja lain yang malang. Seperti yang Anda ketahui, silo adalah menara
seperti struktur silinder yang biasanya digunakan untuk menyimpan bahan makanan seperti
gandum dan jagung. Dalam hal ini, silo tersebut berada di pabrik BASF dan digunakan untuk
menyimpan amonium sulfat dan amonium nitrat.
Digging Deeper
You may also be aware that ammonium nitrate can be used as a mixture with fuel oil to create
ANFO, a low order but powerful explosive used for cratering and earthmoving. The reason
BASF was producing ammonium nitrate alongside ammonium sulfate (for fertilizer) goes back
to World War I when sulfur, used to make explosives, was hard to come by since it was used in
manufacturing gun powder and explosives. The Oppau plant had been making ammonium
sulfate before World War I (for fertilizer) but had to switch to ammonium nitrate during the war
because of the lack of sulfur. (Fertilizer being highly important when Germany was blockaded
from receiving food shipments and the German people were nearly starving by the end of the
war.)
Practice at the BASF plant (BASF is a company that dabbles in a myriad of pursuits, from
chemicals, agriculture, photography, to clothing and shoes, among others) had been to store the 2
chemicals together in ratio’s of up to 50/50 of each, not to exceed 50% ammonium nitrate. Bulk
storage was permitted up to 50,000 metric tonnes, and the silo in question only held 4500 tonnes
of the mixture, so the mixture was considered quite safe. Alas, a change in manufacturing
process and specifications resulted in a lower water content in the ammonium nitrate and that
difference was not taken into account, resulting in a more unstable mixture. The density of the
chemicals was also altered, further aggravating the volatility of the stuff. Another dangerous
factor leading to the explosion was the non-uniform nature of the mixture. Far from being
homogenous the mixture was uneven, so that portions of the silo held chemicals in a dangerous
ratio.
While Dynamite had been used around 20,000 times in Germany between during World War I
and 1921, there had been no similar tragedies except for a single case in 1919 when a 30 tonne
batch exploded killing 19 men. The German engineers and chemists did not take notice of the
incident, and no serious revamping of the practice of handling ammonium nitrate combined with
ammonium sulfate took place.
When the silo in question exploded, it did so with incredible force, leaving a crater 19 meters
deep and an oblong shape 90 meters by 125 meters. The blast reportedly took place in 2 stages
and is estimated to have been the equivalent of perhaps 2 kilotons of TNT, the size of a smallish
nuclear weapon. Aside from the masses of dead and injured people, about 80% of all the
buildings in Oppau were demolished and at least 6500 people were made homeless. Financial
loss was estimated at $7 million (US dollars, which would be about $89 million today) and blew
roofs off buildings 25 kilometers away! Windows even father away were shattered. While not
the largest man-made non-nuclear explosion ever, the Oppau explosion certainly ranks among
the biggest. Incredibly, only about 10% of the ammonium nitrate and ammonium sulfate
actually exploded! Can you imagine the devastation if the entire silo-full had all ignited?
DAPUS
https://www.historyandheadlines.com/september-21-1921-another-bizarre-catastrophe-oppau-
explosion/