Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berawal dari pembangunan nasional yang gencar dilakukan pemerintah dan

akhirnya bermbas dengan krisis moneter yang menyebabkan kemiskinan di

Indonesia. Data yang ada menunjukkan kemiskinan sebagian besar berasal dari

pedesaan. Pemerintah melakukan berbagai upaya seperti menggerakkan program

Inpres Desa Tertinggal atau program Takesra atau Kukesta untuk membantu

keluarga prasejahtera dan sejahtera I melalui Kantor Menteri Kependudukan.


Pembangunan di Indonesia merupakan amanat konstitusi (UUD 1945).

Ditegaskan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan itu adalah pembangunan nasional yang

meliputi semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, maupun sosial budaya

bahkan pertahanan-keamanan.
Kesejahteraan ekonomi dapat dirasakan secara merata di masyarakat apabila

dilakukan langsung oleh pemerintah sebagai penyelenggara terciptanya

kesejahteraan. Di Indonesia pemerintah membuat program-program

pemberdayaan yang kebanyakan sasarannya adalah pedesaan. Ketika daerah 8 M.

Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, Cetakan Pertama (Jakarta: Gema Insani

Press, 2000) h.3. 6 pedesaan mengalami kemajuan akan berpengaruh kepada

perkembangan daerah di kota. Dikarenakan hubungan yang saling tergantungan

1
antara desa dan kota. Desa adalah sebagai supplier bahan-bahan atau kebutuhan

sehari-hari bagi orang-orang di kota yang tidak memiliki lahan pertanian atau

perkebunan. Seperti hasil pertanian, perikanan atau perternakan.


Pemerintah bekerja sama dengan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan

lembaga pendidikan khususnya pendidikan non formal dalam rangka pemerataan

pembangunan, pengurangan jumlah kemiskinan serta pengangguran dengan

melakukan gerakan reformasi melalui pendidikan dan pelatihan serta mencoba

memperluas kesempatan kerja yang ditekankan pada pembangunan industri baik

industri besar, sedang ataupun industri kecil atau industri rumah tangga.
Indonesia yang sekarang tentu saja sangat berbeda dari Indonesia satu dekade

yang lalu. Maka bukan hal yang mengejutkan apabila strategi-strategi

pengentasan kemiskinan telah berubah seiring dengan perubahan yang telah

dialami oleh Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan?
2. Apa saja konsep kemiskinan?
3. Apa saja penyebab kemiskinan?
4. Apa saja upaya mengatasi kemiskinan?
5. Apa yang dimaksud dengan pembangunan masyarakat desa?
6. Apa saja prinsip-prinsip pembangunan desa?
7. Apa hubungan pembangunan dengan kemiskinan?
8. Bagaimana strategi pembangunan desa dalam mengetaskan kemiskinan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber pengetahuan

terhadap kemiskinan yang sedang terjadi dan cara mengatasinya. Diharapkan

juga sebagai sumber pengetahuan bagi yang membutuhkan juga sebagai salah

salah satu syarat dalam mata kuliah dasar kependudukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kemiskinan


Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan

dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan

merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif

3
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan

yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis kemiskinan

apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok

seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim, 1982).

Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar

dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita

menciptakan masyarakat adil dan makmur.


Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal:
1) Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan
2) Posisi manusia dalam lingkungan sekitar
3) Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa serta tertuangkan dalam

nilai uang sebagai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang

diperlukan, sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan

minimal.

2.2. Indikator Kemiskinan


Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya

sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan

tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut


Tiga dimensi (aspek atau segi) kemiskinan,yaitu:
1. Kemiskianan multidimensi artinya karena kebutuhan manusia itu

bermacam-macam, maka kemiskiananpun memiliki banyak aspek.

Diliahat dari kebijakan umum kemmiskinan meliputi aspek primer yang

4
berupa mikin akan asset-aset, organisaisi politik dan pengetahuan serta

keterampilan san aspek yang sekunder yang berupa miskin jaringan social

dan sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi

kemiskinan tersebut memanifestasikan dirinya dalam bentuk kekurangan

gizi, air dan perumahan yang tidak sehat dan perawatan kesehatan yang

kurang baik serta pendisikan yamg juga kurang baik.


2. Aspek kemiskinan tadi saling berkaitAn baik secara maupun tidak

langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salh satu

aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran pada aspek

lainnya.
3. Bahwa yang miskin adalah manusianya baik secara individual mupun

kolektif. Kita seering mendengar perkataan kemiskinan pesesaan (rural

proferty) dan sebagainya, namun ini bukan desa atau kota, yang

mengalami kemiskianan tetapi orang – orang atau penduduk atau juga

manusianya yang menderita miskin jadi miskin adalah orang-orangnya

penduduk atau manusianya.


Adapun cirri-ciri kemiskinan pada umumnya adalah:
1. Pada umumya mereka tidak memiliki factor produksi seperti tanah modal

ataupun keterampilan sehingga kemmpuan untuk memperoleh pendapatan

menjadi terbatas.
2. Kedua mereka tidak memmiliki kemungkinan untk memperoleh asset

produksi dengan kekuatan sendiri.


3. Tingkat pendidikan rendah waktu mereka tersita untuk mencari nafkah

dan mendapatkan pendapatan penghasilan.


4. Kebanyakan mereka tinggal di pedesaan.

5
5. Mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didujung oleh

keterampilan yang memadai.

2.3. Indikator Kemiskinan


Menurut (Emil Salim: 1928) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah suatu

keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

hidup yang pokok. Atau dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan

ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok, sehingga mengalami

keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya.


Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis

kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang

paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil Salim,

1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai

inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental

dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Adapun indikator-indikator

kemiskinan antara lain:


1. Pendidikan yang terlampau rendah
2. Malas bekerja
3. Keterbatasan sumber alam
4. Terbatasnya lapangan kerja
5. Keterbatasan modal
6. Beban keluarga

Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat

Statistika, antara lain sebagi berikut:


1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan

dan papan).

6
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).


3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).


4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya

alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

2.4. Upaya Mengatasi Kemiskinan


Dari kegagalan kebijaksanaan konvesional mengenai pertumbuhan ekonomi di

banyak Negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan

disparitas (ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para

perencana ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali

mempelajari secara sunguh-sunguh kebijaksanaan tersebut,serta mendorong mereka

untuk mempelajari alternatif-alternatif yang realistis bagi kebijaksanaan pertumbuhan

ekonomi yang konvensional. Dalam hal ini pendekatan kebutuhan dasar dalam

perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis dari suatu proses reorientasi

yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.


Dari hasil-hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun mulai

bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke penghapusan

kemiskinan, dan akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan

dasar bagi seluruh penduduk, yang berupa dua perangkat, yaitu:


1. Perangkap kebutuhan konsumsi perorangan akan pangan ,sandang , dan

pemukiman.

7
2. Perangkap yang mencakup penyediaan jasa umum dasar ,seperti fasilitas

kesehatan,pendidikan ,saluran air minum ,pengangkutan ,dan kebudayaan.


Di samping kedua perangkat tersebut ,kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar

manusiawi kadang-kadang juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain, yaitu :
1. Hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang layak,

sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah tangga atau

perorangan .
2. Prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk.


3. Partisipasi seluruh penduduk ,baik dalam pengambilan keputusan maupun

dalam pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan penyediaan

barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar.


Pengalaman dari negara-negara Asia Timur, yaitu Korea, Taiwan, Jepang

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan disertai pemerataan

hasil-hasil pembangunan dapat tercapai. Karena di negara-negara tersebut program

pembangunan pedesaan sangat diutamakan.

2.5. Pengertian Pembangunan Masyarakat Desa

Sebagaimana dikemukakan di atas, pembangunan adalah merupakan proses

perubanan yang disengaja dan direncanakan lebih Lengkap lagi, pembangunan

berarti perubahan yang disengaja atau Direncanakan dengan tujuan untuk mengubah

keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang dikehendaki. Istilah pembangunan

umum- nya dipadamkan dengan istilah developmen, sekalipun

istilah developmen sebenarnya berarti perkembangan tanpa perencanaan. Maka

pcmbangunan masyarakat desa juga disebut rurardevelopment. Demikian pula istilah

8
modemisasi juga sering diartikan identik dengan pembangunan, yakni mengingat

artinya sebagai proses penerapan pungetahnan dan teknologi modem pada berbagai

segi atau bidang kchidupan masyarakat. Sehingga, ada pula yang mendefinisikan

pcm- bnngunan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan.

perubahan sosial melalui modemisasi.

Modernisasi ini, dengan industri dan system. Kapitalisme yang melandasainya,

telah mengantarkan negara- ncgara. Barat tersebut ke tingkat kemajuan yang telah

dicapainya sejauh ini. Bagaimana dengan dunia Ke tiga, terasuk Indonesia? Mengapa

pembangunan diperlukan? Hal ini mudah dimengerti. Sebab, Negara negara

berkembang (dunia ke tiga) semenjak memperoleh kemerdekaannya; merasa bebas

untuk menentukan-nasibnya sendiri. Hal yang segera dirasakan adalah

keterbelakangan dan ketertinggalan- nya dari dunia Barat. Maka untuk memajukan

Negara dan sekaligus untuk mengejar ketertinggalan itu; proses modemisasi (dengan

atau tanpa industrialisasi) yang biasa tidaklah cukup. Moderenisasi itu harus

direncanakan, dipacu, dan diakselerasikan, sedemikian rupa sehingga ibarat

kendaraan segcra bisa mengantar negara-negara berkembang_tersebut menjadi negara

yang maju dan sejahtera setara dengan dunia`Barat.

Di Indonesia kegiatan pernbangunan nasiona1 secara berencana telah dilancarkan

semenjak tahun 1950-an, khususnya lewat peran Dewan Perancang Nasional

(DEPPERNAS) yang memprioritas- kan pembangunan di bidang ekonomi. Dengan

diemikian, pemba~ nggunan nasional telah dilancarkan semenjak jaman Orda, Orba,

9
hingga sekarang. Bagaimana rumusan pengertian pembangungm nasional kita?

Diawali dengana penugasan Deppernas oleh Presiden untuk "meran- cangkan pola

masyarakat 'adil' dan makmur sebagaimana dfnuaksudkan o1ch Pembukaan_UUD

1945”, maka Undang-undang Nomor ;85,Tabun 1958 menyiratkan pengcrtian

pembangunan nasional kita sebagai usaha untuk mempertinggi tingkat kehidupan

bangsa Indonesia dengan jalan peningkatan produksi dan pengubahm: struktur

pereko- nomian yang ada-menjadi struktur perekonomian nasional. Rurnusan

semacam ini ditegaskan kembali dalam Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960

Lentang-Garis-garis Besar Pola Pembanggunan Nasional.

Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969. Rencana ini tidak berjalan

seperti yang diharapkan. karena pecahnya pemberontakan G30S PKI tahun l965.

Kemudian, tahun.1966 Badan Perancang Pembangunan Naaional (BAPPENAS) yang

dibentuk tahun l967 mulai mengambil peran dalam rancangan pembangunan

nasional. Program-program pembangunan memperoleh landasannya lewat pelbagai

keputusan politik seperti tertera dalam Kepres Nomor 319 Tahun 1968 tentang

Repelita I, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, Ketetapan

MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN 1978, dan lainnya. Tap MPR Nomor

II/MPR/1983 menegas- kan hakekatpembnngunan nasional sebagaipembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indo-nesia.

Bagaimana dengan pembangunan masyarakat desa? Dalam rumusan pembangunan

nasional tersebut ditetapkan bahwa pembangunan masyarakat desa merupakan bagian

10
integral dari pemba- ngangunan nasional. Secara lebih khusus pembangunan

masyarakat dcsa memiliki beberapa pengertian, antara lain:

1. Pembangunan "masyarakat delsa berarti pembangunan masyarakat tradisional

rnenjadi manusia modern (Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1765)
2. Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan

rasa percaya pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972).


3. Pembangunan pcdesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau

membangun pertanian (Mosher, 1974, Bertrand, 1958).

2.6. Prinsip-Prinsip Pembangunan Desa

Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan pninsip-prinsip yaitu: (1)

transaparansi (keterbukaan), (2) partisipatif, (3) dapat dinikmati mayarakat, (4) dapat

dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan (5) berkelanjutan (sustainable).

Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan dan

dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh lapisan masyarakat.

Pembanguan itu pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk seluruh rakyat.

Oleh karena itu pelibatan masyarakat seharusnya diajak untuk menentukan visi

(wawasan) pembangunan masa depan yang akan diwujudkan. Masa depan merupakan

impian tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan lebih mudah dalam arti

tercapainya tingkat kemakmuran yang lebih tinggi. Pembangunan pedesaan dilakukan

dengan pendekatan secara multisektoral (holistik), partisipatif, berlandaskan pada

semangat kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta

11
melaksanakan pemanfaatan sumberdaya pembangunan secana serasi dan selaras dan

sinergis sehingga tercapai optimalitas.

Ada tiga prinsip pokok pembangunan pedesaan, yaitu :

Kebijaksaan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu

kepada pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga

unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu

a. pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,


b. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan
c. stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa

dan kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta

dikembangkan secara selaras dan terpadu.

Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pembanguna yang

berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap

daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharuisebagaisumber

pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secaraluas,

memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisienmungkin.

Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi,

debirokratisasi dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya. Dalam melaksanakan

12
kegiatan pembangunan pedesaan diperlukan kerjasama yang erat antar daerah dalam

satu wilayah dan antar wilayah. Dalam hubungan ini perlu selalu diperhatikan

kesesuaian hubungan antar kota dengan daerah pedesaan sekitarnya, dan antara suatu

kota dengan kota-kota sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lokasi

industri, lokasi kegiatan pertanian atau sektor-sektor lain yang menunjang/terkait

cenderung terkonsentrasi hanya pada beberapa daerah administrasi yang berdekatan.

Dengan kerjasama antar daerah, maka daerah- daerah yang dimaksud dapat tumbuh

secara serasi dan saling menunjang. Melalui kerjasama antara daerah-daerah/wilayah-

wilayah dapat diusahakan keseimbangan pertumbuhan antara sektor pertanian dan

sektor-sektor lain baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyiapan tenaga

kerja. Strategi Pembangunan Pedesaan

Pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari pembangunan

masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi

serta pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan

wilayah pedesaan. Di negara-negara berkembang, secara demografis sebagian besar

penduduk tinggal di pedesaan dan memiliki tingkat pendidikan rendah.

2.7. Hubungan Pembangunan dengan Kemiskinan

Di Indonesia pola perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan yang

dikemukakan Kuznets, artinya golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-hasil

pertumbuhan ekonomi. Mengapa mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telah

mengambil kebijaksanaan penyebaranproyek-proyek ke daerah-daerah ke desa-desa.

13
Bila diteliti golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil

pembangunan karena:

a. Ketimpangan dalam peningkatan pendidikan. Selama belum ada

kewajiban belajar golongan miskin tidak akan mampu berpartisipasi

mengenyam peningkatan anggaran pendidikan.


b. Ketidakmerataan kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi

diperlukan tingkat pendidikan, keterampilan, relasi, dan sebagainya.

Golongan miskin tidak memilikinya .


c. Ketidakmerataan pemilikan alat-alat produksi.Golongan miskin tidak

memiliki alat-alat produksi, penghasilannya untuk makan saja sudah

susah, sehingga tidak mungkin untuk membentuk modal.


d. Ketidakmerataan kesempatan terhadap modal dan kredit ada. Modal dan

kredit pemberiannya menghendaki syarat-syarat tertentu dan golongan

miskin tidak mungkin memenuhi persyaratannya.


e. Ketidakmerataan menduduki jabatan-jabatan. Untuk mendapat pekerjaan

yang memberi makan pada keluarga saja susah, apalagi menduduki

jabatan-jabatan yang sering memerlukan relasi tertentu dan persyaratan

tertentu.
f. Ketidakmerataan mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan

pendidikannya rendah, maka tidak mungkin golongan miskin dapat

mempengaruhi pasaran.
g. Ketidakmerataan kemampuan menghindari musibah misalnya penyakit,

kecelakaan dan ketidak beruntungan lainnya. Bagi golongan miskin

dibutuhkan bantuan untuk dapat mengatasi musibah tersebut.

14
Mengharapkan diri mereka sendiri dapat mengangakat dirinya tanpa

pertolongan, sukar dipastikan.


h. Laju pertumbuhan penduduk lebih memberatkan golongan miskin.

Dengan jumlah keluarga besar, mereka sulit dapat menyekolahkan,

memberi makan, dan pakaian secukupnya. Hanya keluarga yang kaya atau

berpenghasilan besar sajalah yang mampu.

Dapatlah dipastikan bahwa golongan berpenghasilan rendah, karena kurang

terjamah pendidikan, tidak memiliki sarana-sarana, misalnya kredit, modal, alat-

alat produksi, relasi dan sebagainya, tidak akan mampu berpartisipasi dalam

pertumbuhan ekonomi dan menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya

kebijaksanaan khusus yang ditujuakan untuk mengangkat mereka.

2.8. Strategi Pembangunan Desa dengan Mengetaskan Kemiskinan


1. Penyusunan tata ruang desa menjadi prasyarat utama dalam memulai suatu

upaya pembangunan desa. Dalam proses penyusunan tata ruang desa telah

dirumuskan berbagai potensi yang ada, keunikan, kultur yang melandasi dan

harapan harapan yang ingin dicapai, sehingga wujud desa nantinya menjadi

khas, seperti desa wisata, desa tambang, desa kebun, desa peternakan, desa

nelayan, desa agribisnis, desa industri, desa tradisional dan lain sebagainya.

Dalam tata ruang tersebut, harus tersusun rencana infrastruktur, site plan

untuk office, pemukiman, comercial area, lahan usaha/budidaya berbasis

sentra(satu hamparan), kemampuan daya dukung lingkungan (berdasarkan

estimasi jumlah penduduk maksimal), lokasi pendidikan, sarana pelayanan

15
kesehatan, pasar, terminal dan ruang publik (alun alun, taman) dan sebagainya

sesuai kebutuhan dan kesepakatan masyarakat.


2. Penetapan aktivitas dan komoditi yang akan dijadikan basis pengembangan

ekonomi desa, didasarkan analisis terhadap potensi yang ada, kemampuan

masyarakat pada umumnya, potensi pasar, minat dan kultur masyarakat.


3. Pembentukan lembaga lembaga masyarakat yang akan berperan sebagai

stakeholders, dan akan memberikan berbagai masukan dalam proses

pembangunan desa.
4. Perumusan perencanaan pembangunan untuk satu masa jabatan Kepala Desa,

serta program pembangunan setiap tahunnya. Perumusan harus melibatkan

harus melibatkan seluruh komponen di desa, didasarkan kepada tata ruang

yang telah disusun serta didasarkan kepada kewajaran dan ketersediaan

anggaran.
5. Pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten / Kota dapat memberikan asistensi,

masukan sesuai dengan kebijakan, misi dan visi terhadap dokumen

perencanaan yang disusun, serta memberikan dukungan berupa

pengalokasiandana dalam bentuk tugas pembantuan atau bantuan yang

diarahkan (specificgrand ), Dengan demikian tidak ada lagi program charity,

baik dari Kabupaten / Kota, Provinsi maupun dari pusat. Seluruh aktivitas

pembangunan di desa sudah terintegrasi programnya (commited program )

dan sudah terintegrasi juga alokasi anggarannya (commitedbudget).


6. Untuk pembangunan pendidikan, terutama dalam menuntaskan program

wajardikdas sembilan tahun, di desa perlu di bangun sekolah dasar dan

sekolah lanjutan pertama dalam satu lokasi, ini dilakukan untuk

16
mengefisiesikan biaya pembangunan dan pemeliharaan sekolah, juga untuk

meringankan beban orang tua murid yang besar, yaitu komponen transport.
7. Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di desa perlu dibangun

Puskesmas Pembantu atau sejenis, dan untuk desa yang sangat terpencil dapat

didukung dengan Unit Pelayanan Kesehatan Keliling.


8. Meningkatkan SDM aparat desa dilakukan dengan meningkatkan program

dan kegiatan yang telah berjalan melalui program pusat, provinsi dan

kabupaten / kota, efektivitas program lomba desa dan peningkatan program

Non Governtment (NGO).

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

17
Pembangunan adalah proses perubanan yang disengaja dan direncanakan lebih

lengkap lagi, pembangunan berarti perubahan yang disengaja atau Direncanakan

dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang

dikehendaki. Istilah pembangunan umum- nya dipadamkan dengan

istilah developmen, sekalipun istilahdevelopmen sebenarnya berarti perkembangan

tanpa perencanaan. Maka pcmbangunan masyarakat desa juga

disebut rurardevelopment. Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1)

'proses péngkotaan (proscsmengkotanya suatu daerah/desa) juga berarti: (2) proporsi

penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan yang tinggal di desa, dan (3)

perpindahan utau pergeseran penduduk dari desa ke Kota (urbanwardmigration).

Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan terutama kekurangna

bahan pokok seperti pangan,kesehatan ,sandang,papan,dansebagianya. Dengan kata

lain, kemiskinan merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok, sehingga

ia mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah

hidupnya (Siswanto, 1998).Kemiskinan bagaikan penyakit yang diberantas. Namun

upaya memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memang kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, E dkk. 2013. Makalah Kemiskinan dan Pemerataan


.http://verlynelson31.blogspot.co.id/ diakses 21 Maret 2016

18
Hardini, Diah Ayu. Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk, Kemiskinan dan
Pertumbuhan Ekonomoi Terhadap Kualitas Lingkungan. Diss. Universitas
Negeri Semarang. 2011. Diakses 19 Maret 2016
Sukirno,Sadono.2011.Pembangunan Pedesaan. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta

Pembahasan Soal

1 Sebutkan minimal tiga pengertian tenaga kerja menurut sensus penduduk.


a. Sensus Penduduk (1961)
Tenaga kerja adalah mereka yang sedang melakukan pekerjaan dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan termasuk mereka yang tidak bekerja pada waktu pencacahan tetapi
selama 6 bulan sebelum pencacahan telah pernah bekerja paling sedikit 2 bulan.
b. Sensus Penduduk (1971)
Tenaga kerja adalah mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan
suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan dan lamanya paling sedikit dua hari.
Tenaga kerja adalah mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak
melakukan suatu pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah :
- pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti,
sakit, mangkir, mogok, dan sebagainya.
- Orang-orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti : dokter, tukang cukur, dan
sebagainya.
c. Sensus Penduduk (1980)

19
Tenaga kerja adalah mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan
suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam selama seminggu yang lalu.

Tenaga kerja adalah mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak
melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam, tetapi mereka adalah :

- pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti,
sakit, mangkir, mogok, perusahaan yang menghentikan kegiatan sementara (misalnya
kerusakan mesin) dan sebagainya.
- Petani-petani yang mengusahakan lahan pertanian yang tidak bekerja karena
menunggu panenan atau menunggu hujan untuk menggarap sawah, dan sebagainya.
- Orang-orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti : dokter, tukang cukur,
tukang pijat, dalang, dan sebagainya.
2 Jelaskan perbedaan tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. :
Angkatan kerja (Labor Force) secara demografis besarnya angkatan kerja tergantung
dari tingkat partisipasi angkatan kerja (Labor Force Participation rate) yaitu berapa persen
dari tenaga kerja yang menjadi angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau
berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.
Bukan Angkatan Kerja (Not in Labor Force) adalah bagian dari tenaga kerja (manpower)
yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi mereka ini adalah bagian dari tenaga
kerja yang sesungguhnya tidak terlibat atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan
produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.

3 Sebutkan kegunaan dari proyeksi penduduk.


Proyeksi penduduk dapat digunakan untuk 2 macam perencanaan, yaitu :
a. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap
penduduk yang sudah diproyeksikan tersebut.
b. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju
keperkembangan demografi sosial dan ekonomi.

4 Sebelum memulai proyeksi penduduk, sebutkan data apa saja yang diperlukan untuk
memproyeksi penduduk.

a. Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan
“proating” dan “adjusmnent”
b. Menentukan level of mortality suatu penduduk tertentu

20
c. Mengestimasikan pola fertilitas (ASFR)
d. Menentukan rasio jenis kelamin saat lahir (sex ratio at birth)
e. Menentukan pola migrasi (proporsi migrasi menurut umur)

5 Sebutkan kebijaksanaan penduduk yang telah diatur GBHN


a. Bidang-bidang pengendalian kelahiran
b. Penurunan tingkat kematian terutama kematian anak-anak
c. Perpanjangan harapan hidup
d. Penyebaran penduduk yang lebih serasi dan seimbang
e. Urbanisasi yang lebih seimbang dan merata
f. Perkembangan dan penyerapan angkatan kerja

6 Sebutkan kebijaksanaan penduduk di Indonesia

Program Keluarga Berencana. Program ini telah mengubah pandangan masyarakat yang
pronatalis yang melihat penduduk dari sudut kuantitas saja menjadi pandangan anti natalis,
yang menekankan pada kesejahteraan masing-masing keluarga dengan membatasi kelahiran.

7 Jelaskan 3 kebijakan- kebijakan yang mampu untuk mendorong pembangunan


ekonomi.
a. Kebijakan-kebijakan umum dan khusus yang memungkinkan pemerintahan negara-
negara berkembang untuk melakukan upaya pengendalian secara nyata atas laju pertumbuhan
serta penyebaran penduduk
b. Kebijakan-kebijakan umum dan khusus dari pemerintahan negara-negara maju untuk
mengurangi konsumsi yang berlebihan atas sumber-sumber daya dunia yang berharga dan
terbatas jumlahnya itu, serta mendorong distribusi yang lebih merata dan adil atas
keuntungan-keuntungan yang dihasilkan kemajuan perekonomian global
c. Kebijakan-kebijakan umum serta khusus dari pemerintahan negara-negara maju dan
badan bantuan internasional harus diupayakan untuk membantu negara-negara berkembang
mencapai target atau sasaran kebijakan kependudukan yang tengah mereka upayakan.

8 Sebutkan dan jelaskan empat dimensi tenaga kerja


a. Pengangguran terdidik. Disejumlah negara berkembang, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin tinggi peluang mereka untuk menganggur. Ini disebabkan mereka
yang tidak mempunyai pendidikan akan melakukan semua pekerjaan asalkan kebutuhan perut
dapat dipenuhi. Sedangkan yang berpendidikan akan memilih pekerjaan yang bisa
memberikan mereka uang, status atau kepuasan yang relative tinggi.

21
b. Pekerja mandiri. Dinegara berkembang, pekerja mandiri adalah mereka yang
melakukan pekerjaan sendiri tanpa merekrut orang lain karena skala usaha mereka masih
dalam bentuk skala usaha kecil. Dinegara maju, pekerja mandiri adalah pemilik perusahaan
kecil, tenaga professional (dokter, pengacara, akunta, dll). Sedangkan di negara ketiga yaitu
pedagang asongan, pemilik warung, pemanen, dll.
c. Kaum wanita didunia kerja. Kaum wanita kebanyakan bekerja ditempat-tempat yang
tidak menghasilkan pendapatan bahkan tidak dibayar sama sekali (ikut membantu suami).
d. Pengangguran dikalangan pemuda dan pekerja anak-anak
Pengangguran dikalangan pemuda terjadi diantara yang berpendidikan dan yang
tidak berpendidikan, pria maupun wanita.

9 Sebutkan permasalahan permintaan dan penawaran tenaga kerja, buat kurvanya dan
jelaskan.
Permasalahan permintaan dan penawaran kerja tenaga kerja :
a. Lebih besarnya penawaran disbanding permintaan terhadap tenaga kerja (adanya
excess supply of labor)
b. Lebih besarnya permintaan disbanding penawaran tenaga kerja (adanya excess
demand of labor)

10 Sebutkan dan jelaskan tujuh konsekuensi negative dari pertumbuhan penduduk yang
pesat
Pertumbuhan ekonomi bukti-bukti yang telah terkumpul menunjukkan bahwa kenaikan
jumlah penduduk yang cepat cenderung menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi
disebagian negara-negara berkembang, terutama yang kondisi dasarnya masih miskin,
tergantung pada sektor pertanian, serta diliputi keterbatasan lahan serta sumber-sumber daya
alam.

22
11 Apa yang disebut dengan kebijaksanaan penduduk
Kebijaksanaan penduduk adalah semua tindakan pemerintah yang dilakukan secara
sengaja untuk mempengaruhi perkembangan, jumlah, distribusi, dan komposisi penduduk.

12 Jelaskan masalah yang paling menonjol dalam masalah kependudukan didunia


Masalah yang paling menonjol dalam kependudukan dunia adalah rate perkembanagn
penduduk yang terbagi atas tiga yaitu rate eksessip, rate defisien dan rate akseptabel.

13 Sebutkan mengenai transmigrasi dalam Pola Umum Pelita Ketiga yang dimuat
GBHN
a. Program transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan
tenaga kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi dan pertanian baru dalam
rangka pembangunan daerah khususnya luar Jawa, yang dapat menjamin taraf hidup
masyarakat sekitarnya.
b. Disamping transmigran yang langsung digerakkan oleh pemerintah maka
transmigrasi spontan juga perlu lebih didorong dengan memperluas pembangunan dan
kegiatan ekoonomi diluar Jawa serta dengan meningkatkan hubungan antarpulau.

14 Sebutkan bagaimana cara menurunkan tingkat fertilitas di negara dunia ketiga

Cara menurunkan tingkat fertilitas adalah dengan adanya program Keluarga Berencana
yang mengubah pandangan masyarakat yang pronatalis yang melihat penduduk dari sudut
kuantitas saja menjadi pandangan anti natalis, yang menekankan pada kesejahteraan masing-
masing keluarga dengan membatasi kelahiran.

15 Sebutkan dan jelaskan sehubungan dengan rate perkembangan penduduk ,


Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat tiga kategori persepsi pemerintah
a. Rate Eksessip
Semua negara yang pemerintahannya menganggap bahwa rate perkembangan penduduk
sedang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi terlalu tinggi.
b. Rate Defisien
Semua negara yang pemerintahannya yang menganggap bahwa rate perkembangan
penduduk sedang terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi terlalu rendah sehingga
membutuhkan tindakan kebijaksanaan yang tepat untuk mendukung laju perkembangan
penduduk yang lebih cepat.
c. Rate Akseptabel

23
Semua negara yang pemerintahannya menganggap bahwa rate perkembangan penduduk
sedang terjadi atau yang akan terjadi akan memadai dan karenanya tidak akan membutuhkan
intervensi kebijaksanaan yang lebih jauh.

16 Sebutkan dan jelaskan tiga karakteristik kemiskinan


Semakin tinggi pendapatan perkapita yang ada maka akan semakin rendah jumlah
kemiskinan absolute, tingginya tingkat pendapatan perkapita tidak menjamin rendahnya
tingkat kemiskinan absolute.
Tiga karakteristik kemiskinan :
1. Kemiskinan di pedesaan
Penduduk miskin yang sebagian hidup dipedesaan dan mata pencahariannya adalah
pertanian dan bidang-bidang yang bersifat sektor ekonomi tradisional yang kebanyakan dari
mereka ialah wanita dan anak-anak daripada laki-laki dewasa, dan mereka sering
dikonsentrasikan diantara kelompok etnis minoritas dan penduduk pribumi.
2. Kaum wanita dan kemiskinan
Masyarakat termiskin diberbagai negara dengan mudahnya ditemukan yaitu dimana
rumah tangga atau kepala rumah tangganya dipimpin oleh wanita karena pria yang tidak
memiliki pekerjaan tetap atau mengabaikan tanggung jawab tersebut.
3. Etnik minoritas, penduduk pribumi, dan kemiskinan
Sekitar 40 persen masyarakat dari seluruh negara didunia terdiri dari lima etnik aau
lebih. Ketegangan antar etnik ini terjadi dikarenakan tidak adilnya pengelolaan sumber-
sumber hidup orang banyak (penduduk pribumi lebih sedikit mengelola) penduduk pribumi
lebih menderita dibandingkan rata-rata penduduk.

24

Anda mungkin juga menyukai