Oleh
Pembimbing
Oktober, 2014
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
BAB II. ISI ................................................................................................................ 3
2.1. Definisi…. .......................................................................................................... 3
2.2. Epidemiologi…. ................................................................................................. 3
2.3. Anatomi dan Fisiologi Nervus Fasialis………………. ..................................... 4
2.4. Etiologi………………. ...................................................................................... 11
2.5. Gejala dan Manifestasi Klinis..………………. ................................................. 15
2.6. Klasifikasi Parese Fasialis..………………. ....................................................... 18
2.7. Uji Diagnostik.………………. .......................................................................... 19
2.8. Pemeriksaan Penunjang..………………. .......................................................... 26
2.9. Penatalaksanaan..………………. ...................................................................... 28
2.10. Komplikasi…. .................................................................................................. 31
BAB III. PENUTUP ................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Saraf otak (nervus kranialis) adalah saraf perifer yang berpangkal pada
batang otak dan otak. Fungsinya sebagai sensorik, motorik dan khusus. Fungsi
khusus adalah fungsi yang bersifat panca indera, seperti penghidu, penglihatan,
saraf otak pertama langsung berhubungan dengan otak tanpa melalui batang otak,
saraf otak kedua sampai kedua belas semuanya berasal dari batang otak. Saraf
otak kedua dan ketiga berpangkal di mesensefalon, saraf otak keempat, lima,
enam dan tujuh berinduk di pons, dan saraf otak kedelapan sampai kedua belas
Inti motorik nervus VII terletak di pons. Bagian inti motorik yang
dari kedua sisi korteks motorik (bilateral). Karenanya kerusakan sesisi pada upper
motor neuron dari nervus VII (lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik)
3
bagian atasnya tidak. Pada lesi lower motor neuron, semua gerakan otot wajah,
Komplikasi akut dan kronik otitis media jarang terjadi tetapi serius dan bersifat
letal. Komplikasi kranial terjadi pada bagian tulang temporal kranium dan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
wajah, tidak atau kurang dapat menggerakkan otot wajah, sehingga wajah pasien
tidak simetris. Hal ini tampak sekali ketika pasien diminta untuk
2.2. Epidemiologi
Foester melaporkan bahwa kerusakan saraf fasialis sebanyak 120 dari 3907
kasus (3%) dari seluruh trauma kepala saat Perang Dunia I. Friedman dan Merit
menemukan sekitar 7 dari 430 kasus trauma kepala. Adapun kelumpuhan saraf
fasialis yang tidak diketahui penyebabnya (Bell’s Palsy) sekitar 20-30 kasus per
Insiden pada laki-laki dan perempuan sama, namun rata-rata muncul pada
usia 40 tahun meskipun penyakit ini dapat timbul di semua umur. Insiden
terendah adalah pada anak di bawah 10 tahun, meningkat pada umur di atas 70
tahun. Frekuensi kelumpuhan saraf fasialis kanan dan kiri sama. Kausa tumor
merupakan hal yang jarang, hanya sekitar 5% dari semua kasus kelumpuhan saraf
fasialis.5
5
2.3. Anatomi dan Fisiologi Nervus Fasialis
1. Nervus fasialis yang sebenarnya: yaitu nervus fasialis yang murni untuk
2. Saraf intermediet (pars intermedius wisberg), yaitu subdivisi saraf yang lebih
tipis yang membawa saraf aferen otonom, eferen otonom, aferen somatis.
- Aferen otonom: mengantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga depan
lidah. Sensasi pengecapan dari 2/3 bagian depan lidah dihantar melalui
6
- Eferen otonom (parasimpatik eferen): datang dari nukleus salivatorius
ini, berpisah dari saraf fasilalis pada tingkat ganglion genikulatum dan
glandula mukosa nasal. Kelompok akson lain akan berjalan terus ke kaudal
- Aferen somatik: rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba) dari
sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh nervus trigeminus.
Daerah overlapping (disarafi oleh lebih dari satu saraf atau tumpang
7
Gambar 2. Letak nucleus nervus fasialis dibatang otak dilihat dari dorsal
Inti motorik nervus VII terletak di pons. Serabutnya mengitari nervus VI,
dan keluar di bagian lateral pons. Nervus intermedius keluar di permukaan lateral
pons di antara nervus VII dan nervus VIII. Ketiga nervus ini bersama-sama
memasuki meatus akustikus internus. Di dalam meatus ini, saraf fasialis dan
intermediet berpisah dari saraf VIII dan terus ke lateral dalam kanalis fasialis,
kemudian ke atas ke tingkat ganglion genikulatum. Pada ujung akhir kanalis, saraf
8
serat motorik menyebar di atas wajah. Dalam melakukan penyebaran itu, beberapa
9
Gambar 4. Jaras Eferen.
dan nervus VIII masuk ke dalam tulang temporal melalui porus akustikus
internus. Dalam perjalanan di dalam tulang temporal, nervus VII dibagi dalam 3
segmen, yaitu segmen labirin, segman timpani dan segmen mastoid. Segmen
labirin terletak antara akhir kanal akustik internus dan ganglion genikulatum .
10
Segmen timpani (segmen vertikal), terletak di antara bagian distal ganglion
genikulatum dan berjalan ke arah posterior telinga tengah , kemudian naik ke arah
tingkap lonjong (venestra ovalis) dan stapes, lalu turun kemudian terletak sejajar
milimeter.3
Segmen mastoid ( segmen vertikal) mulai dari dinding medial dan superior
kavum timpani. perubahan posisi dari segman timpani menjadi segmen mastoid,
disebut segman piramidal atau genu eksterna. Bagian ini merupakan bagian paling
posterior dari nervus VII, sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi.
yang mengarahkan gerakan ekspresi emosional pada otot-otot wajah. Juga ada
hubungan dengan gangglion basalis. Jika bagian ini atau bagian lain dari sistem
11
Gambar 5. Jaras Aferen
12
Gambar 6. Tempat keluar nervus fasialis.
2.4.Etiologi
penyakit-penyakit tertentu.3,5
1. Kongenital
13
2. Infeksi
otikus.3
adalah otitis media supuratif kronik ( OMSK ) yang telah merusak Kanal
fasialis khususnya pada anak terjadi ketika kanalis nervus fasialis pada
14
telinga tengah mengalami congenital dehiscent atau saraf terkena akibat
Pada otitis media kronik bisa mengikis kanal nervus fasialis atau sarafnya
3. Tumor
regional dan sel schwann, kista dan tumor ganas maupun jinak dari
kelenjar parotis bisa menginvasi cabang akhir dari nervus fasialis yang
Selain itu parese nervus fasialis juga dapat terjadi pada karsinoma
berlangsung lama dapat terjadi otitis media dan jika tidak tertangani
15
langsung mengenai dari nucleus nervus. VII dan VIII karena letaknya
yang tinggi.5
4. Trauma
Parese nervus fasialis bisa terjadi karena trauma kepala, terutama jika
Selain itu luka tusuk, luka tembak serta penekanan forsep saat lahir juga
bisa menjadi penyebab. Nervus fasialis pun dapat cedera pada operasi
kelenjar parotis.7
adalah hal yang sangat penting. Contoh nyata paralisis nervus fasialis
media.3
16
6. Idiopatik ( Bell’s Palsy )
Palsy.6
7. Penyakti-penyakit tertentu
17
2.5. Gejala dan Manifestasi Klinis
Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu,
terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan saraf VII jenis sentral dan perifer.
Pada gangguan sentral, sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari 2
sisi, tidak lumpuh ; yang lumpuh ialah bagian bawah dari wajah. Pada gangguan
N VII jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot
sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus
bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral).
Karenanya kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari nervus VII (lesi pada
masih dapat mengangkat alis, mengerutkan dahi dan menutup mata (persarafan
memperlihatkan gigi geligi) pada sisi yang lumpuh bila disuruh. Kontraksi
involunter masih dapat terjadi, bila penderita tertawa secara spontan, maka sudut
Pada lesi motor neuron, semua gerakan otot wajah, baik yang volunter
maupun yang involunter, lumpuh. Lesi supranuklir (upper motor neuron) nervus
VII sering merupakan bagian dari hemiplegia. Hal ini dapat dijumpai pada strok
18
kapsula interna, talamus, mesensefalon dan pons di atas inti nervus VII. Dalam
hal demikian pengecapan dan salivasi tidak terganggu. Kelumpuhan nervus VII
19
1. Lesi di luar foramen stilomastoideus
Mulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat, makan terkumpul di antara pipi
dan gusi. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak
ditutup atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.
Gejala dan tanda klinik seperti pada (1), ditambah dengan hilangnya
ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang
dan titik dimana korda timpani bergabung dengan nervus fasialis di kanalis
fasialis.
stapedius)
Gejala dan tanda klinik seperti (1) dan (2) di tambah dengan hiperakusis.
Gejala dan tanda kilinik seperti pada (1),(2),(3) disertai dengan nyeri di
belakang dan didalam liang telinga, dan kegagalan lakrimal. Kasus seperti
20
5. Lesi di meatus akustikus internus
Gejala dan tanda klinik seperti diatas ditambah dengan tuli akibat
Gejala dan tanda klinik sama dengan diatas, disertai gejala dan tanda
Gambaran dari disfungsi motorik fasial ini sangat luas dan karakteristik
dari parese ini sangat sulit. Beberapa sistem telah usulkan tetapi semenjak
pada klasifikasi ini grade 1 merupakan fungsi yang normal dan grade 6
penyesuaian dari fungsi ini pada istirahat dan dengan kegiatan. Ini diringkas
dalam tabel:8
21
III Disfungsi Terlihat tapi tidak tampak adanya perbedaan antara
sedang kedua sisi
Adanya sinkinesis ringan
Dapat ditemukam spasme atau kontraktur
hemifasial
Pada istirahat simetris dan selaras
Pergerakan dahi ringan sampai sedang
Menutup mata dengan usaha
Mulut sedikit lemah dengan pergerakan yang
maksimum
IV Disfungsi Tampak kelemahan bagian wajah yang jelas dan
sedang berat asimetri
Kemampuan menggerakkan dahi tidak ada
Tidak dapat menutup mata dengan sempurna
Mulut tampak asimetris dan sulit digerakkan.
V Disfungsi berat Wajah tampak asimetris
Pergerakan wajah tidak ada dan sulit dinilai
Dahi tidak dapat digerakkan
Tidak dapat menutup mata
Mulut tidak simetris dan sulit digerakkan
VI Total parese Tidak ada pergerakkan
fasialis. Tujuan pemeriksaan fungsi nervus fasialis adalah untuk menentukan letak
alis ke atas.
22
b. M. Sourcilier : diperiksa dengan cara mengerutkan
alis
penderita bersiul
rapat ke depan
23
Pada tiap gerakan dari ke 10 otot tersebut, kita bandingkan antara kanan
dan kiri :
a. Untuk gerakan yang normal dan simetris dinilai dengan angka tiga
(3)
Seluruh otot ekspresi tiap sisi muka dalam keadaan normal akan
2. Tonus
pada setiap tingkatan kelompok otot muka, bukan pada setiap otot.
lima belas (15) yaitu seluruhnya terdapat lima tingkatan dikalikan tiga
dikurangi satu (-1) sampai minus dua (-2) pada setiap tingkatan
3. Gustometri
24
VII sebelum percabangan korda timpani dapat menyebabkan ageusi
(hilangnya pengecapan).7
asam sitrat atau garam pada lidah penderita. Hali ini dilakukan secara
melalui ludah ke sisis lidah lainnya atau ke bagian belakang lidah yang
untuk rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin, dan 4 untuk
rasa asam.7
4. Salivasi
25
Pemeriksaan uji salivasi dapat dilakukan dengan melakukan
ini dan juga pengecapan, karena keduanya ditransmisi oleh saraf korda
timpani.7
panjang dari bagian strip yang menjadi basah dibandingkan dengan sisi
satunya. Freys menyatakan bahwa kalau ada beda kanan dan kiri lebih
6. Refleks Stapedius
26
Untuk menilai reflex stapedius digunakan elektoakustik
7. Uji audiologik
respon auditorik yang dibangkitkan dari batang otak. Uji ini bermanfaat
dan dengan memandang syaraf fasialis yang terpapar pada daerah ini,
ketujuh pada waktu otitis media akut, maka mungkin gangguan saraf
keras, yang akan membangkitkan respon suatu gerakan reflek dari otot
diperdengarkan pada belahan telinga yang normal, dan reflek ini pada
27
8. Sinkinesis
Kalau pergerakan normal pada kedua sisi dinilai dengan angka dua
dengan sisi normal nilainya dikurangi satu (-1) atau dua (-2),
mulut. Nilai satu (1) kalau pergerakan normal. Nilai nol (0) kalau
9. Hemispasme
tampak gerakan otot-otot pada sudut bibir bawah atau sudut mata
28
bawah. Pada penderita yang berat kadang-kadang otot-otot platisma di
persentasenya.3
parese nervus fasialis adalah dengan uji fungsi saraf. Terdapat beberapa uji fungsi
1. Elektromiografi (EMG)
29
menunjukkan kepulihan sebagian serabut. Potensial ini terlihat
sebelum 21 hari.7
2. Elektroneuronografi (ENOG)
pada satu titik yang lebih distal dari saraf. Kecepatan hantaran saraf
tidak nyaman. Dahi, alis, daerah periorbital, pipi, ala nasi, dan bibir
Perbedaan respons yang kecil antara sisi yang normal dengan sisi yang
nyata adalah apabila terjadi kedutan pada sisi yang lumpuh dengan
30
besar arus hanya 25 persen dari arus yang digunakan pada sisi yang
hilang, maka 100 persen akan mengalami pemulihan fungsi yang tidak
2.9. Penatalaksanaan
Pengobatan terhadap parese nervus VII dapat dikelompokkan dalam 3 bagian :3,7,9
A. Fisioterapi
Basahkan handuk dengan air panas, setelah itu handuk diperas dan
31
menggembungkan pipi dan menyeringai.6,8 Kegiatan ini dilakukan
2. Electrical Stimulation
B. Farmakologi
1. Asam Nikotinik
2. Vasokonstriktor, Antimikroba
3. Steroid
32
Obat ini diberikan untuk mengurangi proses inflamasi yang
4. Sodium Kromoglikat
alergi.
5. Antivirus
C. Pengobatan Psikofisikal
A. Depresi
B. Nyeri
33
diatasi dengan analgesic non-narkotik. Dapat diberikan steroid dengan
dosis awal 1 mg/ kg BB/ hari dan tapering off setelah 10 hari
penggunaan.
C. Perawatan Mata
mata agar tidak terjadi keratitis dan kerusakan kornea. Pasien diminta
Pada kasus dengan gangguan hantaran berat atau sudah terjadi denervasi
dalam jangka waktu tertentu tidak ada perbaikan setelah diukur dengan
34
dekompresi kanalis n. fasialis harus segeradilakukan tanpa harus
2.10. Komplikasi
serat otonom dapat sebagian atau pada arah yang salah. Serat yang terlindung
mungkin memberikan akson baru yang tumbuh ke dalam bagian yang rusak.
Persarafan baru yang abnormal ini, dapat menjelaskan kontraktur atau sinkinesis
didasarkan oleh persarafan baru yang salah. Di perkirakan bahwa serat sekretoris
untuk kelenjar air liur tumbuh ke dalam selubung Schwann dari serat yang cedera
yang berdegenerasi dan pada asalnya serat tersebut bertanggung jawab untuk
glandula lakrimalis.7
2.11. Prognosis
semua spesies untuk berubah secara struktural dan fungsional sebagai akibat dari
seluler yang terlibat dalam pembelajaran, hingga perubahan bersakal besar yang
35
plastisitas yang paling umum diakui adalah pembelajaran, memori, dan pemulihan
36
BAB III
PENUTUP
wajah, tidak atau kurang dapat menggerakkan otot wajah, sehingga wajah pasien
dan penyakit-penyakit tertentu. Di bidang THT, Infeksi Telinga tengah yang dapat
menimbulkan parese nervus fasialis adalah otitis media supuratif kronik (OMSK)
yang telah merusak Kanal Fallopi. Otitis media akut dan kronik dapat
Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu,
terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan saraf VII jenis sentral dan perifer.
Pada gangguan sentral, sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan dari 2
sisi, tidak lumpuh ; yang lumpuh ialah bagian bawah dari wajah. Pada gangguan
N VII jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka semua otot
sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk cabang saraf yang mengurus
motoric otot-otot wajah, tonus, gustometri, salivasi Schimer test, reflex stapedius,
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. DR. Mahar Mardjono dan Prof. DR. Priguna Sidharta. 2008.
Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta.
9. May, Mark and Barry M. Schaizkin. The Facial Nerve. New York :
Thieme. 2000.
38