Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR DASAR MATEMATIKA

Disusun oleh:

Muchti Budiarta 130300

Hendri Widianto 14030012

Mitha Liviani 14030013

Sastra Arkhani 14030026

Rizki Dwi Ananda 140300

Mei Herlianda 140300

Dwi Putri Utami 14030048

Ummi Anah 14030054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini, tanpa suatu halangan apapun.

Adapun makalah ini dengan judul “Relasi dan Fungsi.” merupakan suatu tugas
dari mata kuliah Pengantar Dasar Matematika, agar pembaca dapat benar-benar
mengerti dan memahami isi dari makalah ini.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Pringsewu, 20 Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Relasi
B. Fungsi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep fungsi merupakan salah satu konsep yang penting dalam matematika.
Banyak permasalahan sehari-hari yang tanpa disadari menggunakan konsep
ini.

Misalnya, dalam suatu kegiatan donor darah, setiap orang yang akan jadi
pendonor diminta untuk menyebutkan jenis golongan darahnya. Dari data
diketahui Andi bergolongan darah A. Budi golongan darahnya B, Ahmad
golongan darahnya A, Anton golongan darahnya O, Abdul golongan
darahnya AB, dan Bagus golongan darahnya B. Jika suatu saat dibutuhkan
pendonor golongan darah A, siapakah yang dapat jadi pendonor?

Kasus tersebut merupakan contoh permasalahan yang menerapkan konsep


fungsi. Jika diamati, setiap orang yang telah disebutkan mempunyai satu jenis
golongan darah saja. Jadi, kita harus mengetahui tentang konsep fungsi
maupun relasi.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian relasi, sifat-sifat relasi dan oprasi-oprasi relasi ?
2. Pengertian fungsi, sifat-sifat fungsi, dan jenis-jenis fungsi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian relasi, sifat-sifat relasi dan oprasi-oprasi
relasi
2. Untuk mengetahui pengertian fungsi, sifat-sifat fungsi, dan jenis-jenis
fungsi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Relasi
1. Relasi
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan
kehimpunan lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
pemasangan atau perawanan atau korespondensi dari anggota-anggota
himpunan A ke anggota-angota himpunan B.

Jika diketahui himpunan A = {Eko, Rina, Tono, Dika}; B = {Merah,


Hitam, Biru}, maka relasi "suka dengan warna" himpunan A ke himpunan
B dapat disajikan dalam diagram panah, diagram Cartesius, himpunan
pasangan berurutan, dan dengan rumus.

Relasi adalah hubungan antara elemen himpunan dengan elemen


himpunan yang lain. Cara paling mudah untuk menyatakan hubungan
antara dua himpunan adalah dengan himpunan pasangan terurut.
Himpunan pasangan terurut tersebut diperoleh dari perkalian kartesian.
a. Definisi 1 :
Perkalian kartesian (Cartesian Products) antara himpunan A dan B
ditulis: A x B didefinisikan sebagai semua himpunan pasangan terurut
dengan komponen pertama adalah anggota himpunan A dan komponen
kedua adalah anggota himpunan B.
A x B = {(𝑥, 𝑦)| 𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑦 ∈ 𝐵}

b. Definisi 2 :
Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A x B.
A disebut daerah asal dari R (domain) dan B disebut daerah hasil
(range) dari R.
Contoh :
1) Missal A = {1, 2,3}, B = {a,b}, maka
A x B = {(1,a), (1,b), (2,a), (2,b), (3,a), (3,b)}
2) Missal P = {2,4,8,9,15}, Q = {2,3,4}. Relasi R dari P ke Q
didefinisikan sebagai :
(𝑝, 𝑞) ∈ 𝑅 jika p habis membagi q
Maka diperoleh :
R = {(2,2), (2,4), (4,4), (2,8), (4,8), (3,3), (3,9), (3,15)}

c. Definisi 3 :
Relasi pada A adalah relasi dari A ke A.
Dengan kata lain, relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian
dari A x A.

Contoh :
Misalkan R adalahrelasipada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang
didefinisikanoleh(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅 jika x adalah factor prima dari y. Maka
R = {(2,2), (2,4), (2,8), (3,3), (3,9)}
Diagram panah

Diagram Cartesius

Himpunan pasangan berurutan


R = {(Eko, Merah), (Rina, Hitam), (Tono, Merah), (Dika, Biru)}

2. Relasi Inversi
Jika R adalah relasi pada himpunan orang-orang dimana (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅
jika a adalah ayah dari b, maka kita dapat membuat kebalikan
relasinya, yaitu (𝑏, 𝑎) yang menyatakan b adalah anak dari a. relasi
baru tersebut dinamakan inverse dari relasi semula. Begitu pula relasi
“lebih besar dari” mempunyai inverse “lebih kecil dari”, relasi “lebih
tua dari” mempunyai inversi ”lebih muda dari”.
Definisi 4 :
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A kehimpunan B. Inversi dari
relasi R, dilambangkan dengan R-1, adalah relasi dari B ke A yang
didefinisikan oleh:
R-1 = {(b, a)|(a, b) ∈ 𝑅}
Contoh:
Misalkan P={2,3,4} dan Q={2,4,8,9,15}. Jika kita definisikan relasi R
dan P ke Q dengan (𝑝, 𝑞) ∈ 𝑅 jika p habis membagi q, maka
diperoleh:
R = {(2,2,), (2,4), (4,4), (2,8), (4,8), (3,9), (3,15)}
R-1 adalah invers dari relasi , yaitu relasi dari Q ke P dengan (𝑞, 𝑝) ∈
R-1
Jika q adalah kelipatan dari p, maka diperoleh:
R-1 = {(2,2), (4,2), (4,4,), (8,2), (8,4), (9,3), (15,3)}

3. Sifat-sifat Relasi
a. Refleksif ( refleksive)
Definisi 5 :
relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (𝑎, 𝑎) ∈ 𝑅 untuk
setiap 𝑎 ∈ 𝐴.
Dengan kata lain menurut definisi tersebut menyatakan bahwa
didalam relasi refleksif setiap elemen didalam A terhubung pada
dirinya sendiri. Definisi ini juga menyatakan bahwa relasi R pada
himpunan A tidak refleksif jika ada 𝑎 ∈ 𝐴 sedemikian sehingga
(𝑎, 𝑎)𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑅.
Contoh :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, danrelasipada R dibawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
1) Relasi R = {(1,1), (1,3), (2,1), (2,2), (3,3), (4,2), (4,3), (4,4)}
bersifat refleksif karena terdapat elemen relasi yang terbentuk
(a,a) yaitu (1,1), (2,2), (3,3), (4,4)

b. Setangkup (Symmetric) Dan TolakSetangkup (Antisymmetric)


Definisi 6 :
Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 maka
(𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅 untuk semua (𝑎, 𝑏) ∈ 𝐴.
Sebagai contoh misalkan A adalah himpunan mahasiswa di sebuah
universitas dan R adalah relasi pada a sedemikian sehingga(𝑎, 𝑏) ∈
𝑅. Jika dan hanya jika a satu fakultas dengan b. Jelas bahwa b juga
sefakultas dengan a. jadi R setangkup.

Definisi 7 :
Relasi R pada himpunan A disebut tolak setangkup jika(𝑎, 𝑏) ∈
𝑅 dan (𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅 maka a=b , untuk semua (𝑎, 𝑏) ∈ 𝐴.
Dengan kata lain definisi 2 menyatakan bahwa jika(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 maka
(𝑏, 𝑎) 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑅 kecuali a=b.
Dengan kata lain definisi 2 menyatakan bahwa relasi pada
himpunan A tidak tolak setangkup jika ada elemen berbeda a dan b
sedemikian sehingga(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅dan (𝑏, 𝑎) ∈ 𝑅.

c. Menghantar (Transitve)
Definisi 8 :
relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika(𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅 dan
(𝑏, 𝑐) ∈ 𝑅maka(𝑎, 𝑐) ∈ 𝑅, untuk semua 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐴.
Contoh :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4} dan relasi R dibawah ini didefinisikan
pada himpunan A, maka
1) R = {(2,1), (3,1), (3,2), (4,1), (4,2), (4,3)} bersifat menghantar.
Periksa dengan membuat tabel berikut :
(a, b) (b, c) (a, c)
(3, 2) (2, 1) (3, 1)
(4, 2) (2, 1) (4, 1)
(4, 3) (3, 1) (4, 1)
(4, 3) (3, 2) (4, 2)

2) R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)} tidak menghantar karena (2,
4) dan (4, 2) ∈ 𝑅, tetapi (2, 2) bukan elemen R, begitu juga (4,
2) dan (2, 3) ∈ 𝑅, tetapi(4, 3) bukan elemen R.

d. Relasi Kesetaraan
Sebuah relasi dapat memiliki beberapa sifat sekaligus. Jika sebuah
relasi mempunyai sifat setangkup, refleksif, dan mengahantar
sekaligus, maka relasi tersebut dinamakan relasi kesetaraan
(equivalens relation).
Defenisi 8 :
Relasi R pada himpunan A disebut relasi kesetaraan jika ia
reflektif, setangkup, dan menghantar.
Sebagai contoh,
misalkan R adalah relasi pada himpunan mahasiswa sedemikian
sehingga (a, b) 𝜖 𝑅jika a satu angkatan dengan b. Karena setiap
mahasiswa seangkatan dengan dirinya sendiri, maka R jelas
reflektif. Perhatikan jikaa seangkatan dengan b maka pasti b
seangkatan dengan a. jadi, R setangkup. Selanjutnya, jika a
seangkatan dengan b dan b seangkatan dengan c, maka pastilah a
seangkatan dengan c. jelas, R bersifat menghantar.Dengan
demikian, R adalah relasi kesetaraan.

e. Relasi Pengurutan Parsial


Definisi9 :Relasi R padahimpunan S dikatakan relasi pengurutan
parsial jika ia refleksif, tolak setangkup, dan menghantar.
Himpunan S bersama-sama dengan relasi R dengan himpunan
terurut secara parsial, dan dilambangkan dengan (S, R).

f. Relasi N-Aray
Relasi N-Aray adalah relasi yang menghubungkan lebih dari dua
himpunan.Relasi N-Aray mempunyai terapan penting dalam basis
data.

4. Oprasi-Oprasi pada Relasi


a. Irisan dan Gabungan
Oleh karena pada hakekatnya suatu relasi merupakan suatu
himpunan, maka beberapa relasi juga dapat dioprasikan dengan
oprasi-oprasi himpunan. Oprasi himpunan yang sering dipakai
pada relasi adalah gabungan (union) dan irisan (intersection).

Misaalkan R dan S adalah 2 buah relasi dari himpunan A ke


himpunan B
R U S adalah himpunan semua pasangan berurutan (x,y) ∈ AxB
sedemikian sehingga (x,y) ∈ R atau (x,y) ∈ S

R U S = │(x,y) │(x,y) ∈ R atau (x,y) ∈ S

R ∩ S adalah himpunan semua pasangan berurutan (x,y) ∈ AxB


sedemikian sehingga (x,y) ∈ R dan (x,y) ∈ S

R ∩ S = │(x,y) │(x,y) ∈ R dan (x,y) ∈ S


Contoh soal
1) Misalkan A = │-1, 0, 1 │ dan B =│1, 0 │, Relasi R dan S dari
himpunan A ke B adalah sebagai berikut
R = │(-1, 0) (-1, 1) (0. 1) │
S = │ (0, 0 ) (1,1 ) (-1, 1 ) │
Carilah R U S dan R ∩ S ?
Penyelesaian
R U S = │(-1, 0) (-1, 1) (0. 1) 0, 0 ) (1,1 )│
R ∩ S = │(-1, 1 ) │

B. FUNGSI
1. Pengertian Fungsi
Definisi 1 :
Misalkan A dan B himpunan. Relasi biner f dari A ke B merupakan
suatu fungsi jika setiap elemen didalam A dihubungkan dengan tepat
satu elemen didalam B. jika f adalah fungsi dari A ke B maka dapat
dituliskan:
𝑓: 𝐴 → 𝐵
Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi. Dapat
dituliskan dengan f(a)=b jika elemen a didalam A dihubungkan dengan
elemen b didalam B. himpunan A disebut daerah asal (domain) dari f dan
himpunan B disebut daerah hasil (codomain) dari f. jika f(a)=b, maka b
dinamakan bayangan (image) dari a dan a dinamakan prabayangan
(preimage) dari b. himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut
jelajah (range) dari f. perhatikan bahwa jelajah dari f adalah himpunan
bagian dari B.
Berikut gambar mempresentasikan fungsi A ke B!
A f B

a b

Fungsi dapat dispesifikasikan dalam berbagai bentuk, diantaranya:

a. Himpunan pasangan terurut


Fungsi adalah relasi, sedangkan relasi biasanya dinyatakan
sebagai himpunan pasangan terurut.

b. Formula pengisian nilai (assignment)


Fungsi dispesifikasikan dalam bentuk rumus pengisian nilai
(assignment), misalnya f(x)=2x+10, f(x)=x2 dan f(x)=1/x. Jika
himpunan daerah asal maupun daerah fungsi hasil fungsi tidak
dinyatakan secara spesifik, maka diasumsikan daerah asal fungsi
adalah R dan daerah hasilnya juga R. dalam himpunan pasangan
terurut didefinisikan fungsi sebagai f = {(x,x2)|x ∈ 𝑅}.
c. Kata-kata
Fungsi dapat dinyatakan secara ekplisit dalam rangkain kata-kata.
Misalkan “f adalah fungsi yang memtakan jumlah bit 1 didalam suatu
string biner”.
d. Kode program (source code)
Fungsi dispesifikasikan dalam bentuk kode program computer.
Misalkan dalam Bahasa Pascal, fungsi yang mengembalikkan nilai
mutlak dari sebuah bilangan bulat x, yaitu |x|.

2. Sifat-sifat Fungsi
a. Fungsu Injektif
Definisi 2 :
Fungsi f dikatakan satu ke satu (injektif) jika tidak ada dua elemen
himpunan A yang memiliki bayangan sama. Dengan kata lain, jika a
dan b adalah anggota himpunan A, maka f(a)≠f(b) bilamana a≠b. Jika
f(a)=f(b) maka implikasinya adalah a=b.
Berikut gambar fungsi satu ke satu!

A B

a 1

b 2

c 3

d 4

b. Fungsi Surjektif
Definisi 3 :
Fungsi f dikatakan pada (onto) atau surjektif jika setiap elemen
himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen
himpunan A. dengan kata lain seluruh elemen B merupakan jelajah
dari f. Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.

Berikut gambar fungsi pada!

A B

a 1

b 2

c 3

d
c. Fungsi Bijektif
Definisi 4 :
Fungsi f dikatakan berkorespondensi satu-satu atau bijeksi jika ia
fungsi satu ke satu dan juga fungsi pada.
Contoh:
Relasi f= {(1,u), (2,w), (3,v)} dari A={1,2,3} ke B={u,v,w} adalah
fungsi yang berkorespondensi satu ke satu, karena f adalah fungsi satu
ke satu maupun fungsi pada.

3. Jenis-jenis Fungsi
a. Fungsi Logaritma
Fungsi logaritma basis b adalah fungsi dari bilangan riil positif R+ ke
bilangan riil R, yang didefinisikan sebagai:
𝑓: 𝑅+ → 𝑅 + dengan f(x)=5log x
Grafik fungsi logaritma merupakan bayangan grafik fungsi
eksponensial bila dicerminkan sebagai garis y = x.

Y f(x)=y

y=x

f(x)=5log x

Seperti pada fungsi eksponensial, basis yang sering dipakai adalah


bilangan alam e. Fungsinya dikenal dengan nama logaritma alam. f(x)
= ln(x). Demikian juga dengan ilmu computer basis yang sering
digunakan adalah basis 2.

Pertumbuhan nilai f(x) untuk x yang menarik dalam fungsi


eksponensial dan logaritma sangatlah berlawanan. Dalam fungsi
eksponensial, perubahan nilai f(x) sangatlah cepat. Sebagai contoh,
untuk x = 10, f(x) = 2x = 1024 dan untuk x = 20, f(x) = 2x =1.048.476.
Kenaikan harga x sebanyak dua kali lipat menyebabkan kenaikan
harga f(x) lebih dari 10 kali lipatnya. Sebaliknya, perubahan nilai f(x)
dalam fungsi logaritma sangatlah lambat. Sebgai contoh, untuk x =
1024, f(x)= 2log x = 10 dan untuk x = 1.048.476, harga f(x)= 2log x
hanya 20 saja.

b. Fungsi Konstan
Suatu fungsi 𝑓: 𝑋 → 𝑌 disebut fungsi konstan jika f mengawankan
semua 𝑥 ∈ X ke satu anggota yo∈ 𝑌. Nilai fungsi semua anggota X
selalu sama yaitu yo. Jadi, f(x)= yo.
Jika X dan Y adalah bilangan riil, maka grafik fungsi konstan adalah
suatu garis lurus sejajar sumbu X dan melalui titik (0,yo).
Berikut grafik fungsinya!

(0,yo)

c. Fungsi Identitas
Misalkan f:A→B adalah fungsi dari A ke B maka f disebut fungsi
identitas jika dan hanya jika range f = kodomain atau f(A)=B
f(1) = 1
f(2) = 2
f(3) = 3

d. Fungsi Linear
Fungsi pada bilangan real yang didefinisikan : f(x) = ax + b, a dan b
konstan dengan a ≠ 0 disebut fungsi linear.

e. Fungsi Kuadrat
Fungsi f: R→R yang ditentukan oleh rumus f(x) = ax2 + bx + c
dengan a,b,c ∈ R dan a ≠ 0 disebut fungsi kuadrat.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jika anggota-anggota dari himpunan P dan himpunan S dapat dipasangkan
sedemikian sehingga setiap anggota dari himpunan P ada tepat satu anggota
dari himpunan S dan setiap anggota dari himpunan S ada tepat satu anggota
dari himpunan P, maka kedua himpunan P dan S dikatakan berkorespondensi
satu-satu.
Secara umum, relasi berarti hubungan. Relasi dari himpunan A ke B adalah
pemasangan anggota himpunan A dengan anggota B.
Ada 3 cara untuk menyatakan relasi yaitu:
1. Diagram Panah
2. Himpunan Pasangan Berurutan
3. Diagram Cartesius
Fungsi atau pemetaan adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota
satu himpunan dengan tepat satu anggota satu himpunan yang lain
DAFTAR PUSTAKA

http://www.materikelas.com/2016/04/relasi-dan-fungsi-rumus-dan-contoh-
soal.html

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai