KELAS : VIII - E
Tari saman yaitu tarian asal suku hayo yang ada di Aceh. Tari saman ini mulai dimaksimalkan
mulai dari abad ke 14 oleh seorang ulama besar yang bernama Syekh Saman. Awalnya tarian
ini cuma sekadar permainan rakyat yang sebelumnya diberikan nama Pok Ane.
Kemudian kebudayaan Islampun masuk ke tempat Gayo sehingga dua kultur ini berakulturasi,
dan menyebabkana perubahan mulai dari lagu pengiring permainan Pok Ane yang sebelumnya
cuma sekadar komplemen, sekarang menjadi nyayian yang dipenuhi oleh arti dan makna
kebanggaan untuk Allah. Adat Islam ini juga mengubah sebagian gerakan tari saman mulai dari
gerakan tepukan tangan dan perubahan tempat duduknya.
Tari saman yaitu salah satu media guna untuk menyampaikan pesan, nasihat, atau dakwah.
Makna dari tarian ini sendiri mencerminkan sebuah pendidikan, sopan santun, keagamaan,
kepahlawanan, kebersamaan dan kekompakan.
Sebelum tari saman dilakukan lebih-lebih dulu akan ada pembukaan atau mukaddimah yang
akan dilakukan oleh seorang pemuka agama atau tua cerdik pintar yang mewakili masyarakat
setempat yang nantinya akan menyampaikan nasihat-nasihat yang bermanfaat kepada para
penonton tari saman.
Syair dan lagu diungkapkan secara bersaman dan berkesinambungan, pemain tari saman terdiri
dari laki-laki muda yang menerapkan pakaian adat tempat. Tari saman ini juga dapat dibuat
sebagai kancah perlombaan, pentas seni, perlombaan, atau semacamnya. Pengevaluasian
nantinya akan dipandang dari kemampuan dari masing-masing peserta dalam dalam meniru
lagu, tari, serta gerakan yang diberikan oleh pihak lawan.
Tari saman mempunyai makna sebagai format tingginya rasa sopan santun, kebersamaan,
pendidikan, kekompakan, kepahlawanan dari masyarakat Aceh nan religius. Adanya pesan
dakwah yang terkandung pada tiap-tiap-tiap-tiap bait syairnya juga menjadi poin tersendiri.
Dari keunikan ini juga yang mewujudkan tari asal Aceh ini menjadi sungguh-sungguh populer,
tidak cuma di dalam negri melainkan juga di mancanegara.
Tarian saman semulanya hanyalah permainan rakyat Aceh yang bernama Pok Ane, Kemudian
datanglah kebudayaan Islam yang masuk ke dalam tempat Gayo, sehingga dua kultur saling
berakulturasi. Akibatnya terjadi perubahan pada kultur tari Pok Ane, mulai dari lagu pengiring
permainan Pok Ane yang semulanya cuma bersifat sebagai komplemen sekarang menjadi suatu
format lagu dengan syair yang penuh dengan makna.
Lazimnya tari saman ditampilkan tampa menerapkan iring-iringan dari alat musik, melainkan
menerapkan suara dari para penari saman sendiri serta tepukan tangan mereka yang lazimnya
dikombinasikan dengan memukul bagian dada serta pangkal paha mereka sebagai format
sinkronisasi juga gerakan menghempaskan badan ke pelbagai arah. Tarian ini lazimnya
didampingi oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut dengan nama syekh.
Disebabkan kekompakan dan keseragaman formasi serta kecermatan waktu yaitu suatu format
kewajiban dalam menampakkan gerakana tarian ini, oleh sebab itu para penari saman dituntut
supaya mempunyai tingkat konsentrasi yang tinggi serta latihan yang serius supaya dapat
menampakkan gerakan tari yang sempurna. Tarian ini lebih terkhusus ditampilkan oleh laki-
laki.
Dahulunya tarian ini dilakukan dalam acara-acara adat tertentu saja, diantaranya dikala ada
acara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, juga terkhusus dalam konteks masa
sekarang, tari saman dipertunjukkan juga dalam acara-acara yang sifatnya legal, contohnya
seperti ada kunjungan tamu-tamu antar kabupaten, atau juga dikala pembukaan sebuah festival
ataupun acara-acara penting lainnya.
Semulanya tari saman cuma dimainkan oleh para pria saja yang jumlahnya kurang lebih 10
orang, 8 orang sebagai penari dan 2 orang lagi sebagai pemberi aba-aba. Melainkan semakin
berkembangnya zaman sampai masuk era modern dikala ini, tari saman semakin semarak
dengan dibiarkannya menambahkan jumlah penari lebih dari 10 orang, disamping itu para
wanita yang semulanya tidak diperbolehkan untuk memainkan sekarang diperbolehkan.
Supaya dapat mengendalikan kekompakan tarian lazimnya tari saman akan dipimpin oleh 2
syekh. Syekh yaitu yang mengendalikan jalannya irama gerakan sekalian sebagai pemandu
lagu dan syair dalaam iringan tarian saman. Gerakan yang dilakukan dalam tari saman ini
terbagi menjadi 2 faktor gerakan yaitu gerakan tepukan dada serta gerakan tepukan tangan,
kemudian gerak kirep, guncang, lingang, surang-saring. Nama-nama gerakan faktor ini berasal
dari bahasa Gayo.
Dengan adanya iringan lagu yang dikombinasikan dengan gerakan dari para penari menjadikan
suatu perpaduan yang total. Terdapat 5 macam acara mendendangkan lagu dalam tari saman:
Rengum, adalah suara auman yang diawali oleng pengangkat.
Dering, adalah rengum yang disertai dengan suara dari semua penari.
Syekh, adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari saman dengan pedoman suara
panjang dan tinggi melengking. Biasanya ini pedoman untuk dilaksanakannya perubahan
gerak.
Saur, adalah lagu yang diulangi secara berbarengan oleh semua penari saman sesudah
sebelumnya dinyanyikan oleh penari solo.
Tari saman menerapkan dua unsur gerakan yang nantinya menjadi unsur dasar dalam tari
saman, dua unsur tersebut adalah tepukan dada dan tepuk tangan. Saat menyebarkan agama
Islam Syekh Saman mempelajari tari melayu kuno, sesudah itu menghadirkan kembali hal telah
dipelajarinya via gerakan yang disertai dengan syair dakwah atau bimbingan Islam guna
mempermudah dakwahnya dalam konteks kekinian, tarian ritual yang sifatknya religius ini
masih dipakai untuk media penyampaian pesan dakwah dan bimbingan-bimbingan via
pertunjukan tari saman.
Biasanya menjadikan tari saman ini bersuka ria dan dikagumi banyak orang adalah karena aksi
tarinya yang begitu harmonis serta syair-syair yang mengalun kencang saling
mengkombinasikan satu sama lain. Orang luar negri banyak lebih mengenal tari saman dari
pada tari pendet atau kecak yang asalnya dari Bali.
Tarian saman sendiri adalah salah satu tari yang cukup unik dari tari pada lazimnya, karena tari
ini cuma menampilkan gerakan tepuk tangan dan gerakan lainnya seperti gerak lingang, kirep,
guncang, surang-saring yang menerapkan bahasa Gayo.
Namun tari saman dimainkan oleh belasan hingga puluhan laki-laki, tapi yang pasti jumlahnya
seharusnya tetap ganjil. Ada juga anggapan lain yang mengatakan, tari ini dilaksanakan kurang
lebih sebanyak 10 orang, dengan 8 orang menjadi penari dan 2 orang menjadi pemberi aba-aba
sembari tarik suara.
Nyanyian pada era modern ini yang secara tak lantas menerangkan bahwa sebuah tarian akan
semakin semarak sekiranya ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Untuk
dapat mengendalikan gerakan para penarinya, syekh juga mempunyai tugas sebagai penyayi
syair-syair lagu saman, adalah ganit.
Salah satu fungsi dari tari saman sendiri adalah sebagai media dakwah untuk dipersembahkan
kepada khalayak ramai, tarian ini mempunyai arti sebuah pengajaran, keagamaan, sopan
santun, kekompakan, kebersamaan, kepahlawanan.
Sebelum dilaksanakannya tari saman, terutaman akan dilaksanakan pembukaan terutama dulu
atau boleh disebut mukaddimahnya yang akan dipersembahkan oleh seorang pemukka agama
atau brilian pintar dari sana, yang akan memberi tahu bimbingan-bimbingan perihal
kebersamaan dan kekompakan atau bimbingan lainnya.
Beberapa dan syair diucapkan secara berbarengan dan tetap. Pemain dari tari saman terdiri dari
pria muda yang menerapkan pakaian adat daerah. Tari saman ini juga dapat dijadikan sebagai
suatu lomba, lomba, panggung seni, atau acara semacamnya.
Tari saman bermakna suatu bentuk tingginya sopan santun, pengajaran, kebersamaan,
kepahlawanan, kekompakan dari rakyat Aceh. Oleh karena itu kenapa pada setiap tari saman
digelar terutama dulu akan ada pembukaan berupa bimbingan-bimbingan agama atau
sebagainya.
Akhir-akhir fakta menarik perihal tari saman dapat anda jumpai sebagai berikut, ada hal-hal
menarik berhubungan dengan tari saman diantarannya sebagai berikut.
Untuk beberapa orang, tari saman acap kali dianggap sama dengan Tari Ratoeh Datuk.
Faktanya, kedua tari ini sangatlah berbeda. Perbedaannya dapat dipandang pada penarinya, tari
saman dilaksanakan oleh penari pria dengan jumlah yang ganjil, walaupun tari ratoeh datuk
dilaksanakan oleh para penari perempuan dengan jumlah yang genap.
Perbedaan lainnya yang dapat ditemukan adalah pada segi bajunya, tari saman menerapkan
pakaian kantong yang bermotif, walaupun tari ratoeh datuk menerapkan pakaian yang polos
dipadukan bersaman songket Aceh.
Mulanya bahasanya dipahami lebih dalam lagi tari ratoeh datuk menerapkan bahasa Aceh,
sementara tari saman menerapkan syair dalam bahasa Gayo.
Mulanya dipandang dari sudut pandang sejarah, tari saman telah ada sejak abad ke-13
kemudian dikembangkan kembali oleh Syekh Saman. Beberapa, tari saman ini dipakai sebagai
media untuk menyebar luaskan agama Islam juga memberikan bimbingan, pengajaran, dan
mengajarkan perihal kebersamaan juga kekompakan. Seiring berkembangnya zaman kini tari
zaman telah mempunyai fungsi yang lebih luas lagi, adalah menjadi kancah pertunjukkan
hiburan yang menjadi salah satu kekayaan tradisi di Indonesia.
Gubernur asal Aceh adalah Irwandi Yusuf, mengucapkan bahwa tari saman milik Aceh untuk
diperlihatkan kepada Dunia. juga mengatakan bahwa tari saman adalah milik dunia yang
disusun oleh Gayo Lues, bukan Aceh secara keseluruhan.
Terdapat 4 skor yang seharusnya dimiliki sekiranya suatu kebudayaan ingin diakui sebagai
warisan oleh UNESCO, adalah adalah keunikan, keabsahan, adanya skor filosofi yang bersifat
universal, juga kekuatan tular ke masyarakat.
Salah satu dari kebudayaan Indonesia yang mempunyai keempat hal ini adalah tari saman.
Akhir-akhir tradisi lainnya milik Indonesia yang telah diakui juga oleh UNESCO diantaranya
adalah adalah wayang, batik, keris, dan juga seni angklung.
Sementara kata duek berasal dari dari bahasa Aceh sendiri yang artinya duduk. Umumnya tari
ini digelar pada acara syukuran, pernikahan, naik haji, serta acara besar mengenai keagamaan
lainnya.
Oleh sebab itu sedangkan tari saman sudah ditetapkan UNESCO menjadi salah satu daftar
Representatif Kultur Takbenda Warisan Manusia tepatnya pada tanggal 24 November 2011.
Masih belum banyak yang dapat membedakan antara Tari Ratoh Duek dengan Tari Saman.
Seandainya diperhatikan perbedaan paling mencolok antara dua tari ada pada penarinya.
Tari saman cuma dilaksanakan oleh pemain pria, sementara tari ratoh duek dilaksanakan oleh
para penari perempuan. Perbedaan lainnya yang dapat diperhatikan adalah pada lirik yang
diberikan dari masing-masing tari. Tari saman memberikan lirik lagu menerapkan bahasa
Gayo, sementara dari tari ratoh duekk diiringi oleh lagu berbasa Aceh.
Juga tari saman tak dibarengi dengan musik tradisional alainnya, lain halnya dengan tari ratoh
duek yang dikombinasikan dengan alunan alat musik adalah Rapai. Beda dari kedua tari ini
disebabkan tari saman aslinya berasal dari daerah Gayo, suku ini mempunyai tradisi, adat,
bahasa yang berbeda dengan suku Aceh.
Tari saman juga disebut juga dengan nama Saman Gayo adalah di Aceh komponen Tengah dan
Tenggara, kemudian sebutan Saman Lokop pada Aceh komponen Timur. Kecuali dari tari
saman, suku Gayo juga populer dengan seni bertuturnya yang awam disebut Didong.
Seandainya saat ini tari saman populer dan terkenal di kancah internasional adalah dengan
sebutan nama tangan seribu, rupanya pada zaman belanda tarian ini pernah sempat dilarang
sebab terdapat elemen magis didalamnya yang mampu menyesatkan orang.
Namun larangan tersebut tak diberikan respon dari rakyat Aceh yang terus melakukan dan
melestarikan tarian saman ini. Tari saman didirikan serta dimaksimalkan oleh seorang ulama
besar yang berasal dari Suku Gayo itu sendiri adalah Syekh Saman. Agar memudahkan untuk
berdakwah Syeikh Saman belajar tarian Melayu Kuno dan memodifikasinya kembali dengan
menambahkan syair dakwah islam yang dibarengi dengan tarian saman ini.
Disebabkan kekompakan dan keseragaman formasi serta kecermatan waktu adalah suatu
format kewajiban dalam menampakkan gerakana tarian ini, oleh sebab itu para penari saman
dituntut supaya mempunyai tingkat konsentrasi yang tinggi serta latihan yang serius supaya
dapat menampakkan gerakan tari yang sempurna. Tarian ini lebih terkhusus ditampilkan oleh
laki-laki.
Dahulunya tarian ini dilaksanakan dalam acara-acara adat tertentu saja, diantaranya saat ada
acara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, juga terkhusus dalam konteks masa
sekarang, tari saman dipertunjukkan juga dalam acara-acara yang sifatnya resmi, contohnya
seperti ada kunjungan tetamu-tetamu antar kabupaten, atau juga saat pembukaan sebuah
festival ataupun acara-acara penting lainnya.
Agar dapat mengatur kekompakan tarian biasanya tari saman akan dipimpin oleh 2 syekh.
Syekh adalah yang mengatur jalannya ritme gerakan sekaligus sebagai pemandu lagu dan syair
dalaam iringan tarian saman. Gerakan yang dilaksanakan dalam tari saman ini terbagi menjadi
2 elemen gerakan adalah gerakan tepukan dada serta gerakan tepukan tangan, kemudian gerak
kirep, guncang, lingang, surang-saring. Nama-nama gerakan elemen ini berasal dari bahasa
Gayo.
Demikianlah Penjelasan mengenai tari saman, mulai dari sejarah dan asal masukan tari saman,
gerakan tari saman, para penari tari saman, pembuat tari saman, semoga dengan artikel ini para
pembaca dapat mengetahui lebih dalah lagi tentang tari saman.