ABSTRAK
Latar belakang: Suplementai Tablet Besi merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya
menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil. Nilai rata-rata cakupan pemberian tablet besi pada
ibu hamil di wilayah kerja Dinas-Kesehatan-Kota Surabaya selama tiga tahun terakhir mengalami
penurunan. Bila nilai cakupan ditinjau pada tiap puskesmas, maka terdapat beberapa puskesmas
yang cakupannya mengalami peningkatan salah satunya yakni Puskesmas Kalijudan tetapi belum
diikuti dengan penurunan prevalensi anemia ibu hamil.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program suplementasi tablet besi di
Puskesmas Kalijudan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Metode: Jenis penelitian ini ialah kualitatif yang melibatkan 8 orang tenaga kesehatan dan 15 orang
ibu hamil sebagai informan. Penentuan keterlibatan informan menggunakan teknik purposive
sampling dan accidental sampling.
Hasil: Tahap input, tenaga kesehatan dalam program berasal dari berbagai profesi dan sudah cukup
dari segi jumlah dan kualifikasi. Dana pembelian tablet berasal dari Jaminan Kesehatan Nasional. Alat
periksa hemoglobin adalah hematology analyzer dan dioperasikan oleh petugas laboratorium.
Ketersediaan tablet besi mengalami kekurangan. Segi tahap proses, perencanaan tablet besi
dilakukan satu tahun sekali dan pengadaan mengikuti jadwal Dinas-Kesehatan-Kota-Surabaya.
Banyaknya tablet yang diberi pada ibu hamil dalam satu kali kunjungan mengikuti jadwal kontrol
atau 15 tablet. Monitoring kepatuhan konsumsi tablet dilakukan dengan wawancara sederhana.
Pengorganisasian tenaga kesehatan khusus pelaksana program tablet besi belum ada. Segi tahap
output, pencatatan persentase cakupan hanya dilakukan setiap akhir tahun. Segi tahap outcome,
prevalensi anemia ibu hamil tidak dapat diketahui.
Kesimpulan: Pelaksanaan program suplementasi tablet besi dapat dikatakan belum berjalan dengan
baik, dikarenakan masih terdapat kendala di beberapa tahapan.
Kata kunci: program suplementasi, tablet besi, anemia, ibu hamil, studi deskriptif kualitatif
ABSTRACT
Background: Supplementation of iron tablet is one of the government program that aims to decrease
prevalence of-anemia on pregnant-women. The average corevage of iron tablet program on
pregnant women in the work area of-Distric-Health-Government of Surabaya over past three years
has decrease. If coverage value is reviewed by each public-health-center, there are some public-
health-center whose coverage is increased one of-them is Kalijudan Public-Health-Center but is not
followed by a-decrease number of anemia in pregnant women.
Objectives: This research aims was to describe the implementation of-iron tablet program in
Kalijudan-Public Health-Center and used system approach.
Methods: The type of- this research was qualitative and involved 8-health workers and 15 pregnant-
women as informants. Determination of informant involvement used purposive sampling and
accidental sampling technic.
Results: Health workers that involved came from various profession and were sufficient in terms
quantity and qualification. The funds used for iron tablet purchases came from National-Health-
Insurance. The hemoglobin examination tool was hematology analyzer and operated by laboratory
worker. The availability of-iron tablets was deficience. The process stage, iron tablets planning was
done once per year and its procurement followed schedule from Distric-Health-Government. The
number of tablets was given to pregnant-women in a-single visit followed a-control schedule or 15-
tablets. The monitoring of iron tablet consumption compliance was done with simple interview.
Special organizing of-health workers for program did not yet exist. The output stage, recording
coverage percentages were performed at the end of each year. The outcome stage, prevalence of-
anemia in pregnant-women could not be known.
Conclusion: The implementation of-program can be said not run well, because there are still some
obstacles.
Keywords: program supplementation, iron tablet, anemia, pregnant women, descriptive qualitative
study
*Koresponden:
kenyonadia@gmail.com
1
Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas
Kesehatan Masyarakat-Universitas Airlangga
laboratorium. Sementara itu, accidental serta pengetahuan ibu mengenai tablet besi
sampling ditujukan untuk menentukan jumlah dan anemia. Usia ibu hamil yang paling banyak
informan yang berasal dari kelompok sasaran ditemui ialah rentang usia 25-27 tahun.
penerima program tablet besi (bumil). Jumlah Sementara itu, sebagian besar ibu hamil yang
ibu hamil yang bisa didapatkan hingga akhir ditemui memiliki usia kandungan 20-23
penelitian adalah sebanyak 15 orang. minggu. Mayoritas bumil yang ditemui
beprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan
HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan terkahir ibu hamil yang paling
banyak ditemui berada pada tingkat
Segi aspek input, didapatkan bahwa SLTA/Sederajat. Adapun ibu hamil sebanyak
karakteristik kelompok sasaran penerima 66,6% menjawab dengan benar mengenai
program (ibu hamil) menunjukkan hasil definisi anemia dan 73,33% menjawab benar
beragam dari berbagai indikator/aspek. Pada mengenai manfaat dari konsumsi tablet besi.
Tabel 1 dan Tabel 2 dapat terlihat distribusi ibu Selain itu, sebanyak 53,33% ibu hamil
hamil berdasarkan usia ibu, usia kandungan, menjawab dengan benar efek samping dari
pendidikan terakhir ibu, pekerjaan/profesi ibu, konsumsi tablet besi.
Tabel 1. Distibusi Ibu Hamil Menurut Usia Ibu, Usia Kandungan, Pendidikan Terakhir, dan
Pekerjaan/Profesi Ibu Hamil Tahun 2017
Karakteristik Ibu Hamil Jumlah (n) Persentase (%)
Usia ibu hamil
22-24 1 6,67
25-27 8 53,33
28-30 3 20
31-33 1 6,67
≥ 34 2 13,33
Usia Kandungan Ibu Hamil
16-19 1 6,67
20-23 5 33,33
24-27 2 13,33
28-31 5 33,33
≥ 32 2 13,33
Pendidikan Terakhir Ibu Hamil
SD/Sederajat 2 13,33
SLTP/Sederajat 3 20
SLTA/Sederajat 6 40
Akademi/Sederajat 4 26,67
Pekerjaan/Profesi Ibu Hamil
Ibu Rumah Tangga (IRT) 8 53,33
Sektor Swasta 6 40,00
Perdagangan 1 6,67
TOTAL 15 100
Tabel 2. Distribusi Ibu Hamil Menurut Pengetahuan Mengenai Tablet Besi dan Anemia Tahun 2017
Pertanyaan Jumlah Jawaban Benar (n) Persentase (%)
Definisi anemia 10 66,67
Manfaat konsumsi tablet besi 11 73,33
Efek samping konsumsi tablet besi 8 53,33
Menurut hasil wawancara kepada karena tablet besi yang seharusnya didapatkan
informan didapatkan tenaga kesehatan (nakes) langsung dari Gudang Farmasi Kesehatan
yang terlibat pada program suplementasi (GFK), tidak kunjung ada.
tablet besi berasal dari berbagai profesi, Adanya defisit jumlah tablet besi yang
seperti 1 orang petugas gizi, 1 orang petugas dialami tersebut, membuat Puskesmas
farmasi, dan 6 orang bidan untuk 3 wilayah Kalijudan melakukan peminjaman tablet besi
kerja puskesmas. Tenaga kesehatan yang telah kepada puskesmas yang memiliki stok lebih
disebutkan oleh informan tersebut, termasuk banyak. Hal tersebut dilakukan untuk dapat
ke dalam tenaga kesehatan minimal yang menutupi kekurangan dan disamping
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan menunggu alokasi dari GFK telah ada.
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas12. Berdasarkan hasil observasi per bulan Juli
Terdapat pula hasil penelitian di Puskesmas 2017, didapatkan bahwa stok dari tablet besi
Binamu Kabupaten Jeneponto yang yang ada di gudang farmasi puskesmas
menyebutkan kuota 6 bidan untuk 4 wilayah berjumlah 200 tablet. Ketersediaan tablet besi
kerja puskesmas sudah mencukupi, namun itu sendiri menurut hasil penelitian di
tanpa dilengkapi dengan apa yang menjadi Puskesmas Bara-Baraya Provinsi Sulawesi
tolak ukurnya dan belum tentu bisa Selatan dan di Kecamatan Sokaraja Kabupaten
menggambarkan untuk bidan puskesmas di Banyumas menunjukkan adanya pengaruh
Kota Surabaya13. yang diberikan atau hubungan antara
Bila tenaga kesehatan tersebut ditinjau kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi
dari segi jumlah dan kualifikasi, maka seluruh dengan ketersediaan tablet besi di
informan menjawab telah dirasa cukup. puskesmas15,16. Tetapi faktor ketersediaan
Referensi mengenai pedoman khusus yang tablet besi yang memiliki pengaruh pada
ditujukan untuk penentuan jumlah, kualifikasi kepatuhan bumil mengkonsumsi tablet
tenaga kesehatan, serta pembagian tersebut, belum tentu bisa menggambarkan
tugas/tanggung jawab tenaga kesehatan yang kepatuhan bumil di Kota Surabaya.
terlibat dalam program suplementasi tablet Sementara itu, alat yang digunakan
besi belum ditemukan. Adapun untuk memeriksa hemoglobin (Hb) ibu hamil
tugas/tanggung jawab tenaga kesehatan dalam adalah hematology analyzer yang dilakukan
program tablet besi menurut berbagai oleh petugas laboratorium. Dalam penggunaan
informan ialah kolaborasi antar petugas gizi alat periksa ini, sel darah yang telah pecah
dan farmasi betugas dalam atau akan pecah bisa mempengaruhi hasil
pengadaan/perencanaan tablet besi bagi pemeriksaan yang dilakukan17. Pemeriksaan
puskesmas, bidan bertugas dalam pemberian Hb dengan menggunakan alat hematology
tablet besi pada ibu hamil. Hal ini juga sesuai analyzer akan dilakukan pada ibu hamil pada
dengan hasil penelitian di Puskesmas saat kunjungan pertamanya ke puskesmas.
Madakareya Kota Makassar yang Hematology analyzer dapat memberikan
menyebutkan bahwa pendistribusian tablet analisis yang akurat terhadap jumlah sel darah
besi kepada bumil merupakan tugas dari merah, membedakan 5 macam sel darah putih,
bidan14. dan mampu mengidentifikasi neutrofil,
Sumber dana yang dipergunakan limfosit, basofil, monosit, serta eosinofil18. Hal
puskesmas untuk memenuhi kebutuhan tablet ini didukung pula dengan pernyataan informan
besi itu sendiri, berasal dari dana JKN yang menyebutkan bahwa penggunaan
(berdasarkan besaran kapitasi per puskesmas). hematology analyzer dikarenakan memiliki
Besaran dana tersebut tidaklah selalu sama kelebihan mampu memeriksa dan
antar puskesmas. Ketersediaan tablet besi di menganalisis nilai dari komponen darah lebih
Puskesmas Kalijudan pada bulan Juli-Agustus dari satu jenis (bukan hemoglobin saja).
2017, ternyata mengalami kekurangan stok Segi aspek proses, perencanaan
dari yang dibutuhkan (yakni sekitar 2.975 kebutuhan tablet besi di tingkat puskesmas
tablet per bulan berdasarkan data dalam dilakukan oleh petugas farmasi/apotek dan
LPLPO bulan Mei 2017). Hal ini disebabkan mulai disusun sejak akhir tahun sebelumnya
bersamaan dengan jenis suplemen atau obat- mendapatkan minimal 90 tablet selama masa
obatan lainnya. Pada hasil penelitian yang kehamilan.
dilakukan di Puskesmas Madakareya Kota Monitoring merupakan salah satu
Makassar tahun 2013 juga didapatkan bahwa bagian yang terdapat dalam sistem
petugas yang melakukan perencanaan manajemen. Monitoring yang dimaksudkan
kebutuhan tablet besi ialah petugas farmasi dalam konteks pembahasan ini ialah kegiatan
puskesmas14. Perhitungan kebutuhan tablet yang ditujukan untuk memantau kepatuhan
besi menggunakan rumus jumlah kebutuhan ibu hamil mengkonsumsi minimal 90 tablet
tiap bulan dikalikan dua belas (jumlah bulan besi selama masa kehamilan. Tenaga
dalam satu tahun) dan ditambahkan dengan kesehatan yang terlibat dalam kegiatan
nilai buffer stock (kebutuhan 3 bulan). monitoring ialah bidan puskesmas (mayoritas
Perencanaan tersebut dilakukan sebanyak satu oleh bidan kelurahan). Cara yang digunakan
kali yang tertulis dalam dokumen online dan dalam melakukan monitoring ialah dengan
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan wawancara sederhana, meliputi apakah obat
Obat (LPLPO) milik puskesmas. Akan tetapi telah habis dikonsumsi atau belum.
khusus untuk tahun 2017, Puskesmas Kalijudan Penggunaan wawancara secara sederhana
diarahkan oleh DKK untuk tidak memasukkan oleh bidan saat melakukan monitoring juga
tablet besi ke dalam daftar permintaan obat, terdapat dalam hasil penelitian yang dilakukan
karena Puskesmas Kalijudan akan oleh di Puksesmas Madakareya Kota
mendapatkan langsung tablet besi dari Gudang Makassar14.
Farmasi Kesehatan (GFK) Dinas Kesehatan Kota Wawancara tersebut biasanya ditujukan
Surabaya. kepada ibu hamil secara langsung. Selain ibu
Pendistribusian tablet besi ialah kegiatan hamil, wawancara tersebut juga bisa dilakukan
dari alur tablet besi dikirimkan, yang berasal atau ditujukan kepada pendamping ibu hamil
pusat menuju ke tempat fasilitas pelayanan yang datang bersamanya (seperi suami
kesehatan yang dapat menjangkau sasaran19. maupun anggota keluarga lainnya). Adapula
Pendistribusian tablet besi yang dilakukan oleh cara lain yang semestinya dapat digunakan
puskesmas adalah wujud kerja sama lintas untuk memonitoring kepatuhan yaitu dengan
program antara gizi dan KIA, yang memiliki cara membawa sisa keemasan tablet besi
kesamaan sasaran yakni ibu hamil20. sebagai bukti, saat ibu hamil melakukan
Pendistribusian tablet yang dilakukan oleh kunjungan19. Selain dengan wawancara, bidan
tenaga kesehatan saat ini, terfokus di puskesmas juga biasanya melakukan
puskesmas induk dan puskesmas pembantu pencocokan dengan data kunjungan ibu hamil
(pustu). Distribusi tablet besi itu sendiri untuk bisa mengestimasi apakah obat memang
sebenarnya dapat dilakukan melalui beberapa sudah seharusnya habis atau belum.
cara atau tempat yakni saat bumil melakukan Kegiatan monitoring yang dilakukan
kunjungan ANC, saat kelas bumil, saat bidan selama ini di Puskesmas Kalijudan, ternyata
berkunjung door to door, ataupun dapat belum disertai dengan adanya pelaporan
diperoleh di Posyandu19. Jumlah tablet besi khusus hasil monitoring. Dalam penelitian di
yang didistribusikan kepada ibu hamil untuk Puskesmas Madakareya Kota Makassar pun
satu kali kunjungannya maksimal ialah 15 disebutkan tidak disertainya pelaporan khusus
tablet, atau mengikuti jadwal kontrol ibu hamil untuk hasil pelaksanaan monitoring kepatuhan
(seperti contoh 7 tablet atau 14 tablet). Hal ini ibu hamil mengkonsumsi tablet besi14.
dilakukan sebagai salah satu upaya Pedoman yang dibuat oleh Kementerian
menghadapi stok tablet besi yang masih Kesehatan RI dan Millennium Challenge
rendah. Tablet besi ibu hamil untuk disisa Account-Indonesia melampirkan lembar
waktu yang ada dalam satu bulannya, akan khusus untuk monitoring konsumsi ibu hamil
diarahkan untuk didapatkan melalui Bidan terhadap tablet besi yang seharusnya dapat
Praktik Swasta/Mandiri yang berada di digunakan dalam kegiatan monitoring
lingkungan puskesmas agar bumil tetap bisa kepatuhan ibu hamil19. Sampai saat ini, laporan
yang secara rutin setiap bulannya ialah jumlah upaya untuk mendeteksi berapa banyak ibu
ibu hamil yang mendapatkan tablet besi. hamil yang mendapatkan tablet besi di tempat
Pengorganisasian tenaga kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar wilayah
merupakan salah satu elemen penting dalam puskesmas. Menurut data laporan bulan Mei
fungsi manajemen. Pengorganisasian 2017 (khusus bumil di wilayah kerja
didefiniskan sebagai upaya dalam puskesmas), didapatkan bahwa sebanyak 34
pemanfaatan seluruh sumber daya yang bumil telah mendapatkan 30 tablet besi (Fe-1)
dimiliki dan dikumpulkan agar mampu dan 39 tablet besi (Fe-3) telah mendapatkan
mencapai tujuan dari organisasi, secara 90 tablet besi.
efisien21. Pengorganisasian dan struktur Perekapan data jumlah ibu hamil yang
organisasi tenaga kesehatan khusus untuk mendapatkan tablet besi dilakukan oleh
program suplementasi tablet besi di petugas gizi dan bidan koordinator. Perbedaan
Puskesmas Kalijudan hingga kini belum ada. stuktur laporan yang dimiliki oleh petugas gizi
Hal ini disebabkan karena program dan bidan terletak pada penulisan jumlah ibu
suplementasi tablet besi, mempunyai hamilnya. Pada laporan petugas gizi,
keterkaitan pula dengan program antenatal pencatatan jumlah ibu hamil akan mengikuti
care (ANC) dan juga bukan program baru (telah pembagian per wilayah kerja puskesmas
berjalan). Penanggung jawab dari program ataupun terdapat kolom sendiri untuk ibu
suplementasi tablet besi pada bumil di hamil yang berasal dari luar wilayah kerja
Puskesmas Kalijudan adalah petugas gizi dan puskesmas. Sementara itu, pada laporan yang
bidan. Pelaporan hasil dari program (cakupan dimiliki oleh bidan didasarkan pada di mana
pemberian tablet besi), menjadi milik petugas ibu hamil mendapatkan tablet besi (per tempat
gizi namun data berasal dari hasil pencatatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas induk,
yang dilakukan oleh bidan. Adapun yang pustu, BPM/BPS, dan sebagainya). Dengan
bertanggung jawab dalam kata lain, laporan yang dituliskan oleh bidan
memberikan/menyampaikan KIE mengenai lebih secara global dan bukan saja direkap
tablet besi dan anemia kepada ibu hamil ialah khusus untuk ibu hamil dari wilayah kerja
bidan (bidan koordinator dan bidan puskesmas.
kelurahan). Pelaksanaan program tablet besi di Beradasarkan data yang didapatkan dari
Puskesmas Binamu Kabupaten Jeneponto juga Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengenai
memberikan tugas kepada bidan untuk persentase cakupan pemberian tablet besi
memberikan edukasi tablet besi pada kepada ibu hamil tahun 2014-2017,
kelompok sasaran 13. menunjukkan adanya tren yang meningkat.
Segi aspek output, persentase cakupan Akan tetapi adanya tren peningkatan ini,
ibu hamil yang mendapat tablet besi dihitung belum tentu diikuti dengan pelaksanaan
satu tahun sekali pada setiap akhir tahun program di lapangan yang telah sesuai dengan
sebagai acuan sejauh mana program berjalan. arahan pihak terkait. Peningkatan cakupan
Angka persentase cakupan tersebut, awalnya pemberian tablet besi, bisa disebabkan karena
berasal laporan bulanan jumlah ibu hamil yang tenaga kesehatan telah tertib dalam
mendapatkan tablet besi. Pencatatan laporan melakukan pencatatan pemberian tablet besi
bulanan terhimpun di dalam buku kohort ibu pada ibu hamil. Adapun penelitian sebelumnya
hamil yang dimiliki oleh puskesmas. Selain itu, yang menyebutkan bahwa peningkatan
ibu hamil juga akan mendapatkan catatan cakupan tablet besi di Puskesmas Madakareya
mengenai pemberian tablet besi yang Kota Makassar, masih diikuti dengan beberapa
tercantum dalam buku kontrol miliknya (buku aspek/tahapan yang masih belum sesuai
KIA). Data jumlah ibu hamil yang menerima dengan standar pelaksanaan yang ada namun
tablet besi, tidak hanya terkumpul yang tidak dijelaskan standar apa yang dimaksud14.
dilakukan di area puskesmas atau unit di Segi aspek outcome, persentase
bawahnya namun juga berasal dari data prevalensi anemia tidak bisa diketahui
kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat dikarenakan pencatatan yang dilakukan oleh
(PWS). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bidan ialah angka kejadian bumil anemia.
Pencatatan tersebut dilakukan berdasarkan Jumlah tablet yang didistribusi maksimal dalam
hasil pemeriksaan darah lengkap yang satu kali kunjungan bumil adalah 15 dan
dilakukan oleh bumil saat pertama kali diusahakan hingga mencapai minimal 90 tablet
berkunjung ke puskesmas atau K1 yang selama masa kehamilan. Monitoring
dilaporkan secara rutin satu bulan sekali kepatuhan bumil mengkonsumsi tablet besi
kepada pihak DKK. Pencatatan anemia bumil dilakukan dengan wawancara sederhana yang
yang dilakukan pada lembar LB3 KIA, dengan ditujukan kepada bumil
rincian baris laporan yakni jumlah bumil langsung/pendampingnya. Pencatatan
dengan Hb 8-11 mg/dL dan Hb <8 mg/dL. maupun pelaporan terhadap hasil kegiatan
Menurut data laporan LB KIA bulan Juni 2017 monitoring kepatuhan minum tablet besi
jumlah bumil dengan Hb 8-11 mg/dL dan <8 belum ada. Pengorganisasian tanggung
mg/dL berjumlah 0 orang bumil. jawab/tugas dan struktur pengoganisasian
khusus untuk tenaga kesehatan yang terlibat
KESIMPULAN dalam program juga belum ada.
Segi output, angka persentase cakupan
Segi aspek input, rentang usia bumil program baru akan dihitung apabila tahun
yang banyak ditemui berada pada kelompok akan berganti (dihitung setiap akhir tahun).
25-27 tahun. Mayoritas usia kandungan bumil Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan
yang ditemui ialah 20-23 minggu. Bumil berkaitan dengan tablet besi pada tiap
dengan pendidikan terakhir SLTA/Sederajat bulannya ialah jumlah ibu hamil yang
serta profesi bumil sebagai ibu rumah tangga mendapatkan tablet besi. Pencatatan tersebut
ialah yang paling banyak ditemui. Adapun bisa ditemui pada laporan yang dimiliki oleh
bumil yang menjawab dengan benar mengenai petugas gizi dan bidan. Jumlah bumil yang ada
definisi anemia, manfaat konsumsi tablet besi, di wilayah kerja puskesmas mendapat 30
dan efek samping konsumsi tablet masing- tablet sebanyak 30 orang dan yang mendapat
masing mencapai 66,6%, 73,3%, dan 53,3%. 90 tablet sebanyak 39 orang (data bulan Mei
Tugas/tanggung jawab dari tenaga kesehatan 2017). Adapun peningkatan cakupan dalam
yang terlibat dalam program ialah kolaborasi tiga tahun terakhir disebabkan karena
antara petugas gizi dan farmasi dalam pencatatan yang dilakukan oleh tenaga
pengadaan/perencanaan tablet besi untuk kesehatan telah tertib dan teratur.
memenuhi kebutuhan puskesmas dan bidan Segi outcome, angka prevalensi anemia
yang bertugas dalam pemberian talet besi pada ibu hamil belum bisa diketahui. Hal ini
pada ibu hamil. Sementara itu, dana yang dikarenakan pencatatan yang dilakukan oleh
digunakan dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan ialah dalam bentuk jumlah
tablet besi berasal dari dana Jaminan kasus ibu hamil anemia. Data jumlah kasus
Kesehatan Nasional (berdasarkan besaran tersebut juga yang kemudian dilaporkan setiap
kapitasi per puskesmas). Ketersediaan tablet bulannya oleh tenaga kesehatan terkait
besi belum mampu mencukupi kebutuhan kepada DKK. Menurut data laporan bulanan
pada bulan berjalan. Adapun alat yang (data bulan Juni 2017) bahwa jumlah bumil Hb
digunakan untuk memeriksa hemoglobin pada 8-11 mg/dL atau Hb <8 mg/dL berjumlah 0
ibu hamil adalah hematology analyzer dan orang. Secara keseluruhan, pelaksanaan
dioperasikan oleh petugas laboratorium. program tablet besi di Puskesmas Kalijudan
Segi aspek proses, perencanaan belum dapat dikatakan berjalan dengan baik.
kebutuhan tablet besi dilakukan setahun sekali Hal itu dikarenakan masih terdapat beberapa
namun khusus untuk tahun 2017 angka kendala yang ditemui seperti ketersediaan
perencanaan tidak dimasukkan ke dalam tablet besi yang masih rendah, belum adanya
daftar permintaan obat farmasi puskesmas. pencatatan mengenai hasil monitoring
Pendistribusian tablet besi pada ibu hamil, saat kepatuhan minum tablet besi, dan belum
ini terfokus pada puskesmas induk dan pustu. cukupnya jumlah tablet besi yang seharusnya
diterima bumil.