Anda di halaman 1dari 28

PENDIDIKAN KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh:
Irham Maulana
Muhammad Saleh
Muh. Alwi Hapri

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
2

1 EVALUASI

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku


seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.
Pelaksanaan pendidikan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik meliputi potensi afektif, kognitif dan psikomotor.
Pengertian pendidikan tersebut senada dengan rumusan pendidikan dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pembangunan manusia sebagai insan dan sumberdaya
pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dilakukan
pada seluruh siklus hidup manusia yaitu sejak dalam kandungan hingga
lanjut usia. Upaya tersebut dilandasi oleh pertimbangan bahwa kualitas
manusia yang baik ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangannya
sejak dalam kandungan, pembangunan manusia yang baik merupakan
kunci bagi tercapainya kemakmuran bangsa.
Dari aspek pendidikan, Kota Makassar sebenarnya berada di posisi
teratas dibandingkan dengan wilayah lainnya di Sulawesi Selatan. Angka
rata-rata lama sekolah Kota Makassar hampir mencapai sepuluh (10)
tahun. Anggaran pendidikan dalam APBD telah mencapai hampir 32 persen
dari total belanja. Namun dalam perjalanan apa yang menjadi target (angka
indeks pendidikan) belum dapat tercapai. Angka putus sekolah yang
ditargetkan untuk nol atau tidak ada anak putus sekolah masih belum
tercapai. Biaya operasional sekolah baru bisa ditanggulangi APBD hanya
sampai tingkat SMP saja, sementara untuk tingkat SMA belum dapat
ditanggulangi oleh APBD. Akibatnya masih banyak anak putus sekolah di
tingkat SMA. Selain itu permasalahan lainnya di bidang pendidikan adalah
persoalan penerimaan siswa didik baru, pemerataan jumlah murid di
sekolah-sekolah, sebaran fasilitas sekolah dan mutu guru. (RPJMD)
3

1.1 Gambaran Umum Pendidikan di Kota Makassar


Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan
yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki karakter
dan budi pekerti yang luhur.
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pendidikan salah
satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:

1.1.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Salah satu indikator kemajuan pendidikan suatu daerah adalah


Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang dihitung berdasarkan jumlah murid
kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per
1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. APS Kota Makassar terus
mengalami peningkatan pada semua jenjang pendidikan.
Berikut secara lengkap disajikan data mengenai Angka Partisipasi
Sekolah (APS) di Kota Makassar per jenjang pendidikan tahun 2011 -2015.

1.1.2 Rasio Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan


tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini
mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia
pendidikan.
Selama kurun waktu 2011-2015, kemampuan penyediaan sekolah
untuk penduduk usia sekolah relatif mendatar.a Tahun 2015 setiap 10.000
4

penduduk usia 7-12 tahun dilayani oleh 37 sekolah atau rata- rata setiap
sekolah melayani 268 orang murid. Untuk jenjang pendidikan Menengah
Pertama, pada tahun 2015 setiap 10.000 penduduk usia 13-15 tahun
dilayani oleh 40 sekolah atau rata-rata setiap SMP/MTs melayani 248
peserta didik. Untuk jenjang Menengah Atas rasionya 1 sekolah
menampung 365 peserta didik, atau untuk 10.000 penduduk usia 16-18
tahun dilayani oleh 27 sekolah. Grafik Rasio Sekolah/Murid ini relatif datar
dapat disebabkan oleh karena menurunnya pertumbuhan penduduk,
sehingga penduduk usia sekolah menurun jumlahnya sedangkan gedung
sekolah bertambah.
5

1.1.3 Rasio Guru/Murid

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan jenjang


pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Rasio
ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah
ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran.
Rasio guru/murid di Kota Makassar mengalami fluktuasi dimana
tahun 2015 rasio guru/murid untuk jenjang pendidikan SD/MI adalah setiap
10.000 murid dilayani oleh 475 guru atau rata-rata 21 murid untuk setiap
guru. Sedangkan untuk SMP/MTs rasionya adalah 732,87 guru per 10.000
murid atau sekitar 13,64 murid untuk 1 orang guru. Untuk SMA/SMK/MA
rasio guru/murid adalah 475,09 orang guru untuk 10.000 murid atau rata-
rata seorang guru mendidik 21 orang murid. Berikut adalah gambaran
secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kota
Makassar per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2011-2015.
6

1.1.4 Persentase Kondisi Gedung Sekolah Kondisi Baik

Ketersediaan gedung sekolah yang baik merupakan salah satu


indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota
Makassar. Kondisi gedung sekolah dikota makassar rata-rata 77% dalam
kondisi baik untuk semua jenjang pendidikan. Namun gedung sekolah
untuk SD/MI yang paling rendah dimana hanya 70% kondisi gedung
sekolahnya yang baik. Untuk SMA/SMK/MA rata-rata 83% gedung
sekolahnya dalam kondisi baik. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi
ruang kelas baik di Kota Makassar per jenjang pendidikan selama kurun
waktu tahun 2011-2015.
7

1.1.5 Persentase Kondisi Ruang Kelas Kondisi Baik

Dari 2.877 (dua ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh) jumlah ruang
kelas yang ada di Kota Makassar, yang dalam kondisi rusak adalah
sebanyak 335 ruang kelas atau rata- rata sebesar 11% untuk seluruh
jenjang pendidikan. Kondisi Ruang Kelas dalam kondisi baik dikota
makassar di tahun 2015 adalah sebesar 84% untuk tingkat SD/MI, 90%
untuk SMP/MTs dan 96% untuk SMA/SMK/MA. Ruang kelas yang paling
tinggi perentase kerusakannnya adalah SD/MI, sehingga harus menjadi
perhatian untuk perbaikan kondisinya. Secara keseluruhan kondisi ruang
kelas kota makassar masih harus ditingkatkan untuk menunjang proses
belajar dan mengajar yang efektif dan efisien. Selengkapnya data kondisi
ruang kelas di Kota Makassar disajikan pada tabel berikut :
8

1.1.6 Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Usia Dini (PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah


jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.
Berikut adalah gambaran mengenai kondisi capaian PAUD/TK di
Kota Makassar selama kurun waktu tahun 2011-2015.
9

1.1.7 Angka Putus Sekolah

Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang


sudah tidak bersekoah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang
pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator
berhasil/tidaknya pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah. Data
yang ada menunjukan bahwa jumlah siswa putus sekolah di Kota Makassar
mengalami penurunan setiap tahunnya. Data tahun 2015 menujukan angka
putus sekolah di Makassar untuk jenjang pendidikan dasar tidak sampai
1%, tetapi untuk jenjang pendidikan menengah angka putus sekolah cukup
besar yakni sebesar 11,52%. Hai ini harus menjadi perhatian Pemerintah
Kota agar angka putus sekolah di Makassar dapat ditekan. Untuk
mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

1.1.8 Angka Kelulusan

Angka kelulusan sebagai salah satu indikator yang mencerminkan


keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Semakin baik proses
belajar mengajar, seyogyanya persentase angka kelulusan semakin baik
pula, dimana seyogyanya mendekati 100%. Angka kelulusan SD Kota
Makassar pada 4 tahun terakhir mencapai angka 100 persen, hanya pada
tahun 2015 yang mencapai 99,91%. Untuk tingkat SMP/MTs, angka
kelulusan siswa Kota Makassar rata-rata sudah mencapai 99%. Begitu juga
dengan jenjang pendidikan menengah atas, angka kelulusan terendah
terjadi pada tahun 2012 yang hanya mencapai 94,5%, namun di tahun 2015
sudah mendekati 100%. Berikut gambaran umum Angka Kelulusan Kota
Makassar:
10

1.1.9 Angka Melanjutkan

Angka melanjutkan (AM) adalah persentase jumlah lulusan pada


setiap jenjang pendidikan yang melanjutkan ke jenjang berikutnya. AM
berguna untuk melihat apakah penduduk usia sekolah menyelesaikan
pendidikanya dengan melanjutkan pedidikan ke jejang lebih tinggi atau
tidak. Idealnya adalah semua lulusan melanjutkan pendidikannya ke
jenjang berikutnya. AM Kota Makassar sepanjang 2011-2013 selalu
melampaui angka 100%, yang berarti jumlah siswa/siswi yang melanjutkan
sekolahnya lebih tinggi dari pada siswa yang lulus. Hal ini dimungkinkan
karena banyak siswa/siswi dari luar daerah yang melanjutkan pendidikan di
Makassar. Ini juga dapat berarti bahwa kualitas pendidikan di Kota
Makassar dipandang lebih baik dari pada daerah-daerah lain di Sulawesi
Selatan, sehingga dipilih menjadi destinasi untuk bersekolah.
11

1.1.10 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen


mensyaratkan bahwa guru wajib memiliki latar belakang akademis strata
satu (S 1) atau diploma empat (D IV). Pada tahun 2015, dari 20.720 guru
yang ada di kota Makassar, sebanyak 15.972 atau rata-rata 77% guru di
Makassar sudah berkualifikasi Strata Satu atau Diploma IV. Melihat tren
perkembangan kualifikasi guru yang landai maka hal ini perlu mendapat
perhatian Pemerintah Kota Makassar agar upaya perbaikan dunia
pendidikan-dengan meningkatkan kompetensi para pendidik-dapat
tercapai. Berikut data guru kota Makassar yang berkualifikasi S 1/D-IV
tahun 2011-2015.
12

1.2 Perpustakaan

1.2.1 Jumlah Perpustakaan

Perpustakaan adalah suatu wadah atau tempat di mana didalamnya


terdapat bahan pustaka untuk masyarakat, yang disusun menurut sistim
tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat
serta sebagai penunjang kelangsungan pendidikan.
Jumlah perpustakaan dihitung berdasarkan jumlah perpustakaan
umum yang dapat diakses secara langsung oleh masyarakat yang
beroperasi di wilayah pemerintah daerah.
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya
untuk masyarakat umum. Jumlah perpustakaan di Makassar relative
stagnan dalam kurun 3 tahun yaitu 177 unit Perpustakaan yang terdiri dari
177 (seratur tujuh puluh tujuh) unit perpustakaan yang terdiri dari 111 unit
perpustakaan milik Pemerintah Kota Makassar dan 66 perpustakaan milik
non pemerintah Kota Makassar.
Data jumlah perpustakaan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

1.2.2 Jumlah Pengunjung perpustakaan pertahun

Pengunjung perpustakaan adalah pemakai perpustakaan yang berkunjung


ke perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam satu (1) tahun.
Pengunjung perpustakaan dihitung berdasar pengunjung yang mengisi
daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem
pendataan pengunjung. Pengunjung perpustakaan di Kota Makassar
meningkat hampir 2 kalilipat (95%) dalam kurun 3 tahun, dari 90.383
pengunjung menjadi 176.293 pengunjung. Data jumlah pengunjung
perpustakaan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
13

Dari kondisi umum permasalahan pendidikan di kota Makassar di atas,


dapat pula ditarik kesimpulan bahwa:

1.3 Isu Strategis dan Usulan Aktifitas


Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan
eksternal terhadap proses perencanaan. Isu strategis adalah kondisi atau
hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
(daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi
isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak
14

dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Isu-isu
strategis di Kota Makassar dirumuskan berdasarkan permasalahan
pembangunan daerah, tantangan dan potensi pembangunan daerah ke
depan, yang meliputi aspek fisik dan lingkungan, sosial budaya, ekonomi
keuangan, dan aspek pemerintahan.
Isu-isu strategis di bidang pendidikan:
Dari aspek pendidikan, Kota Makassar sebenarnya berada di posisi teratas
dibandingkan dengan wilayah lainnya di Makassar. Angka rata-rata lama
sekolah Kota Makassar hampir mencapai sepuluh (10) tahun. Anggaran
pendidikan dalam APBD telah mencapai hampir 32 persen dari total
belanja. Namun dalam perjalanan apa yang menjadi target (angka indeks
pendidikan) belum dapat tercapai. Angka putus sekolah yang ditargetkan
untuk nol atau tidak ada anak putus sekolah masih belum tercapai. Biaya
operasional sekolah baru bisa ditanggulangi APBD hanya sampai tingkat
SMP saja, sementara untuk tingkat SMA belum dapat ditanggulangi oleh
APBD. Akibatnya masih banyak anak putus sekolah di tingkat SMA. Selain
itu permasalahan lainnya di bidang pendidikan adalah persoalan
penerimaan siswa didik baru, pemerataan jumlah murid di sekolah-sekolah,
sebaran fasilitas sekolah dan mutu guru.
a) Sebagai daerah yang telah menganggarkan anggaran pendidikan lebih
dari 20 persen, Kota Makassar termasuk yang memiliki angka indeks
pendidikan tertinggi se wilayah Sulawesi Selatan Rata-rata lama
sekolah mendekati 10 (sepuluh) tahun, namun ini masih jauh dari target
rata-rata lama sekolah Kota Makassar yaitu 12 tahun. Angka putus
sekolah terutama untuk tingkat SMA masih jauh dari harapan
sementara untuk tingkat SD dan SMP sudah sesuai target. Salah satu
aspek penting untuk menurunkan angka putus sekolah adalah dengan
mengalokasikan biaya operasional sekolah hingga tingkat SMA
termasuk pengalokasian dana sosial masyarakat untuk kebutuhan
deposit pendidikan.
b) Untuk mengejar ketertinggalan dan mempertahankan rata-rata lama
sekolah yang ada, maka perlu dicanangkan wajib belajar bukan hanya
hingga 12 tahun tetapi hingga 15 tahun sehingga rata-rata tingkat
pendidikan masyarakat Kota Makassar adalah setingkat SMA. Selain
15

itu untuk membantu masyarakat Kota Makassar yang akan melanjutkan


jenjang pendidikan menengah ke pendidikan tinggi, pemerintah kota
perlu mengalokasikan anggaran untuk beasiswa perguruan tinggi bagi
warag kota yang akan melanjutkan pendidikan terutama untuk
kalangan tidak mampu.
c) Isu strategis lainnya di bidang pendidikan mencakup mutu tenaga
pendidik yang diharapkan selama lima tahun ke depan 90 persen
tenaga pendidik di Kota Makassar telah bersertifikasi. Selain itu juga
pendistribusian sumber daya secara merata pada setiap wilayah
(termasuk pulau) serta peningkatan kualitas manajemen sekolah.
Selanjutnya dalam RPJMD Kota Makassar di bidang Pendidikan,
Pemerintah Kota menetapkan misi “Merekonstruksi Nasib Rakyat Menjadi
Masyarakat Sejahtera”. Dengan tujuan dan sasaran berikut :
a) Terwujudnnya pemerataan akses layanan Pendidikan pada semua jalur
dan jenjang Pendidikan
b) Meningkatkan mutu Pendidikan pada seluruh jenjang Pendidikan
c) Meningkatkan kemampuan literasi masyarakat
16
17

2 USULAN AKTIVITAS

Tujuan dan sasaran yang ada dalam RPJMD bidang pindidikan


dijabarkan lebih lanjut pada tataran akar permasalahan untuk lebih mudah
dilakukan analisis dalam mencari solusi penyelesaiannya dan bisa
dilanjutkan menjadi aktivitas kegiatan yang lebih konkret. Berikut
merupakan matriks dan fishbone yang mengerucut pada usulan aktivitas
dari tujuan dan sasaran yang ada pada bidang Pendidikan di Kota
Makassar.
Matriks Pengerucutan Usulan Aktivitas

Isu-isu
strategis Akar Solusi/penyelesaian Aktivitas yang di
(Tujuan dan permasalahan alternatif usulkan
Sasaran)

Payung hukum wajib


belajar 12 tahun Merancang aturan
Angka putus
daerah untuk wajib
sekolah tinggi APBD operasional belajar 12 tahun
sekolah sampai SMA

Membangun
Pemerataan fasilitas sekolah di daerah
kepulauan

Adakan kerjasama
Fasilitas Melibatkan pihak
antara kedua bela
Pendidikan swasta
pihak
Pemerataan
akses layanan Penambahan Merancang
Pendidikan anggaran anggaran yang
pembangunan fasilitas efisien dan efektif

Merekrut
masyarakat dan
Pendampingan ormas dalam
kegiatan
Kelompok pendampingan
marginal rendah
Terapkan satu
Penghapusan
lokasi antara kaum
deskriminasi kaum
difabel dan non-
difabel
difabel
18

Membuat program
Beasiswa bagi yang pemberian
kurang mampu beasiswa kurang
mampu

Pemberian
Sertifikasi
sertifikasi

Pengadaan
Beasiswa Pendidikan program beasiswa
lanjut bagi guru
berprestasi
Kualitas dan
Pengadaan
kuantitas guru Pelatihan
pelatihan

Peningkatan
aktivitas rekrutmen
Rekrutmen
Pengangkatan guru
honorer menjadi
PNS

Mutu Peningkatan kondisi


Renovasi gedung
Pendidikan gedung sekolah yang
sekolah yang rusak
rusak

Fasilitas Peningkatan kondisi Renovasi ruangan


pendidikan ruangan yang rusak yang rusak

Pengadaan alat Pengadaan alat


pendukung proses laboratorium dan
belajar mengajar fasilitas olahraga

Rendahnya
Membuat kurikulum
relevansi
yang sesuai
Pendidikan Evaluasi kurikulum
dengan kebutuhan
dengan dunia
dunia kerja
kerja

Peningkatan
Kekerasan di
pengawasan terhadap Pengadaan CCTV
sekolah
guru dan murid
19

Evaluasi sanksi
Pemberian sanksi
terhadap pelaku
yang tegas
kekerasan

Melibatkan pihak
swasta maupun
Angka melek Pemberantasan buta
ormas dalam
huruf huruf
pemberantasan
buta huruf

Masyarakat Peningkatan Sosialisasi


belum gemar kesadaran pentingnya pentingnya
Kemampuan membaca menbaca membaca buku
literasi
masyarakat Pembangunan
Penambahan
Kurangnya perpusatakaan
perpusataan umum
jumlah yang merata
perpustakaan
umum Program perpustakaan Pengadaan sarana
berjalan perpustakaan
20

Fishbone Pengerucutan Usulan Aktivitas


21

Dari matriks dan fishbone pengerucutan usulan aktivitas di atas


ditarik kesimpulan bahwa ada tiga aktivitas kegiatan aktivitas yang
diusulkan, kegiatan-kegiatan tersebut yakni:
1. Pembangunan sekolah di daerah kepulauan Untuk menjawab
tantangan Pemerataan akses layanan Pendidikan.
2. Pelaksanaan program beasiswa bagi guru berprestasi untuk
meningkatkan mutu Pendidikan
3. Melibatkan pihak swasta maupun ormas dalam pemberantasan buta
huruf dengan tujuan meningkatkan literasi masyarakat.
22

Matriks rencana penyelesaian usulan kegiatan

Usulan
No Why What Where When Who How
kegiatan

1 Pembangunan Kurangnya jumlah Meningkatkan  Kecamatan Sesegera  Dinas  Mendatangkan tenaga ahli untuk
sekolah di daerah tenaga pengajar aksesibilitas Ujung mungkin Pendidikan membuat peraturan dan
kepulauan dan kualitas masyarakat Tanah perencanaan terkait
 Pihak
tenaga pengajar kepulauan pembangunan tersebut
swasta/asing
perlu ditingkatkan terhadap
 Membuat SOP dan peraturan
pendidikan
lainnya tentang pembangunan
tersebut
 Menyediakan
peralatan/teknologi/bahan baku
dalam pembangunan tersebut.

2 Pelaksanaan Kurangnya Meningkatkan  Di sekolah- Sesegera dan  Dinas  Pembuatan SOP dan peraturan
program beasiswa kualitas tenaga jumlah tenaga sekolah berkelanjutan Pendidikan lainnya untuk menunjang
bagi guru pengajar pengajar yang kegiatan
berprestasi berkualitas
 Membentuk tim seleksi
 Seleksi calon penerima
beasiswa

3 Melibatkan pihak Masih adanya Menekan angka  Di Segera dan  Dinas  Menjalin kerjasama yang intens
swasta maupun persentase buta buta huruf secara komunitas berkelanjutan Pendidikan
 Merekrut relawan
ormas dalam huruf dan lebih optimal marginal
 Organisasi
pemberantasan kurangnya minat  Menyedialan
masyarakat
buta huruf membaca pada teknologi/peralatan/sarana
(ormas)
masyarakat dalam kegiatan pemberantasan
 Masyarakat buta huruf
23

Penjabaran Aktivitas
Aktifitas
Judul

Peningkatan Kualitas Pendidikan


Latar Belakang

Usulan-usulan tersebut dipilih dengan mempertimbangkan isu-isu strategis yang ada pada RPJMD kota Makassar yakni;
pemerataan akses layanan Pendidikan, mutu Pendidikan, dan kemampuan literasi masyarakat.

1) Adanya ketimpangan rasio jumlah sekolah di daerah kepualan, seperti tidak adanya sekolah menangah atas di kepulauan
kecamatan ujung tanah
Rasional

2) Masih adanya guru yang belum memiliki sertifikasi yang disebabkan karena pendidikannya yang belum mencapai jenjang
strata-1
3) Masih cukup banyak masyarakat yang buta huruf, sehingga perlu dilakukan kegiatan khusus dalam pemberantasan buta huruf.

1) Untuk memeberikan pemerataan akses Pendidikan tanpa terkecuali bagi masyarakat yang berada di kepulauan.
Tujuan

2) Meningkatkan kualitas guru yang akan berdampak pada peningkatan mutu Pendidikan di kota makasssar
3) Meningkatakan kemampuan literasi masyarakat dengan mengupayakan angka melek huruf 100%
24

1. Pembangunan sekolah di daerah kepulauan


 Menetapkan APBD untuk sektor Pendidikan di atas 25% dari postur APBD
 Mengkhususkan anggaran Pendidikan untuk pembangunan sekolah di daerah kepulauan.
 Realisasi pembangunan
dan Rancangan
Mekanisme

2. Pengadaan program beasiswa bagi guru berprestasi


 Seleksi tenaga pengajar berprestasi
 Mengutamakan guru yang belum tersertifikasi
3. Melibatkan pihak swasta maupun ormas dalam pemberantasan buta huruf
 Memetakan pihak-pihak yang memiliki pandangan dalam pemberantasan buta huruf
 Pemetaan daerah-daerah yang mayoritas buta huruf
 Melaksanakan aksi nyata dan sosialisasi pemberantasan buta huruf

Uraian kebutuhan sumber daya, estimasi dan komponen pembiayaan dalam kegiatan diuraikan sebagai berikut :
Sumber Daya yang dibutuhkan

Estimasi Biaya &


Sumber Pendanaan
Sumber Daya yang (miliar rupiah) Komponen
Sub-kegiatan
dibutuhkan Pembiayaan

Swasta/

Masya-
APBN

APBD

asing
pihak

rakat
Tenaga ahli 300 - - -  Biaya Tenaga Ahli
25

Peralatan/ teknologi  Biaya Rapat evaluasi


Pembangunan sekolah di
200 300 100 -
daerah kepulauan bahan baku  Biaya sewa peralatan
/ alat berat
Literatur SOP/ aturan
- - - -
lainnya

Pengadaaan program beasiswa Literatur SOP/ aturan  Biaya pembuatan


50
bagi guru berprestasi lainnya SOP/aturan lainnya
 Biaya
Kepanitiaan
50 penyelenggaraan
kegiatan seleksi

Melibatkan pihak swasta Relawan/Guru-guru  Biaya koordinasi


maupun ormas dalam Pengaja/Tokoh 100 - - 50 dengan berbagai
pemberantasan buta huruf Masyarakat pihak
 Biaya proses
Peralatan
sosialisasi
/teknologi/saranai 50 - 100 - pemberantasan buta
huruf

Target waktu realisasi kegiatan ini merupakan target jangka pendek dan estimasi waktu selama 3 tahun dengan tahapan sbb:
Jadwal Pelaksanaan

Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3


Rencana Kegiatan 3 Tahunan
10-

10-

10-
1-3

4-6

7-9

1-3

4-6

7-9

1-3

4-6

7-9
12

12

12
Peningkatan dan Pembangunan
X X X X
Fasilitas Pendidikan
26

Peningkatan kualitas tenaga


X X X X
pendidik

Sosialisasi gemar membaca


X X X X X X X X X X X X
secara multisektor

Indikator capaian sasaran merupakan capaian jangka pendek (3 tahunan) yang rencana akan dicapai ketika kegiatan di atas
dilaksanakan, dengan uraian sbb:

Indikator Kinerja Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3


Sasaran Indikator Keberhasilan

Meratanya fasilitas Pendidikan


100 - -
di daerah kepulauan (%)

Ketersediaan SOP & Peraturan


lainnya terkait pembangunan
50 50
sekolah & beasiswa bagi guru
%

Jumlah tenaga ahli & tersdianya


tenaga ahli %
0 40 60

Jumlah guru yang menerima


1000 2000 3000
beasiswa
27

Berkurangnya persentase buta


huruf di makassar % 0 30 70

Perhitungan capaian Indikator di atas adalah sbb:


(1) Dihitung berdasarkan jumlah sekolah yang telah terbangun di wilayah kepulauan;
(2) Dihitung berdasarkan banyaknya SOP/aturan yang telah dibuat;
(3) Dihitung berdasarkah jumlah ketersediaan tenaga ahli;
(4) Dihitung berdasarkan jumlah guru yang menerima beasiswa;
(5) Dihitung berdasarkan persentase berkurangnya buta huruf yang ada di kota Makassar
Keberlanjutan

Kegiatan/Aktifitas ini merupakan kegiatan yang diharapkan dapat berlanjut sesuai dengan permasalahan dan tantangan yang
terjadi di masa yang akan dating, penerapan tekonogi terbaru dan pengembangan SDM harus terus dilaksanakan untuk
pemerataan akses Pendidikan, untuk meningkatkan mutu Pendidikan dan untuk meningkatkan literasi masyarakat.
28

DAFTAR PUSTAKA

Aishak, Robby, editor. Kota Makassar Dalam Angka 2018.

RPJMD. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Makassar 2014-2019. Pemerintah Kota Makassar, 2017.

Undang-undangNasional. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

Anda mungkin juga menyukai