BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengelasan?
2. Apa saja sumber bahaya dalam pengelasan?
3. Bagaimana cara perlindungan dari bahaya pengelasan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari pengelasan
2. Untuk mengetahui sumber bahaya dalam pengelasan
3. Untuk mengetahui cara berlindung dari bahaya pengelasan
3
BAB II
PEMBAHASAN
cedera, tidak seorang manusia pun yang menginginkan suatu kecelakaan terjadi
pada dirinya sendiri. Apabila sampai menyebabkan cedera. Cedera bisa
bermacam-macam, mulai dari luka gores dan luka bakar ringan yang memerlukan
sedikit perawatan sampai cedera-cedera berat yang memerlukan perawatan rumah
sakit dengan biaya mahal, bahkan menimbulkan kematian, sebenarnya hal ini
dapat dihindari dengan cara menentukan sikap dan tindakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan pada waktu bekerja diruang kerja atau dibengkel maupun
dilapangan dengan menggunakan perlengkapan keselamatan kerja yang
dianjurkan.
Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja Bab III Syarat-
syarat keselamatan kerja pasal 3 menyatakan: dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja bertujuan untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah dan mengurangi dan memadankan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
Hal tersebut diperkuat Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang:
Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Bab
XVII tentang Pengelasan, yang dinyatakan pada pasal 32 sebagai berikut:
1. Pekerjaan pengelasan hanya boleh dilakukan oleh ahli las yang ditunjuk oleh
kepala teknik dan disahkan oleh kepala inspeksi. Ahli las termaksud harus
dicatat oleh kepala teknik dalam buku pemurnian dan pengolahan.
2. Sebelum dilakukan pekerjaan pengelasan harus diambil tindakan pengamanan
yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan keadaan setempat untuk mencengah
terjadinya kecelakaan, kebakaran atau ledakan.
3. Untuk pekerjaan pengelasan tertentu dan tempat-tempat tertentu yang
dianggap berbahaya wajib digunakan peralatan dan atau cara pengelasan yang
khusus serta harus dengan izin tertulis kepala teknik dan harus diawasi oleh
tenaga ahli dalam bidang tersebut.
A. Pengelasan
Pengelasan adalah proses penyambungan material-material menggunakan
panas atau tekanan atau keduanya, dengan atau tanpa logam pengisi yang
6
3. Proses Brazing
Proses brazing adalah proses penyatuan logam-logam dengan logam
pengisi yang mencair di atas temperatur 840 oF ( di bawah temperatur
cair logam induk ). Berikut jenis-jenis pengelasan yang termasuk
kedalam jenis proses brazing:
a. Torch Brazing
b. Furnace Brazing
c. Induction Brazing
d. Dip Brazing
e. Resistance Brazing
f. Diffusion Brazing
g. Exothermic Brazing
h. Brazing with clad Brazing materials
4. Proses Soldering
Proses soldering adalah proses pengelasan dengan logam pengisi
yang mencair dibawah temperature 840oF Umumnya logam pengisi
menggunakan Timah. Berikut jenis-jenis pengelasan yang termasuk
kedalam jenis proses soldering:
a. Iron Soldering
b. Torch Soldering
c. Furnace and Infrared Soldering
d. Dip Soldering
e. Hot Gas Soldering
f. Induction Soldering
g. Wave Soldering
Brazing dan Soldering adalah proses penyambungan dengan
menggunakan efek kapilaritas. Dimana Efek Kapilaritas adalah gaya tarik
logam yang disambung terhadap logam pengisi cair sehingga permukaan
sambungan dikontak oleh logam pengisi dengan syarat jarak antara dua
logam harus dekat.
5. Las Titik (Spot Welding)
9
Las titik merupakan car alas resistansi listrik dimana dua atau lebih
lembaran logam dijepit antara elektroda dan logam.
Waktu yang singkat disebut waktu tekan, kemudian dialirkan
arus bertegangan rendah di antara elektroda logam yang saling
bersinggungan menjadi panas dan temperatur naik sampai mencapai
temperature pengelasan (temperatur fusi logam). Segera setelah
temperatur pengelasan dicapai tekanan antara elektroda memaksa logam
menjadi satu dan terbentuklah sambungan las.
B. Bahaya Pengelasan
Pekerjaan pengelasan dapat dilakukan di bengkel khusus maupun di
daerah yang terbuka, seperti pada pengerjaan konstruksi. Dimanapun
pengerjaan ini dilakukan, resiko timbulnya bahaya yang dapat mencederai
pekerja (operator). Operator las harus mengetahui dengan tepat sumber-
sumber yang dapat menimbulkan bahaya tersebut, sehingga ia dapat bersikap
hati-hati dalam menghadapi pekerjaannya.
Pengetahuan tentang sumber-sumber bahaya ini juga harus disertai
dengan pengetahuan tentang cara pencegahan, atau cara menghindari bahaya
tersebut. Hal ini akan menjadi lebih penting lagi, jika mengingat bahwa
pekerjaan pengelasan dapat dilakukan dalam kondisi yang berbeda-beda,
suatu saat seorang operator las bekerja ditempat yang tinggi puluhan meter
diatas permukaan tanah, pada saat lain mungkin ia bekerja di dalam
terowongan dibawah tanah, tangki, dan tempat lainya.
Pekerjaan las merupakan suatu pekerjaan yang mempunyai resiko yang
relatif besar jika dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Bahaya-bahaya
yang ditimbulkan oleh proses maupun kondisi pekerjaan ini, hampir
semuanya dapat menimbulkan bahaya, akibatnya fatal bagi operator maupun
bagi orang lain.
Bahaya pengelasan dapat terjadi dalam berbagai situasi yang mungkin
berbeda. Menurut CAN/ CSA W 117.2-M87 Safety in Welding, Cutting, and
Allied Processes bahaya secara umum dapat dibedakan berdasarkan proses
pengelasannya. Namun secara umum bahaya dapat dibedakan menjadi bahaya
10
karena sifat pekerjaannya seperti operasi mesin, shok karena listrik, api/
panas (terbakar), radiasi busur las, bising juga karena kendaraan/ alat angkat
serta gerakan material. Berikut ini sumber-sumber bahaya pada pengerjaan
las:
1. Bahaya Radiasi Sinar
Radiasi pada pengelasan dapat dikategorikan radiasi non ionizing.
Radiasi yang ditimbulkan oleh busur las ini mem[unyai sifat dapat
dilihat, ultra violet dan infra merah.
Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat
menimbulkan luka terbakar, kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata
karena radiasi sinar ultra violet ini disebut arc-eye,welder’s eye atau arc
flash. Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam setelah terekspose,
oleh sebab itu mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang sesuai.
Pengelasan juga merupakan sumber bahaya bagi pekerja lain yang
berada di dekat pekerjaan las sebagaimana juru las itu sendiri. Pekerja
tersebut dapat juga terpapar sinar yang dipantulkan dari dinding atau
permukaan lain.
Pantulan atau radiasi sinar ultra violet yang besar ini biasanya dari
pengelasan dengan prosesgas tungsten atau gas metal arc welding yang
dipergunakan untuk pengelasan aluminium atau baja stainless. Agar tidak
membahayakan lingkungan setiap aktivitas pengelasan yang berada di
dekat lokasi kerja yang lain agar mempergunakan partisi yang dibuat dari
bahan tahan api dan harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
mengurangi pantulan atau refleksi ataupun melindungi spatter keluar dari
ruangan.
Proses pengelasan dapat dikatakan sebagai suatu proses pengerjaan
dengan memanfaatkan suhu yang sangat tinggi. Suhu yang tinggi ini
dapat diperoleh dengan cara membakar gas tertentu ataupun
menggunakan busur listrik. Pada proses penyambungan atau pemotongan
logam dengan cara dilas atau dengan gas, timbul sinar, antara lain sinar
ultraviolet, sinar infra merah, dan sinar tampak.
11
diakibatkan oleh lingkungan yang kurang baik. Jadi semua pihak atau
pekerjanya sendiri harus menjaga lingkungannya aman, tertib, dan
nyaman, sehingga dapat menimbulkan gairah dan semangat bekerja.
5. Bahaya Kebakaran
Kebakaran adalah suatu hal yang tidak diinginkan. Kebakaran selalu
membawa kerugian kekayaan seperti: rumah-rumah, pabrik-pabrik,
kantor-kantor serta peralatan yang ada didalamnya. Bagi tenaga kerja,
kebakaran perusahaan dapat merupakan penderitaan dan malapetaka,
karena akan terjadi pemutusan hubungan kerja. Khusus yang tertimpa
kecelakaan dapat berakibat meninggal,cacat tetap atau sementar,
sehingga kehilangan penghasilan/pekerjaan. Kebakaran bisa menjadikan
musnahnya hasil usaha, yang dibangun dengan susah payah berbulan-
bulan, bertahun-tahun hilang dalam waktu sekejap. Ditinjau dari sudut
kecelakaan, kebakaran-kebakaran yang terjadi pada saat bekerja adalah
sangat berbahaya. Kebakaran bisa terjadi, bila tempat bekerja tidak dijaga
bersama-sama terutama dari unsur-unsur benda yang mudah terbakar.
Unsur-unsur tersebut adalah berupa gas asetelin, LPG, kertas, minyak
dan lain-lain, akibat panas, percikan api dan reaksi kimia akan akan
mengakibatkan kebakaran. Dengan mengetahui hal tersebut diatas,
kebakaran dapat dicegah atau ditekan seminim mungkin dengan berbagai
upaya yang ditujukan kepada pengaman bangunan dan proses produksi
perusahaan. Namun peranan tenaga kerja dalam pencegahan dan
penanggulangannya sangat penting. Pencegahan dapat dilakukan dengan
cara menjauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar, atau gas dari sinar
api atau panas api yang ditimbulkan pada saat pengelasan.
Tata tertib yang baik di ruang kerja sangat membantu dalam
mencegah terjadinya api dan ledakan. Tempat kerja arus selalu bersih,
rapi, dan bebas dari bahan-bahan yan mudah terbakar dan meledak. Jika
mengelas ditempat yang tinggi, pasanglah sekat api yang terbuat dari
seng atau tirai yang tahan api untuk mencegah menyebarnya bara api
yang jatuh. Lantai yang retak, berlubang, atau bercelah harus segera
18
tempat yang bising, sabuk pengaman di tempat yang tinggi, dan pelindung
kedap air di tempat yang basah. Selain itu, perlu juga dipersiapkan
pengujian pendahuluan di tempat yang mengandung gas-gas yang
berbahaya, rambu-rambu peringatan, blower penyuplai udara segar di tern
pat yang pengap, serta alat perlindungan pernapasan di tempat yang
banyak polusi debu.
b. Peralatan yang Dilas
Peralatan yang akan dilas harus dibersihkan dengan cara dibilas. Hal ini
bertujuan agar terhindar dari kandungan gas yang berbahaya. Selain itu
harus mendapat izin dari pihak pengawas operasi instalasi yang akan
mengukukur kelayakan pengelasan.
c. Peralatan Pengelasan
Berikut hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
Mesin las harus dalam keadaan baik, tidak rusak.
Welding set tidak boleh cacat.
Stang los dan ground harus dalam keadaan baik. Tidak boleh
menghubungkan ujung kabel telanjang pada bidang las. Sisa tembaga
yang menempel pada permukaan baja dapat menyebabkan keretakan
yang sangat cepat.
Rambu-rambu peringatan dan lembar selubung pelindung busur nyala
listrik dipersiapkan sesuai kebutuhan dan keadaan lingkungan.
d. Peralatan Bantu
Selain peralatan utama, dalam pengelasan diperlukan alat-alat bantu, di
antaranya sebagai berikut.
Botol-botol acetylene, propan, serta zat asam yang harus dalam keadaan
bails dan telah diuji tekan.
Regulator masih berfungsi dengan baik
Selang gas tidak dalam keadaan cacat.
Gerinda las masih berfungsi dengan baik
e. Peralatan Keselamatan Perorangan
20
pekerjaannya. Pakaian kerja dapat terbuat dari bahan katoon, kulit atau
levis. Pakaian kerja juru las dibuat lengan panjang dan bercelana panjang.
2. Helm Las
Helm las/topeng las digunakan untuk melindungi muka dari sinar las
(sinar ultraviolet, infra red), radiasi panas las serta percikan bunga api las.
Apabila muka juru las tidak dilindungi maka kulit muka akan terbakar dan
sel-sel kulit maupun daging akan rusak. Pada helm las tertentu didesain
dilengkapi dengan masker hidung, yang fungsinya adalah melindungi diri
dari asap las dan debu pengelasan. asap las dan debu ini akan mengganggu
pernapasan dan dapat mengakipatkan penyakit paru-paru (pernapasan)
serta ginjal.
3. Kacamata Las (google)
Selama proses pengelasan operator las harus menggunakan pelindung
mata atau gogel. Syarat pelindung mata atau gogel, yaitu mampu
menurunkan kekuatan cahaya tampak dan harus dapat menyerap atau
melindungi mata dari sinar ultra violet atau infra merah. Untuk keperluan
tersebut diatas harus mempunyai warna transmisi tertentu. Misalnya abu-
abu, coklat atau hijau. Hal-hal penting yang harus diperlukan oleh seorang
operator las dalam memilih gogel, anatara lain :
a. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak
b. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya
c. Memiliki sifat-sifat yang tidak melelahkan mata
d. Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah
e. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai
4. Apron (Pelindung Dada)
Apron berfungsi untuk melindungi dada dari sinar ultra violet, infra
red, percikan bunga api las dan panas pengelasan. Pelindung dada ini
terbuat dari kulit yang lentur.
5. Sarung Tangan
Percikan las dan terak las yang ditimbulkan pada saat pengelasan
dapat menimbulkan luka bakar. Hal ini bisa terjadi terutama pada saat
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengelasan adalah proses penyambungan material-material menggunakan
panas atau tekanan atau keduanya, dengan atau tanpa logam pengisi yang
mempunyai temperatur leleh hampir sama
2. Sumber bahaya dalam pengelasan yaitu radiasi sinar, gas, arus listrik,
panas, kebakaran, dan kebisingan.
3. Alat perlindungan diri dalam pengelasan yaitu pakaian kerja, helm las,
kacamata las, apron, sarung tangan, sepatu boot, dan pelindung telinga.
B. SARAN
1. Sebaiknya tenaga kerja memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
dalam pengelasan.
2. Sebaiknya tenaga kerja memakai alat perlindungan diri dalam proses
pengelasan agar terhindar dari kecelakaan kerja.