Anda di halaman 1dari 162

UNIVERSITAS INDONESIA

EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN


ANTENATAL OLEH BIDAN
DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012

SKRIPSI

ELVIRA KURNIAWATI
NPM 1006819491

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOK
JUNI 2012

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


UNIVERSITAS INDONESIA

EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN


ANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG
TENGAH
TAHUN 2012 (STUDI KUALITATIF)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Kesehatan Masyarakat

ELVIRA KURNIAWATI
NPM 1006819491

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JUNI 2012

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nyalah skripsi dengan judul “Evaluasi
Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal Oleh Bidan di Puskesmas
Singkawang Tengah Kota Singkawang Pada Tahun 2012” dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai


pihak sulit rasanya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini
perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tidak
terhingga kepada:

1. Bapak Prof.dr. Amal Chalik Sjaaf, SKM.Dr.PH, selaku pembimbing akademik


yang telah membimbing dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi
ini.
2. Bapak Drs. Anwar Hassan, MPH, dari Departemen PKIP FKM UI, selaku
penguji yang telah berkenan menguji serta memberikan masukan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak H. Hermansyah, SKM, MPH, dari Poltekkes Bengkulu, selaku penguji
yang telah berkenan menguji serta memberikan masukan untuk kesempurnaan
skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan staf FKM UI yang telah memberikan dukungan serta ilmu
yang bermanfaat selama proses perkuliahan hingga tersusunnya skripsi ini.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Singkawang
khususnya di Puskesmas Singkawang Tengah.
6. Bapak Mursalin,SKM Kepala Puskesmas Singkawang Tengah atas dukungan
serta ijin yang telah diberikan.
7. Keluarga besar Puskesmas Singkawang Tengah atas dukungan, bantuan serta
semangat yang diberikan dari awal perkuliahan sampai penyusunan skripsi.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


8. Adik-adik yang selalu memberikan dukungan semangat, berkat doa yang
dipanjatkan dan dukungan yang diberikan penulis mampu menyelesaikan
semuanya.
9. Teman – teman tersayang di geng ijo (elida, ayu, riris, christina, dewi, eka,
komang & sartika) yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
dan teman-teman peminatan kebidanan komunitas angkatan III, yang
bersama-sama saling bertukar pikiran, berbagi informasi dan saling
mendoakan agar diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya secara khusus kepada kedua orang tua tersayang Bapak M.


Saleh Suali dan mamak Halimah Sa’diah, suami tercinta Nur Ali Mahfud dan
ananda tersayang Eka Putri Wahyuningtyas (mbak uti), Dwi Novia Setyorini
(de erin) dan Arikah Tri Widyaninggar (dede), yang selalu sabar saat
ditinggalkan dan selalu memberikan semangat dan pelukan hangatnya, serta
dorongan moril maupun materi yang tak terhingga. Semoga Allah SWT
membalas ketulusan kalian semua.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan
pengalaman, sehingga dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu masukan dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat penulis diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.

Depok, Juni 2012

Penulis

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elvira kurniawati


Tempat/Tanggal Lahir : Mempawah, 5 Mei 1972
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Telp : 0812 5642124
Alamat : Jln. Ratu Sepudak Gg. Family Sei Garam Hilir
Kota Singkawang Kalimantan Barat
Email : elvirakurniawati@yahoo.com

Pendidikan
Tahun 1979-1984 : SD Negeri Senggiring
Tahun 1984-1987 : SLTP Negeri 3 Mempawah
Tahun 1987-1990 : SPK Yarsi Pontianak
Tahun 1991-1992 : Program Pendidikan Bidan SPK Depkes
Singkawang
Tahun 2007-2009 : Diploma Kebidanan Poltekkes Depkes Pontianak
Tahun 2010 – sekarang : Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Pekerjaan
Tahun 1992-1994 : Bidan di desa Hulu Gurung Kabupaten Putussibau
Tahun 1994-1998 : Bidan di Desa Sungai Daun Kabupaten Sambas
Tahun 1998-Sekarang : Staf Puskesmas kec. Singkawang Tengah Kota
Singkawang

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


ABSTRAK

Nama : Elvira Kurniawati


NPM : 1006819491
Judul : Evaluasi Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan di
Puskesmas Singkawang Tengah Pada Tahun 2012 (Studi Kualitatif)

Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini
masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN
lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2007),
Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. penyebab AKI di Indonesia dikelompokan ke
dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab mendasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan
antenatal oleh bidan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Komponen yang
di evaluasi meliputi: komponen input (kompetensi bidan, sarana dan prasarana),
proses (pelaksanaan 11T oleh bidan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
11T dalam pelayanan antenatal ) serta komponen output (meningkatnya
kepatuhan dan cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan). Lokasi
penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang,
Kalimantan Barat pada tahun 2012. Sebagai informan penelitian adalah bidan
yang memberikan pelayanan antenatal.Pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara mendalam, Diskusi Group Terarah dan Observasi.

Kata kunci: Evaluasi, 11T, puskesmas

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


ABSTRACT

Name : Elvira Kurniawati

NPM : 1006819491

Title : The evaluation of 11-T implementation in antenatal care by


midwives in Public Health Center of Middle Singkawang in year
2012 (qualitative study).

Maternal mortality is one of health indicator,that still high if it be compared with


maternal mortality in ASEAN countries. According to Demography and
Indonesian Health Survey 2007, maternal mortality rate is 228/100.000 live births
and infant mortality rate 34/1000 live births, The cause of maternal mortality in
Indonesia consist of direct causes and indirect causes. This research aims is to
know the implementation of 11-T in antenatal care by midwives that use
qualitative research. The component that will be evaluated are input components
(Midwives competency, infrastructure), Process components (Implementation of
11-T of midwives, problem encountered in 11-T implementation) and output
components (increased compliance and coveraged the pregnant women visit in
health care service). The location of this research in working area of Middle
Singkawang Public Health Center Singkawang city West Kalimantan in year
2012. The informant of this research are midwives that give antenatal care.The
Data aggregation are by depth interviews, Focus group discussion and
observation.

Keywords : Evaluation, 11T, Public Health Center

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i


HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME............................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALLTAS................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................ viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. ix
ABSTRAK ............................................................................................................ x
ABSTRACT.......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................


1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 7
1.3 Pertanyaan Penelitian....................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................... 7
1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 8

BAB 2 DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 9


2.1 Evaluasi............................................................................................ 9
2.1.1 Tujuan Evaluasi.................................................................... 9
2.1.2 Proses Evaluasi .................................................................... 10
2.1.3 Waktu Evaluasi .................................................................... 11
2.1.4 Penelitian Evaluasi............................................................... 11
2.1.5 Evaluasi Pelaksanaan Program ............................................ 11
2.2 Unsur-Unsur Sistem......................................................................... 11
2.2.1 Pendekatan Sistem ............................................................... 13
2.2.2 Analisa Sistem...................................................................... 13
2.2.3 Ruang Lingkup Penilaian terhadap Sistem .......................... 14
2.3 Pelayanan Antenatal ........................................................................ 14
2.3.1 Pengertian Pelayanan Antenatal........................................... 14
2.3.2 Tujuan Pelayanan Antenatal ................................................ 15
2.4 Standar Minimal Pelayanan Antenatal ............................................ 15
2.5 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal ........................................ 21
2.6 Faktor-Faktor Penunjang Pelayanan Antenatal ............................... 22
2.6.1 Kompetensi Bidan................................................................ 22

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


2.6.2 Prosedur / Standar ................................................................ 23
2.6.3 Fasilitas / Alat ...................................................................... 23

2.7 Tugas dan Fungsi Bidan .................................................................. 23


2.7.1 Tugas Bidan ......................................................................... 23
2.7.2 Kompetensi Bidan................................................................ 24
2.7.2 Peran Bidan .......................................................................... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI ISTILAH ........................ 32


3.1 Kerangka Teori ................................................................................ 32
3.2 Kerangka Konsep............................................................................. 32
3.3 Defenisi Istilah ................................................................................. 33
3.3.1 Variabel input....................................................................... 33
3.3.2 Variabel Proses .................................................................... 34
3.3.3 Variabel Output.................................................................... 34

BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 35


4.1 Desain Penelitian ............................................................................. 35
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 35
4.3 Instrumen Penelitian ........................................................................ 35
4.4 Informan Penelitian.......................................................................... 35
4.5 Pengumpulan Data ........................................................................... 36
4.6 Proses Pengumpulan Data ............................................................... 36
4.6.1 Validitas Data ...................................................................... 37
4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 37

BAB 5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN................................ 39


5.1 Sejarah Puskesmas Singkawang Tengah ......................................... 39
5.2 Geografi ........................................................................................... 39
5.3 Demografi ........................................................................................ 40
5.4 Sumber Daya Kesehatan .................................................................. 41
5.2.1 Sarana Pelayanan Kesehatan................................................ 41
5.2.2 Jumlah Petugas Kesehatan ................................................... 41

BAB 6 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 43


6.1 Karakteristik Informan..................................................................... 43
6.2 Komponen Input .............................................................................. 44
6.2.1 Kompetensi Teknis Bidan Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Antenatal............................................................. 44
6.2.2 Sarana dan Prasarana Penunjang dalam Pelayanan
Antenatal .............................................................................. 53
6.3 Evaluasi Proses ................................................................................ 58
6.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal...................... 58
6.3.2 Masalah dalam Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan
Antenatal .............................................................................. 78
6.4 Komponen Output............................................................................ 83
6.4.1 Kepatuhan Bidan melaksanakan 11T dalam
Pelayanan Antenatal............................................................. 83

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


6.4.2 Cakupan Pelayanan Antenatal ............................................. 99

BAB 7 PEMBAHASAN .................................................................................... 100


7.1 Keterbatasan Penelitian.................................................................... 100
7.2 Input ................................................................................................. 100
7.2.1 Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Antenatal ................... 100
7.2.2 Sarana Dan Prasarana Yang mendukung Dalam
Pelayanan Antenatal............................................................. 103
7.3 Proses ............................................................................................... 104
7.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal...................... 104
7.3.2 Masalah dalam melaksanakan 11T dalam Pelayanan
Antenatal .............................................................................. 109
7.4 Output .............................................................................................. 110
7.4.1 Kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan 11T........................ 110
7.4.2 Cakupan Kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan meningkat ............................................................ 112

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 113


8.1 Kesimpulan ...................................................................................... 113
8.2 Saran ................................................................................................ 114
8.2.1 Untuk Dinas Kesehatan Kota Singkawang .......................... 114
8.2.2 Untuk Puskesmas Singkawang Tengah ............................... 114
8.2.3 Untuk Bidan Puskesmas Singkawang Tengah..................... 114

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 115


LAMPIRAN

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Rekap laporan KIA, Gizi dan Imunisasi............................... 4


Tabel 1.2 Cakupan PWS KIA Puskesmas Singkawang Tengah
Tahun 2011........... ................................................................. 5
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan
Antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah....................... 6

Tabel 6.1 Karakteristik informan wawancara mendalam


penelitian evaluasi pelaksanaan 11T dalam pelayanan
antenatal oleh bidan.................................................... .......... 43

Tabel 6.2 Karakteristik informan FGD penelitian evaluasi


pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal
oleh bidan.............................................................................. 44

Tabel 6.3 Karakteristik informan triangulasi penelitian pelaksanaan


11 T dalam pelayanan antenatal oleh bidan.......................... 44

Tabel 6.4 Hasil wawancara mendalam kepada informan tentang


pelatihan pelayanan antenatal................................................ 46

Tabel 6.5 Hasil wawancara mendalam kepada informan tentang


pelatihan pelayanan antenatal................................................ 47

Tabel 6.6 Hasil FGD informan tentang pelatihan


pelayanan antenatal............................................................... 48

Tabel 6.7 Hasil wawancara mendalam tentang standar


pelayanan antenatal................................................................ 49

Tabel 6.8 Hasil wawancara mendalam tentang standar


pelayanan antenatal............................................................... 50

Tabel 6.9 Hasil FGD tentang standar


pelayanan antenatal................................................................ 52

Tabel 6.10 Hasil wawancara mendalam tentang sarana dan prasarana


penunjang dalam pelayanan antenatal................................... 54

Tabel 6.11 Hasil wawancara mendalam tentang sarana dan prasarana


penunjang pelayanan antental............................................... 55

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.12 Hasil FGD tentang sarana dan prasarana
pelayanan antenatal............................................................... 56

Tabel 6.13 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T


dalam pelayanan antenatal..................................................... 61

Tabel 6.14 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T


dalam pelayanan antenatal..................................................... 62

Tabel 6.15 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T dalam


pelayanan antenatal............................................................... 63

Tabel 6.16 Hasil wawancara tentang mendalam pelaksanaan 11T


yang difokuskan pada trimester I........................................... 67

Tabel 6.17 Hasil wawancara mendalam tentang mendalam pelaksanaan


11T yang difokuskan pada trimester I.............. .................... 68

Tabel 6.18 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada
trimester I.............................................................................. 70

Tabel 6.19 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T


yang difokuskan pada trimester II........................................ 73

Tabel 6.20 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T


yang difokuskan pada trimester II......................................... 74

Tabel 6.21 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan


pada trimester II......................................................... ........... 76

Tabel 6.22 Hasil wawancara mendalam tentang masalah dalam


pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal......................... 79

Tabel 6.23 Hasil wawancara mendalam tentang masalah dalam


pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal......................... 80

Tabel 6.24 Hasil FGD tentang masalah dalam pelaksanaan


11T dalam pelayanan antenatal............................................. 82

Tabel 6.25 Hasil wawancara mendalam tentang bagian mana dari


11T yang selalu dilaksanakan........................................... .... 84

Tabel 6.26 Hasil wawancara mendalam tentang bagian mana dari


11T yang selalu dilaksanakan............................................. .. 85

Tabel 6.27 Hasil FGD tentang bagian dari 11T


yang selalu dilaksanakann................................................... . 87

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.28 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T
yang jarang ilaksanakan........................................................ 89

Tabel 6.29 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T


yang jarang dilaksanakan....................................................... 90

Tabel 6.30 Hasil FGD tentang bagian dari 11T


yang jarang dilakukan........................................................... 92

Tabel 6.31 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T


yang tidak pernah dilakukan.................................................. 93

Tabel 6.32 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11T


yang tidak pernah dilakukan.................................................. 95

Tabel 6.33 Hasil FGD tentang bagian dari11T yang


tidak pernah dilakukan........................................................... 97

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AKI : Angka Kematian Ibu


ANC : Antenatal Care
AKB : Angka Kematian Balita
ASI : Air Susu Ibu
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BTA : Bakteri Tahan Asam
BPS : Bidan Praktek Swasta
D1 : Diploma
DJJ : Denyut Jantung Janin
FGD : Focus Group Discussion
Hb : Haemoglobin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KEK : Kekurangan Energi Kronis
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu Anak
KK : Kepala Keluarga
LILA : Lingkar Lengan Atas
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
MPS : Making Pregnancy Safer
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
PLKB : Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana
Puskel : Puskesmas Kelurahan
Poskeskel : Pos Kesehatan Kelurahan
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SDKI : Survey Demografi Kesehatan Indonesia
SKRT : Survey Kesehatan Rumah Tangga
TT : Tetanus Toksoid
WHO : World Health Organization

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 3.1.Kerangka Teori .................................................................... 32


Gambar 3.2.Kerangka Konsep ................................................................ 33
Gaambar 5.1.Jumlah tempat Pelayanan Kesehatan................................... 41
Gambar 5.2.Jumlah Petugas Kesehatan .................................................. 42

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari Puskesmas


Singkawang Tengah.

Lampiran 2. Pedoman wawancara mendalam

Lampiran 3. Pedoman FGD

Lampiran 4. Format daftar tilik pelaksanaan 11 T

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu,
dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara
ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI
2007), Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. Besarnya AKI menggambarkan
masih rendahnya tingkat kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi
dan status kesehatan ibu, cakupan dan kualitas pelayanan untuk ibu hamil, ibu
melahirkan, dan ibu nifas, serta kondisi kesehatan lingkungan (Sulaeman, 2011).
Berdasarkan analisis penyebab kematian ibu, penyebab AKI di Indonesia
dikelompokan ke dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan
penyebab mendasar. Penyebab langsung kematian ibu menurut SKRT (2001)
adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium
(11%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (5%), partus
lama/macet (5%) serta lainya (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu
adalah rendahnya status gizi, rendahnya status kesehatan serta adanya faktor risiko
kehamilan pada ibu (Sulaeman, 2011).
Angka Kematian Ibu atau AKI di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007
sebesar 404 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Barat,
2007).
Kasus kematian ibu di Kota Singkawang tahun 2011 sebanyak 3 kasus, dan
kasus kematian bayi sebanyak 21 kasus (Profil Dinas Kesehatan Kota
Singkawang, 2011).
Kasus kematian ibu di Kecamatan Singkawang Tengah tahun 2011 tidak
ada kasus, sedangkan kasus kematian bayi sebanyak 8 kasus, dan kasus kematian
balita sebanyak 2 kasus.
Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes RI dalam mempercepat
penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang
membutuhkannya. Untuk mendukung upaya kesehatan dan pencapaian sasaran

1 Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


pembangunan maka diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas
yang tepat dan dapat diandalkan khususnya dalam akselerasi penurunan AKI dan
AKB (Kemenkes RI, 2010).
Pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC) merupakan jenis pelayanan
yang diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilan. Peningkatan pelayanan
kesehatan ibu pada saat ini memiliki enam kegiatan prioritas, yaitu peningkatan
pelayanan antenatal berkualitas, peningkatan pertolongan persalinan ditolong
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, peningkatan pencegahan dan penanganan
komplikasi maternal, peningkatan kualitas pelayanan KB, peningkatan kualitas
kesehatan reproduksi, serta penguatan program kesehatan ibu dan reproduksi
(Kemenkes RI, 2012).
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan antenatal yang
sesuai dengan standar pelayanan antenatal dengan 11T yaitu perlu dilakukan
perencanaan dengan baik, untuk melihat dan menilai suatu kegiatan atau
pelaksanaan, diperlukan adanya suatu perencanaan yang baik dan mantap.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat menjawab masalah–
masalah kesehatan yang ada, efektif, realistis dan fleksibel terhadap situasi dan
kondisi. Menurut Azwar (1996), suatu perencanaan yang baik memiliki beberapa
ciri antara lain bagian dari sistem administrasi, dilaksanakan secara
berkesinambungan, berorientasi masa depan, mampu menyelesaikan masalah,
mempunyai tujuan, dan bersifat mampu kelola.
Perencanaan yang matang disemua sektor pembangunan merupakan
kebutuhan utama dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
mengetahui bahwa perencanaan yang telah dirumuskan mencapai tujuan, maka
perlu dilakukan evaluasi yang bersifat periodik selama program dilaksanakan.
Evaluasi dimulai pada taraf perencanaan, yaitu dengan menilai berbagai alternatif
tindakan, yang kemudian meluas melalui proses penggerakan atau pelaksanaan.
Selama proses pelaksanaan kegiatan harus terus dimonitor melalui evaluasi
formatif dan dilakukan perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan tujuan yang
telah direncanakan. Seperti halnya pada pelaksanaan pelayanan antenatal yang
dilakukan oleh bidan dipelayanan kesehatan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tujuan pelayanan antenatal sesuai standar adalah untuk menjaga agar ibu
sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko–risiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi
serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Depkes RI, 2005).
Pelayanan antenatal dengan standar adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu
bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilanya sesuai standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 11T yaitu timbang berat badan, ukur lingkar
lengan atas (LILA), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, hitung denyut
jantung janin (DJJ), tentukan presentasi janin, Beri imunisasi tetanus toksoid
(TT), beri tablet tambah darah (tablet besi), pemeriksaan laboratorium (rutin dan
khusus), tatalaksana/penanganan kasus dan KIE efektif (Kemenkes RI, 2010).
Pelayanan antenatal dengan 11T merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil dan dalam upaya menurunkan Angka
Kesakitan dan Kematian Ibu maupun Perinatal. Pengawasan antenatal
memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini, sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinan(Manuaba, 1998).
Secara operasionalnya Kemenkes RI (2010), menentukan pelayanan yang
sesuai dengan standar pelayanan yaitu dengan 11T. Pelayanan antenatal secara
keseluruhan menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
(Runjati, 2011).
Di Puskesmas Singkawang Tengah pelaksanaan pelayanan antenatal
dengan 11T sudah dilakukan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kepada
ibu hamil. Bidan yang bertugas diwilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah
sebanyak 22 orang, 6 orang bertugas di Puskesmas induk, selebihnya tersebar di
4 Puskesmas Kelurahan dan di Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel).
Melihat pelaksanaan pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar
pelayanan dengan 11T yang dilakukan oleh bidan di Puskesmas Singkawang
Tengah, perlu dilakukan evaluasi kepada bidan sebagai pelaksana pelayanan. Hal

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman bidan dalam pelaksanaan
pelayanan antenatal dengan 11T.
Di Kecamatan Singkawang Tengah terdapat 1 Puskesmas Induk, 4
Puskesmas Kelurahan, dan 2 Pos Kesehatan Kelurahan. Dari data pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), didapatkan cakupan pelayanan KIA dalam 2
tahun terakhir, yaitu Kunjungan ibu hamil K1, kunjungan ibu hamil K4, Deteksi
risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan
kunjungan neonatus, status imunisasi dan TT2+, serta pemberian tablet tambah
darah Fe1 dan Fe 3, dan kasus anemia pada ibu hamil, seperti pada tabel di bawah
ini.

Tabel 1.1 Rekap Laporan KIA, Gizi, Imunisasi


Puskesmas Singkawang Tengah
Tahun 2010 dan 2011

No Tahun 2010 2011

1 K1 100% 100%

2 K4 100% 90,2%

3 Deteksi risiko tinggi 12.2% 27,5%

4 Neonatus 100% 100%

5 Persalinan 85,7% 81,6%

6 Cakupan Fe 100% 90,2%

7 Cakupan TT2+ 68,4 6,5%

8 Kasus anemia ibu hamil 172 kasus 229 kasus

Sumber : Laporan PWS KIA, Gizi dan Imunisasi

Berdasarkan data diatas, untuk cakupan kunjungan K1 dan K4 tahun 2010


sudah mencapai target, untuk deteksi risiko tinggi ada kenaikan pada tahun 2011
dari 12,2 % menjadi 27,5%, neonatus untuk tahun 2010 dan 2011 mencapai sudah

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


mencapai target, persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2010 sebanyak 85,7%
untuk tahun 2011Turun menjadi 81,6%, cakupan pemberian Fe sama dengan
cakupan kunjungan K4, cakupan TT2+ tahun 2010 sebanyak 68,4% sedangkan
untuk tahun 2011 mengalami penurunan yang sangat drastis sebanyak 6,5% dan
untuk penjaringan kasus anemia pada ibu hamil tahun 2010 sebanyak 172 kasus
dan tahun 2011 naik menjadi 229 kasus.

Tabel 1.2 Cakupan PWS KIA Puskesmas Singkawang tengah


Tahun 2011
No Kelurahan KI K4 Risti Nakes Persalinan Neonatus

1 Roban 99,4% 85,8% 36,0% 75,2% 79,8%

2 Condong 100% 86% 13,3% 91,0% 96,0%

3 Sekip Lama 100% 99,5% 19,5% 86,6% 89,7

4 Jawa 100% 94,2% 23,8% 87,6% 90,5%

5 Sei Wie 91,6% 93,9% 19,2% 83,2% 85,7%

6 Bukit Batu 100% 98,3% 30,4% 86,4% 89,5%

Puskesmas 100% 90,2% 27,5% 81,6% 85,7%


Sumber : Rekap PWS KIA

Berdasarkan dari data PWS KIA tersebut diatas, 5 kelurahan yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah untuk kunjungan K1 sudah
mencapai target, sedangkan 1 kelurahan masih dibawah target. Untuk cakupan
Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011, kunjungan K1 ibu hamil sudah
mencapai target, tetapi untuk Kunjungan K4 (90,2%), persalinan oleh tenaga
kesehatan(81,6%), neonatus (85,7%) dan Deteksi resiko tinggi oleh tenaga
kesehatan (27,5%) masih belum mencapai target. Kematian ibu untuk tahun 2011
tidak ada kasus, kematian bayi ada 8 kasus dan kematian balita 2 kasus, kasus
lahir mati ada 15 kasus, dengan kasus terbanyak adalah BBLR.
Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal sangat dipengaruhi banyak
faktor diantaranya faktor manusia atau tenaga, metode berupa pemantauan
pelaksanaan, pelatihan pelayanan antenatal secara berkala, sarana, proses

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


pelaksanaan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan serta penentuan target
keberhasilan dan tindak lanjutnya.
Di Puskesmas Singkawang Tengah bidan yang bekerja di Puskesmas induk
dan 4 Puskesmas Kelurahan serta 2 Poskeskel sebanyak 22 orang. Semua bidan
melaksanakan 11T dalam pelayanan antental, namun pelaksanaannya masih
belum sesuai dengan standar pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan
melakukan wawancara kepada 4 orang bidan dan pengamatan pada saat pelayanan
di Puskesmas didapatkan bahwa :
1. Dari 4 orang bidan menyatakan bahwa bidan memiliki peran yang cukup
besar dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas, tidak hanya melaksanakan
pelayanan KIA, juga melakukan tugas tambahan seperti sebagai bendaraha.
2. Dari 4 orang bidan menyatakan bahwa sudah melaksanakan standar
pelayanan antental, namun pelaksanaannya masih belum maksimal.
3. Dari 4 orang yang dilakukan pengamatan, ada beberapa poin dari 11T yang
sering terlewatkan saat pelayanan antenatal.
4. Dari 4 orang yang dilakukan pengamatan, masih ada beberapa poin dari 11T
yang tidak dilakukan.

Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Pelayanan Antenatal dengan 11T


di Puskesmas Singkawang tengah

Nama Bidan
Kegiatan atau variabel
A B C D

1. Timbang berat badan √ √ √ √

2. Ukur lingkar lengan (LILA) − − − −

3. Ukur tekanan darah √ √ √ √

4. Ukur tinggi fundus uteri √ √ √ √

5. Hitung DJJ √ √ √ √

6. Tentukan presentasi janin √ √ √ √

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


7. Imunisasi TT √ - - √

8. Beri tablet besi √ √ √ √

9. Periksa Laboratorium rutin dan khusus √ √ √ √

10. Tatalaksana kasus

11. KIE efektif − − − −

Sumber : Data primer hasil survey


Keterangan : Untuk tatalaksana kasus dilaksanakan jika pada hasil pelayanan antenatal
dan hasil periksa laboratorium rutin dan khusus ditemukan risiko pada ibu.

Dari 4 orang bidan yang di wawancara, 2 orang mengatakan mendapat tugas


rangkap sebagai bendahara program, dan 4 orang bidan mengatakan belum
maksimalnya pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal karena fasilitas
pendukung seperti ruangan untuk pelayanan antenatal hanya 1, sedangkan pasien
yang dilayani rata-rata 10 sampai 18 kadang sampai 20 orang per hari, serta bidan
yang melakukan pelayanan di KIA terbagi untuk pelayanan di ruangan lain seperti
KB, MTBS dan pelayanan di luar gedung (Posyandu).
Berdasarkan hal tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan mengevaluasi pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan
antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah melalui pendekatan sistem mulai dari
komponen input, proses dan output yang diperoleh.

1.2 Rumusan Masalah


Cakupan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas
Singkawang Tengah tahun 2011 mengalami penurunan. Berdasarkan dari data
PWS KIA tahun 2011 pencapaian cakupan K4, Persalinan oleh tenaga kesehatan,
kunjungan neonatus serta deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, cakupan
TT2+ masih belum mencapai target. Pelaksanaan standar pelayanan antenatal 11T
tergantung dari kepatuhan bidan. Pelaksanaan yang dilakukan juga tergantung
pada beberapa faktor. Keadaan ini berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh bidan, karena semakin dipatuhi pedoman atau prosedur tetap
semakin baik pencapaian standar pelayanan dan pencapaian cakupan kunjungan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


1. Bagaimanakah pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal di
Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2012?
2. Bagaimanakah komponen input (tenaga bidan, sarana dan prasarana)
dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012?
3. Bagaimanakah komponen proses (pelaksanaan 11 T dan
masalah/kenada) dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012?
4. Bagaimanakah komponen output (kepatuhan dan cakupan pelayanan)
dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan di
Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya input dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012.
2. Diketahuinya proses dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012.
3. Diketahuinya output dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Singkawang
Sebagai bahan masukan untuk mengetahui pelaksanaan 11T oleh bidan
dalam pelayanan antenatal.
2. Bagi Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah
Sebagai gambaran bagi puskesmas tentang standar pelayanan antenatal
yang dilaksanakan oleh bidan.
3. Bagi Bidan Puskesmas Singkawang Tengah
Membuka wawasan dan pengetahuan tentang standar pelayanan
antenatal dan kebijakan pelayanan antenatal.
4. Bagi Instansi Pendidikan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Bagi instansi pendidikan yang berlatar belakang kesehatan agar
menjadikan sebagai masukan dalam mata kuliah kesehatan ibu dan anak.
5. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan, pengalaman, yang masukan yang kelak
bermanfaat untuk memperbaiki sistem program kerja selanjutnya
khususnya yang berhubungan dengan standar pelayanan antenatal dengan
pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian di lakukan pada bidan yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas
Singkawang Tengah. Ruang lingkup penelitian dilakukan untuk mengetahui
pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan antenatal. Materi di batasi pada
standar pelayanan antenatal.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi
Penilaian (evaluasi) adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil
yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan
alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan
kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program (Wijono, 1996).
Pada setiap organisasi dalam setiap kegiatannya bertujuan untuk mencapai
hasil yang diinginkan bersama. Sejauhmana pencapaian hasil tersebut harus
diukur sehingga dapat ditetapkan apakah hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam organisasi. Fungsi yang melakukan pengukuran
tersebutadalah fungsi evaluasi.
Menurut WHO dalam Azwar (1996), pengertian evaluasi adalah suatu cara
yang sistematis untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan
sekarang serta untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik.

2.1.1 Tujuan Evaluasi


Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan atau program serta memberikan
petunjuk dalam pengelolaan tenaga dan fasilitas untuk program yang ada dan
yang akan datang (Wijono, 1996).
Tujuan lain dari evaluasi adalah untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang
sedang berjalan sekarang serta untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik
dengan menyeleksi alternatif tindakan dimasa yang akan datang (WHO, dalam
Reni Agustina, 2004).
Evaluasi menyangkut analisis yang kritis mengenai berbagai aspek
pengembangan dan pelaksanaan suatu program dan kegiatan-kegiatan yang
membentuk program, relevansinya, rumusannya, efisiensinya dan efektifitasnya,
biayanya, dan penerimaan oleh semua pihak yang terlibat (Wijono, 1996).
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria
yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Proses Evaluasi


Proses evaluasi terdiri dari suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
termasuk rumusan kebijakan, penyusunan program serta anggaran, biaya, tenaga,
yang merupakan dukungan informasi secara menyeluruh (WHO, 1990).
Proses evaluasi dimaksudkan untuk digunakan secara luwes dan harus
disesuaikan dengan keadaandimana proses tersebut akan digunakan. Proses ini
terdiri dari komponen -komponen sebagai berikut:
- Penentuan masalah tertentu yang akan di evaluasi
- Memastikan adanya dukungan informasi
- Memeriksa relevansi informasi
- Menilai apakah sudah cukup
- Meninjau kemajuan
- Mengukur efisiensi
- Mengukur dampak
- Menarik kesimpulan dan membuat usulan – usulan mengenai tindakan yang
perlu diambil

2.1.3 Waktu Evaluasi


Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan pada tahap yang berbeda seperti
diuraikan dibawah ini:
1. Evaluasi terhadap input
Biasa dilakukan sebelum kegiatan program dimulai untuk mengetahui apakah
pemilihan sumber daya sudah sesuai kebutuhan.
2. Evaluasi terhadap proses
Dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung untuk mengetahui apakah
apakah metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi
sudah berlangsung atau berkembang dengan baik.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


3. Evaluasi terhadap output
Dilaksanakan setelah pekerjaan selesai untuk mengetahui apakah output efektif
atau sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.4 Penelitian Evaluasi


Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari
umpan balik yang akan dijadikan dasar unutk perbaikan suatu program atau
sistem. Penelitian evaluasi ada 2 tipe yaitu: Penelitian evaluasi bersifat tinjauan
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program berjalan serta sejauh
mana mempunyai hasil atau dampak. Penelitian evaluasi yang kedua adalah
penelitian pengujian, yang dilakukan untuk menguji efektifitas dan efisiensi suatu
pengobatan atau program-program yang lain (Muninjaya, 1999).

2.1.5 Evaluasi Pelaksanaan Program


Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk menyiapkan informasi bagi
penyelenggara program mengenai perkembangan program dalam mencapai target
yang dinginkan. Informasi digunakan meningkatkan penampilan program dimasa
yang akan datang. Evaluasi pelaksanaan program digunakan untuk meningkatkan
manajemen dari orogream atau enjelaskan dampak dari program dengan
melakukan monitoring kegiatan, perilaku tenaga, serta hal-hal lain yang terkait
dengan program (Grembawski, 2001 dalam Reni Agustina, 2004).

2.2 Unsur – Unsur Sistem


Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Yang dimaksud elemen adalah sesuatu yang mutlak harus
ditemukan, jika tidak berarti bukan merupakan bagian dari sistem tersebut. Unsur
sistem dapat dikelompokkan menjadi enam unsur, yaitu:
1. Masukan
Yang dimaksud masukan (input) yakni bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem. Unsur
masukan terpenting dalam penyelenggaraan kesehatan adalah tenaga, dana,
sarana serta metode. Secara umum disebut apabila tenaga, sarana, dana serta

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


metode (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai standar yang telah ditetapkan,
serta jika dana yang tersedia tidak sesuai kebutuhan, maka sulit diharapkan
mutu pelayanan menjadi baik (Sulaeman, 2011).
2. Proses
Yang dimaksud dengan proses yakni bagian atau eleman dari sistem yang
berfungsi melakukan transformasi/konversi yakni mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan. Tindakan tersebut secara umum dapat
dibedakan atas dua macam tindakan yakni tindakan medis dan non medis.
Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan
(Sulaeman, 2011).
3. Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran (output) atau hasil akhir yakni hasil yang
dicapai dari suatu pelaksanaan atau program berupa indikator-indikator
keberhasilan. Unsur keluaran ini menunjuk pada penampilan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan baik penampilan medis maupun non medis
(Sulaeman, 2011).
4. Umpat Balik
Yang dimaksud dengan umpan balik yakni bagian atau elemen dari sistem
yang merupakan hasil antara dan hasil akhir dari sistem dan sekaligus sebagai
masukan bagi sistem tersebut serta informasi yang diterima dari lingkungan
organisasi (Sulaeman, 2011).
5. Dampak
Yang dimaksud dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu
sistem.
6. Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak
dikelolah oleh sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dalam administrasi kesehatan rincian yang ada dalam masukan, proses dan
keluaran dapat dibedakan dua macam, yakni:
1. Sistem sebagai upaya menghasilkan pelayanan kesehatan
Sistem kesehatan yang dipandang sebagai upaya menghasilkan pelayanan
kesehatan, yakni:
a. Masukan adalah perangkat administrasi yaitu tenaga, dana, sarana dan
metode atau dikenal dengan istilah sumber, tata cara, kesanggupan.
b. Proses adalah fungsi administrasi yang terpenting ialah perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian.
c. Keluaran adalah pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat.

2. Sistem sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah kesehatan


Sistem kesehatan yang dipandang sebagai penyelesai masalah kesehatan,
yakni:
a. Masukan adalah setiap masalah kesehatan yang ingin diselesaiakan
b. Proses adalah perangkat administrasi yakni tenaga, dana, sarana, dan
metode atau yang dikenal sebagai sumber tata cara dan kesanggupan.
c. Keluaran adalah selesainya masalah yang dihadapi.

2.2.1 Pendekatan Sistem


Suatu sistem dibentuk pada dasarnya untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan. Terbentuknya suatu sistem perlu dirangkai dengan berbagai
unsur dan secara keseluruhan menjadi satu kesatuan yang berfungsi untuk
mencapai tujuan (Azwar, 1996).

2.2.2 Analisa Sistem


Analisa sistem adalah penguraian operasional suatu sistem yang meliputi
upaya pengidentifikasian tujuan, kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi
yang dibutuhkan oleh sistem pada setiap saat pelaksanaannya (Azwar, 1996).
Langkah – langkah analisa sistem dibedakan atas enam macam, yaitu:
1. Lakukan penguraian sistem sehingga bagian – bagian yang dimiliki saling
berhubungan antara satu dan lainnya.
2. Perumusan masalah yang dihadapi oleh bagian – bagian sistem dilanjutkan
secara keseluruhan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


3. Lakukan pengumpulan data untuk lebih menjelaskan masalah yang
ditemukan serta untuk merumuskan kemungkinan jalan keluarnya.
4. Kembangkan model-model sistem berdasarkan informasi yang dimiliki.
5. Lakukan uji coba, dan jika diperlukan lakukan perbaikan serta dicatat setiap
hasil yang diperoleh. Dari catatan yang ada dapat dipilih model yang paling
menguntungkan.
6. Melakukan pemantauan dan penilaian secara berkala berdasarkan penerapan
model sistem yang telah dipilih.

2.2.3 Ruang lingkup penilaian terhadap sistem


Secara sederhana ruang lingkup penilaian sistem dapat dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Penilaian terhadap masukan
Penilaian terhadap masukan yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber
daya, baik tenaga, dana maupun sarana dan prasarana.
2. Penilaian terhadap proses
Pelaksanaan program merupakan titik berat dalam penilaian terhadap proses,
apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Proses yang dimaksud mencakup
semua tahapan administrasi, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian,
dan pelaksanaan.
3. Penilaian terhadap keluaran
Penilaian terhadap keluaran (output) adalah penilaian terhadap hasil yang
didapat dari pelaksanaan program.
4. Penilaian terhadap dampak
Penilaian terhadap dampak program mencakup pengaruh yang ditimbulkan
dari pelaksanaan program.

2.3 Pelayanan Antenatal


2.3.1 Pengertian
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama kehamilanya.(DepKes RI, 2005:2).

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
untuk ibu selama masa kehamilan, yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan (Wijono, Djoko. 2008).
2.3.2 Tujuan
Asuhan pelayanan antenatal bertujuan :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
c. Mengenal secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal, dengan trauma
seminimal mungkin.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kehamilan, agar
bayi dapat tumbuh kembang secara normal. (Syafrudin, 2008).
Kualitas pelayanan sangat erat dengan hubungannya dengan penerapan.
Pelayanan yang diberikan harus mengacuh pada standar yang telah ditetapkan
yaitu standar pelayanan kebidanan. Penerapan standar sangat berguna untuk
melindungi masyarakat karena proses kegiatan yang dilakukan mempunyai dasar
yang jelas. Standar pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu
pelayanan, khususnya untuk memberikan kesempatan yang cukup dalam
menangani kasus risiko tinggi (Syafrudin, 2009).

2.4 Standar Minimal Pelayanan Antenatal


Secara operasionalnya Kemenkes RI (2010), menentukan pelayanan
antenatal dengan standar pelayanan, yaitu :
1. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Berat badan selama
kehamilan harus bertambah. Pertambahan berat badan selama kehamilan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


rata–rata 0.3–0.5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan,
kenaikan berat badan selama hamil muda kurang lebih 1 kg, selanjutnya tiap
trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan
pertambahan berat badan total adalah 9–12 kg, kenaikan berat badan
menunjukan bahwa ibu mendapat cukup makanan juga kenaikan berat badan
ibu yang normal menunjukan bahwa janin tumbuh dengan baik.

2. Ukur lingkar lengan atas (LILA)


Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

3. Ukur tekanan darah


Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah, dan atau
proteinuria). Tekanan darah pada ibu hamil biasanya tetap normal, kecuali
bila ada kelainan. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan merupakan risiko.
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan
darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan diastolik 15 mmHg
atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi kalau
tidak di tangani dengan tepat.

4. Ukur tinggi fundus uteri


Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran dengan
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. Pertumbuhan
janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan
semakin tinggi fundus uteri, namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


uteri akan turun kembali karena kepala janin telah/masuk ke panggul. Pada
kehamilan 12 minggu, fundus uteri biasanya sedikit di atas tulang pubis. Pada
kehamilan 24 minggu, fundus uteri berada di pusat.(DepKes, 1998:21).
Menurut DepKes RI, (1998:21), mengukur tinggi fundus uteri dianjurkan
dengan memakai ukuran tinggi fundus uteri dari simfisis pubis dalam
sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:
Umur Kehamilan Tinggi fundus uteri
20 minggu 20 cm
24 minggu 24 cm
28 minggu 28 cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34 – 36 cm

5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)


Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160/menit menunjukan adanya gawat janin.

6. Tentukan presentasi janin


Menentukan presenatsi janin dolakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, kepala janin belum masuk ke panggul bearti ada kelainan
letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

7. Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan
dengan status imunisasi ibu saat ini.

8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)


Untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


sejak kontak pertama. Di mulai dengan memberikan satu tablet sehari. Tiap
tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500mg.
Satu tablet besi per hari, selama kehamilan minimal 90 tablet.

9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)


Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi :
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darahn ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon donor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan
salah satu indikator terjadinya preeklamsi pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester
ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e. Pmeriksaan malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah
Malaria dalam rangka skrining kontak pertama. Ibu hamil di daerah non
endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada
indikasi.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


f. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga sifilia. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberikan kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV.
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberculosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberculosis tidak
mempengaruh kesehatan janin.

10. Tatalaksana /Penanganan Kasus


Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

11. KIE Efektif


KIE efektif dilakukan pada setiap kunjugan antenatal yang meliputi:
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilanny (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suami. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya
persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah.
Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
i. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamila, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil
muda mau hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir pada saat
nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segra
mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.
d. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
e. Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
penykit tidak menular, karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin.
i. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah
tertentu (risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


f. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya
segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh
yang penting untuk kesehatann bayi.
g. KB pasca persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
h. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
i. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nitrisi
pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.

2.5 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal yang bermutu pada hakekatnya merupakan suatu
pelayanan medik dasar yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Disamping itu kualitas
pelayanan yang diberikan harus selalu terjaga, sehingga meningkatkan
kesinambungan pemeriksaan antenatal yang pada gilirannya dapat terpelihara
derajat kesehatan kehamilan (Depkes RI, 2007).
Kebijakan Departemen kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategis “ Empat Pilar Safe Motherhood” (keluarga
berencana, ANC, persalinan bersih dan aman, pelayanan obstetrik essensial).
Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal kepada ibu hamil ini sesuai dengan
pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan
kunci (Depkes RI, 2007), yaitu:
1) Setiap persalinan obstetrik ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2) Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


3) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal selain menetapkan frekuensi
kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit dilakukan paling sedikit 4
(empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu, yaitu minimal 1 (satu)
kali pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua dan minimal 2
(dua) kali pada trimester ketiga (Depkes RI, 2007).
Kebijakan teknis pelayanan antenatal yaitu, setiap saat kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau mengalami penyulit/komplikasi. Oleh karena
itu diperlukan pemantauan kesehatan ibu hamil selama kehamilannya (Depkes RI,
2007).
Penatalaksanaan pelayanan pemeriksaa ibu hamil secara keseluruhan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2) Melakukan deteksi dini penyulit/komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi.

2.6 Faktor-Faktor Penunjang Kualitas Pelayanan Antenatal


2.6.1 Kompetensi teknis
Kompetensi teknis menyangkut keterampilan, kemampuan, dan penampilam
atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis berhubungan dengan
bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan kesehatan yang
telah disepekati. Tidak dipenuhinya kompetensi teknis dapat mengakibatkan
berbagai hal, mulai dari penyimpangan terhadap standar layanan kesehatan
sampai kepada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


2.6.2 Prosedur / Standar
Aplikasi program jaminan mutu di puskesmas adalah dalam bentuk
penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan, agar hasil tetap terjaga
kualitasnya, meskipun kondisi lingkungan dan petugas yang berbeda/ bergantian.
Standar adalah spesifikasi dari fungsi dan tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu
sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan
yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland & Rowland dalam
Runjati, 2011). Standar yang diterapkan pada setiap pelayanan akan menjadikan
pelayanan yang diberikan menjadi lebih bermutu serta akan semakin tercapai
standar yang ditetapkan.

2.6.3 Fasilitas / Alat


Fasilitas / alat adalah salah satu faktor yang mendukung dalam
melaksanakan tindakan. Lingkungan yang mendukung yaitu ruangan tempat
pelayanan yang memenuhi standar kesehatan, dan fasilitas, alat, serta sarana untuk
mendukung pada saat melaksanakan kegiatan seperti pencatatan, pelaporan.

2.7 Tugas dan Fungsi Bidan


Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang
diakui oaleh negara tempat tinggal dan telah menyelesaikan studi terkait
kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan / atau memiliki izin
formal untuk praktik bidan (Zulvadi, 2010). Menurut Churchill Medical Directory
dalam Zulvadi (2010), bidan adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih
secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran
bayi serta memberi perawatan materrnal terkait.

2.7.1 Tugas Bidan


Berdasarkan penjelasan mengenai asuhan / pelayanan kebidanan di atas,
tugas seorang bidan adalah sebagai berikut:
 Memberi bimbingan, asuhan, dan nasehat kepada remaja, ibu hamil, termasuk
ibu hamil risiko tinggi, ibu melahirkan, ibu menyusui, serta ibu dalam masa
klimakterium dan menopause.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


 Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan pada bayi dan anak-anak
sekolah.
 Memberi pelayanan keluarga berencana
 Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan anak
balita yang mengalami gangguan kesehatan.
 Melakukan penyuluhan kesehatan
 Membimbing dan melatih calon bidan, dukun bayi, serta kader kesehatan
dalam lingkup pelayanan kesehatan
 Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan untuk
perbaikan dan peningkatan
 Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam
rangka mewujudkan kesehatan serta kesejahteraan keluarga.

2.7.2 Kompetensi Bidan


Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan
secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Ada 9 kompetensi yang harus dikuasai seorang bidan (Zulvadi, 2010:55), yaitu:
1) Kompetensi I: Bidan memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari
ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru
lahir, serta keluarganya.
2) Kompetensi ke 2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan dalam yang tanggap terhadap budaya, dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat ,
perencanaan kehamilan, dan kesiapan menjadi orang tua.
3) Kompetensi ke 3: Bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi,
pengobatan, atau rujukan untuk komplikasi tertentu.
4) Kompetensi ke 4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan ibu dan bayinya yang baru lahir.
5) Kompetensi ke 5: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi pada ibu
nifas dan menyusui dan tanggap terhadap budaya setempat.
6) Kompetensi ke 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan usia satu bulan.
7) Kompetensi 7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, dan
komprehensif pada bayi dan balita sehat sampai usia 1 bulan – 5 tahun.
8) Kompetensi ke 8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif pada keluarga, kelompok, serta masyarakat sesuai dengan
budaya setempat.
9) Kompetensi ke 9: Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita / ibu dengan
ganguan sistem reproduksi.

2.7.3 Peran Bidan


Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai berikut:
1. Peran sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan memilik itiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,
tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Tugas mandiri meliputi:
Tugas mandiri:
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
yang diberikan.
b. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita
dengan melibatkan mereka sebagai klien.
c. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien / keluarga.
e. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f. Memberi asuhan kebidanan pada klien masa nifas,
g. Memberi asuhan kebidanan pada usia usia subur.
h. Memberi asuhan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksidan
wanita dalam masa klimakterium dan masa menopause.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


i. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga.

Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien/ keluarga .
b. Memberi asuhan kepada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan.
c. Memberi asuhan kepada ibu hamil dalam masa persalinan dengan
risiko tinggi.
d. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dan dalam masa nifas, serta
kegawatdaruratan yang memerlukan.
e. Memberi asuhan kebidanan pada pada bayi baru lahir risiko dengan
risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
f. Memberikan asuhan kepada balita dengan risiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien, dan keluarga.

Tugas Ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluar.
b. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan merujuk kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawat daruratan.
c. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga.
d. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
ibu nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


e. Memberi asuhan kebidanna pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga.
f. Memberi asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan
dengan melibatkan klien dan keluarga.

2. Peran Sebagai Pengelola


Sebagai pengelola bidan memiliki dua (2) tugas, yaitu:
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan.
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan
masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien,
mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan
ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan
pemuka masyarakat.
2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama
masyarakat.
3) Mengelolakegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak.
4) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau
petugas kesehatan lain dalam rangka melaksanakan program /
kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB.
5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya ibu dan anak, termasuk pemanfaatan sumber-sumber
yang ada pada program dan sektor terkait.
6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang ada.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


7) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik
profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, serta kegiatan-
kegiatan dalam kelompok profesi.
8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Berpartisipasi dalam tim


Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada
di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup:
1) Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagaia anggota tim
dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi
rujukan dan tindak lanjut.
2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan
atau petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) dan masyarakat.
3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan
petugas kesehatan lain.
4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang berkaitan
dengan kesehatan.
3. Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki dua (2) tugas, yaitu:
a. Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien.
Pendidikan dan penyuluhan tentang penanggulangan masalah
kesehatan, khususya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak,
dan keluarga berencana, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan,
khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana bersama klien.
2) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka waktu pendek
maupun jangka waktu panjang bersama klien.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


3) Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
4) Melaksanakan program / rencana pendidikan dan penyuluhan
kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka
panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.
5) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama
klien dan mempergunakannya untuk memperbaiki serta
meningkatkan program di masa yang akan datang.
6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil
pendidikan/penyuluhan kesehatan secara lengkap serta
sistematis.
b. Melatih dan membimbing kader
Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan
keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat
kerjanya, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun
bayi serta peserta didik.
2) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
kajian.
3) Menyiapkan alat bantu mengajar dan bahan untuk keperluan
pelatihan bimbingan dan pelatihan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
4) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai
dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-
unsur terkait.
5) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam
lingkup kerjanya.
6) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang btelah diberikan.
7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program
bimbingan.
8) Mendokunentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


4. Peran Sebagai Peneliti / Investigator
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang
kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
c. Melaksanakan investigasisesuai dengan rencana.
d. Mengelolah dan menginterpretasikan data basil investigasi.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI ISTILAH

3.1 Kerangkan Teori


Berdasarlkan kerangka teori menurut Azwar (1994), mengenai
hubungan yang terbentuk berdasarkan sistem yang saling berhubungan
antaramasukan, proses, keluaran dan dampak dalam pelayanan kesehatan. Lebih
lanjut karena tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedia atau tidaknya
pelayanan kesehatan. Sistem yang saling berhubungan bisa diamati dan dievaluasi
yaitu input (masukan sumber daya, dan sarana), proses (proses pelaksanaan
pelayanan antenatal yang ditunjang oleh standar mutu pelayanan), dan Outcome
(hasil akhr) dan impact (manfaat dan dampak).

Program Kesehatan

Masukan Proses Keluaran Dampak


s

Penilaian Program kesehatan

Gambar 3.1 Hubungan unsur-unsur sistem


sSumber: Azwar, 1994

3.2 Kerangka Konsep


Berdasarkan kerangka teori maka dapat dirancang kerangka konsep/
kerangka pikir untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sesuai keinginan
peneliti. Kerangka konsep penelitian ini mengacu pada teori pendekatan
Manajemen Sistem Pelayanan Kesehatan Azwar (2011) yang akan menjadi
pengarah dalam penelitian. Teori tersebut akan dikaitkan dengan pelaksanaan
11T dalam pelayanan antenatal. Adapun kerangka konsep yang dibangun adalah
sebagai berikut :s

30
Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


INPUT PROSES OUTPUT

Tenaga Bidan  Pelaksanaan  Tingkat kepatuhan


 Pelatihan 11T Bidan
 Pengetahuan
 Cakupan
 Masalah / kunjungan ibu
Sarana /Prasaran Kendala yang hamil ke
 Ketersediaan dihadapi dalam pelayanan
pelaksanaan 11 T kesehatan

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

Sumber : Azwar, 1996


Keterangan : Telah Dimodifikasi

3.3 Defenisi Istilah

3.3.1 Variabel Input


Merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan 11T dalam
pelayanan antenatal. Komponen input terdiri dari beberapa variabel, antara lain:
a. Kompetensi teknis
Adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja
pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis berhubungan dengan
bagaimana pemberi layanan melaksanakan standar kesehatan yang telah ada,
yang telah disepakati meliputi kepatuhan, ketepatan, kebenaran, dan
konsistensi.
b. Sarana dan Prasarana
Adalah Fasilitas atau alat serta lingkungan yang merupakan faktor pendukug
dalam melaksanakan tindakan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


3.3.2 Variabel Proses
1. Merupakan langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan. Pelaksanaan
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan 11 langkah standar pelayanan
antenatal, yaitu:
- Timbang berat badan
- Ukur lingkar lengan atas (LILA)
- Ukur tekanan darah
- Ukur tinggi fundus uteri
- Hitung denyut jantung janin (DJJ)
- Tentukan presentasi janin
- Beri imunisasi tetanus toksoid (TT)
- Beri tablet tambah darah (tablet besi)
- Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
- Tatalaksana/penanganan kasus
- KIE Efektif

2. Masalah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T pada


pelayanan antenatal.

3.3.3 Variabel Output


Output (keluaran) adalah hal yang dihasilkan dari proses pelaksanaan
11T tentang kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal dengan
melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal. Proses pelaksanaan 11T yang
memberikan gambaran tentang pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal
berupa:

a. Kepatuhan bidan: bidan yang melaksanakan semua poin 11T dalam


pelayanan antenatal.
b. Cakupan kunjungan ibu hamil: jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian
Rapid Assessment Procedures (RAP) yaitu penelitian yang berjangka waktu 1-2
bulan yang dimaksudkan untuk memperbaiki, memahami dan menilai
keberhasilan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program-
program kesehatan (Sumantri, 2011). Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memahami dan menilai dari segi input, proses dan output tentang pelaksanaan 11
T dalam pelayanan Antenatal oleh bidan di Puskesmas Singkawang Tengah Kota
Singkawang.

4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Singkawang Tengah dan
waktu penelitian yaitu dari bulan Mei sampai Juni 2012.

4.3 Instrumen Penelitian


Alat yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah pedoman wawancara mendalam dan FGD, lembar observasi
serta alat pencatat.

4.4 Informan Penelitian


Informasi penelitian berasal dari bidan yang bertugas di Puskesmas
Singkawang induk sebanyak 6 orang bidan, bidan yang bertugas di Puskesmas
Kelurahan Roban sebanyak 5 orang, bidan Kelurahan Condong 4 orang, bidan
kelurahan Bukit Batu 3 orang, bidan Kelurahan Sei Wie sebanyak 3 orang dan
bidan yang bertugas di Pos Kesehatan Kelurahan Jawa 1 orang dan Pos Kesehatan
Kelurahan Sekip Lama 1 orang, serta tiga orang bidan yang bertugas di 3 wilayah
berbeda yaitu bidan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Barat, Puskesmas
Singkawang Timur dan bidan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Utara.

33
Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


4.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam
penelitian (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan:s
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan FGD serta observasi langsung
kepada informan yang terlibat dalam pelayanan antenatal. Data primer meliputi
jumlah bidan sebagai pelaksana pelayanan antenatal serta pengamatan terhadap
sarana dan prasarana sebagai penunjang pelaksanaan pelayanan antenatal.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen terhadap hasil laporan kunjungan
harian ibu hamil serta cakupan kunjungan K1 dan K4.

4.6 Proses Pengumpulan Data


Langkah-langkah pengumpulan data mencakup tahap persiapan dengan
mengajukan permohonan ijin pengumpulan data di lokasi penelitian, penyusunan
dan kesepakatan jadwal pelaksanaan serta selanjutnya dilakukan wawancara
mendalam dan FGD sesuai jadwal. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tehnik wawancara mendalam (indepth interview), dan telaah
dokumen.
a. Wawancara Mendalam
Sebelum melakukan wawancara mendalam peneliti melakukan pendekatan
dengan informan yang akan digali informasinya dengan wawancara mendalam.
Informan yang wawancarai saat selesai melakukan pelayanan.

b. FGD (Focus Group Discussion)


Pengumpulan data dengan teknik FGD dilakukan kepada informan bidan yang
melakukan pelayanan antenatal yaitu sebanyak 6 orang. FGD dilaksanakan
diruangan pelayanan. Diskusi berlangsung setelah bidan selesai melakukan
pelayanan kepada pasien. Para informan sebelumnya dihubungi oleh peneliti
untuk kepastian dan dijelaskan maksud dan tujuan diadakannya FGD. Dalam
pelaksanaan FGD peneliti memimpin sendiri jalannya diskusi dan dibantu

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


seorang yang mencatat hasil diskusi. Dalam diskusi tidak ada yang dominan,
partisipasi semuanya baik, semua peserta memberikan pendapat dalam diskusi.

c. Telaah Dokumen
Telaah dokumen dilakukan dengan melihat laporan kunjungan harian ibu hamil
dan laporan bulanan K1 dan K4 di Puskesmas Singkawang Tengah.

d. Observasi
Dalam daftar observasi yang berisi poin-poin 11T dalam pelayanan antenatal
yang digunakan sebagai daftar pengamatan. Pengamat mengisi “ Ya” kalau
kegiatan dikerjakan dan mengisi “Tidak” kalau kegiatan tidak dikerjakan dan
“tidak berlaku” kalau variabel tidak sesuai dengan kondisi ibu yang sedang
mendapatkan pelayanan antenatal dan kelompok :tidak berlaku” tersebut tidak
diperhitungkan dalam mengukur tingkat kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan
11T dalam pelayanan antenatal

4.6.1 Validitas Data


Untuk mendapatkan data yang valid, maka dilakukan dengan triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah
bidan yang bertugas di beberapa wilayah yang berbeda. Sedangkan triangulasi
metode dilakukan dengan cara wawancara mendalam, dan telaah dokumen.

4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data


Informasi atau data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, maka
pengelolahan data dilakukan dengan cara mencatat, membuat transkrip hasil
wawancara dan menyusun hasil wawancara mendalam dalam matrik hasil
wawancara.
Jenis analisis yang dilakukan yaitu content analysis atau analisis isi, yaitu
analisis sesuai topik atau masalah dan setiap hasil wawancara dibagi menjadi
berbagai kategori topik. Analisisi isi dapat melibatkan suatu jenis analisis, dimana
isi komunikasi yang berupa percakapan, teks tertulis, wawancara dan sebagainya
dikategorikan dan diklasifikasikan (Emzir, 2011). Peneliti membaca hasil
wawancara mengidentifikasi beberapa topik. Selanjutnnya dilakukan interpretasi
data untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan
dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan
informasi akurat yang diperoleh dari lapangan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 5
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Sejarah Puskesmas Singkawang Tengah


Singkawang sebelum resmi menjadi daerah otonom Pemerintahan Kota,
adalah merupakan Ibu Kota Kabupaten Sambas yang dikelilingi oleh Wilayah
Kecamatan Tujuh Belas. Pada Tanggal 14 April 1974 di Kelurahan Condong
Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Sambas telah dibangun Pelayanan Kesehatan
dengan nama Puskesmas Singkawang yang di pimpin oleh bapak dr. Hamzah,
tepatnya di Jalan Raya Salam Diman. Puskesmas Singkawang ini selain berfungsi
sebagai tempat pelayanan pengobatan dasar, juga melayani pemeriksaan
Laboratorium, sebagai upaya kesehatan penunjang yang pada saat itu di tangani
langsung oleh tenaga perawat.
Kecamatan Singkawang Tengah secara geografis sebelah Utara berbatasan
langsung dengan Kecamatan Singkawang Utara, sebelah, sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Timur, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Singkawang Barat sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Singkawang barat. Puskesmas Singkawang Tengah merupakan
puskesmas yang terletak di pusat kota Singkawang, yang daerah wilayahnya
terdiri dari jalan sutra dan sebagin kecil jalan semen serta mudah di jangkau
dengan alat angkutan roda dua dan empat.

5.2 Geografi
Wilayah kerja Puskesmas Singkawang tengah mempunyai luas wilayah
3.304 Km² dan terbagi menjadi 6 kelurahan, 168 RT dan 42 RW. Kelurahan yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Singkawang tengah yaitu: Roban, Condong,
Jawa, Sekip lama, Bukit Batu dan Sei Wie. Diantara 6 kelurahan terdapat
kelurahan dengan luas wilayah terbesar adalah kelurahan Roban dengan luas
wilayah 2000 Km² (60,53%) dan yang terkecil adalah kelurahan Sekip Lama
dengan luas wilayah 97 Km² (2,93%).
Batas wilayah kerjanya meliputi:
 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Utara
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Barat

37
Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Timur
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Barat.

Puskesmas Singkawang tengah merupakan Puskesmas yang terletak di


pusat kota Singkawang, yang daerah wilayah binaannya terletak pada dataran
rendah, sebagian besar jalan sutra dan selebihnya jalan semen sehingga mudah
diijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua (Profil
Kesehatan Puskesmas Singkawang Tengah, 2009).

5.3 Demografi
Jumlah penduduk kecamatan Singkawang Tengah pada tahun 2011
57,998 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 15320 KK dapat dilihat pada grafik
dibawah ini:

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Singkawang Tengah


Tahun 2011

No Nama kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah Rumah

1 Roban 27345 6756 5469

2 Condong 8775 2734 1993

3 Sekip Lama 8025 2241 1605

4 Jawa 4121 1041 861

5 Bukit Batu 4553 1226 1025

6 Sei Wie 5182 1322 1037

JUMLAH 57998 15320 11990

Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011

Berdasarkan data di atas, penyebaran penduduk terbanyak terdapat di


kelurahan Roban sebanyak 27345 jiwa dan jumlah penduduk yang lebih sedikit
terdapat di kelurahan Jawa yaitu sebanyak 4121 jiwa.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


5.4 Sumber daya kesehatan
5.4.1 Sarana Pelayanan Kesehatan

8 BPS
Puskel
Poskeskel
4
RS Swasta

Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011

Grafik 5.1 Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan yang terbanyak yang ada di wilayah


Kecamatan Singkawang Tengah adalah BPS, selebihnya Puskesmas kelurahan
dan Puskeskel. Keadaan ini dikarenakan Wilayah Kecamatan singkawang Tengah
berada di tengah – tengah Kota Singkawang, sehingga akses penduduk ke
pelayanan kesehatan dekat dan mudah.

5.4.2 Jumlah Petugas Kesehatan


Tenaga kesehatan yang di Puskesmas Singkawang Tengah terdapat di
Puskesmas induk dan tersebar di 6 kelurahan yang ada. Tenaga kesehatan yang
paling banyak adalah tenaga perawat, sedangkan tenaga farmasi dan tenaga gizi
paling sedikit. Jumlah tenaga gizi yang ada tidak seimbang bila dilihat dari jumlah
penduduk.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


30 27
24

20

7
10
4 5
4 5
0

medis Bidan Perawat Gizi Analis Farmasi sanitasi

Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tahun 2011


Grafik 5.2 Jumlah Petugas Kesehatan

Berdasarkan dari data diatas, jumlah tenaga kesehatan yang ada di


Puskesmas Singkawang Tengah terdiri dari tenaga medis 7 orang, bidan 24 orang,
perawat 27 orang, gizi 4 orang, analis kesehatan 5 orang, farmasi 4 dan tenaga
sanitasi 5 orang.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 6
HASIL PENELITIAN

6.1 Karakteristik Informan

Tabel 6.1 Karakteristik Informan Wawancara Mendalam


Penelitian Evaluai Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan
di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012

N Masa
Informan Unit Kerja Umur Pendidikan Jabatan
o Kerja

1 I.01 PusKel Condong 55 thn D1 Bidan 30 thn


pelaksana

Koordinato
2 I.02 PusKel Condong 42 thn D1 24 thn
r Puskel

Bidan
3 I.03 PusKel Condong 32 thn D1 10 thn
pelaksana

Koordinato
4 I.04 Puskel Sei Wie 43 thn D1 24 thn
r Puskel

5 I.05 Puskel Sei Wie 32 thn D3 Bidan 10 thn


pelaksana

6 I/06 Puskel Sei Wie 32 thn D1 Bidan 13 thn


pelaksana

7 I.07 Puskel Bikit Batu 45 thn D1 Koordinato 24 thn


r Puskel

8 I.08 Puskel Bikit Batu 33 thn D3 Bidan 16 thn


pelaksana

Bidan
9 I.09 Puskel Bikit Batu 32 thn D1 10 thn
pelaksana

10 I.10 Puskel Roban 45 thn D1 Bidan 24 thn


pelaksana

11 I.11 Puskel Roban 54 thn D1 Bidan 32 thn


pelaksana

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


12 I.12 Puskel Roban 30 thn D1 Bidan 10 thn
pelaksana

13 I.13 Puskel Roban 33 thn D1 Bidan 12 thn


pelaksana

14 I.14 Puskel Roban 24 thn D3 Bidan 2 thn


pelaksana

15 I.15 Poskeskel Jawa 36 thn D1 Bidan 17 thn


pelaksana

PosKesKel Sekip Bidan


16 I.16 28 thn D4 Pelaksana 4 thn
Lama

Informan yang di lakukan wawancara mendalam sebanyak 16 orang dari


22 orang informan. Informan bertugas di Puskesmas induk, Puskesmas Kelurahan
dan Pos Kesehatan Kelurahan.

Tabel 6.2 Karakteristik Informan FGD


Penelitian Evaluai Pelaksanaan 11T
41 dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan
di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012

Pendidika Masa
No Nama Unit Kerja Umur Jabatan
n Kerja

Bidan 32
1 I.01 Puskesmas Induk 55 thn D1
pelaksana thn

Bidan 24
2 I.02 Puskesmas Induk 47 thn D1
pelaksana thn

Bidan
3 I.03 Puskesmas Induk 32 thn D3 Koordinato 7 thn
r

4 I.04 Puskesmas Induk 32 thn D1 Bidan 4 thn


pelaksana

5 I.05 Puskesmas Induk 28 thn D3 Bidan 2 thn


pelaksana

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Bidan 16
6 I.06 Puskesmas Induk 35 thn D1
pelaksana thn

Tabel 6.3 Karakteristik Informan Triangulasi


Penelitian Evaluai Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan
di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012

Pendidika Masa
No Nama Unit Kerja Umur Jabatan
n Kerja

Puskesmas s51 Bidan 32


1 I.01 Singkawang D1 Koordinato
thn thn
Barat r

Puskesmas
Kelurahan Bidan 24
2 I.02 42 thn D4
Singkawang pelaksana thn
Barat

Puskesmas
3 I.03 29 thn D3 Bidan 7 thn
Singkawang
Pelaksana
Utara

6.2 Komponen Input


Evaluasi input dilakukan pada penelitian ini meliputi komponen antara
lain kompetensi teknis bidan, sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal. Pada bagian input ini peneliti
melakukan wawancara mendalam serta diskusi group terarah pada semua bidan
yang melakukan pelayanan antenatal baik di Puskesmas induk, Puskesmas
Kelurahan dan di Pos Kesehatan Kelurahan.

6.2.1 Kompetensi Teknis Bidan dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal


Bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal berdasarkan
pada standar pelayanan antenatal. Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan
kesehatan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


a. Pelatihan tentang pelayanan antenatal yang pernah diikuti oleh informan:
Berikut ini petikan hasil wawancara mendalam:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.4 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Pelatihan Antenatal

Apakah informan pernah mengikuti mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana dilaksanakan?

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Saya tidak Saya Belum Kalau saya Tidak Pelatihan Ndak Belum, Kayaknya Bidan yg
pernah ikut pernah belum pernah tentang pernah mnungkin saya ndk senior aja
pertemuan dengar ada pernah, dengar ada pelayanan pelatihan ndak ada pernah ada yg
ANC pelatihan tapi dulu pelatihan, antenatal kali dengar la..belum
antenatal mungkin saya belum pernah pelatihan pelatihan,
Saya belum
pernah ada pernah ikut ada, tapi karena saya belum
pelatihan
pelatihan udah lama, bidan udah pernah
saya aja dapat pelatihan
belum materi ANC
pernah ikut waktu D1

Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.5 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Pelatihan Antenatal

Apakah informan pernah mengikuti mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana dilaksanakan?

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Ndak pernah, Belum pernah, Saya memang Belum pernah Tidak pernah Saya belum Belum pernah
tentang mungkin nanti belum pernah pelatihan petihan, pelatihan, pelatihan
antenatal ada pelatihan pelatihan, tapi memang dinas tentang
kayaknya ndak baru ikut udah dapat belum pernah pelayanan
pernah ada materi waktu mengadakan antenatal,
pelatihannya D1 pelatihan ANC setau saya
karena belum
pernah ada
pelatihannya

Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan tentang pelayanan antenatal

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarkan tabel di atas wawancara mendalam terhadap 16 orang informan
bidan dapat disimpulkan bahwa semua informan belum pernah mengikuti
pelatihan tentang pelayanan antenatal. Informan berpendapat bahwa pelatihan
tentang pelayanan antenatal sangat bermanfaat untuk lebih meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan antenatal.

Tabel 6.6 Hasil FGD kepada Informan tentang Pelatihan


Pelayanan Antenatal

Apakah informan pernah mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana pelatihan tersebut


dilaksanakan?

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Saya pernah Kalau saya Bidan yg Kayaknya Memang Bidan yg


ikut udah pernah udah belum dinas udah lama
pelatihan ikut senior aja pernah kayaknya aja belum
tapi udah pelatihan yg udah dengar belum pernah, saya
lama sekali, ANC tahun pernah tentang pernah lulus bidan
kira –kira 1995 di dinas pelatihan, pelatihan, mengada baru, jd
tahun 1995 kesehatan kalau saya saya kan belum
di dinas belum belum pelatihan, pernah
kesehatan pernah pernah makanya pelatihan,
pelatihan kami tapi wkt
tidak kuliah D3
pernah dapat
pelatihan materi ANC

Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan


antenatal

Sumber : Data primer terolah

Berdasarkan dari hasil FGD diketahui bahwa dari 6 orang informan hanya 2
orang yang mengatakan pernah mengikuti, pelatihan pelayanan antenatal
sedangkan yang lainnya belum pernah. Kesimpulan dari hasil FGD bahwa
sebagian besar bidan di wilayah Puskesmas Singkawang Tengah belum pernah
pelatihan tentang pelayanan antenatal.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah
Puskesmas Singkawang pada kotak 1 berikut ini membenarkan hal tersebut:

IT.01:
. “ ...Ya...selama saya jadi bidan belum pernah ada pelatihan antenatal...”
IT.02:
“...saya tidak pernah mengikuti pelatihan tentang ANC...”
IT.03:
“...seingat saya belum pernah ada pelatihan antenatal di Dinas
Kesehatan...”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam informan triangulasi diketahui


bahwa 3 informan triangulasi belum pernah pelatihan tentang pelayanan
antenatal. Kesimpulanya bahwa semua informan triangulasi tidak pernah
pelatihan tenatang pelayanan antenatal.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan fokus group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan
informan triangulasi tentang pelatihan pelayanan antenatal adalah sebagian
besar informan belum pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal.

b. Pengetahuan Informan Tentang Standar Pelayanan Antenatal


Pengetahuan informan tentang standar pelayanan antenatal dan manfaat
standar pelayanan antenatal. Berikut ini hasil wawancara mendalam dengan
informan mengenai pengetahuan informan tentang standar pelayanan
antenatal.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.7 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Standar Pelayanan Antenatal

Apa yang di maksud dengan standar pelayanan antenatal?

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Batas- Aturan yang Dengan Pelayanan Standar Standar Supaya Dg standar Dg standar
batasan udah standar yg diberikan adalah minimal yg bidan bidan bs bidan
wewenang ditetapkan supaya berdasarkan aturan dan harus bekerja menberikan bekerja
bidan dalam bidan aturan yang batasan dilakukan sesuai pelayanan sesuai dg
dalam memberikan bekerja telah dalam oleh bidan dengan yg bermutu. aturan.
pelakukan pelayanan. sesuai ditetapkan. pelayanan dlm aturan. Manfaatnya Manfaatnya
pelayanan Manfaatnya dengan Manfaatnya antenatal memberikan Manfaatnya kasus risiko untuk
antenatal. agar risiko aturan. mengetahui yg telah pelayanan. untuk pada ibu deteksi
Manfaatnya pada ibu Manfaatnya komplikasi ditetapkan. Manfaatnya memberikan hamil cepat risiko dan
agar bisa hamil cepat untuk pada ibu Manfaatnya mendeteksi pelayanan terdeteksi komplikasi
mendeteksi ditangani memberikan hamil mendeteksi apakah ada yg baik dan dan cepat pada ibu
dini risiko pelayanan ibu hamil komplikasi bermutu ditindak
pada ibu yg bermutu apakah pada ibu dan utk lanjuti
pd ibu hamil normal atau hamil deteksi
tidak risiko pada
ibu

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Kesimpulan Dari 9 informan mengetahui pengertian standar dan manfaat standar pelayanan antenatal

Standar : Untuk mempermudah dalam memberikan pelayanan, bekerja sesuai aturan dan sesuai standar.

Manfaat : Untuk mendeteksi risiko, risiko cepat ditindak lanjuti dan pelayanan yang diberikan berkualitas.

Sumber : Data primer

Tabel 6.8 Hasil Wawancara Mendalam Pengetahuan Bidan Tentang Standar Pelayanan Antenatal
Apa yang di maksud dengan standar pelayanan antenatal

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Aturan yg udah Suatu aturan Standar adalah Kegiatan yg Prosedur Standar itu Batasan dan
ditetapkan, yg ada dalam pelayanan yang dilakukan sesuai pemeriksaan adalah 7T, wewenang
manfaatnya biar memberikan 7T itu, pedoman kehamilan yg manfaatnya bidan dlm
bidan pelayanan manfaatnya pelayanan udah kalau periksa memberiakan
memberikan antenatal, bidan bekerja antenatal. ditetapkan, hamil ada pelayanan,
pelayanan manfaatnya ada aturanya Manfaatnya manfaatnya aturanya manfaatnya
teratur pelayanan jadi bidan bekerja bidan bekerja ANC menjadi
berkualitas ada sesuai dg baik dan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


pedomannya aturan bermutu

Kesimpulan Dari 7 informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan manfaatnya

Standar : Pelayanan berdasarkan pedoman yg ada, dg aturan yg sudah ditetapkan dan batasan yg jelas

dlm memberikan pelayanan.

Manfaat : Memberikan pelayanan yg berkualitas, deteksi dini risiko dan kasus risiko tinggi cepat

Ditangani

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan ke 16 informan, diketahui
bahwa semua informan mengetahui standar pelayanan antenatal serta manfaat
dari pelaksanaan standar pelayanan antenatal.

Tabel 6.9 Hasil FGD kepada Informan tentang


Standar Pelayanan Antenatal

Apa yang dimaksud dengan standar pelayanan antenatal

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Mempermud Pelayanan Standar Bidan Pemeriksaa Dg standar


ah bidan dlm yg bermutu pelayanan menjd n sesuai dg pelayanan
memberikan yg dinerikan minimal yg terarah dlm standar yg antenatal
pelayanan pd ibu diberikan memberika diberikan ibu dpt
karena ada hamil. bidan kpd n pelayanan oleh bidan. pelayanan
standar yg Manfaatny ibu hamil. kpd ibu Manfaatny yg
telah a agar ibu Manfaatny hamil. a ibu lebih berkualitas.
ditetapkan. mendaptka a agar ibu Manfaatny cepat Manfaatnya
Manfaatnya n pelayanan hamil a ibu ditangani komplikasi
utk yg baik. mendptkan mendp jika pd ibu dpt
meningkatka pelayanan pelayanan terdeteksi terdeteksi
n penampilan yg yg bermutu risiko sejak
bidan dlm berkualitas dini
bekerja

Kesimpulan Dari 6 informan semuanya mengetahui tentang standar pelayanan


antenatal dan manfaatnya.

Standar : Mempermudah bidan dlm memberikan pelayanan, bidan

Menjadi terarah dlm memberikan pelayanan

Manfaat : Ibu mendapatkan pelayanan yg berkualitas, risiko pd ibu


dpt

Di deteksi lebih dini dan lebih cepat ditangani

Sumber : Data primer terolah

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil FGD yg diadakan yaitu 6 informan mengetahui tentang standar
pelayanan antenatal serta manfaat standar dalam pelayanan antenatal.

Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah Puskesmas


Singkawang pada kotak 1 berikut membenarka hal tersebut.

IT.01:
. “ ...standar adalah sebagai panduan bagi bidan dalam pelayanan
antenatal, sedangkan manfaatnya untuk mengetahui lebih dini risiko
pd ibu...”

IT.02:
“...Aturan yg sudah ditetapkan dlm memberikan pelayanan pd ibu
hamil dan manfaatnya agar ANC yg bidan berikan lebih baik...”

IT.03:
“...Lebih mempermudah bidan dalam bekerja dan manfaatnya agar
pelayanan berkualitas...”

Dari hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi didapat


bahwa semua informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan
manfaat dari pelaksanaan standar.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan
informan triangulasi adalah semua informan mengetahui tentang standar
pelayanan antenatal dan manfaat dari pelaksanaan standar pelayanan
antenatal.

6.2.2 Sarana dan Prasarana yang mendukung dalam pelayanan antenatal

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Puskesmas Singkawang tengah membawahi 6 Puskesmas kelurahan,
yang ada hanya 1 Puskesmas Kelurahan yang mempunyai sarana yang lengkap,
sedangkan untuk 5 Puskesmas Kelurahan dan 1 pos kesehatan kelurahan belum
mempunyai sarana yang memadai. Sarana yang masih kurang terutama untuk
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus serta kulkas vaksin untuk menyimpan
vaksin TT.
Berikut hasil wawancara mendalam :

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.10 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelayanan Antenatal

Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana yang ada sebagai menunjang pelayanan antenatal

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Sarana tidak Sarana belum Sarana Sarana belum Sarana yg Sarana belum Sarana lain Sarana yg Sarana lain
mencukupi, mendukung, belum mencukupi, blm mencukupi, sudah lain sudah sudah ada
terutama utk utk di mendukung, krn Puskel menunjang krn Puskel mendukung tersedia kecuali
dilaboratoriu laboratorium utk di belum lama pelayanan belum lama pelayanan hanya laboratorium
m yaitu sering laboratorium ditempati, adalah ditempati, antenatal laboratorium yang belum
reagen yg kehabisan sering terutama utk ketersediaan terutama utk hanya yang belum lengkap,
terbatas, reagen utk kehabisan periksa laboratorium periksa laboratorium lengkap, bisa hanya utk
kalau Hb dn reagen utk laboratorium, tdk ada, tapi laboratorium, yang belum utk periksa periksa Hb
prasarana lainnya, tapi Hb dn utk ruangan utk ruangan utk ruangan lengkap, Hb saja, dan saja, dan utk
sudah baik utk ruangan lainnya, tapi sudah sudah baik sudah hanya utk utk ruangan ruangan
karena sudah cukup utk ruangan nyaman dan jika habis nyaman dan periksa Hb sudah baik sudah baik
ruangan yg bagus dan sudah cukup luas. Kalau kami minta luas. saja, dan utk yaitu yaitu
tersedia cukup bidan leluasa bagus dan kurang buat ke ruangan ruangan ruangan
luas utk dlm bidan leluasa permintaan puskesmas . sudah baik luas, luas,
melakukan memberikan dlm ke puskesmas yaitu nyaman, dan nyaman, dan
pelayanan pelayanan memberikan ruangan bersih bersih
antenatal. pelayanan luas,
nyaman, dan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


bersih

Kesimpulan Dari 9 informan, semua bertugas di Puskesmas Kelurahan dengan sarana yang masih terbatasan, tapi untuk
prasarana semua informan mengatakan sudah tersedia dan memenuhi syarat untuk memberikan pelayanan
antenatal. Kekurangan sarana dengan mengajukan permintaan ke Puskesmas.

Sumber : Data primer

Tabel 6.11 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelayanan Antenatal

Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang pelayanan antenatal

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

utk sarana dan utk sarana dan utk sarana dan utk sarana dan Utk di Utk di
utk sarana dan prasarana prasarana prasarana prasarana Poskeskel Poskeskel
prasarana sudah sudah lengkap, sudah lengkap, sudah lengkap, sudah lengkap, sarana yg ada sarana yg ada
lengkap, bila bila habis bila habis bila habis bila habis terbatas, Hb terbatas, Hb
habis mengajukan mengajukan mengajukan mengajukan bisa diperiksa bisa diperiksa
mengajukan permintaan ke permintaan ke permintaan ke permintaan ke tapi yg lain tapi yg lain
permintaan ke Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas harus ke harus ke

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Puskesmas Puskesamas, Puskesamas,
ruangan tempt ruangan tempt
melayani melayani
pasien tidak pasien tidak
leluasa, satu leluasa, satu
ruangan utk ruangan utk
melayani melayani
semua pasien semua pasien
yg datang yg datang

Kesimpulan Dari 7 informan 5 orang yang bertugas di Puskesmal kelurahan yang tersedia sarana dan prasarana
lengkap sedangkan 2 orang informan bertugas di Pos Kesehatan kelurahan. Jika sarana habis mengajukan
permintaan ke Puskesmas.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil wawancara mendalam dengan 16 informan didapat bahwa ada 5
informan orang yang bertugas di Puskesmas Kelurahan dengan sarana dan
prasarana penunjang yang lengkap, tetapi ada 8 informan yang bertugas di
Puskesmas Kelurahan dengan sarana dan prasarana yang tidak lengkap serta 2
orang informan yang bertugas di Pos Kesehatan Kelurahan dengan sarana dan
prasarana yang juga tidak lengkap, jika ada peralatan yang kurang mengajukan
permintaan ke puskesmas.

Tabel 6.12 Hasil tentangFGD Sarana dan Prasarana penunjang dalam


Pelayanan Antenatal

Bagaimana ketersediaan sarana dan prasaran penunjang dalam pelayanan antenatal

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Sarana sudah Kalau Alat-alat Kalau Sarana Saran sudah


tersedia dan sarana penunjang sarana sudah lengkap,
lengkap, tapi sudah sudah lengkap, lengkap, tapi kamar
ruangan lengkap, lengkap, hanya tapi periksa
tempat hanya hanya kamar yang ruangan sempit,
periksa ruang KIA ruang sempit, tempat kalau alat-
pasien yang sempit periksa apalagi pelayanan alat habis
sempit, yang sempit kalau ANC sempit bendahara
sarana yang pasien dan tidak barang buat
kurang buat ramai leluasa permintaan
permintaan ke dinas
ke dinas kesehatan
kesehatan

Kesimpulan Dari 5 informan yang bertugas di Puskesmas induk didapat bahwa


ketersediaan sarana sudah lengkap, sedangkan prasarana berupa
ruangan tempat pemeriksaan tidak mendukung bila dibandingkan
dengan jumlah kunjungan pasien hamil, jika sarana kurang atau habis
mengajukan permintaan ke dinas kesehatan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil FGD dari 5 informan yang bertugas di Puskesmas induk,
diketahui bahwa sarana yang tersedia sudah lengkap, hanya ruangan tempat
pemeriksaan yang sempit bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien
hamil.

Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah Puskesmas


Singkawang pada kotak berikut ini :

IT.01:
“ ...Kalau di Puskesma ini sarana sudah lengkap, hanya ruangan
belum di pisah-pisah, semua pasien yang datang ke KIA di layani
dalam ruangan yang sama...”

IT.02:

“...untuk sarana udah lengkap, ruangan disini juga sudah terbagi-bagi


tempat pelayanannya”.

IT.03:
“...untuk alat-alat dan sarana lainya sudah ada tersedia, termasuk
ruangan tempat pelayanan ...”

Dari hasil wawancara mendalam pada informan yang bertugas di luar


wilayah Puskesmas didapatkan bahwa sarana sebagai alat penunjang pelayanan
antenatal sudah tersedia dan lengkap, sedangkan untuk ruangan tempat
pemeriksaan masih belum memenuhi syarat seperti ruangan sempit, masih bersatu
dengan pelayanan pasien lain.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam, diskusi group terarah dengan
informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang dan informan triangulasi serta
berdasarkan pengamatan peneliti tentang kelengkapan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan antenatal adalah sebagian besar informan sudah
mengatakan sarana dan prasarana penunjang belum lengkap, sedangkan sebagian
lagi informan mengatakan sarana dan prasarana penunjang sudah lengkap dan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


hasil pengamatan peneliti juga melihat bahwa sarana dan prasarana yang
penunjang pelayanan antenatal masih terbatas, terutama untuk informan yang
bertugas di Puskesmas Kelurahan dan Pos Kesehatan Kelurahan.

6.3 Evaluasi Proses

Evaluasi pada proses meliputi pelaksanaan 11T yang dilakukan bidan


dalam memberikan pelaysanan antenatal baik di Puskesmas induk, Puskesmas
Kelurahan maupun di Pos Kesehatan Kelurahan. Pelaksanaan 11T dievaluasi
dengan melakukan pengamatan, cara wawancara mendalam dan diskusi group
terarah kepada bidan yang memberikan pelayanan kepada ibu hamil. Dibawah ini
diuraiakan hasil penelitian mengenai pelaksanaan 11T oleh bidan dalam
pelayanan antenatal :

6.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal


Pelaksanaan 11T yang harus dilakukan bidan dalam pelayanan antenatal,
yaitu:
- Timbang berat badan
Semua informan mengatakan bahwa timbang berat selalu dilakukan kepada
semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya dan semua
informan mengetahui tujuan timbang berat badan.
- Ukur lingkar lengan atas (LILA)
Sebagian besar informan mengatakan bahwa ukur lingkar lengan atas
dilakukan pada ibu hamil kunjungan pertama dan sebagian kecil mengatakan
bahwa ukur LILA kadang sering terlupakan, terutama jika kunjungan pasien
ramai. Semua informan mengatahui tujuan ukur LILA yang dilakkukan pada
ibu hamil.
- Ukur Tekanan Darah
Semua informan mengatakan bahwa ukur tekanan darah selalu dilakukan pada
setiap ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya dan semua informan
mengetahui tujuan ukur tekanan darah pada ibu hamil.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


- Ukur Tinggi Fundus Uteri
Semua informan mengatakan bahwa ukur tinggi fundus uteri selalu dilakukan
pada ibu hamil dan semua informan mengetahui tujuan ukur tinggi fundus uteri
pada ibu hamil.

- Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)


Semua informan mengatakan bahwa setiap ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya selalu di hitung denyut jantung janin dan semua informan
mengetahui tujuan hitung denyut jantung janin pada setiap ibu datang untuk
memeriksakan kehamilannya.
- Tentukan presentasi janin
Semua informan mengatakan bahwa presentasi janin selalu dilaksanakan dan
informan mengetahui tujuan presentasi janin dilakukan.
- Beri imunisasi tetanus toksoid (TT)
Semua informan mengatakan bahwa imunisasi TT diberikan kepada ibu hamil
dengan melihat status imunisasinya dan informan juga mengetahui tujaun
pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.
- Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Semua informan mengetahui bahwa semua ibu hamil diberi tablet tambah
darah sebanyak 90 tablet selama kehamilanya dan mengetahui tujuan ibu hamil
minum tablet tambah darah atau tablet besi selama kehamilan.
- Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Semua informan mengatakan bahwa periksa darah rutin dan khusus selalu
dilakukan pada setiap ibu hamil pada saat pelayanan antenatal dan informan
mengetahui tujuan memeriksaan darah rutin dan khusus pada ibu hamil.
- Tatalaksana/penanganan kasus
Semua informan mengatakan bahwa tatalaksana atau penanganan kasus
dilaksanakan jika pada ditemukan masalah pelayanan antenatal atau hasil
pemeriksaan darah rutin dan khusus dan informan mengetahui tujuan dari
pelaksanaan tatalaksana atau penanganan kasus pada ibu hamil.
- KIE efektif

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Semua informan mengatakan bahwa KIE efektif dilaksanakan setelah ibu
menjalani pemeriksaan kehamilan dan informan mengetahui tujuan KIE pada
pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal.

Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang


bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang
pelaksanaan 11T pada pemeriksaan kehamilan adalah semua informan
mengetahui semua langkah – langkah pelaksanaan 11T dalam pelayanan
antenatal.

a. Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 yaitu:

Dari hasil informan wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang


lebih difokuskan pada trimester I, adalah:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.13 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1

Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 dan tujuannya

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Pd trimester 1 pd TM 1 saya Karena Sesuai dg TM 1 saya Menurut saya TM 1 selalu Karena baru Pasti saya
yg saya periksa pertama usia fokuskan TM 1 yang saya periksa TM 1 saya lakukan
laksanakan TB,LILA,TD,TT periksa kehamilan pada diutamakan TB,LILA,TD,T periksa semuanya,
TB,LILA,TD,TT, ,Fe,periksa hamil, yg ibu saya yg TB,LILA,TD,T TB,LILA,TD,TT T,Fe,periksa TB,LILA,TD,T hanya
Fe,periksa darah dan saya saya periksa T,Fe,periksa ,Fe,periksa darah dan T,Fe,periksa karena TM 1
darah dan KIE KIE, tujuanya utamakan TB,LILA,TD,TT darah dan darah dan KIE, tujuanya darah dan yang saya
utk deteksi TB,LILA,TD,T ,Fe,periksa KIE, tujuanya KIE, tujuanya utk melihat KIE, tujuanya periksa
Tujuannya utk T,Fe,periksa darah dan utk deteksi utk deteksi apakah ibu utk deteksi hanya
risiko
mendeteksi Lab dan KIE, KIE, tujuanya risiko dn jika ada kasus TB,LILA,TD,T
risiko risiko
kasus risiko pd tujuanya utk utk deteksi kasus baru risiko tinggi T,Fe,periksa
ibu hamil deteksi risiko kasus risiko dilakukan atau tidak darah dan
tinggi tatalaksana KIE, tujuanya
kasus utk deteksi
risiko

Kesimpulan Dari 9 informan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan 11T pada trimester 1 difokuskan pada timbang berat
badan, ukur LILA, tekanan darah, imunisasi TT, tablet Fe, periksa laboratorium dan KIE, untuk tatalaksana kasus

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


dilakukan jika dari hasil pemeriksaan dan laboratorium terdapat risiko pada ibu.

Tujuan : Untuk mendeteksi faktor risiko dan kasus risiko pada ibu hamil sehingga bisa ditindak lanjuti.

Sumber : Data primer

Tabel 6.14 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1

Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 dan tujuannya

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Pd tm 1 yg saya TB,LILA,TD,TT,Fe,pe TB,LILA,TD,TT, Yg Saya perikasa Diperiksa TM 1 Pd tm I yg saya TB,LILA,TD,TT,Fe,


periksa adalah riksa darah dan Fe,periksa pd TM 1 adalah TB,LILA,TD,TT,Fe, periksa adalah periksa darah
KIE, tujuanya utk darah dan KIE, TB,LILA,TD,TT,Fe,pe periksa darah dan TB,LILA,TD,TT,Fe, dan KIE, tujuanya
TB,LILA,TD,TT,Fe,p mengetahui tatalaksana riksa darah dan KIE, tujuanya utk periksa darah dan utk deteksi risiko
eriksa darah dan apakah ibu ada kasus biasa KIE, tujuanya utk deteksi risiko KIE, tujuanya utk tatalaksana
KIE, tujuanya utk masalah tentang dilakukan tapi deteksi risiko tinggi pada ibu agar kasus risiko kasus dikerjakan
deteksi risiko, kesehatannya jika ada kasus, hamil tinggi yg ibu hanya jika ada
tujuannya utk tujuanya agar alami cepat kasus risiko pada
mendeteksi kasus bs mendeteksi

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


pd ibu hamil risiko pd ibu ditangani ibu

Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan bahwa pelaksanaan 11T pada trimester 1 difokuskan pada timbang berat badan,
ukur LILA, tekanan darah, imunisasi TT, tablet Fe, periksa darah dan KIE, untuk tatalaksana kasus dilakukan jika
dari hasil pemeriksaan dan laboratorium terdapat risiko pada ibu, jika ada kasus risiko pada ibu dapat segera
ditangani.

Tujuan : Untuk mendeteksi faktor risiko dan kasus risiko pada ibu hamil

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa yang lebih
difokuskan semua informan pada pelaksanaan 11T di trimester 1 adalah timbang
berat badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi,
periksa laboratorium dan KIE efektif, sedangkan untuk tatalaksana kasus
dilakukan jika pada hasil pelayanan antenatal dan hasil pemeriksaan laboratorium
terdapat kasus risiko pada ibu. Semua informan mengetahui tujuan dari
pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 yaitu untuk mendeteksi
secara dini kasus risiko tinggi pada ibu dan kasus risiko tinggi sehingga cepat
tertangani.

Pernyataan dari informan FGD tentang pelaksanan 11T yang difokuskan


pada trimester 1 adalah:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.15 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan apda Trimester 1

Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

yang saya periksa Biasanya yg TB, TD, LILA, TT, Ini yg saya TB, TD, LILA, TT, Poin yg sy periksa
pd trimester 1 saya periksa TB, tablet Fe, periksa pada tablet Fe, dlm tm1TB, TD,
adalah TB, TD, TD, LILA, TT, laboratorium, tm 1TB, TD, laboratorium, LILA, TT, tablet
periksa tablet Fe, periksa LILA, TT, tablet periksa Fe, laboratorium,
laboratorium laboratorium, laboratorium Fe, laboratorium periksa
rutin dan khusus, periksa rutin dan laboratorium, rutin dan khusus, laboratorium
LILA, imunisasi laboratorium khusus, KIE. periksa KIE. Tujuanya utk rutin dan khusus,
TT, tablet Fe, rutin dan Tujuanya utk jka laboratorium mendeteksi kasus KIE. Tujuanya utk
tatalaksana kasus khusus, KIE. ada risiko cepat rutin dan pd ibu hamil jika ada risiko
jika ada kasus, Tujuanya utk ditangani khusus, KIE. cepat ditangani
KIE, tujuannya jika ada risiko Tujuanya utk
agar kasus risiko cepat ditangani, jika ada risiko
tinggi pd ibu tatalaksana cepat
cepat terdeteksi kasus ditangani
dilaksanakn jika
ada kasus

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan bahwa pada trimester 1 lebih difokuskan pada timbang berat
badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi, periksa laboratorium
rutin dan khusus, KIE sedangkan tatalaksana kasus dilaksanakan jika ada kasus.

Tujuanya : Untuk mendeteksi risiko tinggi pada ibu dan cepat ditangani jika ada kasus.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil dari informan FGD diketahui bahwa pada pelaksanaan 11T yang
lebih difokuskan pada trimester 1 adalah timbang berat badan, ukur tekanan
darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi, periksa laboratorium rutin dan
khsusus, KIE, sedangkan untuk tatalaksana kasus baru dilaksanakan jika dari hasil
pelaksanaan pelayanan antenatal dan dari hasil periksa laboratorium rutin dan
khusus ditemukan adanya faktor risiko dan risiko tinggi pada ibu. Informan juga
mengetahui tujuannya yaitu untuk mendeteksi secara dini kasus risiko dan dapat
ditangani lebih cepat jika ada risiko.

Pernyataan dari informan triangulasi pada wawancara mendalam tentang


pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester I serta tujuannya, yaitu:

IT.01:
“ ...pd trimester 1 yg saya periksa yaitu ukur tekanan darah, ukur
LILA, timbang berat badan, imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa
darah, KIE, dan tatalaksana kasus jika ada kasus dari hasil
pemeriksaan...tujuannya agar bisa mendeteksi risiko tinggi...”

IT.02:

“...periksanya adalah ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat


badan, imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan
tatalaksana kasus jika ada kasus dari hasil pemeriksaan...tujuannya
agar bisa mendeteksi risiko tinggi...”

IT.03:
“....ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan, imunisasi
TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus jika ada
kasus dari hasil pemeriksaan...tujuannya agar bisa mendeteksi risiko
tinggi...”

Dari hasil wawancara mendalam pada informan triangulasi dapat diketahui


bahwa semua informan mengatakan pelaksanaan 11T yang difokuskan pada
trimester 1 adalah ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan,
imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus, tujuannya
agar bisa mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam, dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah maupun
informan triangulasi pelaksanaan 11T dari pelayanan antenatal yang lebih
difokuskan pada trimester 1 adalah periksa timbang berat badan, ukur tekanan
darah, ukur lingkar lengan atas (LILA), beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri
tablet tambah darah, periksa laboratorium (rutin dan khusus), dan KIE efektif
sedangkan untuk tatalaksana kasus dilakukan bila pada hasil pelayanan antenatal
dan pada hasil pemeriksaan darah terdapat kasus risiko pada kehamilan.
Tujuannya adalah untuk melakukan deteksi risiko secara dini pada ibu, serta kasus
risiko yang ditemukan dapat mendapatkan tindakan secepatnya.

b. Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II yaitu:
Semua informan mengatakan bahwa semua yang dilaksakan di trimester 1
dilanjutkan dengan terus di pemeriksaan pada trimester II, hanya ditambah ukur
tinggi fundus uteri, presentasi janin, dengar denyut jantung janin, tablet besi,
periksa darah dan tatalaksana kasus. Informan berpendapat bahwa poin –poin
yang lebih ditekan pada trimester II karena denyut jantung janin sudah terdengar,
fundus uteri sudah teraba, presentasi janin sudah bisa ditentukan, KIE dan
tatalaksana kasus jika pada hasil pemeriksaan antenatal dan hasil periksa
laboratorium rutin dan khusus ditemukan risiko pada kehamilan ibu.
Berikut petikan hasil wawancara mendalam :

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.16 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II

Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II dan tujuannya

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Pd tm II sama Kalau saya, Semua yg Sama dg TM Karena hamil Ya...diperiksa Semua saya Di TM II yg Saya lakukan
dg yg saya yg diperiksa saya lakukan 1 tapi LILA ibu sudah 24 semua periksa lebih semua semua,
periksa pd tm ya...sama dg di TM1 saya tdk di ukur mg jd semua karena hamil apalagi dilakukan, kecuali LILA,
1, LILA tdk di tm 1, LILA tdk lakukan jg di dan poin dlm 11T sudah 12 mg, hamil ibu hanya lebih karena
ukur,ditamba diukur hanya TM II hanya ditambah djj, dilakukan terutama sudah 6 bln, difokuskan semua
h djj, tentukan karena hamil LILA tdk karena sudah kecuali LILA kalau ibu dg agar tahu lagi pada djj, penting
Tfu, tentukan udah 6 bln diukur bisa tdk diukur, risiko harus letak janin presentasi untuk
presentasi diperiksa DJJ, ditambah dg didengar, tfu, tujuannya lebih intensif dan usia janin, TFU, dipantau,
janin dan KIE, TFU, tentukan tfu, presentasi menetukan dipantau pasti tablet fe, KIE tujuannya
tujuannya presentasi presentasi janin, KIE, utk letak janin, kehamilanny kehamilan dan biar tahu
untuk janin, janin, djj, KIE tatalaksana dan usia atujuannya tatalaksana letak janin
menetukan tatalaksana dan kasus kalau kehamilan memastikan kasus, normal atau
usia kasus jika tatalaksana ada kasus, cocok tidak letak anak, tujuannya tidak
kehamilan ibu ada kasus jika ada tujuannya dg hasil yg jika salah memastikan
dan KIE, biar kasus, selain deteksi kiat periksa letak cepat usia
tahu usia tujuannya juga ketahuan kehamilan
kehamilann memastikan memastikan dg hasil yang
usia usia

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


ibu kehamilan kehamilan kita periksa
ibu ibu

Kesimpulan Dari 9 informan didapat bahwa semua poin dalam 11T dilaksanakan, kecuali ukur LILA. Pemeriksaan hanya difokuskan pada
dengar denyut jantung janin, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, tablet fe, serta tatalaksana kasus jika
ada kasus risiko tinggi pada ibu hamil

Tujuannya : Untuk memastikan usia kehamilan dan menentukan posisi janin

Sumber : Data primer


Tabel 6.17 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II

Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Semua saya lakukan Sudah saya Pd periksa TM 1 Diperiksa semua, Yg sudah Sudah dilakukan TM II diperiksa djj,
tapi ukur LILA tidak lakukan semau diperiksa tinggal hanya LILA tdk lg diperiksa pd semua yg di ukur tinggi fundus
dan periksa darah hanya LILA tdk ditambah djj, diukur.yg trimester I 11T, tujuannya uteri, tentukan
tergantung kasus. saya ukur, pada tfu, presentasi difokuskan djj, ditambah dg djj, biar pasti usia presentasi janin
lakukan pada tm II TM II, terutama janin dan KIE tfu dan presentasi tfu, presentasi hamil ibu dan ditambah dg yg
tatalaksana kasus djj, tfu, presentasi tapi LILA tdk janin janin dan KIE, utk yang penting lainya.LILA dan
dilakukan jika ada janin dan KIE diukur karena tatalaksana kasus letak janin periksa Lab tdk
kasus Yg saya karena utk hanya di laksanakn jika normal atau dilakukan lagi,
periksa djj, TFU dan konseling, kunjungan ada kasus risiko. tujaunya

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


presentasi tujuannya untuk pertama, Utk LILA tdk tidak memastiakn umur
janin.tujuannya agar tahu posisi tujuannya biar diukur, tujuannya kehamilan ibu dg
memastikan usia janin tahu letak janin biar tahu usia hitungan ibu dan
kehamilan ibu dg sunsang atau pastinya hamil biar tahu letak
hasil hitungan ibu normal ibu janin

Kesimpulan Dari 7 informan didapat bahwa semua yang dilakukan pada trimester 1 dilakukan lagi pada tm II, kecuali tidak ukur
LILA dan lebih difokuskan pada dengar denyut jantung janin, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin,
untuk tatalaksana kasus dilaksanakan jika ditemukan kasus risiko pada ibu hamil.

Tujuan : Untuk memastikan usia kehamilan ibu dan menentukan letak janin.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa semua informan
mengatakan, pelaksanaan 11T pada trimester I dilakukan juga pada trimester II,
kecuali ukur LILA tidak dilakukan lagi, karena kehamilan ibu sudah 6 bulan jadi
lebih difokuskan pada dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri,
tentukan presentasi janin, KIE dan tatalaksana pada hasil pemeriksaan kehamilan
dan hasil periksa laboratorium ditemukan kasus risiko pada ibu dilanjutkan
dengan pelaksanaan tatalaksana kasus.
Berikut hasil FGD tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan
pemeriksaan kehamilan trimester ke II :

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.18 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada Trimester II

Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Yang saya periksa Sama dg Tm1, Semuanya saya Lebih fokus pada Biasa pada ANC, Dari awal sampai
pada trimester 1 LILA tdk di ukur, lakukan kecuali djj, tentukan semua akhir dilakukan
saya lakukan jg pd ditambah djj, tfu, LILA tdk presentasi janin, dilaksanakan, pada 11T hanya
trimester II, hanya tentukan diukur,dan lebih ukur tinggi fundus apalagi djj sudah karena ibu sudah
lebih fokus pada presentasi janin, fokus terutama uteri ditambah dg bisa didengar, 24 mg hamilnya
djj, Tfu, presentasi ibu hamilyg pd djj, yg dilaksanakan ukur tinggi fundus jadi yg lebih
janin ditambah KIE, anemia dilakukan tfu,presentasi pada tm , utk dan presentasi penting djj, tfu, dan
utk tatalaksana cek ulang Hb, janin ditambah tatalaksana kasus janin,periksa Lab presentasi janin,
kasus jika ada tujannya biar KIE dan kalau ada kasus rutin utk kasus utk tm II LILa tdk lg
kasus dan LILA jg memastikan usia tatalaksana kasus baru dikerjakan, anemia, diukur, tujaunnya
tdk saya ukur, kehamilan ibu dg tujuanya biar tujuanya tujuannya memastikan usia
tujuannya hitungan ibu tahu letak janin memastikan usia memastikan usia kehamilan dan
memastikan letak kehamilan ibu hamil ibu dg letak bayi
janin sunsang atau dan letak janin hitungan ibu dan
normal Hitungan hari
pertama haid

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


terakhir (HPHT)

Kesimpulan Dari informan FGD diketahui bahwa semua pemeriksaan pada trimester 1 kecuali LILA tidak di ukur,
yang lebih difokuskan yaitu dengar denyut jantung, ukur tinggi fundus uteri dan presentasi janin,
tatalaksana kasus dilaksanakan jika ada kasus risiko pada ibu hamil.

Tujuan : Untuk memastikan usia kehamilan dan mengetahui letak janin

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil FDG diketahui bahwa semua informan melakukan pelaksanaan
11T pada trimester II denga lebih fokus pada pelaksanaan dengar denyut jantung
janin, ukur tinggi fundus uteri dan tentukan presenatsi janin, dan untuk
pelaksanaan tatalaksana kasus tetap dilakukan jika ada ksus risiko pada ibu hamil.
Berikut hasil triangulasi sumber tentang pelaksanaan 11T yang lebih
difokuskan pada kehamilan trimester II, yaitu:

IT.01:
“ ...semua saya periksa, sama dg trimester 1 tapi LILA tdk saya ukur lg,
karena usia kehamilan ibu sudah 24 minggu jadi lebih difokuskan pada
dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi
janin ditambah dg KIE. Tapi untuk tatalaksana kasus kalau ibu terdeteksi
kasus risiko tinggi baru dialkukan...karena untuk lebih memastikan usia
kehamilan ibu...”

IT.02:
“...semau yang saya periksa pada trimester 1 juga saya periksa pada
trimester II,tapi LILA tdk lg. menurut saya lebih fokus pada ukur tinggi
fundus uteri, dengar denyut jantung janin, tentukan presentasi janin.utk ibu
dg Hb rendah cek darah rutin...karena untuk melihat perkembangan janin
dan usia kehamilan sesuai tidak dg hasil yg saya periksa dan dengan
HPHT...”

IT.03:
“...pada trimester II yang saya periksa semaunya, kehamilannya sudah 24
minggu jadi djj diperiksa, tfu dan presenatsi janin juga sudah bisa
dilakukan...untuk mencocokan hitungan ibu dengan hasil yang saya
periksa...”

Dari hasil wawancara mendalam kepada informan triangulasi diketahui


bahwa yang lebih difokuskan pada trimester II adalah dengar denyut jantung
janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan KIE serta untuk
tatalaksana kasus tetap dilakukan jika ditemukan kasus pada ibu hamil.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II
adalah dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


janin, KIE efektif. Tujuannya untuk memastikan usia kehamilan dengan hasil
pemeriksaan dan dengan hitungan hari pertama haid terakhir (HPHT) serta untuk
memastikan letak janin.
c. Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester III yaitu:
Pelaksanaan 11T pada trimester III sama dengan yang dilakukan pada
trimester 1 dan II. Berikut petikan hasil wawancara mendalam :

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.19 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III

Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III dan tujuanya

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Semuanya, Saya periksa Saya fokus Setiap ibu Saya lakukan Sudah saya Saya periksa Saya lakukan Kehamilan
kecuali LILA. semua di pd semua hamil selalu semuanya, lakukan semua, semuanya ibu sudah
tambah dg poin hanya saya periksa apalagi semauanya, konseling dari awal aterm semau
Saya konseling tdk ukur lengkap, utk kunjungan konseling juga saya sampai KIE, dilakukan,
tekankan persiapan LILA, dan tm III hanya ibu 2 mg juga lakukan, untuk konseling
konseling juga persalinan, periksa Lab, LILA tdk, sekali.....tuju ditekankan tujuannya memastikan biasanya
tentang nifas, KB dan tujuannya periksa Lab annya untuk terutama memantau kondisi ibu tentang
persalinan, konseling karena hamil liat keadaan memantau persiapan kelainan, djj persiapan
dan janinnya
imunisasi bayi tentang sudah 9 bln ibu....untuk persalinan, dan letak persalinan,
semuanya...
dan nifas, imunisasi jadi memantau tujuannya janin tujuannya
tujuannya bayi, LILA tdk semuanya djj, letak untuk biar kondisi
untuk
ukur, dipantau janin memantau ibu
memantau tatalaksana kondisi ibu terpantau
semuanya hanya kalau dan janinnya
ada kasus

Kesimpulan Dari 9 informan semua menyatakan bahwa pelaksanaan 11T pada timester III dilakukan semua kecuali ukur lingkar lengan
atas (LILA) karena diukur pada kunjungan pertama dan ditambah konseling tentang persiapan persalinan, perawatan nifas,

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


imunisasi bayi.

Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kasus risiko pada ibu hamil.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.20 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III

Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Saya periksa Saya lakukan Semuanya Karena udah Harus semua Pasti diperiksa Untuk tm III dari
semuanya hanya sama denagn tm I saya periksa aterm saya difokuskan semuanya....ka awal sampai
lila tidak saya dan tm II tapi LILA tapi LILA tidak, periksa semua, karena sudah rena sudah tm akhir saya
ukur lagi...karena tidak, untuk karena ibu tapi lila tidak, TM III, hanya lila III harus lebih periksa tapi lila
hamil ibu sudah tatalaksana kasus sudah anc tiap terus saya tidak intensif juga tidak, apalagi ibu
aterm, biar tahu dan periksa Lab minggu jadi konseling diukur...karena saya konseling anc sudah tiap
denyut jantung lihat keadaannya harus lebih tentang usia hamil ibu tentang minggu....untuk
janin normal aja....tujuannya dipantau takut persiapan sudah 36 persiapan menastikan
atau tidak dan untuk melihat ada kelainan persalinan, minggu, untuk persalinan,unt posisi janin,
posisi janin secara pada janinnya. tujuan untuk memantau djj, uk mengetahui denyut jantung
keseluruhan memantau letak janin dan kondisi ibu dan janin
kondisi ibu dan risiko pada ibu tekanan darah janinnya, dan
janinnya... ibu kasus risiko

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Kesimpulan Dari 7 informan didapat bahwa dari 11T yang lebih difokuskan pada trimester III yaitu semua di laksanakan
kecuali ukur lingkar lengan atas karena hanya dilakukan pada kunjungan pada trimester I, dan ditambahkan
konseling tentang persiapan persalinan.

Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus risiko pada ibu.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa yang
difokuskan oleh semua informan pada trimester III dalam pemeriksaan kehamilan
yaitu semua poin dalam 11T dilaksanakan dan ditambah dengan konseling tentang
persalinan normal, tentang imunisasi bayi, keluarga berencana serta perawatan
nifas. Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus
risiko pada ibu.
Berikut hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester
III:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.21 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada Trimester III

Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester III dan tujuannya

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Karena hamil ibu Periksa dari LILA tdk saya Dari 11T yg tdk Yg lain Dilakukan
sudah 36 minggu semua poin 11T, ukur lg tapi sy lakukan dilakukan hanya semuanya, tapi
jadi semua poin tujuannya untuk yang lainnya hanya ukur LILA LILA yg tdk lg LILA tidak lagi di
11T saya, tp LILA memantau saya dan periksa Lab, diukur, ukur, tujuannya
dn periksa Lab denyut jantung laksanakan, tujuannya tujuannya dan melihat kondisi
tdk dilakukan lg, janin, tekanan tujuannya biar mengontrol kondisi ibu ibu menjelang
tujuannya untuk darah ibu dan terpantau denyut jantung terpantau persalinan, juga
memastikan yg lainya semua baik ibu janin, letak misalnya risiko pada ibu
kondisi ibu dan dan janin janin, tekanan tekanan darah misalnya tekanan
janin baik darah ibu darah yg tiba-tiba
naik...

Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan bahwa semua pelaksanaan 11T dilakukan, hanya ukur LILA dan
periksa Lab yang tidak lagi dilakukan.

Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus risiko.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil FGD didapatkan bahwa semua informan fokus pada semua poin
dalam 11T, kecuali ukur LILA dan periksa Lab tidak dilakukan lagi, mengingat
dua item tersebut sudah dilakukan pada trimester I.

Berikut wawancara mendalam dengan informan triangulasi :

IT.01:
“ ...pada hamil aterm yang saya periksa ya semuanya, hanya LILA tdk diukur
lagi...yang penting adalah untuk mengecek kondisi ibu dan janin...”

IT.02:
“...semua dari pelaksanaan 11T saya kerjakan, tapi karena LILA diukur
hanya 1 kali di TM III tdk di ukur...tujuannya biar kondisi ibu dan janin
terpantau, kedudukan janin, denyut jantung janin serta tekanan darah ibu
juga penting untuk dipantau...”

IT.03:
“...pasti dikerjakan semua, tapi periksa Lab, LILA tidak kerjakan
lagi...tujuannya pastinya untuk memantau keadaan ibu dan janinnya, apalagi
untuk ibu dengan risiko...misalnya tekanan darah tinggi atau riwayat operasi
sebelumnya...”

Dari hasil wawancara mendalam pada triangulasi informan didapatkan


bahwa yang dilakukan pada kehamilan trimester III, yaitu pelayanan antenatal
dengan fokus pada semua item dari 11T, kecuali LILA tidak lagi diiukur, periksa
laboratorium rutin dan khusus tidak lagi dilakukan kecuali ada kasus.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus
uteri, hitung denyut jantung janin, tentukan presentasi janin, tablet besi diberikan
bila ibu dengan kasus anemia, periksa laboratorium dilakukan jika ada periksa
ulang dari trimester I dan II, tatalaksana kasus juga dilakukan jika hasil
pemeriksaan ada kasus risiko serta KIE tentang KB dan persiapan persalinan.
Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin terutama untuk ibu
dengan riwayat risiko.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


6.3.2 Masalah dalam Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal
Setiap kegiatan atau pelaksanaan sudah tentu mempunyai kendala atau
masalah, sama halnya yang dirasakan oleh informan dalam melaksanakan 11T
dalam pelayanan antenatal.
Berikut ini hasil wawancara mendalam tentang masalah yang dirasakan
informan dalam pelaksanaan 11T :

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.22 Hasil Wawancara Mendalam tentang masalah dalam pelaksanaan 11T

Masalah dalam pelaksanaan 11T

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Saya tugasnya Kami di Saya rasa Saya tugas Saya di Saya di Saya Karena Wilayah
di puskel, puskel ada 4 tenaga bidan dipuskel, puskel juga puskel punya kebetulan Puskel kami kerja puskel
punya wilayah orang, yang kurang pasien kami turun ke tugas ragkap, tugas di tidak terlalu saya kan
binaan, punya harus karena di ramai, ibu posyandu untuk puskel yang ramai ibu luas, ibu
posyandu bergantian ke puskel kami hamil aja 1 dan harus program, kunjungan hamil yang hamil ada
binaan, jadi posyandu, juga turun ke hari bisa kunjungan pelayanan pasiennya periksa jadi juga yg anc
kami dipuskel terbagi posyandu sampai 20 rumah KIA, turun sedikit jadi masalahnya di posyandu,
punya tugas antara tugas dan orang, posyandu hanya hanya pasti tidak
rangkap dalam kunjungan sedangkan dan masalah sarana bisa lengkap
gedung dan rumah kami harus kunjungan sarana saja pelaksanaan
luar gedung turun rumah nya
keposyandu,
biasanya
yang di KIA
hanya tinggal
2 orang

Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan bahwa informan bertugas di Puskesmas Kelurahan, yang menjadi masalah dalam pelaksanaan

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


11T karena kurang tenaga

Sumber : Data primer

Tabel 6.23 Hasil Wawancara Mendalam Tentang Masalah dalam Pelaksanaan 11T

Masalah informan dalam pelaksanaan 11T

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Pasien saya di Saya bersama Masalah yang Di puskel Di poskeskel ini Saya tugas di
Saya tugas di puskel tidak bidan lainnya saya rasakan tempat saya saya sendiri, poskekel sendiri,
puskel, terlalu banyak, bergantian hanya kurang bertugas semua saya turun ke
kunjungan ibu kami berbagi ada turun sarana masalahnya kerjakan posyandu,
hamil dalam yang ke posyandu posyandu jadi hanya sarana sendiri, kunjungan
1hari antara 5 – ada yang di KIA pelayanan di yang kurang kadang ibu pasien umum
8 orang, tidak KIA tidak hamil periksa dan hamil dlm 1
masaslah dg sendiri hamil di hari sampai

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


tenaga posyandu dg antara 10
keadaan yang sampai 15 orang,
terbatas saya melayani
pasien setelah
pulang dari
posyandu,

Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan masalah dalam pelaksanaan 11T ada karena keterbatasan sarana, prasarana dan
tugas rangkap yang mereka kerjakan

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa sebagian besar
informan mengatakan masalah dalam pelaksanaan 11 dalam pelayanan antenatal
adalah tenaga bidan masih kurang, karena setiap bidan yang bertugas baik di
Puskesmas Kelurahan maupun Pos Kesehatan Kelurahn punay tugas rangkap.

Berikut hasil diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di


Puskesmas induk :

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.24 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Masalah Dalam Pelaksanaan 11T dalam
Pelayanan Antenatal

Masalah dalam pelaksanaan 11T

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Saya tugas di di induk bidan Kadang kalau Kalau ada Ibu hamil Selain ruangan
induk, kami disini yang bertugas ibu hamil ramai, program kami kadang tidak yang sempit yang
melayani ibu dibagi per 11T nya tidak harus sabar kalau lainnya tidak
hamil yang ruangan, untuk bisa lama-lama kelapangan, pelayanan agak lainnya tidak
periksa 1 hari 10 di KIA 2 orang, karena kasihan yang di KIA lama, mereka begitu
– 15 orang ibu hamil ibu hamilnya hanya sendiri, tidak fokus bermasalah
kadang kalau kadang sampai lama nunggu, ibu hamil dengan yg kita
ramai sampai 20 20 orang, karena di KIA ramai...11T jelaskan....
orang... banyak ibu hanya 2 orang,.. tidak sempurna
hamil kadang
tidak sabar
nunggu giliran,
karena 11T itu
lama juga
pelaksanaannya

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Kesimpulan Dari 6 informan menyatakan bahwa masalah dalam pelaksanaan 11T karena kunjungan ibu
hamil yang ramai, pelaksanaan 11T agak lama dan bidan yang bertugas terbagi di beberapa
ruangan.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil diskusi group terarah diketahui bahwa masalah yang dihadapi
informan yaitu jumlah kunjungan ibu hamil ramai dan bidan yang bertugas terbagi
pada masing-masing ruangan pelayanan yang lain, karena pelaksanaan 11T agak
lama sehingga ibu hamil tidak sabar menunggu giliran pemeriksaan.
Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi :

IT.01:
“ ...karena saya bertugas di Puskemas, masalah yang saya rasakan hanya
ruangan periksa yang masih gabung dengan pasien lain...”

IT.02:
“...masalah yang saya rasakan hanya terbatasan sarana...yang kayaknya udah
lengkap...”

IT.03:
...masalah lainnya tidak ada sih...hanya tenaga yang saya rasakan kurang ...”

Dari hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi, dapat


diketahui masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T yaitu tenaga yang
terbatas dalam memberikan pelayanan antenatal.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesma Singkawang tengah dan informan
triangulasi tentang masalah yang dihadapi informan dalam pelaksanaan 11T
adalah kurangnya tenaga bidan untuk pelayanan di ruangan KIA.

6.3 Komponen Output


6.4.1 Kepatuhan Bidan Melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal
a. Bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan
Kepatuhan dalam melaksanakan 11T dapat dilihat pada saat bidan
memberikan pelayanan antenatal. Berikut petikan dari wawancara
mendalam:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.25 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan

Bagian mana dari 11T yang selalu di kerjakan

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Yang selalu Semuanya Saya periksa Biasanya Yang lain Selalu Kalau alat- ANC inikan Kalau saat
saya kerjakan pasti selalau semua, lihat saya saya periksa diperiksa, alatnya bukan hanya ANC
pastinya dikerjakan, usia sesuaikan semuanya, lihat usia lengkap bidannya, semuanya
timbang berat karena kehamilan dengan tapi yang kehamilan ndak jadi tapi dilakukan
badan, ukur semuanya ibu waktu kehamilan sering ibu dan lihat masalah tergantung kadang
tekan darah, penting, periksa, yang ibu, kelewatan alatnya ada semuanya juga dengan alatnya yang
ukur tinggi hanya yg sering semuanya ukur lila dan atau tidak... saya periksa, alat yang ndak
fundus uteri, tidak terlupakan diperiksa...ta KIE karena tapi inikan lain....kalau lengkap...oto
djj kalau TM II dilakukan jika biasanya pi kalau ibu agak lama tergantung saya sih matis
dan III, yang alatnya ndak ukur lila dan hamil ramai jadi kadang persediaan semua mau besoknya
lain selalau ada atau KIE tidak periksa ibu hamil yang lain saya kita suruh
saya periksa, habis... semuanya... kadang ada ndak betah juga.... lakukan.... ibu hamil ke
hanya sering yang ndak lama-lama induk untuk
lupa ukur saya periksa periksa....
LILA, apalagi misanya ukur
kalau pitanya lila dan KIE
ndak keliatan hanya yang
penting aja

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


makin lupa... karena jadi
lama
pelayananny
a

Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan bahwa semua poin dalam 11T tersebut diperiksa, hanya yang sering terlupakan ukur LILA serta
untuk poin lainya tergantung ketersediaan sarana menunjang pelayanan antenatal.

Sumber : Data primer

Tabel 6.26 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas

Bagian mana dari 11T yang selalau dilaksanakan

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Semuanya saya Saya periksa Diperiksa Saya periksa Diperiksa Di poskeskel Kalau saya
lakukan karena semaunya...hany semaunya. kalau lihat umur semuanya....Cu kan tidak maunya semua
penting a lihat ibu periksa Tergantungum kehamilan ibu, ma kalau di KIA lengkap, yang saya periksa, tapi
semuanya pada TM berapa, ur hamil ibu tapi intinya saya tugas bisa saya karena saya
penting....kalau saya sesuaikan waktu periksa semuanya sendiri KIEnya periksa tapi tugas di
pasien ramai di dengan usia hanya kadang diperiksa... yang tidak yang tidak ada Poskeskel saya
KIA kadang kehamilasn ibu kalau pasien lama... saya rujuk ke sesuaikan
KIEnya yang saat datang ramai KIEnya induk... dengan kondisi
sering ndak lama periksa..... yang tidak yang ada,
maksimal... periksa lain saya
rujuk ibu ke
induk...

Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan bahwa semaunya dilaksanakan hanya tergantung ketersediaan sarana dan
prasarana pendukung dan ketersediaan tenaga yang cukup.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa semua poin dalam
11T dilaksanakan, hanya tergantung ketersedian sarana dan prasarana yag
menunjang pelaksanaan 11T dalam pelayana antenatal.
Berikut hasil diskusi group terarah :

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.27 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan

Bagian mana dari 11T yang selalu dilaksanakan

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Semua saya Karena di induk Semaunya saya Dilaksanakan Saya periksa Di induk sarana
kerjakan tapi sarana lengkap periksa...kadang semuanya, tapi semuanya, lengkap, hanya
tergantung usia jadi semaunya kalau ibu hamil kalau dinas di hanya ruangan yang
kehamilan ibu bisa ramai jadi ndak KIA sendiri, ibu tergantung ibu sempit jadi kalau
waktu datang dilaksanakan, fokus dengan hamil ramai jadi hamil pasien ramai
periksa...yang tapi kalau ibu KIEnya.... ndak bisa periksanya periksanya buru-
lupa biasanya hamil ramai semuanya ramai atau buru, kadang ada
lila.... KIEnya yang dikerjakan, lila tidak, yang yang
tidak yang sering sering lupa terlewatkan...
maksimal... lupa... lila...dan KIEnya
tidak
semuanya...

Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan bahwa semua dari poin 11T dilaksanakan hanya tergantung
situasi pada saat memberikan pelayanan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarkan hasil diskusi group terarah dapat diketahui bahwa semua poin
dalam 11T dilaksanakan, tapi ada beberapa poin yang pelaksanaanya belum
maksimal diantaranya lupa ukur lingkar lengan atas dan KIE yang semuanya
dilakukan.

Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi:

IT.01:
“ ...yang lain saya kerjakan hanya yang sering lupa ukur lila, apalagi kalau
pitanya ndak nampak..hanya kalau ibu hamilnya ramai jadi tidak KIEnya
ndak bisa lama...”

IT.02:
...saya lakukan sesuai dengan usia hamil ibu waktu datang, yang sering lupa
lila dan KIE ndak sempurna...”

IT.03:
...dilakukan semuanya..tapi kadang ada aja yang lupa..yang sering lila dan
KIEnya sebentar....”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi


dapat diketahui bahwa poin dalam 11T pada dasarnya semua dilaksanakan hanya
ada beberapa poin yang sering terlupakan atau tidak sempurna waktu
dilaksanakan.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang kepatuhan bidan dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan
antenatal yaitu bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan adalah timbang berat
badan, ukur tekanan darah, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin,
imunisasi TT, beri tablet Fe, hitung denyut jantung janin, periksa darah rutin.

b. Bagian dari 11T yang jarang dilakukan


Kepatuhan bidan dalam melaksanakan 11T dilihat dari poin yang
dikerjakan pada saat memberikan pelayanan antenatal. Berikut wawancara
mendalam:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.28 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan

Bagian dari 11T yang jarang dilakukan

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

Yang jarang Biasanya Saya sering Yang jarang Ukur lila Saya kerjakan Kalau Yang jarang Lila yang
saya lakukan yang jarang lupa ukur ukur lila... yang jarang semuanya, alatnya ada saya lakukan jarang saya
hanya ukur saya lakukan lila, ndak saya yang jarang pasti ukur lila dan ukur....
lila aja sih... lila... selalu juga... lakukan, KIE kalau alatnya dilakukan, periksa
juga ada tidak ada tapi karena darah....
yang tidak seperti laboratorium
sering laboratorium nya ndak
dilakukan.... pasti jarang lengkap jadi
dilakukan... ndak
dilakukan...

Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan bahwa yang jarang dilakukan ukur lingkar lengan atas

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.29 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas

Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Ndak ada yang Kayaknya ndak Semua saya Ndak yang Semua saya Jarang saya Ukur lila...
jarang saya ada yang jarang periksa, jarang jarang kerjakan... lakukan
lakukan.... saya kerjaskan... yang tidak... sih...semua karena sarana
selalau tidak ada...
dilakukan...

Kesimpulan Dari 7 informan sebagian besar tidak ada yang jarang dilakukan, sebagian kecil yang mengatakan yang jarang
dilakukan ukur lingkar lengan atas.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarksan hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang
jarang dilakukan dalam pelayanan antenatal, hanya sebagian kecil yang
mengatakan ukur lingkar lengan atas yang jarang dilakukan.
Berikut diskusi group terarah informan triangulasi:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.30 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan

Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

Ndak ada yang Kalau saya ndak Ndak ada yang Ndak ada yang Ndak ada yang Ndak ada yang
jarang....hanya ada yang jarang jarang... jarang saya jarang.... jarang....
lila yang lupa tapi hanya kadang kerjkan....
ndak jarang... lupa aja....

Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan tidak ada yang jarang dilakukan, semua selalu dilakukan.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarkan hasil diskusi group terarah dapat diketahui bahwa tidak ada
yang jarang dilakukan dalam pelayanan antenatal.

Berikut hasil diskusi group terarah :

IT.01:
“ ...kayaknya ndak ada yang jarang saya lakukan...”

IT.02:
...semuanya selalu saya lakukan...ndak ada yang jarang...”

IT.03:
...ndak ada yang jarang..semua selalu saya lakukan....”

Hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi diketahui bahwa


tidak ada dari pelaksanaan 11T yang jarang dilakukan.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang bagian fari 11T yang jarang dilakukan yaitu ada sebagian besar
informan yang mengatakan tidak dari 11T yang jarang dilakukan, sedang sebagian
lagi informan mengatakan yang jarang dilakukan jika ada alat yang dibutuhkan
habis atau rusak.

c. Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan


Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal sangat tergantung dari
ketersedian sarana penunjang, antara lain adanya ketersediaan alat audiotorik
untuk meningkatkan kemampuan intelegensia pada janin yang merupakan salah
satu item dalam KIE fektif.
Berikut wawancara mendalam dengan informan:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.31 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan

Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09

yang tidak Di KIE itu ada Ya...yang Yang saya Setau saya Alat yang Tunggu Ada bagian KIE efektif
pernah saya alat untuk alatya ndak tau di KIE itu ada alat mudah aja alatnya ada dari KIE yang yang bagian
lakukan yaitu perangsang ya..ndak ada alat yang yang kita ndak tersedia trus bidan ndak pernah terakhir yg
pada KIE itu otak, ndak pernah harus kita tidak apalagi yang dilatih dulu saya ndak pernah
kan ada alatnya dilakukan... gunakan, punya...ya lainnya...ya baru bisa kerjakan....... dikerjakan....
mennggunaka lagi pula ndak ada tidak ndak dilaksanakan
n alat, disini perlu waktu ya...ndak dikerjakan... dikerjakan
ndak ada lama... dikerjakan... lah.....
alatnya.....

Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan yang tidak pernah dikerjakan yaitu pelaksanaan barain booster pada KIE efektif

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.32 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas

Bagian dari 11T yang tidak pernah dilaksanakan

Informan

I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16

Di Puskesmas Lihat alatnya juga Belum ada Ndak tau Di KIE itu kan KIE efektifkan KIE yang tidak
belum ada alat ndak pernah, alatnya ya alatnya seperti ada bagian memakan ada alatnya ndak
untuk ya...ndak pernah tidak apa....ndak yang untuk waktu saya lakukan...
merangsang dilakukan..... dikerjakan.... dilakukan lah.... merangsang lama...ada
otak, jadi ndak otak...itu yang bagian
pernah ndak pernah tertentu yang
dikerjakan.... saya lakukan.... ndak pernah
saya lakukan

Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan yang tidak pernah dilakukan yaitu pada bagian KIE yang membutuhkan alat
khusus tidak pernah dilakukan.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarkan hasil dari wawancara mendalam dengan informan diketahui
bahwa yang tidak pernah dilakukan bagian terakhir dari KIE efektif yaitu harus
menggunakan alat untuk merangsang intelegensia pada janin.

Berikut hasil diskusi group terarah:

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Tabel 6.33 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan

Bagian dari 11T yang tidak pernah dilaksanakan

Informan

I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06

KIE efektif ada Kalau alatnya Alat untuk Saya aja baru KIE efektif lama Bagian akhir dari
bagian yang ada sih pasti merangsang dengar tentang kalau dikerjakan KIE itukan ada
alatnya ndak ada, saya intelegensi yang alat itu, itu yang semuanya, tapi alat untuk
itu yang ndak kerjakan..karen belum ada jadi ndak pernah yang ndak merangsang
pernah saya a ndak ada ya tidak saya lakukan... pernah hanya otak, alatnya
kerjakan..... ndak dikerjakan.... bagian ndak ada ndak
dikerjakan... terakhirnya.... pernah juga saya
lakukan...

Kesimpulan Dari 6 informan FGD mengatakan tidak pernah melakukan yaitu bagian akhir dari KIE efektif
yang menggunakan alat khusus karena tidak tersedia di Puskesmas.

Sumber : Data primer

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Berdasarkan hasil diskusi group terarah diketahui bahwa pada KIE efektif
pada bagian yang harus mengunakan alat khusus, bagian tersebut yang tidak
pernah dilakukan oleh informan.

Berikut petikan wawancara mendalam dengan informan triangulasi:

IT.01:
“ ...di KIE efektif itu yang ndak pernah saya lakukan yang menggunakan
alat ...”

IT.02:
... yang ndak pernah saya lakukan yaitu di KIE itu yang menggunakan
alat ...”

IT.03:
...kalau alatnyan ndak ada ya ndak bisa saya lakukan, apalagi itu
belum disosialisasikan.....”

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi


diketahui bahwa semua informan mengatakan yang tidak pernah melakukan yaitu
kegiatan untuk merangsang intelegensia pada janin.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang bagian yang tidak pernah dilakukan pada pelaksanaan 11T
adalah pada poin KIE efektif ada tindakan yang menggunakan alat untuk
merangsang intelegensia janin dengan alat auditori. Alat yang digunakan untuk
saat ini memang belum tersedia di Puskesmas Singkawang Tengah.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


6.4.2 Cakupan Pelayanan Antenatal
Kunjungan ibu hamil di Puskesmas dilihat dari laporan bulanan PWS
KIA. Dari telaah dokumen dapat diketahui bahwa cakupan kunjungan ibu hamil
ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2010 untuk cakupan kunjungan K1
sebanyak 100% (target SPM 100%) , dan K4 sebanyak 100% ( target 95%),
untuk cakupan kunjungan K1 sebanyak 100% (target SPM 100%), K4 sebanyak
90,2% (target SPM 95%).
Kesimpulan dari hasil telaah dokumen untuk cakupan kunjungan ibu hamil
ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011 untuk kunjungan K4 mengalami
penurunan sebanyak 4,8%.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 7
PEMBAHASAN

7.1 Keterbatasan Penelitian


Dalam proses penyelesaian penelitian ini, ada beberapa hambatan dan
keterbatasan penelitian yang ditemui dalam melakukan pengumpulan data.
Hambatan dan keterbatasan penelitian yang ditemui yaitu:
1. Pada saat melakukan wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan
jumlah informan sebanyak 22 orang dan 3 informan triangulasi, kesulitan
yang dirasakan yaitu bidan sebagai informan merasa diuji dengan pertanyaan
yang diajukan, ada sebagian bidan yang sedang menjalani pendidikan D3 dan
bidan dengan jumlah kunjungan pasien yang ramai serta bidan yang
mempunyai wilayah binaan. Wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dilakukan setelah bidan melakukan pelayanan di ruang KIA, setelah kegiatan
posyandu dan diantara jadwal kuliah.
2. Pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam dengan
menggunakan pedoman wawancara mendalam terdiri dari beberapa item
pertanyaan, membutuhkan waktu lama, sehingga kemungkinan subjektifitas
jawaban cukup besar dan membuat informan jenuh. Antisipasi jawaban ini
adalah dengan cara croschek dengan triangulasi dan pengamatan terhadap
bidan dalam pelaksana pelayanan antenatal dan sarana dan prasarana yang
ada di Puskesmas Induk, Puskesmas Kelurahan dan Poskeskel.

7.2 Input
7.2.1 Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Antenatal
Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan
secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan
(Zulvadi, 2010). Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan.

98 Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


a. Pelatihan tentang pelayanan antenatal
Pelatihan adalah salah satu bentuk proses pendidikan, melalui
pelatihan sasaran belajar akan memperoleh pengalaman yang akhirnya akan
menimbulkan perubahan perilaku mereka (Notoatmodjo, 1998). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Mariana (2004) bahwa ada hubungan yang bermakna
antara pelatihan yang diperoleh dengan kualitas pelayanan antenatal yang
diberikan. Hasil penelitian Wariyah (2001) di Karawang juga menemukan
adanya hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan bidan terhadap standar
pelayanan antenatal.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 22 orang
informan, yang pernah pelatihan tentang pelayanan antenatal hanya 2 orang,
itupun sudah lama berlangsung dan sampai sekarang belum pernah ada
penyelenggaraan pelatihan tentang pelayanan antenatal. Dari 22 orang
informan, yang berpendidikan D1 sebanyak 9 orang dengan masa kerja lebih
dari 10 – 35 tahun, dan informan yang berpendidikan D3 sebanyak 5 orang, D4
1 orang dan yang sedang menjalani pendidikan D3 sebanyak 7 orang.
Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis
berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar
pelayanan kesehatan yang telah ada. Tidak dipenuhinya kompetensi teknis
dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil terhadap
standar layanan kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal yang dapat
menurunkan mutu layanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien.
Pelatihan pelayanan antenatal bagi bidan akan mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan antenatal.
Pelatihan pelayanan antenatal diharapkan bidan akan mampu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya dalam memberikan pelayanan
antenatal. Pelatihan pelayanan antenatal penting dilaksanakan untuk
meningkatkan kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, khususnya pada ibu hamil.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Menurut Siagian (1998) dalam Sulistyarini (2008) menyatakan bahwa
pelatihan adalah proses belajar dengan menggunakan teknik dan metode
tertentu. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan yang dimaksud
untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seseorang atau kelompok
orang. Biasanya sasarannya adalah seseorang atau sekelompok orang yang
sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi, afektivitas dan
produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk dapat ditingkatkan secara terarah.

b. Pengetahuan Informan tentang Standar Pelayanan Antenatal


Melihat sejauh mana pengetahuan bidan tentang standar pelayanan
antenatal, dapat diketahui bahwa sebagian besar informan mengetahui standar
pelayanan antenatal. Standar merupakan sarana penunjang yang sangat penting
artinya sebagai salah satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakan
kegiatan pelayanan dalam meningkatkan mutu pelayanan (Wijono, 1996).
Menurut Al-assaf (2009), standar menyatakan apa yang kita harapkan
terjadi dalam perjalanan kita untuk mencapai layanan kesehatan yang bermutu
tinggi. Standar membuat tempat pelayanan kesehatan dapat mengukur mutu
pelayanan yang diberilkan.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya bidan sudah melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar
walaupun belum sempurna karena ada beberapa bagian dari 11T yang
pelaksanaannya cukup memakan waktu sehingga ibu hamil yang datang ke
Puskesmas akan menunggu lebih lama lagi, pada hal aplikasi program jaminan
mutu yang sekarang sedang dijalankan adalah dalam bentuk penerapan standar
dan prosedur tetap pelayanan. Menurut Azwar (1996), suatu program
kesehatan dianggap baik, jika kualitas pelayanan telah sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, bidan memiliki pengetahuan yang cukup
untuk melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar terutama untuk bidan
dengan latar belakang pendidikan D1 dengan masa kerja lebih dari 20 tahun.
Hasil penelitian Mariana (2004) mengatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan bidan dan kualitas pelayanan antenatal yang
diberikan. Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Bloom (1908)
Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


dalam Mariana (2004) bahwa salah satu domain utama perilaku adalah
pengetahuan sehingga dengan yang baik, besar kemungkinan dapat
mempengaruhi seseorang dalam bertindak atau berperilaku.

7.2.2 Sarana dan Prasarana yang Mendukung dalam Pelayanan Antenatal


a. Ketersedian sarana
Ketersediaan sarana yang cukup sangat mendukung dalam pelaksanaan
pelayanan antental. Lingkungan dan fasilitas serta alat merupakan faktor yang
mendukung dalam melaksanakan kegiatan atau tindakan dan keberhasilan
program yang akan dilaksanakan.
Keberadaan sarana yang ada di Puskesmas Singkawang Tengah dalam
pelaksanaan 11T belum semua tersedia, terutama untuk beberapa Puskesmas
Kelurahan dan Poskeskel, terutama sarana penunjang seperti laboratorium.
Kekurangan sarana di beberapa tempat pelayanan disikapi dengan
menyediakan sarana yang dibutuhkan dengan mengajukan ke Dinas Kesehatan
bila Puskesmas tidak bisa atau sanggup mengadakan sendiri. Padahal menurut
Azwar (1994) dalam Mariana (2004) bahwa sarana (alat) adalah merupakan
salah satu unsur untuk mencapai pelayanan yang bermutu.
Menurut Dhiah Farida Ariyanti (2010) dalam penelitiannya tentang
kualitas pelayanan antenatal oleh bidan di Puskesmas di Kabupaten
Purbalingga menyatakan bahwa untuk Puskesmas yang mempunyai sarana dan
prasarana yang sudah lengkap dan sesuai standar, tidak ada alasan bagi bidan
untuk tidak melakukan pelayanan antenatal yang berkualitas.
Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal memang membutuhkan
ketersediaan sarana dan prasaran yang lengkap. Dalam buku Pedoman
Pelayanan Antenatal terpadu Kemenkes RI (2010) 11 item dalam pelayanan
antenatal tersebut membutuhkan alat seperti Dopler, tensimeter, timbangan,
pita ukur LILA, vaksin TT, tablet tambah darah serta kelengkapan alat dan
petugas laboratorium seperti reagen untuk pemeriksaan Hb, golongan darah,
malaria, gula darah, urin protein, tes sifilis, pemeriksaan HIV dan pemeriksaan
BTA.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


b. Ketersedian prasarana
Lingkungan dan fasilitas merupakan faktor pendukung dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan antenatal. Prasarana meliputi ruangan
pemeriksaan ibu hamil yang memenuhi standar kesehatan yaitu tersedia air
bersih yang mengalir, pencahayaan dan ventilasi yang cukup, serta luas
sehingga bidan yang memberikan pelayanan leluasa dalam bekerja.
Prasarana yang tersedia di Puskesmas Singkawang Tengah hampir semua
sudah ada, untuk 6 Puskesmas Kelurahan sudah mempunyai prasarana
mendukung untuk pelayanan antenatal, hanya untuk Poskeskel yang masih
menumpang di Kantor Kelurahan. Ketersediaan prasarana untuk Poskel perlu
keterlibatan pihak lain selain Puskesmas misalnya aparat kelurahan tempat
bidan sehari-hari bertugas.
Kesimpulan dari hasil wawancara bahwa keberhasilan suatu kegiatan atau
program sangat tergantung dari ketersedian sarana dan prasarana penunjang.

7.3 Proses
7.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal
Pemeriksaan kehamilan menurut DepKes RI, (2005) yaitu pelayanan
kesehatan oleh tenaga profesional(dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama
kehamilannya.Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, bidan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar. Sedang tujuan pemeriksaan
kehamilan adalah menjaga agar ibu sehat selama kahamilan, persalinan dan nifas,
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-
risiko kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas ibu dan perinatal (DepKes
RI, 2005). Berdasarkan hasil wawancara dengan 22 informan tentang poin-poin
dalam 11T yang dilaksanakan bidan dalam pelayanan antenatal, yaitu:

- Timbang Berat Badan


Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua ibu hamil dengan
kunjungan pelayanan antenatal dilakukan timbang berat badan. Menimbang

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


badan berat merupakan langkah awal pada saat bidan memberikan pelayanan
antenatal kepada ibu hamil. Penimbangan berat badan pada setiap kali
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal harus
ditimbang berat badannya. Penimbangan berat badan dilakukan untuk melihat
kenaikan berat badan ibu selama kehamilan serta untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan pada janin (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Salmah (2006) dalam penelitian Riris Situmeang penambahan
berat badan per trimester lebih penting daripada penambahan berat badan
keseluruhan. Penambahan berat badan yang kurang selama kehamilan
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin atau jika penambahan berat
badan yang berlebihan juga ada gangguan pada pertumbuhan janin.

- Ukur lingkar lengan atas (LILA)


Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran LILA dilakukan
pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis
(KEK). Kurang Energi Kronis adalah ibu hamil yang mengalami kekurangan
gizi dan telah berlangsung lama (Kemenkes RI, 2010).

- Ukur Tekanan Darah


Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran tekanan darah
pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi hipertensi yang disertai edema
wajah dan atau tungkai bawah atau proteinuria (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Salmah (2006) dalam penelitian Riris Situmeang, tekanan darah
yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta, tapi jika
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada awal
kehamilan mengindikasikan petensi hipertensi dan ibu hamil membutuhkan
pemantauan ketat selama masa kehamilan. Pengukuran tekanan darah pada
setiap kali kunjungan antenatal dan dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


- Ukur Tinggi Fundus Uteri
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran tinggi fundus
uteri pada setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan, jika tinggi fundus
uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu (Kemenkes RI, 2010).
- Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hitung denyut jantung janin
dilakukan pada akhir semester 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
160/menit menunjukkan gawat janin (Kemenkes RI, 2010). Denyut jantung
janin normal antara 120 – 160 /menit. Jika kurang dari 120/menit artinya
denyut jantung jantung lambat dan jika lebih dari 160/menit berarti denyut
jantung janin cepat.
- Menentukan Presentasi Janin
Berdasarkan hasil penelitian menetukan presentasi janin dilakukan akhir
semester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antental. Jika pada trimester
III bagian bawah janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,
panggul sempit atau masalah lain (Kemenkes RI, 2010).
- Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Berdasarkan hasil penelitian imunisasi tetantus toksoid diberikan sesuai
dengan status imunisasi ibu, yang berguna untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT. Pemberian imunisasi
TT disesuaikan dengan status imunisasi ibu (Kemenkes RI, 2010).
- Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)
Berdasarkan hasil penelitian tablet besi diberikan pada ibu hamil dari
trimester 1 yang bertujuan untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil
harus mendapatkan tablet besi minimal 90 tablet yang diberikan sejak kontak
pertama (Kemenkes RI, 2010). Menurut Achsin (2003) dalam penelitian Riris
Situmeang mengatakan bahwa tanpa persedian zat besi yang cukup, ibu dapat
mengalami anemia.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


- Periksa Laboratorium Rutin
Berdasarkan hasil penelitian periksa laboratorium rutin dan khusus
dilakukan pada trimester pertama, dan dilanjut ke trimester II dan III jika pada
pemeriksaan awal ditemukan ada paktor risiko pada kehamilan. Pemeriksaan
dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil kondisi kesehatan ibu hamil dan
sebagai skrining kasus risiko tinggi (Kemenkes RI, 2010). Dalam hal ini bidan
dituntut mampu mendeteksi keadaan ibu hamil yang dicurigai mengalami
masalah kesehatan,jangan menunggu sampai ada kasus. Pemeriksaan
laboratorium dapat dilaksanakan jika ada ketersedian petugas, sarana dan
ruangan khusus untuk pemeriksaan.
- Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil penelitian, tatalaksana kasus dilakukan pada trimester I,
dan bisa berlajut jika ibu hamil mempunyai risiko lain pada kehamilannya
berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil periksa laboratorium.
Tatalaksana kasus dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil
pemeriksaan laboratorium. Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan (Kemenkes RI,
2010). Untuk kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan. Dalam hal ini informan memahami betul tindakan apa yang harus
dilakukan jika menemukan kasus pada ibu hamil.
Semua informan mengatakan kasus risiko tinggi yang ditemukan pada
setiap pelayanan antenatal selalu ditindak lanjuti sesuai dengan sistem rujukan
yang ada.
- KIE Efektif
Berdasarkan hasil penelitian KIE dilakukan pada kunjungan ibu trimester I
dan dilakukan pada tirmester III. Komunikasi informasi dan edukasi
merupakan suatu strategi dan metode pendidikan kesehatan dengan
meningkatkan hubungan saling percaya dengan ibu hamil sehingga dapat
membantu perubahan perilaku ke arah yang positif.
Tujuan utama dari komunikasi yang dilakukan adalah untuk perubahan
perilaku kesehatan masyarakat dan selanjutnya masyarakat yang sehat tersebut

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


akan berpengaruh kepada meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
(Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku ibu yang kondusif untuk kesehatannya. Artinya
pendidikan kesehatan berupaya agar ibu menyadari atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatannya. Kesehatan bukan hanya untuk
diketahui atau disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan / dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.
KIE dilakukan pada setiap kunjungan ibu ke pelayanan kesehatan untuk
memeriksakan kehamilannya. KIE efektif meliputi: kesehatan ibu, perilaku
hidup bersih dan sehat, peran suami dan keluarga dalam kehamilan, tanda
bahaya pada kehamilan, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular,
konseling dan tes HIV, inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif, KB pasca salin,
imunisasi dan peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Kemenkes
RI, 2010).
KIE efektif yang dilakukan pada setiap kunjungan antenatal merupakan
poin terakhir dari pelaksanaan 11T. Dalam pelaksanaannya membutuhkan
waktu yang agak lama. Efektif tidaknya pelaksanaan KIE tergantung dari
kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas, seperti jumlah
pasien yang banyak, sarana laboratorium, ruangan tempat pelayanan yang
nyaman, luas dan pencahayaan yang cukup. Karena KIE sama halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dhiah Farida Ariyanti (2010) tentang Kualitas
Pelayanan Antenatal di Kabupaten Purbalingga, bahwa ada beberapa item
dalam KIE yang tidak dilakukan karena jumlah pasien yang banyak.

a. Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester I


Menurut Pedoman Pelayanan Antenatal terpadu (Kemenkes RI, 2010),
bahwa item yang ada di dalam pelaksanaan 11T dilakukan sesuai dengan usia
kehamilan ibu pada saat pelayanan antenatal.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan 11T pada
kehamilan trimester I adalah periksa timbang berat badan, ukur tekanan darah,
ukur lingkar lengan atas (LILA), beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri
tablet tambah darah, periksa laboratorium (rutin dan khusus), dan KIE efektif
Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


sedangkan untuk tatalaksana kasus dilakukan bila pada hasil pelayanan
antenatal dan pada hasil pemeriksaan darah terdapat kasus risiko pada
kehamilan. Tujuannya adalah untuk melakukan deteksi risiko secara dini pada
ibu, serta kasus risiko yang ditemukan dapat mendapatkan tindakan
secepatnya. Menurut Kemenkes RI (2010), yang difokuskan pada trimester I
adalah timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas, ukur tekanan
darah,ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, beri imunisasi TT,
beri tablet Fe, periksa laboratorium rutin (khusus atas indikasi),dan KIE
dilakukan setiap kali kunjungan dan atas indikasi.
b. Pelaksanaan 11T yang Lebih Difokuskan pada Kehamilan Trimester II
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan yang lebih
difokuskan pada kehamilan trimester II adalah dengar denyut jantung janin,
ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, KIE efektif. Tujuannya
untuk memastikan usia kehamilan dengan hasil pemeriksaan dan dengan
hitungan hari pertama haid terakhir (HPHT) serta untuk memastikan letak
janin. Menurut Kemenkes RI (2010), ukur tinggi badan, ukur lingkar lengan
atas, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin,
beri imunisasi TT, beri tablet Fe, tentukan presentasi janin, periksa
laboratorium rutin (khusus atas indikasi),dan KIE dilakukan setiap kali
kunjungan dan atas indikasi.
c. Pelaksanaan 11T yang Lebih Difokuskan pada Kehamilan Trimester III
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan yang lebih difokuskan
pada kehamilan trimester III adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah,
ukur tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin, tentukan presentasi janin,
tablet besi diberikan bila ibu dengan kasus anemia, periksa laboratorium
dilakukan jika ada periksa ulang dari trimester I dan II, tatalaksanakan juga
dilakukan jika hasil pemeriksaan ada kasus risiko dan KIE tentang KB dan
persiapan persalinan. Menurut Kemenkes RI (2010), timbang berat badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, tentukan
presentasi janin, periksa laboratorium jika ada indikasi, KIE.
Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin terutama untuk ibu
dengan riwayat risiko.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


7.3.2 Masalah dalam melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masalah yang dihadapi
oleh informan di Puskesmas Singkawang Tengah dalam pelaksanaan 11T
diantaranya adalah keterbatasan tenaga yang memberikan pelayanan terutama
tenaga bidan, baik yang bertugas di Puskesmas Induk maupun yang bertugas di
Puskesmas Kelurahan dan Pos Kesehatan Kelurahan. Sebagian besar informan
mengatakan bahwa bidan yang terlibat didalam pelayanan di Puskesmas
menpunyai tugas rangkap seperti menjadi bendahara, penanggung jawab wilayah
dan sebagai pengelolah program.
Selain keterbatasan petugas bidan di Puskesmas Singkawang Tengah,
petugas lain yang terlibat didalam pelayanan antenatal adalah ketersediaan
petugas laboratorium. Tenaga laboratorium yang ada masih belum mencukupi bila
dilihat dari kunjungan pasien yang berobat ke Puskesmas, baik itu yang berobat di
Puskesmas induk maupun Puskesmas Kelurahan.
Kedua masalah tersebutlah yang paling dirasakan oleh semua informan yang
berpengaruh dalam melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal. Dalam Azwar
(1996), disebutkan bahwa pelayanan kesehatan dikatakan baik harus memenuhi
berbagai syarat pokok, diantaranya : tersedia dan berkesinambungan, dapat
diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu.

7.4 Output
7.4.1 Kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan 11T
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua informan
dalam memberikan pelayanan antenatal belum sepenuhnya menggunakan dan
memanfaatkan standar pelayanan antenatal dengan maksimal. Kepatuhan
informan melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal dapat dilihat pada saat
peneliti melakukan observasi kepada informan ketika memberikan pelayanan
antenatal serta dari kesimpulan hasil wawancara mendalam. Dalam melaksanakan
11T bidan masih melihat jumlah kunjungan pasien dan saat melakukan pelayanan
ada beberapa dari poin 11T yang tidak dilaksanakan diantaranya: ukur LILA,
pemeriksaan laboratorium dan KIE.
Menurut Syafrudin (2009), operasional pelayanan antenatal yang tidak
memenuhi standar 11T tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal.
Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Kepatuhan bidan dalam melaksanakan semua poin dalam 11T dalam pelayanan
antenatal sebenarnya sudah baik, hanya ada beberapa bagian yang sulit untuk
dilaksanakan karena tidak tersedianya sarana dan prasarana mendukung
pelaksanaan 11T.

a. Bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan:


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bagian yang selalu
dilaksanakan pada pelaksanaan 11T adalah semua poin dalam 11T sudah
dilaksanakan seperti timbang berat badan, ukur tekanan darah, tablet fe, DJJ,
ukur tinggi fundus uteri, presentasi janin, ukur LILA, tatalaksana kasus dan KIE
efektif. Tatalaksana kasus laksanakan jika ada kasus yang ditemui dari hasil
pemeriksaan laboratorium maupun dari hasil pelayanan antenatal, periksa darah
rutin dilakukan, hanya untuk tempat pelayanan yang tersedia sarana
laboratoriumnya, jika tidak pasien dirujuk ke Puskesmas induk untuk
mendapatkan pemeriksaan darah rutin dan khusus. Pelaksanaan KIE efektif,
pelaksanaannya melihat dari jumlah pasien yang datang dan jumlah bidan yang
bertugas, karena membutuhkan waktu lama dengan 11 item yang harus
dilakukan konseling, informasi dan edukasi pada ibu hamil.

b. Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan


Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada dari poin 11T
yang jarang dilaksanankan. Secara keseluruhan semua poin dari 11T
dilaksanakan, hanya kadang-kadang lupa yaitu ukur lingkar lengan atas (LILA).
Pengukuran lingkar lengan atas di lakukan dengan menggunakan pita pengukur
(Kemenkes RI, 2010).

c. Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa yang tidak pernah dilakukan


dari 11T dalam pelayanan antenatal adalah salah satu dari kegiatan dalam KIE
efektif. KIE yang dilakukan pada ibu hamil salah satunya tentang kegiatan Brain
Booster yaitu stimulasi pengungkit otak. Kegiatan Brain Booster terdiri dari
penjelasan tentang nutrisi bagi ibu hamil dan stimulasi auditori. Stimulasi yang
diberikan adalah stimulasi auditorik, yaitu kepada janin diperdengarkan musik

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


selama satu jam kira-kira pukul 20 sampai 21 melalui alat audio. Kegiatan ini
merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan ketersedian penunjang yang
lengkap sehingga tujuan dari kegiatan tersebut tercapai. Menurut Azwar (1994)
dalam Mariana (2004) bahwa sarana (alat) adalah merupakan salah satu unsur
untuk mencapai pelayanan yang bermutu.

7.4.2 Cakupan Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan meningkat


Puskesmas sebagai tempat yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Menurut Muninjaya (2011), yang disebut pelanggan
pelayanan kesehatan adalah masyarakat, individu atau kelompok dan salah
satunya adalah ibu hamil. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
yang dapat memuaskan setiap pasien dan diselenggarakan sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan profesi (Zulvadi, 2010). Tujuan akhirnya adalah pelayanan
antenatal yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan pasien yang dilayani
oleh bidan yaitu ibu hamil.
Kesimpulan dari hasil telaah dokumen untuk cakupan kunjungan ibu hamil
ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011 untuk kunjungan K4 mengalami
Penurunan sebanyak 4,8%.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dibuat suatu
kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan dari penelitian, yaitu:
1. Gambaran input untuk pelaksanaan 11T yaitu kompetensi bidan dilihat dari
pelatihan pelayanan antenatal dan pengetahuan bidan tentang standar
pelayanan antenatal, dari 22 orang informan hanya 2 orang yang pernah
mengikuti pelatihan antenatal, tapi tahunnya sudah terlalu lama yaitu pada
tahun 1995 dan semua informan mengetahui tentang standar pelayanan
antenatal.
2. Dari 22 informan semua mengetahui tujuan dan manfaat dari standar
pelayanan antenatal, yaitu untuk memudahkan pelayanan antenatal, bekerja
sesuai standar. Sedangkan manfaatnya yaitu ibu dan janin dapat terdeteksi
secara dini bila ada kelainan dan pelayanan yang diberikan berkualitas.
3. Ketersedian sarana dan prasarana dari 4 Puskesmas Kelurahan dan 2 Pos
Kesehatan Kelurahan belum semuanya lengkap dan sesuai standar. Dari 4
Puskesmas Kelurahan yang ada hanya 2 Puskesmas Kelurahan yang sudah
lengkap, sedangkan untuk 2 Puskesmas Kelurahan yang lain dan 2 Pos
kesehatan kelurahan belum lengkap. Kekurangan sudah diusulkan ke Dinas
Kesehatan.
4. Gambaran proses pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal, semua
informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi mengetahui tentang pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal.
Bagian yang lebih difokuskan bidan pada trimester I, II dan pada trimester III
dalam pelayanan antenatal sudah sesuai dengan pedoman dari Kemenkes RI
(2010).

111

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


5. Gambaran output dari pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal yaitu ada
beberapa informan yang belum patuh terhadap pelaksanaan 11T seperti
periksa darah lengkap, KIE dan periksa lingkar lengan atas.
Penyebab ketidakpatuhan informan ini karena tidak semua bagian dalam
pelaksanaan 11T tersebut dikerjakan karena kunjungan pasien banyak serta
sarana penunjang yang tidak lengkap. Telaah dokumen untuk cakupan
kunjungan ibu hamil K1 naik dari tahun 2010 sedangkan K4 turun dari
tahun 2010.

8.2. Saran
8.2.1 Untuk Dinas Kesehatan Kota Singkawang
1. Dinas Kesehatan membentuk tim monitoring dan evaluasi, karena
pelayanan antenatal terutama penerapan standar pelayanan antenatal
secara operasional selalu berubah seperti dari 5T, 7T sampai 11T.
Fungsi dari monitoring dan evaluasi adalah untuk memantau
pelaksanaan dan penerapannya di Puskesmas. Melalui monitoring dan
evaluasi diharapkan penerapan 11T menjadi terpantau dan selalu
dinilai pelaksanaannya sehingga akhirnya semua bidan mampu
melaksanakan pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
2. Membuat jadwal tetap pertemuan pelaksanaan standar pelayanan
antenatal dengan semua bidan.
3. Melengkapi sarana dan prasarana untuk Puskesmas dan Puskemas
Kelurahan.

8.2.2 Untuk Puskesmas Singkawang Tengah


1. Membentuk tim untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala pelaksanaan standar pelayanan antenatal yang dilaksanakan
oleh bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah.
2. Melengkapi sarana yang mendukung pelayanan antenatal dengan
mengajukan anggaran ke Dinas Kesehatan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


3. Sarana dan prasarana penunjang yang telah tersedia dilakukan
perawatan dan pemeliharaan dengan baik sehingga pelaksanaan 11 T
dalam pelayanan antenatal dapat dilaksanakan walaupun dengan
terbatasan sarana dan prasarana yang ada.

8.2.3 Untuk Bidan Puskesmas Singkawang Tengah


1. Dalam memberikan pelayanan antenatal harus sesuai dengan standar
pelayanan antenatal.
2. Melakukan koreksi pelaksanaan bila ada yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan antenatal.
3. Melakukan evaluasi setelah melakukan pelayanan antenatal.
4. Selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini.

8.2.4 Untuk Instansi Pendidikan


Menjadikan sebagai bahan dalam mata kuliah yang berhubungan dengan
kesehatan ibu dan anak.

8.2.5 Untuk Peneliti


1. Melakukan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan
2. Selalu mengikuti perkembangan ilmu terutama ilmu kesehatan
khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak.
3. Melakukan eveluasi dari setiap pelaksanaan yang telah dilakukan.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR PUSTAKA

Azwar. Azrul. ” Pengantar Administrasi Kesehatan”. Binarupa Aksara. Jakarta,


1996
Al-Assaf. ” Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional ”.EGC. Jakarta.
2009
DepKes RI. “Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan”. Jakarta. 2008

Emir. “ Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data “. Rajawali Pers. Jakarta.


2011

Kemenkes RI. “ Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu “. Jakarta. 2010

Moleong. “Metodologi Penelitian Kualitatif “. Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya.


Bandung. 2005
Manuaba. “ Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan”. Cetakan I. EGC. Jakarta. 1998

Muninjaya. “ Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan “. EGC. Jakarta. 2011

Mariana. “Kualitas Pelayanan Antenatal oleh bidan di desa di kabupaten


lampung barat”. Skripsi, Universitas Indonesia, 2004

Notoatmodjo. “ Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku “. Rineka Cipta. Jakarta.


2007

Reni Agustina. “ Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Anemia Gizi


Besi pada Balita di Yayasan Balita Sehat Kecamatan Cilandak Jakarta
Selatan”. Skripsi, Universitas Indonesia, 2004

Runjati. “ Asuhan Kebidanan Komunitas”. EGC. Jakarta. 2010

Riris Situmeang. “ Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan


Terhadap Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Pasir

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


Bidang Kec. Sarudik Kab. Tapanuli Tengah”. Skripsi, Universitas Sumatera
Utara, 2004

Sulaeman. Endang.”Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas”.


Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 2011

Sumantri. Arif. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Predana Media. Jakarta, 2011

Syafrudin, Hamidah. “Kebidanan Komunitas”. Cetakan I. EGC. Jakarta. 2009

Sugiyono. “ Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D “. Alfabeta.


Bandung. 2011

------------------Profil Dinas Kesehatan Kota Singkawang. 2010

------------------Profil Puskesmas Singkawang Tengah.2010

Wariyah. “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan di Desa


Terhadap Standar Pelayanan Antenatal di Kabupaten Karawang”. Tesis,
Universitas Indonesia, 2001

Wijono.Djoko. “ Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori, Strategi dan


Aplikasi”. Airlangga University Press. Surabaya, 1999

Zulvadi, Dudi. ”Etika & Manajemen Kebidanan”.Cahaya Ilmu. Yogyakarta. 2010

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


LEMBAR PERMOHONAN MENJADI INFORMAN

Informan yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Elvira Kurniawati

NIM : 1006819491

Alamat : Jl. Ratu Sepudak Gg. Mulia Kec. Singkawang Utara Kota

Singkawang

Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat


Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia, akan malakukan
penelitian tentang “Evaluasi Pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan
antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang tahun 2012”
Bersama ini saya mohon kesediaan ibu / saudara untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar pernyataan
yang tersedia. Jawaban ibu / saudara akan saya jaga kerahasiannya dan hanya
digunakan untuk penelitian.
Atas bantuan dan partisipasi ibu / saudara saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

Singkawang, Mei 2012

Informan Penulis

(............................) Elvira Kurniawati

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


TATA CARA WAWANCARA MENDALAM
EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012

Tanggal Wawancara :

Pewawancara :

Pemanasan dan perkenalan

1. Perkenalan
2. Tujuan wawancara
a. Mendapatkan informasi dan tanggapan saudara tentang Evaluasi
Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan, benar atau salah,
semua tanggapan positif maupun negatif akan diterima, sehingga bebas
mengeluarkan pendapat sesuai dengan pandangan saudara.
3. Prosedur
a. Setiap informasi yang diberikan semua penting untuk dicatat, semua
tanggapan dijaga kerahasiaan dan hanya digunakan untuk tujuan survei /
penelitian ini.
b. Beberapa masalah yang ada harus dibicarakan dan sampaikan,dapat
saudara tambahkan sesuatu bila perlu.

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012

Informan
Bidan

Identitas Responden

1. Hari / tanggal wawancara :

2. Nomor responden :

3. Umur :

4. Pendidikan :

5. Masa kerja :

6. Tempat kerja :

Pertanyaan :

I. Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal:

1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal?

Kapan pelatihan dilaksanakan?

Dan dimana dilaksanakan?

2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal?

- Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal?

- Manfaat standar pelayanan antenatal?

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal:
1. Bagaimana dengan sarana yang ada?
2. Bagaimana dengan prasarana?
3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?

III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan

a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya?


b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I?
c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II?
d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?

IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar
sarana dan prasarana?

V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam
pelaksanaan 11 T.

VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T):


a. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan?

b. Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan?

c. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?

VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan
bulanan PWS KIA.

VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?

IX. Upayan yang dilakukan dalam mengatasi masalah?

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


PEDOMAN FGD
EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012

Informan
Bidan

Identitas Responden

1. Hari / tanggal wawancara :

2. Nomor responden :

3. Umur :

4. Pendidikan :

5. Masa kerja :

6. Tempat kerja :

Pertanyaan :

I. Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal:

1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal?

Kapan pelatihan dilaksanakan?

Dan dimana dilaksanakan?

2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal?

- Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal?

- Manfaat standar pelayanan antenatal?

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal:
1. Bagaimana dengan sarana yang ada?
2. Bagaimana dengan prasarana?
3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?

III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan

a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya?


b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I?
c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II?
d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?

IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar
sarana dan prasarana?

V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam
pelaksanaan 11 T.

VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T):


1. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan?

2 Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan?

3. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?

VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan
bulanan PWS KIA.

VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?

IX. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah?

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH
KOTA SINGKAWANG TAHUN 2012

Informan
triangulasi

Identitas Responden

1. Hari / tanggal wawancara :

2. Nomor responden :

3. Umur :

4. Pendidikan :

5. Masa kerja :

6. Tempat kerja :

Pertanyaan :

I. Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal:

1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal?

Kapan pelatihan dilaksanakan?

Dan dimana dilaksanakan?

2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal?

- Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal?

- Manfaat standar pelayanan antenatal?

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal:
1. Bagaimana dengan sarana yang ada?
2. Bagaimana dengan prasarana?
3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?

III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan

a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya?


b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I?
c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II?
d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?

IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar
sarana dan prasarana?

V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam
pelaksanaan 11 T.

VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T):


a. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan?

b. Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan?

c. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?

VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan
bulanan PWS KIA.

VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?

IX. Upayan yang dilakukan dalam mengatasi masalah?

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012


DAFTAR TILIK PELAKSANAAN 11 T PADA
PELAYANAN ANTENATAL

No Jenis pemeriksaan Trimester I Trimester II Trimester III Keterangan

1 Tekanan darah Rutin

2 Timbang berat badan Rutin

3 Ukur LILA Rutin

4 Ukur tinggi fundus uteri Rutin

5 Tentukan presentasi janin Rutin

6 Dengar denyut jantung janin Rutin

7 Imunisasi Rutin

8 Beri tablet Fe Rutin

9 Tatalaksana kasus Rutin

Periksa darah rutin dan


10
khusus

Pemeriksaan Hb Rutin

Golongan darah Rutin

Protein urine Atas indikasi

Gula darah/reduksi Atas indikasi

Darah malaria Atas indikasi

BTA Atas indikasi

Darah sifilis Atas indikasi

HIV Atas indikasi

11 KIE Rutin

Universitas Indonesia

Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012

Anda mungkin juga menyukai