WORKSHEET
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Industri pada saat ini menggunakan hampir semua pendekatan untuk
mengurangi biaya yang ditimbulkan baik pada saat produksi maupun
dalam penggunaan modal awal dalam membangun suatu pabrik atau
tempat usaha, oleh karena itu munculah berbagai pendekatan-pendekatan
dalam perancangan suatu tata letak khususnya dalam membangun suatu
pabrik ataupun kantor. Perancangan tata letak yang biasanya digunakan
diantaranya perancangan tata letak yang bersifat kuantitatif dan juga
pendekatan perancangan tata letak fasilitas yang bersifat kualitatif.
Kompleksitas persoalan tata letak pabrik mendorong cara-cara
kualitatif dilakukan dengan harapan akan memudahkan pennyelesaian
rancangan. Teknik kualitatif tidak menggunakan formulasi matematis
yang rumit, sehingga dapat mudah dalam prakteknya. Namun, pada sisi
lain persyaratan utama menerapkan teknik kualitataif adalah pengalaman
perancang, alasanya adalah pendekatan kualitatif membutuhkan tingkat
subyektifitas yang lebih dominan (Hadiguna, Rika., 2008). Seperti yang
diterangkan diatas pendekatan kualitatif dalam hal ini Activity
Realtionship Chart atau disingkat ARC, memiliki kekurangan berupa
tingkat subyektifitas yang tinggi, pada akhirnya membuat hasil dari
rancangan ini memiliki konsistensi yang kurang akurat tergantung dari
tingkat kompleksitas masalahnya.
Worksheet adalah lembar yang digunakan untuk menyalin Activity
Realtionship Chart dengan cara mendaftar hubungan antar bagian
berdasarkan kategori A,E,I,O dan U, sehingga memudahkan pembuatan
Activity Template Block Diagram. Worksheet sudah bias diketahui bagian-
bagian mana yang tidak memiliki masalah baik ketika didekatkan ataupun
23
24
dijauhkan (O) dan bagian-bagian mana mana yang tidak bisa berdekatan
(X).
2. Tujuan praktikum
Adapun tujuan praktikum yang sudah dilaksanakan adalah :
a. Melihat hubungan antar departemen berdasarkan setiap derajat
kedekatan.
b. Menerjemahkan ARC dalam bentuk daftar, sehingga lebih mudah
ditindaklanjuti.
3. Manfaat
Adapun manfaat praktikum yang sudah dilaksanakan adalah :
a. Dapat menentukan letak tiap departemen berdasarkan derajat
kedekatannya
b. Meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses produksi
di perusahaan.
B. Landasan Teori
Tata letak menurut Apple (1990), Dalam Jurnal (Perencanaan Kebutuhan
Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas ) adalah kegiatan yang berhubungan
dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu
berhubungan dengan industri manufaktur yang menggambaran hasil
rancangannya. Prinsip dasar dari perencanaan tata letak pabrik adalah Integrasi
total, Jarak pemindahan yang minimal, Aliran dari suatu proses kerja, Prinsip
pemanfaatn ruangan Prinsip kepuasan dan keselamatan Kerja.
1. Activity Relationship Chart
Peta hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart (ARC)
adalah suatu cara atau teknik yang sederhana di dalam merencanakan tata
letak fasilitas atau departemen atau berdasarkan derajat hubungan aktivitas
yang sering dinyatakan dalam penilaian “kualitatif” dan cendrung
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat subyektif dari
masing-masing fasilitas/departemen. ARC akan memberikan
pertimbangan mengenai derajat kedekatan dari suatu depatemen terhadap
25
Sumber : Jurnal Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas
Gambar 3.1 Peta Hubungan Aktivitas
2. Worksheet
Setelah pengisian ARC, selanjutnya adalah merekapitulasi hasil
penilaian ke dalam worksheet Kegunaan worksheet adalah memudahkan
perancangan untuk mengetahui tingkat hubungan sebuah pusat kegiatan
atau fasilitas yang lainnya. Langkah berikut nya adalah menyiapkan block
template. Block template merupakan template yang berisi pusat kegiatan
dan tingkat hubungan antar setiap pusat kegiatan. Untuk mempermudah
penganalisaan selanjutnya, maka hubungan antar aktivitas tersebut
dikonversikan ke dalam lembar kerja.
27
Sumber : Jurnal Jurnal Jurnal Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata
Letak Fasilitas
3. Block Template
Langkah berikutnya adalah menyiapkan block template yang
merupakan template yang berisi pusat kegiatan dan tingkat hubungan antar
setiap kegiatan. Pada prinsipnya block template merupakan rekapitulasi
derajat kepentingan antar fasilitas yang dimasukkan dalam sebuah blok
yang mewakili sebuah fasilitas yang bertujuan memudahkan identifikasi
keterkaitan setiap fasilitas.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah berdasarkan aktivitas kerja yang
dilakukan dalam proses pembuatan pulley. Hasil pengumpulan data yang
dilakukan dalam bentuk worksheet berdasarkan Activity Relationship Chart
(ARC) proses pembuatan pulley sesuai Tabel 3.3.
28
D. Pembahasan
Berdasarkan worksheet proses pembuatan pulley pada Tabel 3.3, maka
dapat diketahui bahwa hubungan tiap departemen dibagi menjadi enam, yaitu
absolutely important (A), Very Important (E), Important (I), Ordinary (O),
Unimportant (U), dan Undesirable (X). Kode A akan menunjukan letak
kedekatan antara departemen satu dan lainnya mutlak diperlukan, kode E
menunjukan letak kedekatan sangat penting antara dua departemen, kode I
menunjukkan letak kedekatan departemen satu dan lainnya penting, kode O
berarti letak kedekatan antara dua departemen adalah biasa, kode U
menunjukkan kedekatan antar dua departemen tidak diperlukan, sedangkan
kode X menandakan kedekatan dua departemen tidak diharapkan. Hubungan
tiap departemen akan berbeda-beda sesuai kebutuhan dan keterkaitannya.
Setiap satu departemen akan dianalisis derajat kedekatannya dengan seluruh
departemen di dalam satu pabrik. Departemen pada pembuatan pulley sejumlah
tiga puluh departemen, yang kemudian setiap departemen akan dianalisis
derajat kedekatannya dengan 29 departemen lainnya. Oleh karena itu, setiap
satu departemen akan memiliki 29 hubungan derajat kedekatan.
Setelah dilakukan analisis, maka dapat diketahui hubungan (derajat
kedekatan) suatu departemen dengan departemen lainnya berdasarkan angka-
angka yang terdapat pada worksheet dengan kolom kode-kode derajat
kedekatan (A, E, I, O, U dan X). Pada departemen satu (gudang bahan baku)
harus didekatkan dengan departemen tiga (penimbangan) karena merupakan
sebuah urutan proses, hubungan tersebut disimbolkan dengan huruf A yang
artinya mutlak penting. Kemudian pada simbol E terdapat departemen 4
(peleburan) yang artinya hubungan antara gudang bahan baku dan departemen
peleburan adalah sangat penting karena peleburan merupakan proses pertama
yang dilakukan setelah penimbangan. Lalu, pada simbol I diisi oleh
departemen 21, yaitu kantor. Simbol I menandakan bahwa kedekatan keduanya
penting, hal ini didasarkan pada perencanaan dan pengontrolan bahan baku
pada gudang dilakukan di kantor dengan mengambil catatan dari gudang bahan
baku. Selain itu, departemen satu memiliki hubungan yang biasa saja dengan
30
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Derajat kedekatan dalam worksheet proses pembuatan pulley adalah
ordinary (biasa) mempunyai total paling besar, yaitu 429, derajat
kedekatan unimportant (tidak perlu) sebesar 279, lalu absolutely important
(mutlak perlu) sejumlah 52, very important (sangat penting) sebanyak 50
dan important (penting) sebanyak 30 serta undesirable (tidak diharapkan)
sejumlah 29.
2. Hasil derajat kedekatan cenderung menunjukkan pola distribusi normal
jika digambarkan dan kemudian dapat digunakan sebagai data acuan untuk
melakukan tahap selanjutnya dalam merancang tata letak fasilitas suatu
pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M., 1990, Plant Layout and Material Handling, 3rd edition, John Wiley.
& Sons, Inc., New York.
Hadiguna, Rika Ampuh dan Setiawan, Heri. (2008), “Tata Letak Pabrik”, ANDI.
Yogyakarta, Yogyakarta.
Wignjosoebroto.S. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.Surabaya ; ITS