Anda di halaman 1dari 9

BAB II

ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Industri pada saat ini menggunakan hampir semua pendekatan untuk
mengurangi biaya yang ditimbulkan baik pada saat produksi maupun
dalam penggunaan modal awal dalam membangun suatu pabrik atau
tempat usaha, oleh karena itu munculah berbagai pendekatan-pendekatan
dalam perancangan suatu tata letak khususnya dalam membangun suatu
pabrik ataupun kantor. Perancangan tata letak yang biasanya digunakan
diantaranya perancangan tata letak yang bersifat kuantitatif dan juga
pendekatan perancangan tata letak fasilitas yang bersifat kualitatif.
Kompleksitas persoalan tata letak pabrik mendorong cara-cara
kualitatif dilakukan dengan harapan akan memudahkan pennyelesaian
rancangan. Teknik kualitatif tidak menggunakan formulasi matematis
yang rumit, sehingga dapat mudah dalam prakteknya. Namun, pada sisi
lain persyaratan utama menerapkan teknik kualitataif adalah pengalaman
perancang, alasanya adalah pendekatan kualitatif membutuhkan tingkat
subyektifitas yang lebih dominan (Hadiguna, Rika., 2008). Seperti yang
diterangkan diatas pendekatan kualitatif dalam hal ini Activity
Realtionship Chart atau disingkat ARC, memiliki kekurangan berupa
tingkat subyektifitas yang tinggi, pada akhirnya membuat hasil dari
rancangan ini memiliki konsistensi yang kurang akurat tergantung dari
tingkat kompleksitas masalahnya.
Activity relationship chart merupakan suatu metode perancangan tata
letak yang sangat berguna, karena dengan menggunakanya perancang
dapat mengetahui hubungan kedekatan dari setiap kelompok aktivitas atau
departemen yang biasanya terdapat pada setiap perusahaan. Activity
relationship chart serupa dengan from to chart pada metoda perhitungan

15
16

luas lantai konvensional, hanya saja pada Activity relationship chart jarak
yang merupakan variabel penentu digantikan dengan huruf atau sandi yang
bersifat kualitatif. Permasalahan muncul ketika input (masukan) yang
digunakan bukanlah sebuah bilangan, melainkan sebuah input yang
bersifat linguistic (bahasa Manusia).
2. Tujuan praktikum
Adapun tujuan praktikum yang sudah dilaksanakan adalah :
a. Menganalisis derajat kedekatan antar departemen.
b. Mengembangkan departemen dan fasilitas perusahaan yang dirasa
perlu dan dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Manfaat
Adapun manfaat praktikum yang sudah dilaksanakan adalah :
a. Dapat menentukan letak tiap departemen berdasarkan derajat
kedekatannya.
b. Meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses produksi
di perusahaan.

B. Landasan Teori
Meyers, 1993, dalam Jurnal Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan
Metode ARC menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah rancangan fasilitas,
menganalisa, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang
atau jasa. Tata letak pabrik merupakan salah satu studi perancangan fasilitas
(facilities design). Facilities design terdiri dari pelokasian pabrik (plant
location ) dan perancangan gedung (building design) sebagaimana diketahui
antara tata letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material (material
handling ) saling berkaitan erat.
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area
kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi
produksi aman, dan nyaman sehingga dapat menaikkan moral kerja dan
performance dari operator.
17

1. Perancangan Aliran Material


Apple, 1977, Dalam Jurnal ( Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan
Metode ARC). Analisis aliran material dan proses ditujukan untuk
menentukan proses dan peralatan yang diperlukan dan bagaimana aliran
material secara umum dilaksanakan. Analisis aliran tergantung pada
Bahan atau produk (karakteristik, ukuran lot, dan jumlah operasi), Strategi
dan peralatan material handling (prinsip pemindahan bahan, satuan yang
dipindah, jarak yang digunakan, dan peralatan yang dibutuhkan), Tata
letak dan konfigurasi bangunan (ukuran, bentuk, jumlah lantai, letak pintu
, lebar gang / aisle.
2. Activity Relationship Chart
Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah
aktifitas atau kegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan
penting tidaknya kedekatan ruangan. Dalam suatu organisasi pabrik harus
ada hubungan yang terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya
yang dianggap penting dan selalu berdekatan demi kelancaran aktifitasnya.
Oleh karena itu dibuatlah suatu peta hubungan aktifitas, dimana akan dapat
diketahui bagaimana hubungan yang terjadi dan harus dipenuhi sesuai
dengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung.

Sumber : Jurnal Perancangan Tata Letak Pabrik


Gambar 2.1 Contoh Activity Relationship Chart
18

Literatur ini juga menyebutkan bahwa Activity Relationship Chart


(ARC) adalah peta yang menggambarkan tingkat hubungan antar bagian-
bagian atau kegiatan yang terdapat dalam suatu perusahaan industri. Setiap
kegiatan atau aktivitas dalam industri manufaktur saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya, bahwa setiap kegiatan itu perlu tempat
untuk melaksanakannya. Kegiatan tersebut berupa aktivitas produksi,
pelayanan kebutuhan karyawan, administrasi, inventory, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu, maka dalam perencanaan tata letak fasilitas
harus dilakukan penganalisaan yang optimal untuk mencegah adanya
penghamburan waktu dan biaya akibat harus terselenggaranya suatu
aktivitas.
Teknik untuk menganalisa hubungan antar aktivitas yang ada adalah
dengan menggunakan Activity Relationship Chart (ARC). Teknik ini
dikemukakan oleh Richard Muthe (1997) yang mengatakan bahwa
“Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan
hubungan antar aktivitas“. Hubungan ini digambarkan dengan lambang
warna dan huruf.
Tabel 2.1 Karakteristik Hubungan Antar Aktivitas
Derajat kedekatan Deskripsi Warna
A Mutlak perlu didekatkan Merah
Sangat penting untuk
E Orange
didekatkan
I Penting untuk didekatkan Hijau
O Biasa Biru
U Tidak penting Putih
Tidak dikehendaki
X Coklat
berdekatan
Sumber : Jurnal Perancangan Tata Letak Pabrik
Selain simbol-simbol yang ada pada tabel diatas, diharuskan juga
mencantumkan alasan-alasan yang memberikan penjelasan mengapa
simbol atau warna tersebut digunakan.Hal terpenting adalah bahwa alasan
19

tersebut harus sesuai dengan tingkat hubungan aktivitas yang


digambarkan. Untuk selengkapnya contoh alasan yang digunakan untuk
menyatakan tingkat kepentingan.
3. Manfaat ARC
a. Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya serta
alasannya.
b. Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya
Tabel 2.2 Karakteristik Alasan Hubungan Antar Aktivitas
No Alasan
1 Menggubakan catatann yang sama
2 Menggunakan personil yang sama
3 Menggunakan ruangan yang sama
4 Tingkat hubungan personil
5 Tingkat hubungan kertas kerja
6 Urutan aliran kerja
7 Menggubakan aliran kerja yang sama
8 Menggubakan peralatan yang sama
9 Lain-lain mungkin perlu
Sumber : Jurnal Perancangan Tata Letak Pabrik

C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah berdasarkan aktivitas kerja yang
dilakukan dalam proses pembuatan pulley. Berikut hasil pengumpulan data
yang dilakukan dalam bentuk Activity Relationship Chart (ARC) proses
pembuatan pulley.
20

ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC)

Nama Objek : Pulley


Dipetakan Oleh : M. Khoirul Huda & M. Fardiansyah
Tgl Dipetakan : 21 Maret 2018

1
1. Gdg Bahan Baku 2
U
6
3
A
2. Cooling Room 6, 4
4
U E
6 6, 4
5 Kode Keterangan
A O
3. Penimbangan 4, 7 6, 4
6
A O U
7
6, 4
O
6
O
6
U
8 A Mutlak perlu
4. Peleburan 6 6
O
6, 9
U
A O
9
6, 4
O
6
O
6, 9
O
6, 9
U
10 E Sangat penting
5. Pencetakan 6
O
6, 9
O
6, 9
O
6, 9
U
A
6
11
6, 3
O
6, 9
O
6, 9
O
6, 9
O O
12 I Penting
6. Cleaning 4 6, 9
O
6, 9
O
6, 9
O
6
O
I O
6, 9 6 6
13
6, 3
I
6
O
6, 9
O O O O
14 O Biasa
7. Penggerindaan 6, 3 6 6, 9
O
6
O
6
O
6
O
A I U
6, 9 6 6 6
15
6
A
6, 3
I
6
U O O O O
16 U Tidak perlu
8. Pembubutan I 6 6, 3 6 6
O
6
O
6
O
6
O
A A I U
6 6 6 6 6
17
6, 4
O 6
U
6
O U O O O U
18 X Tidak diharapkan
9. Pembubutan II 6 6 6 6 6
O
6
O
6
O
6
U
A O
6
O
6
O
6
U
6 6 6 6 6, 9
19
6, 4 O O O O
10. Pengeboran O O
6
O
6
U
6
U
6 6 6 6 6
20
6 O O O O
A O U
6
O U
6
U
6 6 6 6 6
21
6, 4 6 6 O O O I
11. Pendempulan O O U
6
O A
6
U
6 6 6 6 5
22
6 6 6 I O U O
A O O O
6
O
6
A
6
O
6 5 6 6 6
23
6, 4 6 6 O U U O
12. Pengecetan O O O A
6, 3, 4
O
6
A
6
U
6 6 6 6 6
24
6 6 6 O E O O
A O O O O
6
E O
6
O
6 6 4 6 6
25
6, 4 6 6 6 6, 3, 4 E O O O
13. Pengeringan
U O O A E
6, 3, 4
I O
6
X
9 4 6 6 6
26
6 6 6 6, 3, 4 5 O O O O
A O O O E I
5
O
6
U
6
E
4 6 6 6 6
27
6, 4 6 6 6 6, 3, 4 O O U O
O O O E I O X E O
28
14. Gdg Bahan Jadi 6 6
O
6
O
6, 4, 3
I
5
O
6
X 9
E
4
O
6
O
6
O
6
U
6
U
6
O
29
U O
9 4 6 6 6 6 6 6
6 5 6
6
U
6
O
6
O O O X E O O O U U O U
30 Kode Keterangan
15. Gdg ½ Jadi 6 6 6
O
6
U
6
X
9
E
4
O 6
O
6
O
6
U
6
U
6
O
6
U
6
U
O U U
6 6 6 6 6 6 6, 9 6
6 6 9 4 U
6
O
6
U
6
O U U E O O O U U O U
1 1 Penggunaan catatan secara bersama
16. Inspeksi I 6 6 6 6 6 4 6 6 6 6 6
O
6
U
6
U
6
O O U O U E O
6
O
6
O
6
U
6
U
6 6 6 6 2
6 4
6
E
6
U
6
O
6
U E O O O U U O U U
3 2 Menggunakan tenaga kerja yang sama
17. Inspeksi II 6, 4, 3 6 6 6 4 6 6
O
6
U
6
U 6
O
6
U
6
U
6
E U O I E
4
O
6
O
6 6 6 6 6 6 6 4
6, 4, 3
U
6
O
6
I
5
O O O O U U O U U
5 3 Menggunakan ruangan yang sama
18. Sampah Produksi 6 6 5 4 6 6
O
6
U
6
U
6
O
6
U 6
U
6
U O U O O
6
O
6 6 6 6 6 6 6 6
6
O
6
U
6
E
4
O O O U U O U U
7 4 Derajat kontak personel yang sering dilakukan
19. Ruang Perawatan 6 6 4 6 6 6 6
U
6
O
6
U
6
U
6
O O O U
O X E
6 6 6 6 6 6 6 6 8
6
X
9
X
4
O O O U U O U U
9 5 Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan
20. Tempat parkir 9 9
O
6
O
6
O
6
U
6
U
6
O
6
U
6
U
6
X E
6 6 6 6 6 6 6 6 10
9
O
4
O U O U U O U U
11 6 Urutan aliran kerja
21. Kantor 4, 6 6 6
U
6
U
6
U
6
O
6
U
6
U
6
O O
E
6 6 6 12
4
O
6
O
6
O
6
A
6
U
6
O U U
13 7 Melaksanakan kegiatan yang sama
22. Toilet 6 6
O
6
O
7
U
6
O
6
U
6
U
6
A E
7 4, 5 6 9 6 6 6 6 14 Menggunakan peralatan kerja yang sama
23. Rest Area E O O U U
6
U
6
U
6 15 8
4 6 9 6 U U
O X X U U
6 9 9 6 6 6 6 16 Kemungkinan adanya bau yang tidak sedap, bising, dan lain-lain
24. Pos satpam U U I X U U
6 17 9
6 6 5 9 6
U X A E I U
6 9 4, 7 4, 5 4 6 18
X A O O U
25. Genset 9 4, 7 4, 6 6 6 19
U O O O O
6 4 6 4, 6
A
6 20
U O U
26. Sampah Umum 6 6
U
6
U
4 21
X O
9 6 6
U
6 22
U U
27. Mushola 6 6 6 23
O U U
6
A
6
U
6 24
28. Showroom 4
O
6 25
U
6
A
4 26
29. Loker Karyawan 4 27
U
6 28
30. Mess karyawan 29
30

Sumber : Data Praktikum PTLF 2018


Gambar 2.2 Activity Relationship Chart Pulley

D. Pembahasan
Berdasarkan Activity Relationship Chart Pulley pada Gambar 2.2, maka
dapat diketahui bahwa hubungan tiap proses dibagi menjadi enam, yaitu
absolutely important (A), Very Important (E), Important (I), Ordinary (O),
Unimportant (U), dan Undesirable (X). Kode A akan menunjukan letak
kedekatan antara departemen satu dan lainnya mutlak diperlukan, kode E
menunjukan letak kedekatan sangat penting antara dua departemen, kode I
menunjukkan letak kedekatan departemen satu dan lainnya penting, kode O
berarti letak kedekatan antara dua departemen adalah biasa, kode U
menunjukkan kedekatan antar dua departemen tidak diperlukan, sedangkan
kode X menandakan kedekatan dua departemen tidak diharapkan. Hubungan
tiap proses akan berbeda-beda sesuai kebutuhan dan keterkaitannya. Setiap
hubungan pada departemen terdapat alasan yang akan menjelaskan mengapa
sebuah hubungan bisa terjadi. Alasan tersebut dibagi menjadi sembilan, seperti
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
21

Setelah dilakukan analisis, maka dapat diketahui hubungan (derajat


kedekatan) di setiap departemen dengan melihat kode-kode di setiap titik
potong departemen satu dan lainnya. Jumlah derajat kedekatan yang mutlak
perlu (A) di departemen gudang bahan baku adalah satu, jumlah hubungan
sangat penting (E) adalah satu, jumlah derajat kedekatan penting (I), jumlah
hubungan biasa (O) adalah 16, dan jumlah derajat kedekatan tidak perlu (U)
adalah 10 serta jumlah derajat kedekatan tidak diharapkan (X) adalah 0. Begitu
pula dengan departemen lain, setiap departemen akan dihitung derajat
kedekatannya. Berikut akan disajikan rekap hasil perhitungan derajat
kedekatan untuk masing-masing departemen dan jumlah total masing-masing
derajat kedekatan pada satu activity relationship chart proses pembuatan
pulley.
Tabel 2.3 Hasil Rekap Data Derajat Kedekatan Tiap Departemen
Derajat Kedekatan
No. Departemen
A E I O U X
1 Gudang Bahan Baku 1 1 1 16 10 0
2 Cooling Room 1 0 0 20 8 0
3 Penimbangan 2 1 1 19 6 0
4 Peleburan 3 2 1 19 4 0
5 Pencetakan 2 1 0 12 13 1
6 Cleaning 4 1 5 11 8 0
7 Penggerindaan 3 2 2 15 6 1
8 Pembubutan I 3 2 2 14 7 1
9 Pembubutan II 4 2 2 15 5 1
10 Pengeboran 3 2 2 15 6 1
11 Pendempulan 2 1 1 17 8 0
12 Pengecatan 2 1 0 18 8 0
13 Pengeringan 2 1 0 18 8 0
14 Gudang Bahan Jadi 1 0 1 15 13 0
15 Gudang Setengah Jadi 0 0 1 20 8 0
16 Inspeksi I 2 2 0 17 8 0
17 Inspeksi II 2 2 0 16 9 0
18 Sampah Produksi 2 6 0 9 10 2
19 Ruang Peralatan 0 1 5 13 10 0
20 Tempat Parkir 0 0 0 21 4 2
21 Kantor 0 3 4 5 8 9
22

Lanjutan Tabel 2.3


22 Toilet 3 16 0 6 2 2
23 Rest Area 2 0 0 23 3 1
24 Pos Satpam 0 2 0 22 4 1
25 Genset 0 0 0 20 8 1
26 Sampah Umum 1 0 0 3 21 4
27 Mushola 3 0 1 4 20 1
28 Showroom 1 1 0 22 4 1
29 Loker Karyawan 1 0 1 2 25 0
30 Mess Karyawan 2 0 0 2 25 0
TOTAL 52 50 30 429 279 29
Sumber : Hasil Praktikum PTLF 2018

Berdasarkan Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa derajat kedekatan ordinary


(biasa) mempunyai total paling besar, yaitu 429. Kemudian disusul oleh derajat
kedekatan unimportant (tidak perlu) sebesar 279, lalu absolutely important
(mutlak perlu) sejumlah 52, very important (sangat penting) sebanyak 50 dan
important (penting) sebanyak 30 serta undesirable (tidak diharapkan) sejumlah
29. Jumlah tersebut jika digambarkan akan membentuk pola distribusi normal.

E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Derajat kedekatan dalam Activity Relationship Chart (ARC) proses
pembuatan pulley adalah ordinary (biasa) mempunyai total paling besar,
yaitu 429, derajat kedekatan unimportant (tidak perlu) sebesar 279, lalu
absolutely important (mutlak perlu) sejumlah 52, very important (sangat
penting) sebanyak 50 dan important (penting) sebanyak 30 serta
undesirable (tidak diharapkan) sejumlah 29.
2. Beberapa departemen dan fasilitas yang ditambahkan dalam proses
pembuatan pulley adalah cleaning, rest area, mushola, showroom¸loker
karyawan dan mess karyawan yang diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses produksi di perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Apple, J. M., 1977, Plant Layout and Material Handling, 3rd edition, John Wiley.
& Sons, Inc., New York.
Hadiguna, Rika Ampuh dan Setiawan, Heri. (2008), “Tata Letak Pabrik”, ANDI.
Yogyakarta, Yogyakarta.
Meyers, Fred E.1993.Plant Layout and Material Handling.Prentice Hall.
International.New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai