Pasien
Makalah
Disusun Oleh :
Radita Dwihaning Putri
(H2A011035)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Pengaruh Komunikasi Terhadap Proses Penyembuhan Pasien”. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
D. Tinjauan Pustaka
1. Dasar-Dasar Komunikasi
Secara umum, definisi komunikasi adalah “Sebuah proses
penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada
orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran
atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn,
1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Sedangkan komunikasi terapeutik sendiri adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994). Sedangkan menurut
Stuart dan Sundeen (1995), komunikasi terapeutik merupakan cara
untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi
penyampaian informasi serta pertukaran perasaan dan pikiran dengan
maksud untuk mempengaruhi orang lain.
A. Pengaruh Komunikasi
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan
oleh kedua pihak, pasien dan dokter. Sebenarnya bila dokter dapat membangun
hubungan komunikasi yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif
dapat dihindari. Dokter dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan
keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini
amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa
tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan
petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah
untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat
membantu menyelesaikan masalah kesehatannya.
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak
memerlukan waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih
sedikit waktu karena dokter terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya
ingin sembuh). Dalam pemberian pelayanan medis, adanya komunikasi yang
efektif antara dokter dan pasien merupakan kondisi yang diharapkan sehingga
dokter dapat melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama
pasien, berdasarkan kebutuhan pasien.
Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter,
lebih memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan
efisien bagi keduanya (Kurtz, 1998).
Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya akan
melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya
menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati. Empati itu sendiri
dapat dikembangkan apabila dokter memiliki ketrampilan mendengar dan
berbicara yang keduanya dapat dipelajari dan dilatih.
B. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dengan Komunikasi Sosial
Komunikasi Terapeutik
1. Terjadi antara dokter dengan pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
2. Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan dan
berfokus kepada pasien yang membutuhkan bantuan.
3. Seorang dokter secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada
pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau
memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk berbicara secara
terbuka tentang dirinya. Selain itu, membantu pasien untuk melihat dan
memperhatikan apa yang tidak disadari sebelumnya.
Komunikasi Sosial
1. Terjadi setiap hari antar orang per orang dalam pergaulan maupun
lingkungan kerja.
2. Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan.
3. Lebih banyak teradi dalam pekerjaan, aktivitas sosial dan lain-lain.
4. Pembicaraan tidak mempunyai fokus tertentu, tetapi lebih mengarah
pada kebersamaan dan rasa senang.
5. Dapat direncanakan, tetapi dapat juga tidak direncanakan.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan “Pengaruh Komunikasi Terhadap Proses
Penyembuhan Pasien”, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan komunikasi yang baik, dokter dapat mengetahui kondisi
pasien dan keluarganya yang membuat pasien percaya sepenuhnya
kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses
penyembuhan pasien selanjutnya karena pasien akan merasa tenang
dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan
petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan
dokter adalah untuk kepentingan dirinya. Maka timbullah kepercayaan
pasien kepada dokter yang dapat membantu menyelesaikan masalah
kesehatannya.
2. Komunikasi terapeutik (komunikasi dokter-pasien) merupakan
komunikasi yang sangat berbeda dari komunikasi sosial yang biasa
dilakukan oleh masyarakat. Komunikasi terapeutik terjadi antara
dokter dengan pasien atau anggota tenaga kesehatan lainnya, yang
bertujuan mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka mengenai
apa yang menjadi keluhan pasien dengan cara menunjukkan sikap mau
menerima dan mau memahami pasien tersebut.
3. Penerapan teknik berkomunikasi antara dokter dengan pasien
bergantung pada tipe pasien itu sendiri.
B. Saran
Komunikasi antara dokter dengan pasien sangat penting dalam proses
penyembuhan pasien. Maka, seorang dokter harus dapat menguasai ilmu
komunikasi untuk menggali keluhan yang dialami pasien dengan baik
sehingga dapat mempermudah dokter dalam menegakkan diagnosis
penyakit yang dialami oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA