“Medical Evacuation”
(Klinik Layanan Primer Gili dan KKP)
Oleh:
Kelompok III
Pembimbing:
dr. Chairil Anhar (Klinik Blue Island Gili Trawangan)
Sahudi, Amd. Kep (Puskesmas Pembantu Gili Indah)
dr. Imelda Noviana Paranna (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN MUATAN LOKAL DOKTER KEPULAUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2018
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
2
EVAKUASI MEDIS
3
Persiapan Evakuasi Medis/Merujuk 1:
4
LEMBAR KERJA KUNJUNGAN LAPANGAN
5
Dexamethasone Ampul 1 ml (5 mg/ ml)
Krim Hidrokortison 2,5 % Tube 10 gr
Untuk penatalaksanaan kecelakaan di laut, telah disediakan
obat-obatan untuk mengobati luka-luka seperti infus NaCl 0,9%,
povidone iodine, alkohol 70%, anestesi lokal (Lidocaine 2% Ampul 2
ml). Secara keseluruhan ketersediaan obat-obatan gawat darurat dan
terkait evakuasi di pesisir pada klinik ini baik. Obat-obatan distok
secara berkala setiap 1 bulan sekali (dari Apotek Blue Island
Mataram), dan biasanya untuk kasus yang sering terjadi disediakan
stok yang lebih banyak. Obat-obatan sederhana untuk penyakit-
penyakit umum (seperti diare, gastritis, mual dan muntah, demam, dll)
juga disediakan.
2. Peralatan
Peralatan untuk memeriksa tanda vital
Stetoskop: 2 buah
Tensimeter: 2 buah (aneroid dan digital)
Termometer: 3 buah (1 buah raksa dan 2 buah digital)
Pulse Oximetry: 1 buah
Peralatan Resusitasi
Automated External Defibrilation: 1 buah (digantung di
tembok), masih berfungsi dengan baik
6
Alat bagging: 1 buah (dengan 1 buah masker dewasa, dan 1
buah masker anak)
Alat suction: 1 buah (masih berfungsi dengan baik, tersedia
selang suction tipe soft sebanyak 1 kotak)
Pipa orofaring: 2 buah
7
Peralatan untuk transportasi pasien
Stretcher portable: memiliki 1 buah, namun belum
dikembalikan oleh fasilitas kesehatan tempat merujuk
ketika membawa pasien ke sana (masih di Puskesmas
Tanjung)
Stretcher khusus cedera spinal: 1 buah
Matras air: 1 buah (dipergunakan untuk evakuasi pasien
kecelakaan di laut, sudah jarang dikeluarkan karena berat
dan kasus kecelakaan sudah jarang yang dibawa ke klinik
melainkan langsung dibawa ke Puskesmas Tanjung
8
Peralatan untuk pemeriksaan laboratorium sederhana
Alat sentrifugasi: 1 buah, masih bekerja dengan baik
Alat pemeriksaan darah lengkap otomatis Merk Medonic: 1
buah (bisa cek 16 komponen termasuk darah lengkap, gula
darah, serta fungsi ginjal dan hati)
Botol sampel darah: tersedia lebih dari 30 botol sampel
bertutup merah dan ungu.
Spuit: tersedia spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, dan 10 cc masing-
masing 1 kotak (kotak sudah terbuka)
Alat Tes gula darah otomatis: 1 buah (bersama dengan strip
pengecek tersedia setengah kotak, blood lancet setengah
kotak)
Printer: 1 buah
9
3. Alat Transportasi Khusus
Di Laut
Water sea ambulance
Water sea ambulance yang dimiliki berjumlah 1
buah, dengan fasilitas kursi yang dapat menampung sekitar
6 orang, monitor, oksimetri, alat imobilisasi untuk pasien
fraktur. Water sea ambulance digunakan untuk membawa
pasien apabila ada pasien yang akan dirujuk ke RSUD
Tanjung atau yang terdapat di Mataram melalui bangsal
Pemenang maupun ke RS di Bali melalui Amed Harbour
Karang Asem dan untuk membawa pasien yang berada di
klinik swasta di Gili Meno atau Gili Air menuju ke klinik
swasta di Gili Trawangan. Water sea ambulance yang
digunakan menuju ke Bali biasanya berukuran lebih besar
(menyewa) dan membutuhkan ijin untuk berlabuh sehingga
membutuhkan waktu persiapan sekitar 1 jam.
10
Gambar: Water Sea Ambulances 1
Di Darat
Kursi roda
Kursi roda berjumlah 1 buah dan berfungsi untuk
membawa pasien yang tidak kuat untuk berjalan namun
masih kuat untuk duduk.
11
Motor listrik
Motor listrik berjumlah 2 buah yang digunakan oleh
para dokter yang mendapat panggilan on call, sehingga
dokter bisa menjangkau ke tempat pasien
Gambar: Helikopter 1
Evakuasi medis dengan penerbangan komersial/private jet
Hal ini untuk melakukan evakuasi pasien menuju daerah
atau negara asalnya maupun apabila ingin melanjutkan
terapi di luar negeri (Singapore dan Malaysia).
12
Gambar: Pesawat Jet 1
13
Harapan Keluarga, RS GUM Mataram, RSUD Kota Mataram, untuk
terapi hiperbarik ke RSUD Kota Mataram dan KKP). Untuk kasus
pasien lokal, biasanya perujukan pertama akan dilakukan ke
Puskesmas Pemenang atau RSUD Tanjung.
14
- Petugas kesehatan di klinik akan menghubungi help line 24
hours di kantor blue island, kemudian petugas kantor yang
akan mengatur penyewaan helikopter.
- Dilakukan evakuasi pasien dengan menggunakan helikopter
dari Gili Trawangan.
- Tujuan rujukan (RSUP Sanglah Bali) ataupun melalui bandara
menuju negara tujuan pasien
3. Aspek Admininstratif
Pada saat perujukan, dokter telah membuatkan surat rujukan
sebagaimana biasanya yang mencantumkan identitas pasien,
anamnesis singkat, hasil pemeriksaan fisik, hasil laboratorium yang
sudah dilakukan, diagnosis awal, serta tata laksana yang telah
dilakukan. Selain itu, pasien juga dapat didampingi dengan berkas-
berkas kesehatan yang dibutuhkan untuk klaim asuransi. Data pasien
yang masuk maupun dirujuk dikirimkan via telepon ke Kantor Klinik
Blue Island di Mataram.
E. Contoh Kasus
Seorang wisatawan lokal berjenis kelamin laki-laki usia 30 tahun
sedang snorkeling di pantai Gili Trawangan bersama dengan 3 orang
temannya. Pasien diketahui kurang bisa berenang dan pasien saat itu
15
berenang ke bagian laut yang dalam. Kemudian, teman-teman pasien
melihat pasien melembaikan tangan pertanda meminta tolong. Salah
seorang teman pasien langsung menolong pasien dan membawanya ke
pinggir pantai. Saat itu, pasien dalam keadaan somnolen dan pasien
langsung dibawa ke Klinik swasta Blue Island Gili Trawangan. Sesampai
di klinik, keadaaan umum pasien masih lemah, tekanan darah
90/60mmHg, pasien bernapas cepat, nadi lemah dan akral teraba dingin.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, mulut pasien tampak sedikit kebiruan.
Saat itu, pasien langsung ditatalaksanai dengan menggunakan prinsip
ABCDE. Pada pasien dilakukan suction, pemasangan infus iv line,
pemasangan oksigen dan posisi syok. Setelah kondisi pasien stabil, pasien
dirujuk ke klinik BMC Bali. Pasien diketahui memiliki asuransi kesehatan.
Selama perjalanan saat dilakukan perujukan, kondisi tanda vital pasien
tetap dipantau sampai pasien tiba di tempat rujukan.
Analisa Kasus:
1. Indikasi dilakukan evakuasi
- Klinik hanya dapat memberikan fasilitas one day care, tidak
terdapat fasilitas rawat inap, unit perawatan intensif, dan
pemeriksaan rontgen (bertujuan untuk mengetahui apakah
pasien mengalami pneumonia aspirasi).
- Pasien memilih rumah sakit yang lebih lengkap karena memiliki
asuransi kesehatan swasta.
2. Dari mana dan kemana evakuasi
Dari klinik swasta Blue Island ke helipad Gili Trawangan
menggunakan cidomo yang disewa dan dimodifikasi agar dapat
membawa pasien, kemudian ke klinik BMC Bali menggunakan alat
transportasi berupa helikopter
3. Alasan pemilihan tempat rujukan
- Fasilitas di BMC Bali lebih lengkap
- Adanya asuransi kesehatan yang dimiliki oleh pasien
16
- Pasien memilih sendiri tempat perujukan yang ditawarkan oleh
dokter klinik.
4. Kendala yang ditemui dalam perujukan pasien
- Prosedur klaim asuransi kesehatan menghabiskan waktu yang
cukup lama, jadi proses evakuasi tidak bisa cepat dilakukan, dan
bergantung pada pihak asuransi dalam memberikan claim.
(menentukan tempat dan alat transportasi yang digunakan).
- Penggunaan transportasi udara dapat terhambat apabila cuaca
kurang baik, dan tidak dapat dilakukan lebih dari jam 18.00
WITA
17
LEMBAR KERJA KUNJUNGAN LAPANGAN
18
2. Peralatan
o Peralatan untuk memeriksa tanda vital
Stetoskop: 1 buah
Tensimeter: 1 buah (aneroid)
Termometer: 1 buah (raksa)
19
o Peralatan untuk pemeriksaan laboratorium sederhana:
tidak ada
3. Alat Transportasi Khusus
Di Darat
o Gerobak roda dua
Terdapat 1 buah gerobak yang digunakan untuk
membawa pasien dari pustu ke speed boat untuk di rujuk ke
PKM atau pasien dari pantai ke pustu yang tidak sadarkan
diri atau tidak bisa berjalan.
o Lain-lain:
Puskesmas pustu mendapat pelayanan dari dokter,
bidan dan perawat. Alat transportasi berupa cidomo dapat
digunakan untuk membawa pasien dari pustu ke speedboat
untuk di rujuk ke PKM atau pasien dari pantai ke pustu
yang tidak sadarkan diri atau tidak bisa berjalan. Namun
apabila pasien mengalami kecelakaan kerja dekat dengan
pelayanan kesehatan, pasien tersebut akan dibawa ke
tempat pelayanan kesehatan tersebut.
20
Di Laut
Untuk transportasi laut, hingga saat ini Pustu belum
memiliki fasilitas tersebut, sehingga apabila ada pasien yang harus
di rujuk maka di gunakan public boat atau speedboat dan untuk
biaya administrasi ditanggung sendiri oleh pasien.
C. Prosedur Rujukan
1. Perujukan ke Luar Gili
Prosedur untuk medial evacuation di pustu terbilang masih
sangat kurang akibat kurangnya fasilitas. Jika ada pasien yang perlu
dirujuk atau di evakuasi lebih lanjut di RS yang lain maka pasien akan
dibawa ke Puskesmas nipah terlebih dahulu dengan menggunakan
speed boat atau public boat yang biaya administrasi ditanggung oleh
pasien. Kemudian ambulance Puskesmas Nipah akan menjemput
pasien dan dibawa ke Puskesmas Nipah, apabila tidak bisa ditangani
akan di rujuk ke RS KLU atau RSUD Provinsi. Jika kasus emergency,
maka akan langsung di bawa ke RS KLU atau RSUD Provinsi dengan
mobil ambulance dari Puskesmas Nipah
2. Perujukan ke Luar Lombok
Belum ada fasilitas untuk evakuasi pasien menuju luar lombok.
21
Berikut merupakan tabel pasien yang diterima oleh Pustu Gili
Indah di Bulan Juni 2018 hingga saat kunjungan (Dokumentasi):
Jenis kelamin
Tanggal Alamat Anamnesa
Laki-laki Perempuan
Gili trawangan 1 3 Batuk flu demam
Gatal-gatal
2/5/18
pengunjung 1 Nyeri ulu hati
diare
Gili trawangan 2 2 Batuk flu demam
Sakit pada gigi
3/5/18
Pengunjung 1 Nyeri ulu hati
Luka pada lutut
Sakit pada gigi
4/5/18 Gili trawangan 3 1 Nyeri kepala
Sulit BAK
Batuk flu demam
Nyeri pinggang
5/5/18 Gili trawangan 2 3
diare
Nyeri kepala
Batuk flu demam
7/5/18 Gili trawangan 2 2
Nyeri lutut
Gili trawangan 1 1 Batuk flu demam
Nyeri kepala
8/5/18
pengunjung 1 1 Mual muntah
Sulit BAK
Gili trawangan 2 2 Kontrol tekanan darah
9/5/18 Batuk flu demam
pengunjung 1
diare
Nyeri ulu hati
11/5/18 Gili trawangan 3 2 Demam flu batuk
Nyeri sendi lutut
Batuk flu demam
12/5/18 Gili trawangan 3 1 Mual muntah
Nyeri sendi lutut
Batuk flu demam
Mual muntah
14/5/18 Gili trawangan 3 2
Nyeri kepala
Nyeri sendi
Gili trawangan 2 2 Batuk flu demam
diare
15/5/18 Sakit pada gigi
pengunjung 2
Nyeri sendi
Nyeri kepala
Gili trawangan 4 Batuk flu demam
Pengunjung diare
16/5/18
1 Nyeri ulu hati
Nyeri kepala
22
E. Contoh Kasus
Seorang nelayan lokal berjenis kelamin laki-laki usia 37 tahun
sedang memancing di batu karang pinggir Pantai sebelah timur Gili
Trawangan bersama dengan 2 orang nelayan lainnya. Saat itu diketahui
ombak cukup tinggi dengan kisaran 2 – 2,5 meter, namun pasien dan
temannya tetap kukuh untuk memancing. Ketika sedang memancing,
pasien terhempas ke arah batu karang, kedua teman pasien langsung
menolong pasien dan membawanya ke pinggir pantai. Saat itu, pasien
dalam keadaan sadar dan mengeluhkan nyeri dan pendarahan di betis kiri.
Pasien langsung dibawa ke Pustu Gili Indah Gili Trawangan. Sesampai di
pustu, keadaaan umum pasien nampak kesakitan, tekanan darah
110/70mmHg, pasien bernapas normal, nadi kuat angkat dan akral teraba
hangat. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, pada betis kiri terlihat adanya
pemendekan dan angulasi ke arah medial disertai luka berukuran 5 x 2 cm
dengan penonjolan tulang yang masih berdarah. Saat itu, pasien langsung
ditatalaksanai dengan menggunakan prinsip ABCDE. Pada pasien
pemasangan infus iv line, rawat luka, hecting situasional, dan pemasangan
balut dan bidai di betis kiri. Setelah kondisi pasien stabil dan telah
dipasangkan balut bidai, pasien dibawa ke Teluk Nara menggunakan
public boat, kemudian dibawa ke PKM Nipah dan dirujuk RSUD Tanjung
menggunakan ambulance. Pasien diketahui memiliki asuransi kesehatan
BPJS. Selama perjalanan saat dilakukan perujukan, kondisi tanda vital
pasien tetap dipantau sampai pasien tiba di tempat rujukan.
Analisa Kasus:
1. Indikasi dilakukan evakuasi
- Sarana dan prasarana kurang memadai untuk memenuhi
penatalaksaan pasien dengan komprehensif
- Tenaga kesehatan memilih rumah sakit yang lebih lengkap dan
tedekat untuk melakukan pemeriksaan penunjang dan tindakan
operatif.
23
2. Dari mana dan kemana evakuasi
Dari Pustu Gili Indah Gili Trawangan menggunakan gerobak
yang agar dapat membawa pasien ke dermaga, kemudian ke Teluk
Nara menggunakan alat transportasi berupa public boat. Pasien
dibawa ke PKM Nipah menggunakan mobil pinjaman warga sekitar,
dan dirujuk ke RSUD Tanjung menggunakan ambulance.
3. Alasan pemilihan tempat rujukan
- Fasilitas di RSUD Tanjung lebih lengkap
- Adanya asuransi kesehatan BPJS yang dimiliki oleh pasien
- Pasien dan keluarga setuju untuk dirujuk
4. Kendala yang ditemui dalam perujukan pasien
- Keluarga menghabiskan waktu yang lama untuk berdiskusi ya
sehingga proses evakuasi tidak bisa cepat dilakukan.
- Penggunaan transportasi air dengan public boat tidak memiliki
monitor dan alat imobilisasi fraktur, jadi pemantauan keadaan
umum pasien hanya dapat dilakukan seadanya.
- Penggunaan publlic boat sebagai alat transportasi
membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 30-45 menit, dan
bergantung pada cuaca.
24
LEMBAR KERJA KUNJUNGAN LAPANGAN
25
PEMBAHASAN
Hal ini berbeda dengan Klinik Swasta di Gili Trawangan (Blue Island
Clinic), pada klinik ini terdapat fasilitas transportasi yang cukup memadai dalam
melakukan Medical Evacuation (kapal boat, helikopter), hal ini sesuai dengan
penjelasan Senapati et al. tahun 2015 3. SDM pada klinik ini juga cukup memadai,
dan memiliki lokasi yang strategis. Kekurangan pada klinik ini adalah bahwa
klinik ini belum bekerja sama dengan pihak BPJS, yang mana biaya penanganan
pasien pada klinik ini hanya bisa dibayarkan melalui asuransi swasta international,
asuransi swasta nasional, dan pasien yang membayar secara langsung (umum).
Pasien dengan BPJS akan melakukan pembayaran sebagai pasien umum.
Kekurangan lainnya pada klinik ini adalah tarif harga, karena klinik ini hanya
26
bekerja sama dengan asuransi sehingga pelayanan evakuasi medis bergantung dari
pihak asuransi yang menanggung pasien tersebut, dan pada pasien pasien umum
tarif yang dibayarkan cukup mahal.
Tabel Perbandingan Fasilitas dan Pembiayaan pada PKM Gili Indah dan Klinik
Swasta
Kekurangan lain dalam evakuasi medis yang dilakukan pada Blue Island
Clinic, yaitu pasien mancanegara yang memiliki asuransi internasional, harus
menunggu adanya konfirmasi dari pihak Medical Director mengenai pembiayaan
pasien (Pihak Blue Island Clinic menghubungi pihak Asuransi dan mendapatkan
konfirmasi), serta prosedur evakuasi medis yang dilakukan tidak hanya
melibatkan pihak klinik dan pihak pasien, namun dalam pemilihan alat transport,
dan tempat perujukan bergantung juga dari pihak Asuransi dalam menentukan
seberapa besar klaim yang diberikan kepada pasien tersebut 1.
27
Transpor pasien dalam keadaan kritis mempunyai resiko pada pasien sehingga
merupakan tantangan yang sangat besar bagi para klinisi. Alasan untuk melakukan
transpor pada pasien adalah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tambahan,
diagnostik atau terapiutik yang lebih canggih. Transpor pasien kritis dapat menimbulkan
suatu masalah tersendiri dalam bentuk suatu perubahan fisiologis yang merugikan dan
dapat mengancam keselamatan pasien saat transportasi sehingga transpor pasien kritis
harus dilakukan dengan persiapan yang matang dan perhatian yang seksama dan detail
pada hal-hal yang harus diperhatikan 3.
Secara umum, saat ini penerapan sistem evakuasi medis dan rujukan
pelayanan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat belum berjalan secara
optimal di semua tingkat fasilitas kesehatan, hal ini dibuktikan dengan masih
ditemukannya kasus yang memerlukan rujukan dan balasan rujukan (rujukan
balik) namun tidak terlayani secara memadai. Pelaksanaan rujukan yang kurang
tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain: tidak tersedianya petunjuk
teknis yang terpadu bagi petugas kesehatan di lapangan, belum memadainya
upaya konseling terhadap pasien atau keluarga pasien oleh petugas kesehatan,
sarana dan prasarana rujukan yang kurang memadai, dan belum adanya analisa
dan tindak lanjut untuk pemecahan masalah rujukan kesehatan oleh Dinas
Kesehatan setempat 2.
28
Prosedur penerimaan rujukan yang belum ada sehingga penanganan
terlambat karena birokrasi administrasitermasuk pencatatan/pelaporan.
Bank Darah di Rumah Sakit belum ada atau belum berfungsi sebagai
tempat antara untuk penyimpanan darah.
Belum tersedianya Unit Transfusi Darah (UTD) disemua Kabupaten/ Kota
maupun Bank Darah diRumah Sakit Umum DaerahKabupaten/ Kota,
sehingga sering terjadi keterlambatan dalam penyediaan darah bagi pasien
yang memerlukan.
Keterbatasan pelayanan pemeriksaan penunjang karena keterbatasan
Sumber Daya Tenaga Kesehatan, sarana dan prasarana.
Keterbatasan ketrampilan klinis petugas Puskesmas dalam melakukan
tindakan kegawatdaruratan Maternal dan neonatal.
Balasan surat rujukan atau Surat Rujukan Balik dari Rumah Sakit Umum
Daerah sering diabaikan petugas Rumah Sakit dan Puskesmas/ jajarannya
karena dianggap tindakan pelayanan sudah dilakukan.
Belum ada Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Kesehatan untuk
mengakomodasi kebutuhan lokal.
Pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda kasus kegawatdaruratan
maternal dan neonatal masih rendah sehingga sering menghambat proses
rujukan.
Secara sosial budaya, banyak pihak dalam keluarga pasien harus dilibatkan
untuk pengambilan keputusan, dan kurangnya kemampuan serta
kemandirian pasien dalam pengambil keputusan sering menghambat
rujukan.
SARAN
29
medical evacuation yang jauh atau keluar daerah (apabila dapat ditangani di
Mataram), karena hal tersebut dapat mengurangi resiko pasien dalam perjalanan
2,3
jauh, juga mengurangi pembiayaan dalam perujukan atau evakuasi medis .
Selain itu, pemerintah perlu disusun Petunjuk Teknis tentang sistem rujukan
pelayanan kesehatan terutama terkait evakuasi medis di Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang akan dijadikan acuan bagi semua petugas di fasilitas kesehatan yang
ada di NTB 2
30
DAFTAR PUSTAKA
31
DOKUMENTASI
32
Klinik Blue Island
33