Anda di halaman 1dari 3

Nama : Inke Anisa Herdiniamy

Kelas : S1 TT C 2014
NIM : 14101095
Crimping kabel UTP
Crimping merupakan proses dimana sebuah kabel jaringan diproses agar
mampu menjadi sebuah kabel jaringan yang utuh atau sempurna, dalam praktikum
kali ini dilakukan pembuatan kabel UTP dengan tipe straight- througt dan tipe
pengkabelan cross. Unshielded Twisted pair atau UTP merupakan kabel yang
terbuat dari tembaga yang berfungsi sebagai media transmisi dalam jaringan Local
Area Network (LAN) selain itu kabel ini juga digunakan untuk menghubungkan
antar perlatan yang berhubungan dengan computer network (komputer, hub, switch,
dan router ). Kabel UTP sendiri terdiri dari 4 pasang inti kabel yang saling berbelit dimana
masing-masing pasang mempunyai kode warna berbeda.

Untuk menghubungkan antar perangkat dengan menggunakan kabel UTP,


digunakan dua tipe pengkabelan , yaitu tipe straight-througt dan cross over. Tipe
pengkabelan straight – throuht memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung
satu dengan ujung yang lainnya, kabel straight digunakan untuk menghubungkan
dua perangkat yang berbeda seperti antara komputer ke switch, komputer ke
hub/bridge, router ke switch, router ke bridge. Urutan warna pada tipe pengkabelan
straight- throught dimulai dari putih-orange, orange, putih-hijau, biru, putih-biru,
hijau, putih-cokelat dan cokelat.

Sedangkan tipe pengkabelan cross merupakan kabel dengan kombinasi


yang diperuntukkan untuk koneksi peer to peer antar perangkat yang sejenis. Aturan
penyusunannya adalah ujung yang satu dengan ujung lain harus menggunakan
spesifikasi yang berbeda. Tipe kabel UTP Cross Over Cable biasa digunakan untuk
menghubungkan antara router dan router, komputer ke komputer, dari komputer ke
router, dari switch ke switch. Urutan warna pada tipe pengkabelan cross dimulai
dari putih-hijau, hijau, putih-orange, biru, putih biru, orange, putih-cokelat dan
cokelat. Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini baik pada kabel straight
maupun cross over hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan
menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan 6.
Ada dua acuan yang digunakan dalam membuat tipe pengkabelan yaitu :
menggunakan aturan tata letak pin atau menggunakan aturan pewarnaan. Urutan
tata letak pin adalah cara mengurutkan delapan buah kabel kecil (pin) yang terdapat
dalam sebuah kabel. Untuk mengurutkan tata letak pin pada kabel strike- throught
dapat dilakukan dengan cara mensejajarkan antar pin 1 dan menghubungkannya ke
pin 1, kemudian pin 2 dengan pin 2, begitu pula seterusnya sampai berakhir pada
pin 8 dengan pin 8. Sedangkan pada tipe pengkabelan cross dilakukan dengan cara
menyilang, namun yang perlu diperhatikan adalah tidak semua pin dapat
disilangkan hanya beberapa pin saja yaitu pin 1, pin 3, pin 2 dan pin 6. Cara
menyilangnya yaitu pin 1 dihubungkan dengan pin 3, begitupun sebaliknya. Dan
hubungkan silang pin 2 dan pin 6, begitu pula sebaliknya. Untuk pin 4, pin 5, pin 7,
dan pin 8 dihubungkan dengan sejajar sesuai dengan pinnya. Aturan Warna
merupakan cara membuat tipe pengkabelan dengan megurutkan warna sesuai
dengan tipe kabel. Urutan warna pada setiap tipe pengkabelan berbeda seperti pada
pengkabelan straight- throught dimulai dari putih-orange, orange, putih-hijau, biru,
putih-biru, hijau, putih-cokelat dan cokelat. Sedangkan Urutan warna pada tipe
pengkabelan cross dimulai dari putih-hijau, hijau, putih-orange, biru, putih biru,
orange, putih-cokelat dan cokelat.

Pembuatan pengkabelan Tipe Straight-throught merupakan tipe


pengkabelan yang paling mudah dibuat, karena kabelnya langsung
korespondensinya 1-1dan standar urutannya dari kiri ke kanan Sedangkan untuk
tipe cross terdapat dua jenis urutan yaitu TIA568A dan TIA 568B. Karena kita
membuat kabel cross-over, maka salah satu ujunga harus menggunakan susunan A
dan ujung satunya menggunakan susunan B. Langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengupas bagian ujung kabel UTP sekitar 2 cm, lalu membuka
pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai standar setelah urutannya sesuai
standar, potong dan ratakan ujung kabel, masukan kabel yang sudah lurus dan
sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, melakukan crimping menggunakan
crimping tools dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah
“menggigit” tiap-tiap kabel, pada pengujian LAN tester jika lampu menyala semua,
maka pembuatan pengkabelan berhasil namun jika ada salah satu yang tidak
menyala berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut terdapat masalah.

Anda mungkin juga menyukai