Anda di halaman 1dari 11

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK PKMRS

FAKULTAS KEDOKTERAN OKTOBER 2018


UNIVERSITAS HASANUDDIN

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

OLEH :
NUR FADHILAH RAHMAH
C014172111

PEMBIMBING :
dr. Juanita A Widodo
dr. Ati Salami

SUPERVISOR:
dr. A Dwi Bahagia Febriani, PhD, Sp.A(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

Berikut nama di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Nur Fadhilah Rahmah


NIM : C014172111
Judul : Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepanitraan klinik pada Departemen


Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Mengetahui,

Residen Pembimbing Residen Pembimbing

dr. Juanita A Widodo dr. Ati Salami

Supervisor

dr. A Dwi Bahagia Febriani, PhD, Sp.A(K)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Pengertian Inisiasi Menyusu Dini.............................................................................2

2.2 Prinsip Inisiasi Menyusu Dini..................................................................................2

2.3 Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini..........................................................................2

2.4 Tahap-tahap Inisiasi Menyusu Dini..........................................................................4

2.5 Penghambat Inisiasi Menyusu Dini..........................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam


mewujudkan sumberdaya yang berkualitas hal ini sesuai dengan UU Kesehatan No.
36 Tahun 2009 Pasal 3 bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat setingi-tingginya. salah satu indikator pencapaian
derajat kesehatan ditandai dengan penurunan angka kematian bayi (AKB). Hingga
saat ini angka kematian bayi baru lahir di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut
World Health Organization (WHO), data statistik menyatakan bahwa Neonatal
MortalityRate Indonesia pada tahun 2010 adalah 17 per 1000 kelahiran. Kematian
Bayi (AKB). kematian bayi baru lahir dapat disebablam oleh penyebab yang dapat
dicegah seperti hipotermi, infeksi, salah satu pencegahan adalah dengan melalukan
inisiasi menyusu dini.1
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses membiarkan bayi menyusu
sendiri setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan
segala upayanya mencari putting ibu untuk segera menyusui (Yuliarti, 2010). Inisiasi
menyusu dini merupakan program yang sedang gencar dianjurkan oleh pemerintah.
Dari hasil penelitian dalam dan luar negeri, ternyata inisiasi menyusu dini dapat
mensukseskan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Lebih dari itu, terlihat hasil
yang nyata, yaitu menyelamatkan bayi. IMD satu jam pertama pasca lahir
menurunkan 22% resiko kematian bayi baru lahir, bahkan IMD yang terlambat
dilakukan setelah hari pertama dapat meningkatkan resiko kematian 2-4 kali.1,2 .
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk bayi karena mengandung zat
gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan mengandung seperangkat zat
perlindungan terhadap berbagai penyakit World Health Organization (WHO)
menganjurkan bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.3

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inisiasi Menyusu Dini


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses membiarkan bayi menyusu
sendiri setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan
segala upayanya mencari putting ibu untuk segera menyusui.1
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah
bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi
dengan kulit ibunya, setidaknya satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
payudara.2

2.2 Prinsip Inisiasi Menyusu Dini


Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di
dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini
menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri.
Apabila ruangan bersalin dingin, bayi di beri topi dan di selimuti. Ayah atau keluarga
dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu ini. Ibu
diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila
diperlukan.4

2.3 Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini


Menurut Departemen Kesehatan kontak kulit dengan kulit mempunyai beberapa
keuntungan yaitu : 4
2.3.1 Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk bayi.
 Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi.
 Menstabilkan pernapasan.

2
 Mengendalikan temperatur tubuh bayi.
 Memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik.
 Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan
efektif.
 Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya dengan
lebih cepat).
 Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi.
 Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.
 Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi
sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
 Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih
cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.
 Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama
beberapa jam pertama hidupnya.

2.3.2 Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk ibu.
 Merangsang produksi Oksitosin
 Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca
persalinan lebih rendah.
 Merangsang pengeluaran kolostrum.
 Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi.
 Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat
placenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya.
 Merangsang produksi Prolaktin
 Meningkatkan produksi ASI.
 Membantu ibu mengatasi stres. Mengatasi stres adalah fungsi
oksitosin.
 Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai
menyusu.

3
 Menunda ovulasi.

2.4 Tahap-tahap Inisiasi Menyusu Dini


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah yang sangat baik untuk
memudahkan bayi dan ibu dalam memulai proses menyusui. Berbagai macam
keuntungan didapatkan dari proses `baik untuk ibu maupun bayi` Adapun Tahap-
tahap IMD:5

1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan
bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada) dan
keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya
mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya tetap
ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak
perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai
penahan panas pada bayi.
2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu
dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.

3. Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan
bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.

4. Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan bahwa bayi-


bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding
yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu, selama
beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap waspada melihat
kesekelilingnya.

5. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,


menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus
untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat

4
melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke
sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan
stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.

6. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan


dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai
mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 -
71 menit.

7. Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar,
sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada
keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi
gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.

8. Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan
keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya,
penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat
dilakukan.

9. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikut.

10. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai
keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).

2.5 Penghambat Inisiasi Menyusu Dini


Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu
dengan kulit bayi, yaitu : 2
 Bayi kedinginan
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan
sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika

5
bayi diletakkan di dada ibu. suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1º lebih
panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang
diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1ºC. Jika
bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2ºC untuk menghangatkan
bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi
yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.

 Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya


Terbentuknya oksitosin akibat sentuhan bayi dan menyusui justru
membantu menenangkan ibu setelah melahirkan.

 Tenaga kesehatan kurang tersedia


Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya.
Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga
untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu

 Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk


Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau
kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya
mencapai payudara dan menyusu dini

 Ibu harus dijahit


Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang
dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu

 Suntikan vitamin K dan tetes mata


Tindakan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi
menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi

 Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur.

6
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas
badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan
melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah
lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal
selesai

 Bayi kurang siaga


Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert).
Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat
obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi
memerlukan bantuan lebih untuk bonding.

 Kolostrum dan ASI saja tidak cukup bagi bayi


Sebagai makanan pertama, kolostrum justru sangan mencukupi.
Normal terjadi berat badan bayi sedikit turun setelah dilahirkan.

 Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi


Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi.
Kolostrum merupakan imunisasi pertama yang diterima bayi.

 Bayi memerlukan cairan lain sebelum menyusui


Justru cairan ini akan meningkatkan risiko bayi terhadap infeksi, serta
dapat mempengaruhi pemberian ASI secara ekslusif.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Yuliarti, Nurheti. Keajaiban ASI - Makanan Terbaik Untuk Kesehatan,


Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : CV Andi Offset. h.25-29.
2010.

2. Roesli, Utami. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda. h.3-37. 2008.

3. Fahriani, Reni dkk. Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada
Bayi Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).Departemen
Ilmu Kesehatan Anak, FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta 2014

4. Departemen Kesehatan RI.. Pelatihan APN Bahan Tambahan IMD. Jakarta :


JNPKKR-JHPIEGO. 2007

5. Ikatan Dokter Anak Indonesia Public Article Indonesian Pediatric Society.


Inisiasi Menyusu Dini. 2013

Anda mungkin juga menyukai