Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA

MORAL PANCASILA YANG TERKIKIS ZAMAN MILENIAL


Disusun Oleh :

Afifah Khairunnisa
Efa Fitriana
Sabila
Sely Diyan Wijayanti
Rosalinda Zakhwa

Dosen Prmbimbing :
Ramelan Sugijana, S.Pd., M. Kes.

JURUSAN
ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI
DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Taala, Rabb alam semesta.
Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Satu, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah
Sebaik baik Penolong dan Sebaik baik Pelindung. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam, Sang pembawa kabar gembira dan sebaik-baik suri
tauladan bagi yang mengharap Rahmat dan Hidayah-Nya.
Sungguh hanya melalui Pertolongan dan Perlindungan Allah SWT semata sehingga
makalah yang berjudul “Moral Pancasila yang Terkikis Zaman Milenial” ini dapat terselesaikan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pembimbing kami Bapak Ramelan Sugijana,S.Pd., M. Kes. yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Semarang, 17 September 2018

Penulis
DAFTAR PUSTAKA
JUDUL ............................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Tujuan............................................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
DASAR TEORI .............................................................................................................................. 6
2.1 Nilai – Nilai Pancasila .......................................................................................................... 6
BAB III ........................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 8
1.1 Moral Pemuda karena Pengaruh Modernisasi di Zaman Milenial ................................... 8
1.2 Peran Pancasila dalam Kehidupan Remaja di Zaman Milenial ..................................... 10
BAB IV ......................................................................................................................................... 16
PENUTUP..................................................................................................................................... 16
4.1 Simpulan ............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan suatu negara yang berdasar Pancasila. Pancasila sendiri memiliki
beberapa fungsi yakni sebagai pandangan hidup bangsa, cita-cita bangsa dan sebagai sumber
dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia. Selain itu didalam Pancasila dapat
dijumpai pula cita-cita moral mengenai kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Pancasila merupakan dasar Negara yang sacral dan dijadikan sebagai pedoman hidup
bangsa yang tidak tergerus zaman. Dalam arti, tiap butir pancasila dapat mengikuti
perkembangan zaman dan sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia.
Namun, pada era milenial ini banyak kita jumpai remaja Indonesia yang justru
menyimpang dari nilai-nilai pancasila. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna
narkotika di Indonesia sekitar 5.1 juta dan 40% diantaranya merupakan kalangan siswa dan
mahasiswa (Okezone.com). Hal ini tentunya menyimpang dari nilai moral yang terkandung
dalam Pancasila. dimana disetiap butir pancasila mengandung nilai keagamaan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Era yang semakin modern dan perkembangan teknologi membuat segala sesuatu semakin
mudah. Misalnya saja demokrasi yang kini semakin mudah dijangkau melalui social media.
Namun demikian, pengaruh social media justru digunakan sebagai ajang bullying dengan
kata-kata yang kurang pantas dilontarkan. Bahkan tokoh public dan pejabatpun menjadi
sasaran hujatan masyarakat. Hal ini merupakan salah satu contoh perilaku yang menyimpang
di era milenial ini.

1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh zaman milenial terhadap moral remaja Indonesia.
2. Untuk mengetahui peran pancasila terhadap kehidupan remaja di zaman milenial.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh modernisasi terhadap moral Remaja Indonesia?
2. Bagaimana peran Pancasila dalam kehidupan remaja di zaman milenial?
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Nilai – Nilai Pancasila


Nilai-nilai dalam Pancasila bertujuan membentuk sikap positif manusia sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
a. Nilai
Berbicara tentang nilai, maka nilai berarti sesuatu yang berguna, berharga, indah yang
memperkaya batin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Sesuatu
dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, berharga (nilai kebenaran), indah
(nilai estetika), baik (nilai moral etis), religius (nilai agama).
Nilai dapat dibagi 3 yaitu :
1) Nilai Material yaitu segala sesuatu berguna bagi manusia
2) Nilai Fital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan dan aktivitas. c. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia.
Nilai Kerohanian ini dapat pula dibagi 4 yaitu :

1) Nilaikebenaran – kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (


ratio,budi,cipta )
2) Nilai keindahan yang bersumber pada unsur manusia
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak kemauan
manusia. (will, karsa, ethic )
4) Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan kerohanian yang tertinggi dan mutlak.
Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.

Jadi yang punya nilai itu tidak hanya sesuatu yang berwujud benda material saja, tetapi
juga sesuatu.yang tidak berwujud benda material. Bahkan sesuatu yang bukan benda
material itu dapat menjadi nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia
b. Norma
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari – hari berdasarkan motivasi tertentu.Norma sesungguhnya perwujudan martabat
manusia sebagai mahkluk budaya, sosial, moral dan religi suatu kesadaran sikap luhur
yang di kehendaki oleh tata nilaiuntuk di patuhi. Oleh sebab itu norma dalam
perwujudannyan dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan ,norma
hukum dan norma sosial.
Pada dasarnya manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan Tuhan,
masyarakat dan alam sekitarnya yang selaras. Jadi manusia berusaha untuk menjalin
hubungan yang bersifat vertikal ( Tuhan ) dan bersifat horizontal ( masyarakat ) dan
hubungan vertikal horizontal ( dalam lingkungan alam ) secara seimbang, selaras,serasi
berbagai penyesuaian, adaptasi dilakukan oleh manusi agar mampu mepertahankan
eksistensinya.Sikap demikian itu menyadarkan perlunya pengendalian diri,baik terhadap
manusia,lingkunga maupun terhadap Tuhan. Kesadaran tentang hubungan yang ideal
demikian menumbuhkan kepatuhan terhadap aturan – aturan, kaidah atau norma.
c. Moral
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingah
laku dan perbuatan mausia.seorang pribadi, yng taat kepada aturan – aturan, kaidah,
norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sesuai dan bertindak benar secara
moral.jika sebaliknya yang terjadi, maka pribadi itu di anggap tidak bermoral.Moral
dalam perwujudanya dapat berupa aturan, atau prinsip – prinsip yang benar,terpuji dan
mulia.moral dapat berupa kesetiaa,kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat
kehidupan bermasyarakat,negara dan bangsa.moral dapat dibedakan seperti moral ke
Tuhanan, agama, moral filsafat, etika, hukum, ilmu dsb.

Jadi dengan demikian nilai, norma, moral secara bersama – sama mengatur
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Dalam pancasila terdapat himpunan
nilai – nilai dasar apabila nilai – nilai tersebut dilaksanakan harkat manusia Indonesia
dapat menjadi baik dan bermutu.
BAB III
PEMBAHASAN

1.1 Moral Pemuda karena Pengaruh Modernisasi di Zaman Milenial


Era milenial merupakan zaman dimana teknologi serba canggih dan modernisasi
mulai merambah di berbagai lini kehidupan. Modernisasi mungkin merupakan persoalan
menarik yang dewasa ini merupakan gejala umum di dunia ini. Kebanyakan masyarakat
di dunia dewasa ini terkait pada jaringan modernisasi, baik yang baru memasukinya,
maupun yang sedang meneruskan tradisi modernisasi. Secara historis, modernisasi
merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi,
dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-17
sampai 19. Sistem sosial yang baru ini kemudian menyebar ke negara-negara Eropa
lainnya serta juga ke negara-negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.

Menurut Wilbert E. Moore modernisasi mencakup suatu transformasi total


kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi
sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang
stabil. Karakteristik umum modernisasi yang menyangkut aspek-aspek sosio-demografis
masyarakat dan aspek-aspek sosio-demografis digambarkan dengan istilah gerak sosial
(social mobility). Artinya suatu proses unsur-unsur sosial ekonomis dan psikologis mulai
menunjukkan peluang-peluang ke arah pola-pola baru melalui sosialisasi dan pola-pola
perilaku. Perwujudannya adalah aspek-aspek kehidupan modern seperti misalnya
mekanisasi, mass media yang teratur, urbanisasi, peningkatan pendapatan perkapita dan
sebagainya.

Remaja di kehidupan modern selalu dikaitkan dengan teknologi dan juga sosial
media yang di dukung juga dengan gadjet yang sangat canggih. Dari berbagai fenomena
yang hadir saat ini diantaranya adalah dengan semakin maraknya beberapa media social
yang sangat digandrungi oleh remaja seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dll
berikut dengan berbagai jenis gadget dan smartphone yang mereka gunakan untuk
mengakses media sosial tersebut. Dari fenomena tersebut tentunya menimbulkan dampak
positif dan juga negatif. Dampak positif yang bisa diambil contohnya anak menjadi lebih
up to date akan suatu hal yang baru, berbagai informasi dapat mudah diterima tanpa harus
susah payah mencari, komunikasi jadi lebih efisien dan efektif, seperti yang kita tahu
dengan adanya media sosial kita bisa mengetahui berbagai aktifitas, lokasi, moment dan
berbagai hal didalamnya yang mudah kita dapatkan. Media sosial biasanya digunakan
para remaja agar terlihat eksis dan terlihat gaul, tentunya itu semua harus didukung
dengan dukungan gadget atau perangkat komuniksi seperti smartphone yang mendukung
dengan bebagai spesifkasi yang canggih tentunya.

Tidak hanya berdampak positif berikut contoh dari dampak negatifnya, beberapa
diantaranya bahkan sampai menimbulkan efek kecanduan dan ketergantungan akan
media sosial sehingga para remaja cenderung melupakan tugas dan kewajibannya sebagai
generasi muda yaitu belajar. Akhirnya dampak negatif justru semakin terasa jika tidak
seimbangnya pengunaan media social dan gadget tersebut, untuk itu alangkah baiknya
peran orang tua dalam kasus fenomena kali ini.

Sebagian besar mereka lebih mengikuti trend mode di masa kini, seperti contohnya
berpakain seperti orang luar negeri dan bergaya kebarat-baratan. Yang kita tahu bahwa
trend mode yang ada di luar negeri itu menyimpang moral. Sedangkan Negara Indonesia
terkenal dengan kesopanan dan budi luhurnya. Kalau kita menanggapi hal ini dengan
negatif maka akan berdampak negatif juga untuk penerus kita selanjutnya.

Contoh yang dilakukan orang luar negeri seperti bermabuk-mabukan bahkan banyak
remaja terutama kaum adam di zaman sekarang yang sudah minum-minuman keras
bahkan narkoba. Mereka beranggapan bahwa jika tidak mengkonsumsi barang tersebut
maka ia akan dinilai sebagai remaja yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Ini salah
satu contoh yang salah atau tidak baik, karena kalau mereka mengkonsumsi barang-
barang haram tersebut bias merusak kesehatan mereka apalagi mereka dalam tahap
perkembangan terutama bagi pengguna narkoba, dampak negative dari penggunaan
narkoba adalah dapat mengalami gangguan syaraf pada otak yang tidak berjalan
sempurna dapat mengalami gangguan mental.

Moral generasi pemuda milenial memang semakin terlihat jauh dai pandangan
Pancasila. Nilai-nilai moral Pancasila yang mestinya menjadi pedoman bagi tehindarnya
para pemuda dari pengaruh negatif modernisasi malah semakin terkikis karena dianggap
tidak relevan lagi bagi gaya hidup mereka. Modernisasi dewasa ini telah membawa
banyak dampak buruk bagi generasi yang seharusnya menjadi penerus bangsa.

1.2 Peran Pancasila dalam Kehidupan Remaja di Zaman Milenial


Globalisasi dan modernisasi semakin bertumbuh pesat di era modern seperti
sekarang. Berbagai dampak muncul dalam segala aspek kehidupan, baik itu dampak
secara positif maupun dampak secara negatif. Globalisasi memiliki dampak positif yaitu
salah satu contoh pengetahuan yang dimiliki tak sebatas negara atau bahkan daerah itu
saja, tapi juga mencakup daerah yang lebih luas. Namun, sebagai remaja Indonesia, kita
harus paham dan kritis terhadap lingkungan kita bahwa globalisasi juga memiliki banyak
dampak negatif yang kini sangat signifikan terlihat, yaitu mulai pudarnya rasa cinta
kepada Pancasila dan kurangnya pengamalan dan penghayatan Pancasila. Nilai-nilai yang
terkandung dalam pengamalan dan penghayatan Pancasila kurang menjadi perhatian yang
penting bagi kalangan remaja Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seakan dilupakan.

Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita perlu


memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia perlu membenahi mentalitas warga masyarakatnya.Sikap
mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa
Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus bangkit kembali dengan semangat
nasionalisme yang lebih besar lagi untuk menghadapi globalisasi. Kita juga perlu
menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya,
memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa, selektif terhadap pengaruh globalisasi
di segala bidang.

Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan generasi muda mulai menurun.


Hal ini bisa dilihat dari banyaknya generasi muda yang menganggap bahwa budaya barat
lebih modern dibanding dengan budaya sendiri. Generasi muda terutama di kalangan
mahasiswa pelajar, banyak mengekor budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa
dilihat dari cara bersikap, berpakaian, berbicara sampai pola hidup yang cenderung
meniru budaya asing dari pada budayanya sendiri.

Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter nasionalisme


melalui tiga proses yaitu :

1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan membangun


karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral
serta menginternalisasikannya pada kehidupan nyata.
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model dari
pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif membangun kesadaran
kolektif dengan kohesivitas tinggi, misalnya menyerukan penyelesaian konflik.
3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan berprestasi
dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses pembelajaran
dalam pengembangan karakter positif bangsa sesuai dengan perkembangan zaman.

Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism


di kalangan generasi muda. Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air, kesadaran
yang mendorong seseorang untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan membentuk
negara berdasar kebangsaan dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam
menjalani kegiatan kebudayaan dan ekonomi. Apapun langkah tindakan yang dilakukan
harus selalu didasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang
antara sila satu yang lain saling menjiwai dan dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang
utuh, memiliki makna yang sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan
bertingkah laku. Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk
menggantikan ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila
yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi sejati di negara Indonesia.
Pancasila dijadikan acuan para generasi muda dalam bersikap bertindak dan bertutur kata
yang sesuai dengan norma Pancasila.

Untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia harus menanamkan sikap
nasionalisme sejak dini, sejak kecil, atau sejak masa sekolah dasar. Karena jika sikap
nasionalisme terlambat diimplementasikan kepada bangsa Indonesia, bangsa Indonesia
telah kehilangan generasi muda yang rendah akan sikap nasionalisme. Maka untuk
menanggulangi masalah tersebut dan untuk menambah rasa nasionalisme bangsa
Indonesia adalah dengan dilatih tentang sikap-sikap yang baik sesuai dengan nilai-nilai
dari Pancasila, tidak mengajarkan hal-hal yang melanggar nilai-nilai Pancasila,
menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini, dan memberi penyuluhan kepada seluruh
bangsa Indonesia akan pentingnya nasionalisme terhadap masa depan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia dengan cita-cita yang telah
disepakati dan diyakini bersama untuk direalisasikan dalam tindakan, sikap, dan perilaku
hidup bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Melalui cita-cita bersama tersebut
bangsa Indonesia mengerahkan pross pembangunan guna masyarakat yang adil dan
makmur.

Namun pada rezim Orde Baru orientasi bangsa cenderung berubah ke arah
pembangunan ekonomi kapitalis dan adanya pihak militer yang cenderung otoristik. Hal
itu semua menurut Penulis menyebabkan arah perkembangan Pancasila menjadi tertutup.
Pemerintah hanya fokus terhadap perkembangan ekonomi yang cenderung kapitalis dan
di motori oleh para konglomerat dan pihak asing.

Pada saat itu pula peran Pancasila seakan luntur. Dengan adnya pembatasan-
pembatasan kebebasan berpikir, berpendapat, dan berkumpul (berserikat). Para generasi
muda yang memerjuangkan nasib masyarakat banyak cenderung tersisihkan.
Konsekuensi dari situasi dan kondisi tersebut menyebabkan generasi muda pada awal
reformasi cenderung menjauhi Pancasila. ( Hariyono 2014 :13)

Generasi muda yang terlahir di akhir era Orde Baru dan Reformasi tentu memiliki
sisi historis yang berbeda. Pada tiap zaman yang ditapaki oleh generasi muda tentu
memiliki tantangan zaman yang berbeda-beda, dan tentu pula tidak dapat hidup pada
zaman generasi sebelumnya. Tapi, nilai-nilai dalam Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara perlu untuk dijadikan sumber keteladanan bagi para generasi
muda guna menghadapi tantangan di masa depan.

Pentingnya menjadikan Pancasila dan nasionalisme didalamnya menjadi bahan


inspirasi yang sangat essensial, karena di era modern ini informasi dan komunikasi
berlangsung tanpa batas waktu serta tempat. Sehingga generasi muda cendrung mudah
untuk mendapatkan pengaruh asing, baik yang positif maupun negatif. Pancasila dan
nasionalisme disini dapat dijadikan sebagai filter dalam menyaring pengaruh asing yang
sesuai dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia.

Kesadaran terhadap generasi muda tentang nilai-nilai dasar yang berkaitan dengan
Pancasila dan Nasionalisme Indonesia sangatlah perlu dibutuhkan di era modern.
Memang konskuensi dalam era modern ini adalah terbentuknya generasi muda yang
cerdas, canggih dan kompeten. Namun kita sadari pula jika ketiga aspek itu jika tidak
didasari oleh landasan yang kokoh, maka akan membahayakan orang lain dan
kepentingan bangsa. Landasan karakter para generasi muda harus tergali dan terinspirasi
dari sistem nilai Pancasila.

Dengan pemaparan beberapa penyebab lunturnya nilai Pancasila pada remaja,


bagaimana cara menumbuhkan kembali rasa cinta remaja pada Pancasila? Kita sebagai
remaja yang merupakan penerus bangsa seharusnya menjadikan Pancasila sebagai dasar
dalam kehidupan kita. Nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai
yang lahir dan merupakan tujuan mulia dari pendiri bangsa Indonesia yang harus kita
terapkan dalam kehidupan kita. Pendidikan Pancasila yang ada dalam sistem Pendidikan
Nasional merupakan cara terbaik dan brilian guna menjadikan remaja semakin mengerti
akan nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila. Bukan hanya melalui teori saja, tapi
pendidikan Pancasila juga harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Misalnya di
sekolah, Bapak dan Ibu Guru perlu memberikan teladan yang baik bagaimana kita
mencintai dan mengharigai Pancasila.

Selain itu, Pendidikan Agama merupakan pendukung terbaik dari Pendidikan


Pancasila yang merupakan pendidikan yang mengajarkan tentang akhlak yang bisa
membatasi perilaku negatif remaja. Agama selalu mengajarkan kita untuk memiliki
kehidupan yang berguna bagi sesama kita. Agama mengajarkan kita untuk mengasihi
sesama, orangtua, keluarga, dan negara kita. Dengan penndidikan Agama, secara tidak
langsung nilai-nilai Pancasila masuk ke dalam materi pembelajaran bagi remaja.

Terkikisnya rasa cinta kepada Pancasila memang banyak dipengaruhi oleh arus
globalisasi. Dalam hal ini tidak ada yang perlu dipersalahkan, terlebih remaja itu sendiri.
Adanya pelajaran Pancasila ditekankan pada aspek moral dan Pendidikan Agama
mungkin bisa menghambat atau paling tidak mengekang adanya perilaku remaja yang
menyimpang. Dengan Pendidikan Agama remaja akan lebih bertanggung jawab dalam
menjalani hidupnya dan dengan Pendidikan Pancasila remaja akan lebih tau batasan-
batasan dalam bergaul sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dengan adanya pendidikan Pancasila setidaknya bisa membatasi arus globalisasi
terhadap remaja, dengan itu identitas diri remaja Indonesia bisa tertanam dalam
kehidupan remaja.
Jadi pendidikan Pancasila dan pendidikan Agama dapat menjadi salah satu cara
dalam menumbuhkan kembali rasa cinta kepada Pancasila. Kita sebagai remaja Indonesia
harus memiliki kesadaran tinggi bahwa nasib bangsa Indonesia ada di genggaman tangan
kita. Jangan pernah menyia-nyiakan perjuangan pahlawan hingga dilahirkannya Pancasila
yang menjadi pedoman, pendangan, dasar hidup Bangsa Indonesia saat ini.

Peran pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar
bangsa di masa mendatang dengan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan
modal dasar sebagai perubahan dalam masyarakat, oleh karna itu peran pemuda sangat
penting dalam membangun dan menanamkan nilai pancasila.

Beberapa peran yang di lakukan generasi muda dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara antara lain mewarisi nilai-nilai ide pancasila kepada generasi di
bawahnya, dengan mewarisi nilai-nilai ideal, dalam hal ini pancasila kepadaa generasi
berikutnya antara lain gotong royong, musyawarah, nasionalisme demokrasi pancasila,
persatuan dan kesatuan, kerja sama, identitas jati diri, budaya dan lain-lain. Nilai-nilai
inilah yang di wariskan generasi muda kepada generasi berikutnya.

Para pemuda juga dengan membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan
pancasila sehinggaa ketahanan budaya menjadi benteng bagi pengaruh apapun. Para
pemuda harus melakukan dan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan.

Generasi muda memiliki peran penting yakni terjun secara langsung kepada
masyarakat untuk mengatasi indonesia dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan,
ketertingalan dan lain-lain. Sehingga pancasila menjadi kuat dan indonesia menjadi
Negara yangberakar dari nilai-nilai luhur bangsanya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa pancasila sangat berpengaruh pada
pembentukan mental dan moral generasi muda penerus bangsa. Seperti yang kita ketahui
bahwasanya pancasila mengandung nila-nilai dan moral yang mengatur setiap kehidupan
manusia. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai pancasila harus dilakukan demi terciptanya
generasi muda yang bermoralmulia.

Selain itu, seorang generasi muda khususnya remaja juga harus menerapkan nilai –nilai
pancasila di setiap kehidupannya. Di era milenial ini, pancasila seharusnya ditanamkan di
dalam diri setiap masyarakat Indonesia agar tercipta tatanan masyarakat yang bermoral
mulia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://bp3ipjakarta.ac.id/attachments
/article/609/PENDIDIKAN%2520KEWARGANEGARAAN%2520BAB%2520IV.pdf&ved=2a
hUKEwjO_PrL08TdAhWJRY8KHZphDWsQFjABegQIBxAB&usg=AOvVaw2SozB8ZdGbdf
Vrx8KjEQ2V (Diakses pada 17 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai