Anda di halaman 1dari 44

Infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA)


yang cenderung menjadi
epidemi dan pandemi
Pencegahan dan pengendalian infeksi
di fasilitas pelayanan kesehatan

Pedoman Ringkas
Infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA)
yang cenderung menjadi
epidemi dan pandemi
Pencegahan dan pengendalian infeksi
di fasilitas pelayanan kesehatan

Pedoman Ringkas
Ucapan Terima Kasih
WHO mengucapkan terima kasih kepada the United States Centers for Disease Control and Prevention (US CDC) atas bantuan
dana dalam penyusunan dan penerbitan pedoman ini.

Diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) di Jenewa


dengan judul Epidemic-prone & pandemic-prone acute respiratory diseases: Infection prevention & control in health-care facilities.
Summary guidance 2007
WHO/CDS/EPR/2007.8

© World Health Organization 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan hak terjemahan dalam bahasa Indonesia kepada Trust
Indonesia, yang bertanggung jawab penuh atas edisi bahasa Indonesia.

Ketetapan petunjuk dan penyajian materi dalam publikasi ini tidak mewakili pendapat di luar bagian dari WHO yang berkaitan
dengan status hukum suatu negara, wilayah, kota, daerah atau wewenangnya, atau segala kekuasaan dari perbatasannya. Simbol
titik dan garis pada peta menunjukkan kekuasaan batas yang belum disetujui sepenuhnya oleh pemerintah setempat.

Penyebutan nama perusahaan atau produk pabrik tertentu tidak berarti perusahaan itu direkomendasikan oleh WHO secara
langsung sebagai perusahaan atau produk yang memiliki kelebihan dari produk lainnya. Kecuali ada kesalahan dan kealpaan,
nama-nama produk dikenali dengan huruf kapital pada awal kata.

Semua tindakan kewaspadaan yang diperlukan telah dilakukan oleh WHO untuk memverifikasi informasi yang terdapat dalam
publikasi ini. Namun demkian, publikasi ini telah disebarkan tanpa jaminan apapun baik yang tersirat maupun yang tersurat.
Penggunaan dari hasil publikasi ini merupakan tanggung jawab pembaca. WHO tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang terjadi karena penggunaan publikasi ini.

Publikasi EPR dapat dilihat di Internet :http://www.who.int/csr/resources/publications/

Desain dan layout oleh Engage Write & Design, www.engage-geneva.ch


Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 1

Daftar Isi

1.0 PENDAHULUAN..........................................................................................................................3

2.0 PENGENALAN DINI, ISOLASI, DAN PELAPORAN.......................................................................6

3.0 KEWASPADAAN STANDAR ........................................................................................................8


3.1 Kebersihan tangan.................................................................................................................9
3.2 Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan Kewaspadaan Standar ..............................................12
Sarung tangan............................................................................................................15
Gaun pelindung dan Celemek.......................................................................................16
Pelindung membran mukosa wajah .............................................................................17
3.3 Kebersihan pernapasan dan etika batuk................................................................................20
3.4 Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya ......................................................21
3.5 Pembersihan dan disinfeksi peralatan pernapasan..................................................................22
3.6 Pembersihan lingkungan perawatan pasien............................................................................23
3.7 Pengelolaan linen & limbah . ................................................................................................25

4.0 KEWASPADAAN TRANSMISI DROPLET ...................................................................................27

5.0 KEWASPADAAN TRANSMISI KONTAK......................................................................................28

6.0 KEWASPADAAN TRANSMISI AIRBORNE..................................................................................29

7.0 PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MASKER DALAM PELAYANAN KESEHATAN ........................31

8.0 PENEMPATAN DAN PEMINDAHAN PASIEN..............................................................................33


8.1 Ventilasi ruangan.................................................................................................................35
8.2 Transportasi pasien ............................................................................................................36

9.0 PEMULASARAAN JENAZAH DAN PEMERIKSAAN POST MORTEM...........................................37


2 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 3

1.0 PENDAHULUAN

Informasi bagi petugas kesehatan mengenai pencegahan dan pengendalian


infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Informasi dalam buku kecil ini diambil dari Pedoman • Segera isolasi pasien suspek ISPA dari pasien
WHO yang berjudul “Pencegahan dan pengendalian lain dan pastikan mereka mendapatkan perawatan
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang dan terapi yang tepat.
cenderung menjadi epidemi dan pandemi dalam
pelayanan kesehatan. Pedoman Interim WHO” yang • Lakukan Kewaspadaan Standar saat
diterbitkan pada tahun 20071. Untuk mendapatkan memberikan pelayanan kepada pasien, baik
informasi lebih terinci mengenai segala topik yang diagnosisnya confirm atau pun suspek. Tindakan
dibahas dalam buku kecil ini, pembaca dapat Kewaspadaan Standar adalah langkah dasar
melihat pedoman lengkap tersebut. pencegahan dan pengendalian infeksi dalam
pelayanan kesehatan dan harus selalu dilakukan
ISPA yang dibahas dalam buku kecil ini adalah saat memberikan pelayanan kepada pasien.
infeksi saluran pernapasan akut yang cenderung
menjadi epidemi dan pandemi dan khususnya, • Lakukan Kewaspadaan Transmisi Droplet
ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran sebagai tambahan kewaspadaan standar saat
kesehatan masyarakat internasional. ISPA ini memberikan pelayanan kepada pasien yang
mencakup: severe acute respiratory syndrome suspek atau confirm mengalami ISPA menular.
(SARS), kasus infeksi flu burung pada manusia, Langkah pencegahan tambahan mungkin diperlukan
dan ISPA baru yang belum pernah dilaporkan yang saat memberikan pelayanan kepada pasien
dapat menyebabkan wabah skala besar dengan yang terinfeksi patogen tertentu atau selama
morbiditas dan mortalitas tinggi. pelaksanaan prosedur tertentu seperti prosedur
yang dapat menimbulkan aerosol (lihat tabel pada
ISPA umumnya ditularkan melalui droplet. Namun halaman 4).
demikian, pada sebagian patogen ada juga
kemungkinan penularan melalui cara lain, seperti • Lakukan Kewaspadaan Transmisi Kontak dan
melalui kontak dengan tangan atau permukaan yang Droplet, sebagai tambahan kewaspadaan standar
terkontaminasi. Karena itu, informasi mengenai saat memberikan pelayanan kepada kasus infeksi
pencegahan dan pengendalian infeksi dalam flu burung pada manusia dan pasien SARS, dan juga
pedoman ini dirancang untuk mencakup semua pasien anak-anak yang menderita ISPA atau bila
cara penularan. gejala klinis menunjukkan kemungkinan diagnosis
virus tertentu seperti croup, parainfluenza,
Rekomendasi penting: bronkiolitis akut, dan respiratory syncytial virus
• Laporkan segera setiap kasus suspek ISPA yang (RSV) yang terjadi selama periode puncak.
dapat menimbulkan kekhawatiran, termasuk SARS
dan infeksi flu burung pada manusia, kepada Dinas • Lakukan Kewaspadaan Transmisi Airborne
Kesehatan yang berwenang. sebagai tambahan kewaspadaan standar saat

1 Tersedia di http://www.who.int/csr/resources/publications/WHO_CD_EPR_2007_6/en/index.html
4 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

memberikan pelayanan kepada pasien terinfeksi • Upayakan Ventilasi pada lingkungan pasien
patogen yang dapat ditularkan melalui udara dari untuk mengurangi risiko penularan penyakit melalui
jarak jauh atau saat melakukan prosedur tertentu, aerosol pernapasan.
seperti prosedur yang dapat menimbulkan aerosol
(lihat tabel pada halaman 4).

Patogen

Tindakan Pencegahan Tidak ada ISPA Para- Virus flu Virus flu SARS Organisme
dan Pengendalian patogen yang bakteri b influenza, dengan baru tanpa baru e
Infeksi teridentifikasi RSV dan penularan penularan
tidak ada adenovirus berkelan- berkelan-
faktor risiko jutan dari jutan dari
untuk ISPA manusia manusia
yang dapat ke ke
menimbulkan manusia c manusia d
kekhawatiran a

Kebersihan tangan f Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Sarung tangan P/R g P/R
g
Ya P/R
g
Ya Ya Ya
Gaun Pelindung h P/R g P/R
g
Ya P/R
g
Ya Ya Ya
Pelindung mata P/R i P/R i P/R i P/R i Ya Ya Ya
Masker bedah untuk i j k
petugas kesehatan dan
Ya P/R Ya Ya Ya Ya Tidak rutine
keluarga yang merawat
Respirator untuk masuk
ruangan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak rutin j Tidak rutin k Ya
partikulat
untuk
dalam jarak 1m Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak rutin j Tidak rutin k Ya
petugas dari pasien
kesehatan
& keluarga untuk prosedur Tidak Tidak
yang yang menimbul- Ya Ya Ya Ya Ya
merawat kan aerosol l rutin m rutin m

Masker bedah untuk pasien


saat berada di luar area Ya Ya Ya o Ya Ya Ya Ya
isolasi n
Ruang isolasi Ya, bila Ya, bila Ya, bila Tidak
Tidak
tersedia p tersedia p tersedia p Ya Ya rutin
e

Ruang untuk Kewaspadaan


Transmisi Airborne q Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak rutin r Tidak rutin r Ya

Rangkuman tindakan Kewaspa- Kewas- Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa-


pencegahan dan daan standar padaan daan standar daan standar daan standar daan standar daan standar
pengendalian infeksi + standar + + + + +
untuk pelayanan rutin Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa- Kewaspada-
pasien, tidak termasuk daan Trans- daan Trans- daan Trans- daan Trans- daan Trans- an Transmisi
prosedur yang misi Droplet misi Droplet misi Droplet misi Droplet misi Droplet Airborne r
menimbulkan aerosol i + + + +
Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa- Kewaspa-
daan Trans- daan Trans- daan Trans- daan Trans-
misi Kontak misi Kontak misi Kontak misi Kontak

P/R – Penilaian Risiko


Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 5

a. Misalnya, influenza like illness (ILI) tanpa k. Bukti yang ada sekarang menunjukkan bahwa
faktor risiko ISPA yang dapat menimbulkan penularan SARS di fasilitas pelayanan kesehatan
kekhawatiran. umumnya terjadi melalui droplet dan kontak.
Karena itu, masker bedah sudah cukup untuk
b. Bakteri penyebab ISPA umumnya adalah pelayanan rutin.
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Chlamydia spp., dan Mycoplasma l. Prosedur yang menimbulkan aerosol yang
pneumoniae. berkaitan dengan peningkatan risiko penularan
patogen pernapasan: intubasi, resusitasi
c. Misalnya, flu musiman, flu pandemi. jantung dan paru-paru, dan prosedur yang
terkait (misalnya, ventilasi manual, suction);
d. Misalnya, flu burung.
bronkoskopi; dan autopsi, atau pembedahan
e. Penyebab ISPA yang baru teridentifikasi, cara yang melibatkan penggunaan peralatan
penularannya biasanya tidak diketahui. Lakukan kecepatan tinggi.
kewaspadaan pencegahan dan pengendalian
m. Sebagian prosedur yang menimbulkan aerosol
infeksi yang tertinggi sampai situasi dan cara
menyebabkan peningkatan risiko penularan
penularannya diketahui.
SARS dan tuberkulosis. Sampai sekarang,
f. Membersihkan tangan sesuai dengan risiko infeksi yang disebabkan oleh prosedur
kewaspadaan standar (lihat bagian 3.1). yang menimbulkan aerosol pada pasien yang
menderita ISPA bakteri, ISPA yang disebabkan
g. Sarung tangan dan gaun pelindung harus rhinovirus, parainfluenza, RSV, dan adenovirus
dipakai sesuai dengan kewaspadaan standar belum diketahui. Sebagai tindakan pencegahan
(lihat bagian 3). Bila persediaan sarung tangan minimum, masker bedah yang ketat harus
kurang, penggunaan sarung tangan harus selalu digunakan.
diprioritaskan untuk kontak dengan darah dan
cairan tubuh (sarung tangan non-steril), dan n. Bila tidak tersedia masker bedah, gunakan
kontak dengan tempat steril (sarung tangan metode lain untuk pengendalian sumber patogen
steril). (misalnya, sapu tangan, tisu, atau tangan) saat
batuk dan bersin.
h. Bila ada kemungkinan percikan darah atau cairan
tubuh lainnya dan gaun pelindung tidak tahan o. Patogen-patogen ini umum ditemukan pada anak-
cairan, celemek tahan air harus dipakai menutupi anak yang mungkin tidak sesuai jika menerapkan
gaun pelindung. rekomendasi ini.

i. Pelindung wajah (masker bedah dan pelindung p. Kelompokkan pasien dengan diagnosis yang
mata) harus digunakan oleh petugas kesehatan sama (cohorting).
sesuai dengan kewaspadaan standar bila
q. Ruang untuk kewaspadaan transmisi airborne
kegiatan yang dilakukan dapat menimbulkan
dapat diberi ventilasi alami atau mekanis,
percikan atau semburan darah, cairan tubuh,
dengan tingkat pergantian udara yang memadai
sekret, dan ekskresi ke mukosa mata, hidung,
setidaknya 12 ACH dan arah aliran udara yang
atau mulut.
terkontrol.
j. Pada saat penyusunan pedoman ini, belum terjadi
r. Bila tersedia, ruangan untuk kewaspadaan
penularan flu burung dari manusia ke manusia
transmisi airborne harus diutamakan untuk
yang berkelanjutan dan efisien. Bukti yang ada
pasien yang mengalami infeksi patogen yang
tidak menunjukkan penularan melalui udara dari
terbawa udara (misalnya, tuberkulosis paru-paru,
manusia ke manusia. Karena itu, masker bedah
cacar air, campak) dan untuk pasien ISPA yang
sudah cukup untuk pelayanan rutin.
disebabkan oleh organisme baru.
6 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

2.0 PENGENALAN DINI, ISOLASI,


DAN PELAPORAN
Pengenalan dini, isolasi, dan pelaporan pasien ISPA yang dapat menimbulkan
kekhawatiran adalah kunci untuk mengatasi penyakit ini.

Pengenalan infeksi saluran pernapasan akut pada • Segera laporkan kepada Dinas Kesehatan yang
pasien, khususnya jenis ISPA yang diderita, sangat berwenang bila diduga ada kasus ISPA yang
penting untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi. dapat menimbulkan kekhawatiran.

Pasien ISPA mungkin memperlihatkan berbagai • Isolasi pasien suspek atau confirm mengalami
gejala klinis. Sebagian dari penyakit ini berpotensi infeksi ISPA yang dapat menimbulkan
menyebar dengan cepat dan bisa menimbulkan kekhawatiran di kamar tersendiri atau tempat
dampak serius terhadap kesehatan publik. Dalam yang terpisah dari pasien lain.
pedoman ini, penyakit ini dinamakan “ISPA yang
dapat menimbulkan kekhawatiran” dan meliputi: Indikasi awal untuk menduga ISPA yang
dapat menimbulkan kekhawatiran
• severe acute respiratory syndrome (SARS);
Walaupun definisi kasusnya mungkin berbeda
• kasus infeksi flu burung pada manusia;
sesuai dengan penyakitnya, ada beberapa tanda
• ISPA baru atau yang belum diketahui atau belum
epidemiologis dan klinis umum yang harus
dilaporkan.
menimbulkan kecurigaan.
ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran harus
dikenali dan dilaporkan sedini mungkin. Pasien yang
terinfeksi harus diberi perawatan dan pelayanan
yang sesuai dan langkah pencegahan dan
pengendalian infeksi harus segera dilakukan untuk
mengurangi penularan lebih lanjut penyakit tersebut.
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 7

Tanda-tanda epidemiologis
Riwayat kesehatan terbaru pasien (dalam masa
inkubasi yang diketahui atau yang diduga) yang Apa yang harus Anda
meliputi: lakukan bila Anda menduga
• baru melakukan perjalanan ke suatu daerah di seorang pasien menderita
mana terdapat pasien yang diketahui menderita ISPA yang dapat menimbulkan
ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran;
kekhawatiran – seperti SARS atau
• baru mengalami pajanan kerja, misalnya pajanan flu burung
terhadap hewan yang mengalami gejala flu
burung, atau 3 Segera laporkan kepada Dinas Kesehatan
yang berwenang bila diduga ada kasus ISPA
• baru kontak dengan pasien lain yang terinfeksi yang dapat menimbulkan kekhawatiran.
ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran.
3 Tempatkan pasien suspek atau confirm
Tanda-tanda klinis mengalami infeksi ISPA yang dapat
menimbulkan kekhawatiran di kamar
Pasien yang mengalami, atau yang meninggal tersendiri atau tempat yang terpisah dari
akibat, penyakit pernapasan disertai demam pasien lain.
tinggi, akut, dan belum jelas penyebabnya seperti
demam yang lebih dari 38°C disertai batuk dan
sesak napas, atau penyakit parah lainnya yang
3 Pastikan bahwa semua petugas kesehatan
yang memberikan pelayanan kepada pasien
tidak jelas penyebabnya seperti ensefalopati atau dilengkapi dengan dan menggunakan APD
diare dengan riwayat pajanan yang mirip dengan yang sesuai.
ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran yang
disebutkan di atas dalam masa inkubasi yang
diketahui atau suspek.
8 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

3.0 KEWASPADAAN STANDAR

Kewaspadaan Standar harus dilakukan secara rutin di semua fasilitas


pelayanan kesehatan saat memberikan pelayanan kepada pasien.

Bila dilakukan dengan benar, Kewaspadaan


Standar, yang merupakan dasar pencegahan
dan pengendalian infeksi, akan mencegah Unsur utama
kontak langsung tanpa pelindung dengan cairan Kewaspadaan Standar
tubuh, darah, sekret, ekskresi, dan mengurangi
penyebaran infeksi yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan. 3 kebersihan tangan;
Di fasilitas pelayanan kesehatan terdapat sumber 3 penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk
menghindari kontak dengan cairan tubuh
utama infeksi - manusia dan benda yang
pasien dan kulit yang tidak utuh;
terkontaminasi. Infeksi dapat ditularkan oleh
manusia melalui darah, cairan tubuh, sekret,
ekskresi, kulit yang tidak utuh. Sebagian orang 3 kebersihan pernapasan dan etika batuk;
mungkin terlihat sehat walaupun darah atau
cairan tubuh mereka dapat menyebarkan infeksi,
3 pencegahan luka tusukan jarum atau benda
tajam lainnya;
dan kewaspadaan standar harus dilakukan saat
memberikan pelayanan, apa pun diagnosis pasien. 3 pengelolaan limbah; dan
Organisme yang menyebabkan ISPA biasanya 3 pembersihan dan disinfeksi lingkungan dan
ditularkan melalui droplet. Saat seorang pasien peralatan.
ISPA batuk atau bersin, droplet sekresi kecil dan
besar tersembur ke udara dan permukaan sekitar.
Droplet besar perlahan-lahan turun ke permukaan
di sekitar pasien (biasanya dalam jarak 1 meter
dari pasien). Permukaan tersebut bisa juga seperti kebersihan pernapasan, kebersihan tangan,
terkontaminasi melalui kontak dengan tangan, sapu kebersihan lingkungan, dan pengelolaan limbah,
tangan/tisu yang sudah dipakai, atau benda lain juga sangat penting untuk membantu mencegah
yang sudah bersentuhan dengan sekret tersebut. penularan ISPA.
Cairan tubuh lain dan feses bisa juga mengandung
bahan infeksius. Karena itu, ISPA dapat ditularkan Kewaspadaan Standar harus selalu dilakukan di
oleh aerosol dari saluran pernapasan atau fasilitas pelayanan kesehatan dan sangat penting
melalui kontak dengan permukaan yang telah dalam mengurangi risiko infeksi lebih lanjut saat
terkontaminasi. Karena itu, selain penggunaan alat memberikan pelayanan kepada pasien, termasuk
pelindung tertentu terhadap droplet (yaitu, masker pasien yang diduga terinfeksi ISPA yang dapat
bedah), beberapa unsur kewaspadaan standar, menimbulkan kekhawatiran.
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 9

3.1 KEBERSIHAN TANGAN

Kebersihan tangan sebelum dan setelah kontak dengan setiap pasien adalah
salah satu cara yang paling penting dalam mencegah penyebaran infeksi.

• Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir


bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh
bahan yang mengandung protein. Hal-hal yang perlu
diingat saat membersihkan
• Gunakan bahan yang mengandung alkohol untuk
mendekontaminasi tangan secara rutin, bila tangan
tangan TIDAK jelas terlihat kotor.
3 Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi
• JANGAN gunakan antiseptik berbasis alkohol oleh bahan yang mengandung protein,
bila tangan jelas terlihat kotor. tangan harus dicuci dengan sabun dan air
mengalir.
• JANGAN gunakan bahan pencuci tangan yang
mengandung alkohol setelah kulit yang terluka 3 Bila tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau
terkontaminasi, harus digunakan antiseptik
terpajan darah atau cairan tubuh. Dalam kasus berbasis alkohol untuk dekontaminasi
ini, cuci tangan dengan sabun dan air lalu tangan rutin.
keringkan.
3 Pastikan tangan kering sebelum memulai
Bersihkan tangan: kegiatan.
Segera
• Saat tiba di tempat kerja.

Sebelum
• Kontak langsung dengan pasien. Setelah
• Memakai sarung tangan untuk melakukan • Kontak dengan pasien.
prosedur klinis dan invasif. • Membuka sarung tangan.
• Menyiapkan obat. • Membuka alat pelindung diri (APD) lainnya.
• Menyiapkan, membawa, menghidangkan, atau • Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekret,
menikmati makanan. ekskresi, eksudat luka, dan benda-benda yang
• Memberikan makan pasien. terkontaminasi.
• Meninggalkan tempat kerja. • Kontak dengan benda/permukaan yang diketahui
atau diduga terkontaminasi oleh darah, cairan
Antara tubuh, atau ekskresi (misalnya, pispot, wadah
• Prosedur-prosedur tertentu untuk pasien yang urin, pembalut luka) apakah sarung tangan
sama yang dapat membuat tangan kotor, untuk digunakan atau tidak.
menghindari kontaminasi silang bagian-bagian • Aktivitas pribadi seperti menggunakan toilet,
tubuh. menggosok hidung, atau membuang ingus.
10 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut
LANGKAH-LANGKAH
Mencuci Tangan dengan Antiseptik Berbasis Alkohol

1a 1b

Tuang segenggam penuh bahan antiseptik berbasis alkohol ke dalam


tangan seperti pada gambar ke seluruh permukaan tangan.

2 3 4

Gosok tangan dengan posisi telapak kanan di atas punggung telapak kiri telapak pada telapak dengan jari-
telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin jari saling menjalin

5 6 7

punggung jari-jari pada telapak gosok memutar ke arah belakang dan ke arah
tangan berlawanan dengan jari-jari gosok memutar dengan ibu jari mengunci depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci
saling mengunci, pada telapak kanan dan sebaliknya, pada telapak kanan dan sebaliknya

20-30 detik

Tangan Anda sudah


aman sekarang.

Diadaptasi dari WHO guidelines on hand hygiene in health care (advanced draft): A summary,
World Alliance for Patient Safety, World Health Organization, 2005
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 11
Bagaimana
Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air

1 2

Basahi tangan Pakai cukup sabun untuk menyabuni


dengan air seluruh permukaan tangan

3 4 5

Gosok tangan dengan telapak kanan di atas punggung tangan kiri telapak pada telapak
posisi telapak pada dengan jari-jari saling menjalin dan sebaliknya dan jari-jari saling menjalin
telapak
6 7 8

punggung jari-jari pada gosok memutar, ke arah belakang


telapak yang berlawanan
gosok memutar dengan ibu jari kiri tangan kanan dan depan dengan jari-jari tangan
dengan jari-jari saling kanan mengunci pada telapak kiri
mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya
mengunci dan sebaliknya

9 10 11

bilas tangan keringkan tangan sekering mungkin gunakan handuk untuk


dengan air dengan handuk sekali pakai mematikan keran

40-60 detik

12

Tangan Anda
sudah aman sekarang.
12 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

3.2 ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


MENURUT KEWASPADAAN
STANDAR
Bila APD yang sesuai digunakan dengan benar, APD akan melindungi petugas
kesehatan dari pajanan terhadap jenis penyakit menular tertentu.

Selain membersihkan tangan – yang harus Pemilihan APD


selalu dilakukan – petugas kesehatan juga harus Tidak semua APD harus selalu digunakan sebagai
mengenakan alat pelindung diri sesuai dengan bagian dari Kewaspadaan Standar. Dalam
prosedur yang mereka lakukan dan tingkat kontak pemilihan APD mana yang akan digunakan, petugas
dengan pasien yang diperlukan untuk menghindari kesehatan harus melakukan penilaian risiko
kontak dengan darah dan cairan tubuh. potensial pajanan terhadap penyakit menular yang
mungkin berkaitan dengan prosedur yang dilakukan
APD untuk keperluan kewaspadaan standar terdiri saat memberikan pelayanan rutin.
atas sarung tangan, gaun pelindung, pelindung
mata, dan masker bedah. Peralatan tambahan, Jelasnya, petugas kesehatan harus
seperti penutup kepala untuk melindungi rambut, mempertimbangkan:
tidak dianggap APD*, tetapi dapat digunakan
demi kenyamanan petugas kesehatan. Begitu Prosedur
pula, sepatu bot juga dapat digunakan untuk • Apa prosedur yang akan dilakukan?
keperluan praktis, misalnya bila diperlukan sepatu • Bagaimana kemungkinan kontak dengan darah
yang tertutup rapat dan kuat untuk menghindari atau cairan tubuh pasien dan jenis cairan apa
kecelakaan akibat benda tajam. Bila digunakan yang mungkin dihadapi?
dengan benar, APD akan melindungi petugas
kesehatan dari pajanan terhadap jenis penyakit Petugas Kesehatan
menular tertentu. • Apakah petugas kesehatan mengalami abrasi
kulit?

* Untuk kasus Indonesia, para dokter sangat merekomendasikan


penutup kepala sebagai bagian dari alat pelindung diri (APD).
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 13

Peralatan dan fasilitas


• Apakah semua APD tersedia untuk digunakan?
• Fasilitas apa yang tersedia untuk mengenakan Pedoman Umum APD
dan melepas APD?
• Apakah diperlukan bantuan orang lain untuk 3 Tangan harus selalu dibersihkan meskipun
menggunakan APD.
mengenakan atau melepas APD?
• Di mana letak fasilitas membersihkan tangan
terdekat? 3 Lepas dan ganti bila perlu segala
perlengkapan APD yang dapat digunakan
• Apakah setiap APD dapat dikenakan dengan kembali yang sudah rusak atau sobek
benar? segera setelah Anda mengetahui APD
• Di mana letak fasilitas pembuangan limbah? tersebut tidak berfungsi optimal.

Prinsip umum saat menggunakan APD 3 Lepas semua APD sesegera mungkin
Saat menggunakan APD, ada beberapa prinsip setelah selesai memberikan pelayanan dan
umum yang berlaku untuk semua perlengkapan dan hindari kontaminasi:
harus selalu dipertimbangkan. – lingkungan di luar ruang isolasi;
– para pasien atau pekerja lain; dan
– diri Anda sendiri.
• Selalu membersihkan tangan sebelum
memegang dan memasang APD.
• Semua APD yang sudah rusak atau sobek harus 3 Buang semua perlengkapan APD dengan
hati-hati dan segera membersihkan tangan.
segera dibuang dan diganti.
• Semua APD harus dibuang segera setelah
selesai melakukan prosedur pelayanan kesehatan
untuk menghindari kontaminasi permukaan lain.
• Semua APD sekali pakai harus dibuang segera
setelah digunakan, dengan menggunakan fasilitas
pengelolaan limbah yang sesuai.
• Selalu membersihkan tangan segera setelah
melepas dan membuang segala APD.
14 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

Kebersihan Tangan Sarung Tangan Gaun pelindung – jenis dan model


lainnya juga dapat digunakan

Masker bedah – jenis dan model Peralatan pelindung mata – pelindung mata,
lainnya juga dapat digunakan kacamata pelindung, dan pelindung wajah
adalah contoh peralatan pelindung mata
Harap diingat bahwa ilustrasi yang ditampilkan di sini adalah contoh representatif APD: gaun pelindung,
sarung tangan, masker bedah, dan pelindung mata/wajah mungkin berbeda modelnya, tapi mempunyai
fungsi pelindung yang sama.

KEBERSIHAN SARUNG GAUN MASKER PELINDUNG


SKENARIO TANGAN TANGAN PELINDUNG BEDAH MATA

Selalu sebelum dan


setelah kontak dengan
pasien, dan setelah ✓
bekerja di lingkungan
yang terkontaminasi

Bila kontak langsung


dengan darah dan cairan
tubuh, sekret, ekskresi, ✓ ✓
membran mukosa, dan
kulit yang tidak utuh

Bila ada risiko percikan


ke tubuh petugas
kesehatan
✓ ✓ ✓
Bila ada risiko percikan
ke tubuh dan wajah ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 15

Informasi lebih lanjut mengenai


perlengkapan APD

SARUNG TANGAN
Sarung tangan merupakan APD yang sangat
penting dan digunakan untuk mencegah kontak
langsung petugas kesehatan dengan darah atau
cairan tubuh pasien yang terinfeksi.

Persediaan sarung tangan yang cukup sangat


Sarung Tangan
penting di semua tempat yang merawat pasien, dan
khususnya di pintu masuk menuju tempat pasien
diisolasi. membuang sarung tangan yang rusak
menggunakan fasilitas yang benar;
Harus selalu diingat bahwa membersihkan tangan • melepas dan membuang sarung tangan dan
sangat penting walaupun menggunakan sarung menggunakan sarung tangan baru di antara
tangan. Karena itu, persediaan sarung tangan prosedur yang berbeda pada pasien yang sama
sebaiknya disimpan di tempat yang sama dengan bila ada kemungkinan infeksi dapat tertular
fasilitas membersihkan tangan. dari satu bagian tubuh pasien ke bagian tubuh
lainnya;
Hal penting yang perlu diingat mengenai • melepas dan membuang sarung tangan segera
pemilihan dan penggunaan sarung setelah kontak dengan pasien atau permukaan
tangan lingkungan yang mungkin terkontaminasi dan
Pemilihan jenis sarung tangan yang sesuai juga menggunakan sarung tangan baru untuk kontak
penting dan harus mempertimbangkan hal-hal selanjutnya dengan pasien atau lingkungan yang
berikut: berbeda;
• membersihkan tangan segera setelah melepas
• sarung tangan yang dipilih harus sesuai dengan dan membuang sarung tangan.
prosedur yang akan dilakukan dan risiko yang
mungkin ditimbulkan terhadap petugas kesehatan Urutan prosedur yang dianjurkan bila hanya
yang mengalami kontak langsung dengan sekret menggunakan sarung tangan:
pernapasan atau cairan lainnya; • membersihkan tangan
• sarung tangan harus pas ukurannya dengan • memasang sarung tangan
tangan pemakainya; • melaksanakan tugas
• sarung tangan harus sesuai dengan larutan • melepas sarung tangan segera setelah tugas
kimia yang akan digunakan sebagai bagian selesai
dari kebersihan tangan di fasilitas pelayanan • membuang sarung tangan ke tempat yang aman
kesehatan. • membersihkan tangan

Penggunaan sarung tangan dengan benar meliputi


Jangan lupa
hal-hal berikut:
• membersihkan tangan sebelum memasang • Membersihkan tangan sangat penting
sarung tangan, sarung tangan tidak boleh walaupun menggunakan sarung tangan.
digunakan sebagai alternatif membersihkan
tangan; • Karena itu, persediaan sarung tangan
• mengganti sarung tangan segera bila sarung harus disimpan berdekatan dengan fasilitas
tangan sobek atau berlubang dan segera membersihkan tangan.
16 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

Gaun pelindung dan celemek Penggunaan gaun pelindung atau celemek dengan
Gaun pelindung dan celemek juga merupakan APD benar mencakup:
dan digunakan sebagai pelindung untuk mencegah • mengganti dan membuang gaun pelindung dan
agar pakaian petugas kesehatan tidak terkena celemek ke fasilitas pembuangan limbah yang
darah atau cairan tubuh lainnya. Gaun pelindung sesuai atau membawanya ke fasilitas pencucian
digunakan bila ada risiko cairan tubuh atau darah yang sesuai segera setelah kontak dengan
dari pasien. pasien atau permukaan lingkungan yang mungkin
terkontaminasi dan sebelum kontak dengan
Persediaan gaun pelindung dan celemek harus pasien atau lingkungan yang berbeda;
cukup di semua tempat yang merawat pasien, • gaun pelindung yang sama dapat digunakan saat
dan khususnya di pintu masuk ke tempat pasien memberikan pelayanan kepada lebih dari satu
diisolasi atau ditempatkan berkelompok (cohorting). pasien di lokasi cohorting hanya apabila tidak
mengalami kontak langsung dengan pasien;
Celemek plastik harus digunakan selain gaun
pelindung bila bahan gaun pelindung tersebut Urutan prosedur yang dianjurkan bila hanya
tidak tahan air DAN tugas yang akan dilaksanakan menggunakan gaun pelindung dan sarung tangan:
mungkin menyebabkan percikan ke tubuh petugas • membersihkan tangan
kesehatan. Ada gaun pelindung yang dapat dibuang • memakai gaun pelindung
dan ada juga yang dapat digunakan kembali. Gaun • memakai sarung tangan dan memastikan manset
pelindung yang dapat digunakan kembali harus gaun pelindung tertutup sepenuhnya
dicuci setelah digunakan. • melaksanakan tindakan
• melepas gaun pelindung dan sarung tangan
Persediaan gaun pelindung dan celemek harus segera setelah tindakan selesai
disimpan berdekatan dengan persediaan APD – untuk gaun pelindung sekali pakai:
lainnya. • lepas gaun pelindung dan sarung tangan
secara bersamaan, gulung keluar, dan
Hal-hal yang harus diingat saat memilih buang ke tempat yang aman; dan
dan menggunakan gaun pelindung dan • membersihkan tangan.
– untuk gaun pelindung yang dapat digunakan
celemek
kembali:
Jenis gaun pelindung dan celemek yang digunakan • lepas sarung tangan, bersihkan tangan,
harus: lepas dan letakkan gaun pelindung di
sesuai dengan prosedur yang akan dilakukan dan fasilitas pencucian; dan
risiko kontak petugas kesehatan dengan sekret • membersihkan tangan.
pernapasan atau cairan lainnya yang berkaitan
dengan masing-masing prosedur. Hal-hal yang
menjadi pertimbangan:
• banyaknya sekret yang mungkin dihadapi
petugas kesehatan akibat prosedur tersebut;
• jenis tindakan yang dilaksanakan dalam prosedur
tersebut yang mungkin menyebabkan kerusakan
pada gaun pelindung atau celemek. Misalnya,
sebagian tugas berat, seperti pembersihan,
mungkin memerlukan penggunaan celemek karet
selain gaun pelindung; dan Contoh gaun
• ukuran gaun pelindung dan celemek untuk pelindung. Model
memastikan perlindungan segala bagian tubuh gaun pelindung
lainnya bisa juga
pemakainya dan pakaian yang mungkin terpajan.
digunakan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 17

PERLINDUNGAN MUKOSA WAJAH


Masker dan kacamata pelindung juga merupakan
APD dan digunakan untuk melindungi mukosa mata,
hidung, atau mulut petugas kesehatan dari risiko
kontak dengan sekret pernapasan atau percikan
darah, cairan tubuh, sekresi, atau ekskresi pasien.
Pelindung wajah melindungi mulut, hidung, dan
mata, dan bila tersedia dapat digunakan sebagai
ganti masker dan peralatan pelindung mata.

Persediaan masker dan perlengkapan pelindung


mata harus cukup di semua tempat pasien dirawat,
dan khususnya di pintu masuk menuju tempat
pasien diisolasi atau ditempatkan berkelompok Pelindung wajah
(cohorting).

Petugas kesehatan tidak boleh menyentuh bagian


depan masker atau peralatan pelindung mata
saat membuka perlengkapan ini dan harus ingat
bahwa harus membersihkan tangan segera setelah
melepasnya.

Beberapa jenis peralatan pelindung


mata/wajah
Ilustrasi berikut ini menampilkan tiga jenis peralatan
pelindung mata: pelindung wajah, visor mata, dan
kacamata pelindung.

Pelindung mata

Kacamata pelindung
18 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut
Bagaimana
Menggunakan Alat Pelindung Diri
(jika semua alat dibutuhkan)

Langkah 1
– Kenali bahaya dan cegahlah tangani risiko. Kumpulkan APD yang
diperlukan.
– Rencanakan di mana akan menggunakan dan melepas APD
– Apakah ada teman? Cermin?
HAND RUB
– Apakah Anda tahu bagaimana menangani limbah?

Langkah 2
– Kenakan gaun pelindung.

Langkah 3
– Pasang masker.

Langkah 4
– Pasang peralatan pelindung mata seperti visor, pelindung wajah,
kacamata pelindung (pertimbangkan kacamata antitetes kabut atau
kacamata tahan kabut). Tutup kepala tidak harus digunakan: bila
digunakan, pasang setelah peralatan pelindung mata dipasang.

Langkah 5
– Pakai sarung tangan (menutupi ujung lengan gaun pelindung).
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 19
Bagaimana
Melepas Alat Pelindung Diri

Langkah 1
– Hindari kontaminasi terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
– Lepaskan alat yang paling terkontaminasi terlebih dahulu.
Melepaskan sarung tangan dan gaun pelindung
– Lepaskan gaun pelindung dan sarung tangan dan gulung terbalik (sisi
dalam menghadap ke luar)
– Letakkan sarung tangan dan gaun pelindung secara aman di tempat
pembuangan.

Langkah 2
– Bersihkan tangan

Langkah 3
– Lepaskan tutup kepala (bila digunakan)
– Lepaskan peralatan pelindung mata dari belakang;
– Simpan peralatan pelindung mata ke tempat yang terpisah untuk
pengolahan kembali

Langkah 4
– Lepaskan masker dari arah belakang

Langkah 5
– Bersihkan tangan
20 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

3.3 KEBERSIHAN PERNAPASAN


DAN ETIKA BATUK
Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.

Semua pasien, pengunjung, dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan
kebersihan pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan.

Saat Anda batuk atau bersin

Tutup hidung dan mulut Segera buang tisu Bersihkan tangan


Anda yang sudah dipakai

Di fasilitas pelayanan kesehatan

Etika batuk dan kebersihan pernapasan harus diterapkan


di semua bagian rumah sakit, di lingkungan masyarakat,
dan bahkan di rumah.

Tindakan penting ini harus selalu dilakukan


untuk mengendalikan sumber infeksi
potensial.

Sebaiknya gunakan masker


bedah bila Anda sedang
batuk
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 21

3.4 PENCEGAHAN LUKA


TUSUKAN JARUM DAN BENDA
TAJAM LAINNYA
Pencegahan luka tusukan jarum atau benda tajam lainnya juga merupakan
bagian dari Kewaspadaan Standar.

Walaupun bukan cara utama untuk mencegah dan


mengendalikan ISPA, pencegahan luka tusukan
jarum dan benda tajam merupakan faktor penting Pedoman umum untuk
dalam mengurangi dan menghilangkan penularan jarum dan benda tajam
patogen yang terbawa darah dari pasien yang
terinfeksi ke petugas kesehatan, pasien lain, dan 3 Jangan tutup kembali jarum yang sudah
orang lain melalui luka akibat benda tajam. dipakai.

Kehati-hatian harus diupayakan untuk mencegah 3 Jangan mengarahkan ujung jarum ke arah
luka pada petugas kesehatan atau pasien saat bagian tubuh kecuali sebelum injeksi.
menggunakan, membersihkan, atau membuang
jarum, pisau bedah, atau perlengkapan atau 3 Jangan melepas dengan tangan jarum yang
peralatan tajam lainnya. sudah dipakai dari suntikan sekali pakai,
dan jangan membengkokkan, mematahkan,
atau memegang jarum yang sudah dipakai
Rekomendasi yang lebih terinci mengenai
dengan tangan.
penggunaan jarum yang aman dapat diperoleh dari
the Safe Injection Global Network [SIGN] Alliance.2
3 Buang suntikan, jarum suntik, pisau bedah,
dan benda tajam lainnya di wadah tahan
tusukan yang sesuai, yang harus disimpan
sedekat mungkin dengan tempat di mana
alat-alat tersebut digunakan.

3 Hindari penggunaan suntikan yang dapat


digunakan kembali.

3 Jangan menggunakan jarum yang sudah


pernah dipakai.

2 http://www.who.int/injection_safety/sign/en
22 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

3.5 PEMBERSIHAN DAN


DISINFEKSI PERALATAN PERNAPASAN
Segala peralatan yang digunakan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien harus digunakan dengan hati-hati karena peralatan tersebut mungkin
terkontaminasi dan dapat menyebarkan infeksi.

Prinsip umum yang perlu diingat saat


menggunakan peralatan pelayanan Hal-hal penting untuk
pasien yang terkontaminasi (pernah pembersihan dan disinfeksi
digunakan). peralatan
• Harus dihindari kontak antara peralatan yang
pernah digunakan dan kulit, mukosa, atau 3 Bersihkan kemudian disinfeksi semua
peralatan pernapasan setelah digunakan.
pakaian petugas kesehatan, termasuk pegangan
peralatan tersebut.
• Proses pembersihan dan disinfeksi peralatan 3 Bersihkan secara menyeluruh peralatan
pernapasan dan peralatan yang dapat
pernapasan sering menimbulkan percikan yang digunakan kembali sebelum disinfeksi.
dapat menyebabkan kontaminasi.

Saat melakukan pembersihan dan disinfeksi


3 Petugas kesehatan harus menggunakan
APD untuk pembersihan dan disinfeksi
peralatan pernapasan, petugas kesehatan harus peralatan pernapasan.
mengenakan:
– sarung tangan karet, 3 Simpan peralatan yang sudah bersih dan
– gaun pelindung dan celemek karet, didisinfeksi di masing-masing tempat
– pelindung wajah, seperti pelindung wajah penyimpanannya yang kering.
penuh atau pelindung mata, seperti visor
atau kacamata, ditambah masker wajah.

• Peralatan yang dapat digunakan kembali harus • Semua perlengkapan yang dirancang untuk sekali
dibersihkan dengan sabun atau deterjen dan air pakai harus dibuang ke wadah atau penampung
sampai semua tanda kotoran yang dapat dilihat limbah yang sesuai segera setelah digunakan. Ini
hilang dan kemudian harus dilakukan disinfeksi sangat penting untuk mencegah kontaminasi tak
dengan benar sebelum peralatan tersebut sengaja pada orang lain atau lingkungan.
digunakan pada pasien lain.
• Pengolahan kembali yang benar selalu mencakup
pembersihan yang menyeluruh dan bisa juga Penggunaan disinfektan
mencakup disinfeksi atau sterilisasi tergantung Disinfektan yang tersedia mungkin bervariasi
pada klasifikasi dan tujuan penggunaan peralatan antarnegara. Untuk melakukan disinfeksi peralatan
tersebut. terapi pernapasan yang dapat digunakan kembali,
diperlukan disinfeksi tingkat tinggi. Umumnya,
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 23

bahan pemutih3 memberikan tingkat disinfeksi • tingkat disinfeksi yang diperlukan; dan
kimia yang memadai. Penggunaan germisida • ketersediaan dan kapasitas pelayanan, fasilitas
kimia, seperti bahan pemutih atau metode fisika fisik, sumber daya organisasi, dan personel.
seperti penggunaan autoklaf biasanya sudah cukup.
Pembersihan harus dilakukan sebelum melakukan Tahap-tahap yang dilakukan dalam
kegiatan disinfeksi tingkat tinggi. pengolahan kembali peralatan yang dapat
digunakan kembali adalah sebagai berikut:
Saat memilih metode terbaik untuk melakukan 1. Cuci peralatan dengan sabun atau deterjen dan air
disinfeksi tingkat tinggi, faktor-faktor berikut 2. Bilas
harus dipertimbangkan: 3. Disinfeksi
• peralatan yang akan didisinfeksi; 4. Bilas lagi bila disinfeksi menggunakan bahan kimia
• komposisi peralatan dan kegunaannya; 5. Keringkan
6. Simpan
3 Perendaman perlengkapan dalam bahan pemutih yang mengandung 0,1% sodium hipoklorit selama minimal 30 menit.

3.6 PEMBERSIHAN LINGKUNGAN


PERAWATAN PASIEN
Pembersihan lingkungan adalah proses membuang semua atau sebagian
besar patogen dari permukaan dan benda yang terkontaminasi.

Pembersihan permukaan di lingkungan pasien


Hal-hal penting mengenai sangat penting karena agen infeksius dapat
menyebabkan ISPA dapat bertahan di lingkungan
pembersihan dan disinfeksi selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari.
Pembersihan dapat dilakukan dengan air dan
3 Lingkungan yang digunakan oleh pasien deterjen netral.
HARUS dibersihkan dengan teratur.

3 Pembersihan harus menggunakan teknik Disinfeksi


yang benar untuk menghindari aerosolisasi Disinfektan standar rumah sakit, yang dibuat
debu. dengan larutan yang dianjurkan dan digunakan
sesuai dengan petunjuk pabrik, dapat mengurangi
3 Hanya permukaan yang bersentuhan tingkat kontaminasi permukaan lingkungan.
dengan kulit/mukosa pasien dan
permukaan yang sering disentuh oleh Pembersihan harus dilakukan sebelum proses
petugas kesehatan yang memerlukan disinfeksi.
disinfeksi setelah dibersihkan.
Hanya perlengkapan dan permukaan yang pernah
3 Petugas kesehatan HARUS menggunakan bersentuhan dengan kulit atau mukosa pasien atau
APD untuk melakukan pembersihan dan sudah sering disentuh oleh petugas kesehatan yang
disinfeksi peralatan pernapasan dan harus memerlukan disinfeksi setelah dibersihkan. Jenis
membersihkan tangan setelah APD dilepas. disinfektan yang digunakan di fasilitas pelayanan
24 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

kesehatan tergantung pada ketersediaannya dan APD untuk pembersihan lingkungan


peraturan yang berlaku. Kegiatan pembersihan adalah tugas berat yang
memerlukan banyak pekerja, dan di lingkungan
Sebagian disinfektan yang cocok untuk keperluan tertentu risiko terpajan benda-benda tajam sangat
ini adalah: tinggi.
– sodium hipoklorit - digunakan pada permukaan
atau peralatan bukan logam; Petugas kesehatan harus mengenakan:
– alkohol - digunakan pada permukaan yang • sarung tangan karet (rumah tangga);
lebih kecil; • gaun pelindung dan celemek karet; dan
– senyawa fenol; • sepatu yang rapat dan kuat, seperti sepatu bot.
– senyawa amonium quaterner; dan/atau
– senyawa peroksigen. Pembersihan tumpahan dan percikan
Saat membersihkan tumpahan atau percikan
Prinsip dasar pembersihan lingkungan cairan tubuh atau sekret, petugas kesehatan harus
• Semua permukaan horizontal di tempat mengenakan APD yang memadai, termasuk sarung
pelayanan yang disediakan untuk pasien harus tangan karet dan gaun pelindung.
dibersihkan setiap hari dan bila terlihat kotor.
Permukaan tersebut juga harus dibersihkan bila Tahap-tahap pembersihan tumpahan adalah sebagai
pasien sudah keluar dan sebelum pasien baru berikut:
masuk. • pasang gaun pelindung, celemek, dan sarung
• Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, tangan karet;
atau peralatan lainnya pernah bersentuhan • bersihkan bagian permukaan yang terkena
langsung dengan pasien, permukaan tersebut tumpahan tersebut dengan air dan deterjen
harus dibersihkan dan didisinfeksi di antara menggunakan kain pembersih sekali pakai;
pasien-pasien yang berbeda. • buang kain pembersih ke wadah limbah tahan
• Semua kain lap yang digunakan harus dibasahi bocor yang sesuai;
sebelum digunakan. Membersihkan debu dengan • lakukan disinfeksi pada bagian permukaan yang
kain kering atau dengan sapu dapat menimbulkan terkena tumpahan. (Catatan: sodium hipoklorit
aerosolisasi dan harus dihindari. dapat digunakan untuk disinfeksi, dengan
• Larutan, kain lap, dan kain pel harus diganti konsentrasi yang dianjurkan berkisar dari 0,05%
secara berkala sesuai dengan peraturan sampai 0,5%);
setempat.
• Semua peralatan pembersih harus dibersihkan
dan dikeringkan setelah digunakan.
• Kain pel yang dapat digunakan kembali harus
dicuci dan dikeringkan setelah digunakan dan
sebelum disimpan.
• Tempat-tempat di sekitar pasien harus bersih dari
peralatan serta perlengkapan yang tidak perlu,
sehingga memudahkan pembersihan menyeluruh
setiap hari.
• Meja pemeriksaan dan peralatan di sekitarnya
yang telah digunakan pasien yang diketahui atau
suspek terinfeksi ISPA yang dapat menimbulkan
kekhawatiran harus dibersihkan dengan APD, termasuk sarung tangan karet dan gaun pelindung,
disinfektan segera setelah digunakan. harus dipakai selama pembersihan dan disinfeksi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 25

• lepas sarung tangan karet dan celemek dan


tempatkan perlengkapan tersebut ke wadah yang Perlu juga diingat bahwa ventilasi
sesuai untuk pembersihan dan disinfeksi lebih ruangan yang baik diperlukan
lanjut; selama dan segera setelah proses
• tempatkan gaun pelindung dan masukkan ke disinfeksi, apa pun jenis disinfektan
wadah yang sesuai;
yang digunakan.
• bersihkan tangan

3.7 PENGELOLAAN LINEN DAN


LIMBAH
Tangani linen dan limbah yang sudah digunakan dengan hati-hati dengan
menggunakan APD yang sesuai dan membersihkan tangan secara teratur.

Risiko terpajan atau mengalami ISPA akibat


membawa linen dan limbah yang sudah digunakan Mengelola linen
relatif kecil. Namun demikian, membawa linen dan limbah
dan limbah yang sudah digunakan harus dilakukan
dengan hati-hati. Kehati-hatian ini mencakup 3 Angkut linen dan limbah dengan hati-hati.
penggunaan perlengkapan APD yang sesuai dan
membersihkan tangan secara teratur sesuai dengan 3 Angkut linen kotor dan limbah dalam
pedoman kewaspadaan standar. wadah/kantong tertutup .

Prinsip umum
3 Pastikan limbah diangkut dan diolah dengan
aman dengan melakukan klasifikasi limbah
• Semua linen yang sudah digunakan dan limbah (ini sangat penting) dan menggunakan
harus dimasukkan ke dalam kantong atau wadah wadah/kantong yang ditentukan menurut
yang tidak rusak saat diangkut. klasifikasinya.
• Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk kain
yang sudah digunakan atau limbah.
3 Petugas kesehatan
harus menggunakan
APD yang memadai
Linen saat mengangkut
• Semua bahan padat pada linen yang kotor harus linen kotor dan
dihilangkan dan dibilas dengan air. Linen kotor limbah.
tersebut kemudian langsung dimasukkan ke
dalam kantong linen di kamar pasien. Wadah limbah
• Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan harus selalu ter-
hati-hati untuk mencegah kontaminasi permukaan tutup. Bila limbah
diletakkan di luar
lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. wadah limbah,
• Linen yang sudah digunakan kemudian harus pastikan kantong
dicuci sesuai dengan prosedur pencucian biasa. limbah terikat.
26 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

Limbah – limbah klinis dengan benda tajam – seperti


• Limbah harus diklasifikasikan, dibawa, dan jarum, pisau bedah;
dibuang sesuai dengan peraturan dan kebijakan – limbah klinis dengan benda anatomis – seperti
lembaga kesehatan setempat. Klasifikasi limbah plasenta.
sangat penting untuk memastikan limbah dibawa
dengan benar dan dibuang ke saluran yang • Petugas kesehatan harus menghindari
sesuai. aerosolisasi saat membawa dan membuang
limbah. Ini sangat penting untuk limbah feses.
Contoh klasifikasi limbah adalah: • Petugas kesehatan harus mengenakan sarung
– limbah umum – seperti sisa makanan, sampah tangan sekali pakai saat membawa limbah dan
administrasi; harus membersihkan tangan segera setelah
– limbah klinis tanpa benda tajam – seperti melepas sarung tangan tersebut.
bahan yang digunakan selama perawatan luka;
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 27

4.0 KEWASPADAAN TRANSMISI


DROPLET
  

Penyakit yang tersebar melalui droplet dapat ditularkan oleh orang yang
terinfeksi saat berbicara, batuk, atau bersin.

Penyakit dalam kategori ini meliputi adenovirus, flu


manusia, SARS, dan flu burung tipe A (H5N1). Pedoman Kewaspadaan

Biasanya, droplet hanya tersebar melalui jarak
Transmisi Droplet
yang pendek lewat udara tapi bisa mengenai mata,
mulut, atau hidung orang yang tidak menggunakan 3 Gunakan masker bedah bila berada dalam
jarak 1 meter dari pasien.
alat pelindung, atau mengenai permukaan
lingkungan sekitar. Droplet tidak melayang terus di
udara.
3 Tempatkan pasien di kamar untuk satu
orang atau di kamar yang hanya diisi
  pasien lain dengan diagnosis yang sama
Kewaspadaan Transmisi Droplet atau dengan faktor risiko yang sama, dan
Kewaspadaan Transmisi Droplet harus pastikan setiap pasien dipisahkan dengan
dilakukan sebagai pelengkap dan tambahan dari jarak minimal satu meter.
Kewaspadaan Standar. Tindakan ini harus dilakukan
saat memberikan pelayanan kepada pasien yang 3 Batasi transportasi pasien ke lokasi di luar
suspek atau sudah pasti menderita penyakit yang kamarnya.
ditularkan oleh/lewat droplet.
3 Membersihkan tangan segera setelah
melepas APD.

Contoh masker bedah


28 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

5.0 KEWASPADAAN TRANSMISI


KONTAK
Penularan melalui kontak adalah risiko yang selalu dihadapi petugas
kesehatan; kewaspadaan tambahan harus dilakukan untuk menghindari
risiko infeksi akibat kontak langsung.

Sebagian patogen pernapasan umum dapat


tersebar melalui kontaminasi tangan pasien, tangan Kewaspadaan Transmisi
petugas kesehatan, atau permukaan lingkungan.
Kontak penting
Tangan dapat menularkan penyakit ini akibat kontak
langsung dengan permukaan yang terkontaminasi, 3 Gunakan sarung tangan bersih dan gaun
pelindung sekali pakai atau gaun pelindung
diikuti kontak dengan permukaan tubuh lainnya
yang dapat digunakan kembali saat kontak
seperti mukosa mata atau hidung, atau akibat
langsung dengan pasien.
kontaminasi bagian perantara lainnya.

Kewaspadaan Transmisi Kontak


3 Lepas sarung tangan dan gaun pelindung
dengan hati-hati segera setelah kontak
Kewaspadaan Transmisi Kontak harus diikuti dengan pasien. Bersihkan tangan segera
sebagai pelengkap dan tambahan dari setelah membuka APD.
kewaspadaan standar. Kewaspadaan ini harus
dilakukan saat memberikan pelayanan kepada 3 Sediakan peralatan yang khusus digunakan
pasien yang suspek atau sudah pasti mengalami untuk satu pasien dan SELALU bersihkan
penyakit yang tertular akibat kontak dengan dan disinfeksi peralatan yang digunakan
permukaan yang terkontaminasi. untuk beberapa pasien setelah digunakan.

Pastikan bahwa pasien tidak sering dibawa ke 3 Jangan menyentuh wajah, mata, atau mulut
lokasi di luar kamarnya. dengan tangan bersarung tangan atau tak
bersarung tangan karena tangan mungkin
sudah terkontaminasi.
Pastikan agar tidak sering terjadi kontak
antarpasien.
3 Tempatkan pasien di kamar untuk satu
orang bila memungkinkan atau di kamar
yang diisi bersama pasien lain dengan
diagnosis yang sama (cohorting).
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 29

6.0 KEWASPADAAN TRANSMISI


AIRBORNE
Sebagian patogen ditularkan karena terhirupnya droplet nuklei yang bisa
tetap menyebabkan infeksi pada jarak lebih dari satu meter.

Patogen yang terbawa udara memerlukan


Kewaspadaan Transmisi Airborne untuk menghindari
Pedoman Kewaspadaan
penularannya, seperti penyakit tuberkulosis paru-
paru, campak, dan cacar air. Transmisi Airborne

Saat penyakit pernapasan baru yang belum


pernah dilaporkan sebelumnya muncul pertama
3 Gunakan respirator partikulat saat
memasuki dan memberikan pelayanan di
kali, cara penularannya mungkin tidak jelas, dan kamar isolasi pasien dengan memastikan
kemungkinan penularan lewat udara harus selalu segel respirator sudah diperiksa sebelum
dipertimbangkan. digunakan.

Penularan droplet nuklei dalam jarak dekat bisa 3 Tempatkan pasien di ruang Kewaspadaan
juga terjadi pada penyakit yang biasanya ditularkan Transmisi Airborne yang mempunyai ≥ 12
melalui droplet, seperti flu manusia, atau melalui ACH dan pengendalian arah aliran udara.
droplet dan kontak, seperti SARS, saat melakukan
beberapa prosedur yang menimbulkan aerosol yang 3 Batasi pergerakan pasien dan pastikan
dihasilkan di ruangan berventilasi tidak memadai bahwa pasien mengenakan masker bedah
dan dengan APD yang tidak memadai. bila berada di luar kamarnya.

Dalam situasi seperti ini, petugas kesehatan harus 3 Membersihkan tangan segera setelah
mengenakan respirator partikulat dan bukan melepas APD.
masker bedah, mengenakan peralatan pelindung
mata, dan melakukan prosedur tersebut di ruangan
yang berventilasi memadai.

Kewaspadaan transmisi airborne


Kewaspadaan Transmisi Airborne harus dilakukan
sebagai tambahan dari Kewaspadaan Standar.
Kewaspadaan standar ini harus dilakukan saat
memberikan pelayanan kepada pasien yang diduga
atau yang sudah pasti menderita penyakit yang
ditularkan oleh patogen melalui airborne.

Respirator partikulat
30 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut
Bagaimana
Melakukan pemeriksaan segel
respirator partikulat
Langkah 1

- Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian
hidung pada ujung jari-jari anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai
bebas di bawah tangan anda.

Langkah 2

- Posisikan respirator di bawah dagu anda dan sisi untuk hidung berada di atas.

Langkah 3

- tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di
belakang kepala anda di atas telinga. tariklah tali pengikat respirator yang bawah
dan posisikan tali di bawah telinga.

Langkah
4
–- Letakkan jari-jari kedua tangan anda di atas bagian hidung yang terbuat dari logam.
tekan sisi logam tersebut (GUNaKaN DUa JarI DarI MasING-MasING taNGaN)
mengikuti bentuk hidung anda. Jangan menekan respirator dengan satu tangan
karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif.

Langkah 5
–- tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati-hati agar posisi respirator tidak
berubah.
Langkah 5a) Pemeriksaan segel positif
-– Hembuskan napas kuat-kuat. tekanan positif di dalam respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila terjadi ke
ti tidak ada kebocoran. Bila terjadi kebocoran, atur posisi dan/atau ketegangan tali. Uji kembali kerapatan respirator.
-– Ulangi langkah tersebut sampai respirator benar-benar tertutup rapat.

Langkah 5b) Pemeriksaan segel negatif


– tarik napas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif akan membuat respirator menempel
ak ada kebocoran, tekanan negatif akan membuat respirator menempel ke wajah.
– Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam respirator akibat udara masuk melalui
kan hilangnya tekanan negatif di dalam respirator akibat udara masuk melalui celah-celah pada segelnya.
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 31

7.0 PEMILIHAN DAN


PENGGUNAAN MASKER DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
Masker digunakan agar hidung dan mulut tidak
terkena percikan cairan tubuh pasien. Namun Penggunaan masker
demikian, masker bisa juga digunakan sebagai
yang benar
pelindung terhadap aerosol pernapasan infeksius.
Ada dua jenis masker yang tersedia : masker
bedah dan respirator partikulat.
3 Ganti dan buang masker segera bila sudah
lembab atau kotor.

Masker bedah memberikan perlindungan terhadap


partikel aerosol besar (droplet4*) dan respirator
3 Lepas masker saat tidak digunakan dan
jangan biarkan masker menggantung di
partikulat memberikan perlindungan terhadap leher saat tidak digunakan.
aerosol halus5+ yang tetap melayang di udara
(droplet nuklei) dan droplet. 3 Membersihkan tangan segera setelah
menyentuh, membuka, atau membuang
Respirator partikulat hanya efektif sebagai masker.
pelindung terhadap droplet nuklei yang infeksius
bila tidak ada kebocoran udara di antara wajah 3 Bila menggunakan respirator partikulat,
pemakainya dan respirator tersebut. lakukan pemeriksaan segel (lihat bagian
6) sebelum digunakan untuk memastikan
Jenis masker yang dipilih harus sesuai dengan kesesuaian ukurannya dan mengurangi
prosedur yang akan dilakukan dan tingkat risiko kebocoran udara.
kontak yang mungkin dihadapi petugas kesehatan
dengan sekret pernapasan atau cairan lainnya yang
berkaitan dengan masing-masing prosedur.

n. Bila terjadi kebocoran, atur posisi dan/atau


or.

Contoh masker bedah.


Jenis masker lainnya bisa juga digunakan.
ator menempel ke wajah.

masuk melalui celah-celah pada segelnya.


4* dengan ukuran > 5 µ
5+ dengan ukuran < 5 µ
32 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

Kapan menggunakan masker bedah Kapan menggunakan respirator partikulat


• Masker harus digunakan oleh petugas kesehatan • Saat memasuki ruang pasien yang menderita
saat memberikan pelayanan kepada pasien yang penyakit yang ditularkan melalui udara, seperti
menderita penyakit yang dapat ditularkan melalui tuberkulosis paru, campak, dan cacar air.
droplet, seperti:
• Saat melakukan prosedur yang menimbulkan
– infeksi saluran pernapasan akut yang
aerosol yang berkaitan dengan peningkatan
disertai demam; dan
risiko penularan patogen pernapasan, seperti
– RSV, adenovirus, dan flu. intubasi, resusitasi jantung dan paru-paru,
• Pasien yang memperlihatkan gejala infeksi dan prosedur yang terkait, termasuk ventilasi
pernapasan juga harus menggunakan masker manual dan suction; bronkoskopi; dan autopsi
saat berada di luar ruang isolasi apa pun penyakit atau pembedahan yang memakai peralatan
yang diketahui atau yang diduga dideritanya. berkecepatan tinggi.
• Saat memasuki kamar pasien yang diduga
terinfeksi organisme baru atau yang belum
diketahui yang menyebabkan ISPA, yang cara
penularannya belum diketahui sama sekali.

Respirator partikulat
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 33

8.0 PENEMPATAN DAN


PEMINDAHAN PASIEN
Pasien ISPA harus ditempatkan di ruang yang sesuai untuk meminimalkan
risiko infeksi.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbang-


kan saat menempatkan pasien Rekomendasi penting
Dalam memilih tempat yang sesuai, petugas untuk tempat pasien
kesehatan harus mempertimbangkan:
• Apakah terdapat tanda-tanda epidemiologis atau 3 Ventilasi di ruang rawat pasien harus
memadai – minimal 12 ACH (pertukaran
klinis yang mungkin menunjukkan infeksi ISPA
udara per jam).
yang dapat menimbulkan kekhawatiran;
• Kewaspadaan transmisi apa yang dianjurkan 3 Jarak antara tempat tidur pasien minimal
selain Kewaspadaan Standar, yang sesuai harus 1 meter.
dengan agen penyebab yang diduga atau yang
sudah pasti; dan 3 Pasien ISPA yang dapat menimbulkan
kekhawatiran harus ditempatkan di tempat
• Ketersediaan dan dekatnya perlengkapan dan
yang terpisah yang khusus ditentukan untuk
peralatan yang diperlukan di sekitar fasilitas
pasien ini.
pelayanan kesehatan.

Pilihan penempatan pasien ISPA yang


3 Pasien ISPA yang dapat menimbulkan
kekhawatiran dapat ditempatkan di kamar
dapat menimbulkan kekhawatiran yang berventilasi alami atau pun yang
berventilasi mekanis.
Ada dua pilihan utama untuk penempatan pasien
ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran.
Pasien dapat ditempatkan di:
• Ruang dengan Kewaspadaan Transmisi Airborne
(APR) (dengan ≥ 12 ACH ditambah pengaturan
aliran udara), atau
• Ruang yang berventilasi memadai (AVR) (dengan
≥ 12 ACH).

Pasien yang terinfeksi suatu organisme baru yang


menyebabkan ISPA dengan dampak publik yang
mungkin besar atau terinfeksi oleh penyakit yang
ditularkan melalui udara, seperti tuberkulosis paru,
campak, atau cacar air, sebaiknya ditempatkan di
APR bila tersedia.
34 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

Pasien ISPA lainnya yang dapat menimbulkan Bila diagnosis etiologis tidak dipastikan dengan
kekhawatiran, seperti SARS atau infeksi flu burung hasil pemeriksaan laboratorium, penggabungan
pada manusia, dapat ditempatkan di AVR atau seperti diuraikan di atas tidak mungkin dilakukan.
APR. Namun demikian, saat mempertimbangkan Karena risiko penularannya, pasien harus
pembagian ruang yang tersedia di APR, prioritas ditempatkan di kamar untuk satu orang bila
harus diberikan kepada pasien yang penularannya memungkinkan. Namun demikian, bila kamar untuk
airborne. satu orang tidak cukup, pasien dengan informasi
epidemiologis dan klinis yang menunjukkan
Tempat-tempat pasien menunggu atau triase atau diagnosis yang sama dapat ditempatkan di kamar
tempat berlangsungnya prosedur yang dapat yang sama.
menimbulkan aerosol, juga harus mempunyai
tingkat ventilasi minimum 12 ACH. Penggabungan (cohorting) digunakan bila tidak
tersedia cukup kamar untuk satu orang untuk setiap
Triase dan koridor pasien yang akan diisolasi.
• Ruang triase harus memungkinkan • Jarak antara pasien minimal 1 meter harus
dipertahankannya jarak minimal 1 meter antara dipertahankan. Ini sangat penting karena pasien
pasien. mungkin mengalami penyakit menular lainnya
• Koridor yang sering digunakan untuk selain infeksi yang sudah dipastikan.
memindahkan pasien harus berventilasi baik. • Staf yang sudah ditentukan tidak boleh
ditugaskan memberi pelayanan kepada pasien
Isolasi dan penggabungan (cohorting) lain yang tidak digabungkan.
Isolasi adalah proses membatasi pasien pada • Jumlah orang yang diizinkan untuk memasuki
tempat tertentu yang telah ditentukan dan tempat penggabungan atau isolasi harus dibatasi
ditetapkan. seminimal mungkin.
• Hindari penggunaan peralatan yang sama untuk
Penggabungan (cohorting) adalah praktik perawatan beberapa pasien, tapi bila tak dapat dihindarkan,
untuk lebih dari satu pasien di tempat yang sama pastikan bahwa peralatan yang digunakan
yang telah ditentukan. Hanya pasien yang telah kembali didisinfeksi dengan benar sebelum
dipastikan dengan diagnosis laboratorium sebagai digunakan pada pasien lain.
pasien yang terinfeksi atau terkolonisasi oleh • Lakukan pembersihan berkala dan disinfeksi
patogen yang sama yang dapat digabungkan di yang benar di tempat-tempat umum dan
tempat yang sama. membersihkan tangan yang memadai oleh
pasien, pengunjung, dan perawat.
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 35

8.1 VENTILASI RUANGAN


Ventilasi ruangan dapat memainkan peran penting dalam membantu
mengurangi risiko infeksi.

Risiko infeksi yang ditularkan melalui aerosol tetapi kasa nyamuk harus digunakan di daerah
pernapasan dapat dikurangi dengan memastikan endemi untuk penyakit yang terbawa vektor
pasien dirawat di ruang yang dirancang dengan baik (misalnya, malaria, demam berdarah dengue). Di
dan berventilasi memadai sehingga memungkinkan ruang pencegahan patogen yang terbawa udara
pembuangan udara yang terkontaminasi. yang berventilasi alami, udara harus diarahkan
mengalir dari tempat perawatan pasien ke tempat
Di tempat yang berisiko tinggi, seperti kamar isolasi
yang bebas-transit. Hal ini menjamin udara yang
dan ruang tunggu, tingkat ventilasi minimal yang
terkontaminasi dapat bercampur dengan udara di
dianjurkan adalah 12 ACH (pertukaran udara per jam).
lingkungan sekitar dan segera mencair.
Tingkat ventilasi berkaitan langsung dengan
kecepatan lepasnya partikel-partikel infeksius Ventilasi gabungan
di udara. Namun demikian, volume dan jumlah Ventilasi gabungan memadukan penggunaan
partikel bisa bervariasi antara lingkungan pelayanan ventilasi mekanis dan alami. Jenis ventilasi ini
kesehatan yang berbeda. Perlu diingat bahwa dibuat dengan pemasangan exhaust fan untuk
walaupun ventilasi yang memadai dapat mengurangi meningkatkan tingkat pergantian udara di dalam
risiko infeksi, ventilasi tidak dapat menghilangkan kamar. Ventilasi ini dapat digunakan di tempat-
risiko tersebut. Karena itu, APD harus digunakan tempat yang ventilasi alami-nya tidak sesuai
sebagai langkah perlindungan tambahan. (misalnya, cuaca yang sangat dingin) dan ruang
pencegahan patogen yang terbawa udara
Pada dasarnya ada tiga jenis ventilasi ruangan: berventilasi mekanis tidak tersedia.
mekanis, alami, dan gabungan.

Ventilasi mekanis
Pedoman ventilasi alami
Ventilasi mekanis dibuat menggunakan kipas
yang efektif
untuk mendorong terjadinya pergantian udara dan
mengalirkan udara. Ventilasi ini bekerja dengan
menghasilkan tekanan negatif di dalam ruangan
3 Biarkan pintu dan jendela tetap terbuka ke
koridor yang berventilasi memadai dengan
untuk menarik aliran udara ke dalam. jendela-jendela terbuka.
Agar efektif di ruang yang dirancang untuk isolasi 3 Pastikan semua tempat di sekitarnya,
pasien penyakit menular, maka: termasuk koridor, berventilasi memadai
• semua pintu dan jendela harus selalu tertutup; sehingga udara yang berasal dari ruang
• tingkat pergantian udara minimum 12 ACH harus pasien mencair dengan cepat. Bila koridor
dipertahankan. tidak berventilasi memadai, pintu ruang
harus selalu ditutup. Exhaust fan dapat
Ventilasi alami digunakan untuk meningkatkan sirkulasi
Ventilasi alami dibuat menggunakan aliran udara udara melalui jendela yang terbuka.
eksternal yang dihasilkan oleh gaya alami seperti
angin. Ruang yang berventilasi alami dapat 3 Letakkan tempat tidur pasien dekat dinding
luar dan jendela yang terbuka.
mencapai tingkat ventilasi yang sangat tinggi,
36 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

8.2 TRANSPORTASI PASIEN

Saat memindahkan pasien di dalam fasilitas pelayanan kesehatan,


perhatikan perlindungan diri, para petugas kesehatan lain, dan pasien lain.

Pasien ISPA harus selalu mengenakan masker


bedah saat dipindahkan atau dirawat di luar tempat Pasien yang didiagnosis
isolasi atau tempat penggabungan.
menderita SARS atau flu burung
Para petugas kesehatan di tempat-tempat yang
dirancang untuk menampung pasien ISPA yang
3 Jangan izinkan mereka meninggalkan
tempat isolasi kecuali untuk pelayanan
dapat menimbulkan kekhawatiran harus diberi kesehatan penting.
peringatan sebelumnya mengenai diagnosis pasien
dan langkah pencegahan dan pengendalian infeksi 3 Pindahkan pasien melalui alur yang dapat
yang relevan. Semua permukaan yang bersentuhan mengurangi kemungkinan terpajannya staf,
dengan pasien akibat pemindahan pasien di pasien lain, atau pengunjung.
dalam fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
harus dibersihkan dan didisinfeksi segera setelah 3 Bila pasien dapat menggunakan masker
terjadinya kontak. bedah, petugas kesehatan harus
menggunakan gaun pelindung dan
sarung tangan. Bila pasien tidak dapat
menggunakan masker, petugas kesehatan
harus menggunakan masker, gaun
pelindung, dan sarung tangan.

Pasien ISPA harus mengenakan masker saat


dipindahkan
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 37

9.0 PEMULASARAAN JENAZAH


DAN PEMERIKSAAN POST MORTEM
Kewaspadaan Standar, termasuk penggunaan APD, tidak kalah pentingnya
setelah kematian pasien dan harus selalu dilakukan oleh petugas kesehatan.

Pemulasaraan jenazah menghindari kontak langsung dengan cairan


• Dalam kasus kematian pasien ISPA yang dapat tubuh jenazah.
menimbulkan kekhawatiran, jenazahnya harus
dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang Pemeriksaan post mortem
benar-benar tertutup rapat dan tak tembus cairan Autopsi harus dilakukan di lingkungan yang aman.
sebelum dipindahkan dari ruang isolasi untuk Orang yang melakukan atau membantu autopsi
dibawa ke kamar jenazah. Hal ini akan membantu harus mengenakan APD yang sesuai yang meliputi:
mencegah keluarnya cairan jenazah. • pakaian operasi yang terdiri atas baju dan celana
• Mengangkut jenazah merupakan tugas berat dan panjang atau pakaian yang serupa;
petugas kesehatan harus memastikan bahwa • gaun pelindung sekali pakai berlengan panjang
perlengkapan APD yang dipakai cukup kuat untuk dan kedap air;
menahan segala kerusakan yang mungkin terjadi. • respirator partikulat yang sesuai dengan standar
N95 bila ada risiko timbulnya aerosol partikel
• Perlengkapan APD yang harus dipakai oleh petugas
kecil saat menggunakan peralatan berkecepatan
kesehatan saat menangani jenazah meliputi:
tinggi seperti gergaji;
– visor atau goggles dan masker bedah atau
• pelindung wajah atau kacamata;
pelindung wajah sebagai pelindung terhadap
• sarung tangan autopsi atau sarung tangan non-
segala kemungkinan percikan cairan tubuh;
steril dua lapis; dan
– gaun pelindung tahan air sekali pakai
• sepatu bot.
berlengan panjang dan bermanset dan sarung
tangan karet sekali pakai yang non-steril; Bagaimana mengurangi
– bila tugas yang dilakukan meliputi mengangkat
atau membawa jenazah, sebaiknya risiko timbulnya aerosol
menggunakan sarung tangan karet luar selama autopsi
tambahan yang sangat kuat dan celemek
kedap air yang kuat. 3 Gunakan APD.
• Anggota keluarga yang ingin melihat jenazah 3 Gunakan selubung vakum untuk gergaji getar.
harus mengenakan perlengkapan APD yang
sesuai untuk menghindari kontak langsung
3 Hindari penggunaan semprotan air tekanan
tinggi.
dengan cairan tubuh jenazah.
• Kewaspadaan Standar harus dilakukan selama 3 Buka isi perut sambil disiram dengan air.
pembersihan jenazah untuk menghindari kontak
langsung dengan cairan tubuh jenazah. Selalu gunakan APD. Segala jenis cairan dari
jenazah dapat menularkan penyakit. Meng-
• Tergantung peraturan yang berlaku setempat, gunakan APD yang sesuai sangat penting untuk
pembalseman dapat dilakukan selama prinsip- menghindari kontak tanpa pelindung dengan
prinsip Kewaspadaan Standar dipenuhi untuk cairan tubuh jenazah ini saat menangani jenazah.
38 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut
Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut 39
40 Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut

Epidemic & Pandemic Alert and Response


www.who.int/csr

Anda mungkin juga menyukai