Pembimbing:
Dr. Abidin, Sp.OT
Disusun oleh:
Ayu Agustin (110 2009 048)
Definisi
Fraktur terbuka
Fraktur yang berhubungan dengan dunia luar melalui luka
pada kulit sehingga terjadi kontaminasi kuman. Fraktur terbuka
merupakan keadaan bedah darurat.
ETIOLOGI
Penyebab dari Fraktur terbuka adalah
Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur pada
tempat itu.
Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul benturan dengan
terjadinya fraktur berjauhan.
Tipe Fraktur
Grade III
Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan
jaringan lunak yang luas,kotor dan disertai kerusakan
pembuluh darah dan saraf.
IIIA. Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan luas,
tapi masih bisa menutupi patahan tulang waktu dilakukan
perbaikan.
III B Patah tulang terbuka dengan kerusakan jaringan lunak
hebat dan atau hilang ( soft tissue loss) sehingga tampak
tulang (bone-exposs)
III C Patah tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh
darah dan atau saraf yang hebat.
PEMERIKSAAN
A.Airway
B.Breathing
C.Circulation
D.Disability
E.Exposure
Survey Sekunder
Anamnesis
Biasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik,
fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti
dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota
gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena
fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan
mungkin fraktur terjadi pada daerah lain.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan
adanya:
1. Syok, anemia atau perdarahan
2. Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum
tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks,
panggul dan abdomen
3. Fraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis
Pemeriksaan lokal
Inspeksi (Look)
Palpasi (Feel)
Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya
mengeluh sangat nyeri.
Temperatur setempat yang meningkat
Nyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya
disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat
fraktur pada tulang
Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan
secara hati-hati
Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi
arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai
dengan anggota gerak yang terkena
Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian
distal daerah trauma , temperatur kulit
Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk
mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai
Pergerakan (Move)
Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan
secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah
yang mengalami trauma. Pada penderita dengan fraktur,
setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji
pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu
juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak
seperti pembuluh darah dan saraf.
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara
sensoris dan motoris serta gradasi kelelahan neurologis,
yaitu neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis.
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan
keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. Untuk menghindarkan
nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka
sebaliknya kita mempergunakan bidai yang bersifat
radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan
pemeriksaan radiologis.
Tujuan debridemen :
a. Mengurangi derajat terkontaminasi
b. Menciptakan luka yang bersih
Reposisi dan stabilisasi tulang
Reposisi dilakukan secara anatomis dan optimal untuk
menghilangkan terjadinya dead space dan penekanan
tulang pada kulit, sehingga penutupan luka tidak
menjadi teregang. Fiksasi/stabilisasi dilakukan setelah
reposisi untukmempertahankan kedudukan patahan
tulang.
Penutupan luka
Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 1 dapat
dilakukan dengan penutupan secara primer
Penutupan luka untuk patah tulang teruka tipe 2 dan 3
sebaiknya dibiarkan terbuka dan memerlukan
debridemen ulang bila ada tanda-tanda infeksi.
Pemberian antibiotika
Pemberian antibiotiotika pada patah tulang bukanlah
tindakan profilaksis, tapi merupakan tindakan
terapeutik
Cephalosorin merupakan broad spectrum yang
diberikan secara parenteral, penambahan dengan
aminoglikosida diindikasikan bila luka hebat (patah
tulang tipe 3)
Pencegahan tetanus
PENYEMBUHAN FRAKTUR
Proses penyembuhan:
1.
2.
3.
4.
5.
fase hematom
fase proliferasi sel
fase kalus
fase konsolidasi
fase remodeling
3-6
Distal radius
12
humerus
10 - 12
klavicula
panggul
10 - 12
femur
12 - 16
Condylus femur/tibia
8 - 10
Tibia/fibula
12 - 16
vertebra
12
KOMPLIKASI DINI
Shock neurogenik
Shock hemoragik
Infeksi
Nekrosis divaskuler
Cedera vaskuler dan saraf
Kerusakan arteri
Kompartement syndrom
Fat / embolism syndrom
KOMPLIKASI DALAM
WAKTU LAMA
Delayed union
Nonunion
Malunion
Luka akibat tekanan
Kaku sendi