PORTOFOLIO
Oleh:
dr. Dedi Adnan Fauzi
Dokter Internship
Pembimbing:
dr. Prabudi, Sp.B, M.Kes, FICS
Telah Menyusun Portofolio Bedah sebagai Salah Satu Tugas dalam Rangka
Program Internship di Rumah Sakit Brigjen Hasan Basry
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . 1
LEMBAR PENGESAHAN .. 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
.. 4
11
2.5 Penatalaksanaan
2.6 Follow up
12
13
15
3.1 Definisi 15
3.2 Etiologi 16
3.3 Klasifikasi
16
3.4 Patogenesis
19
19
20
3.7 Penatalaksanaan 24
3.8 Prognosis
27
BAB IV PENUTUP 28
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
28
28
DAFTAR PUSTAKA..29
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
: Ny. B
Umur
: 44 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
Suku
: Banjar
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir
: Tidak sekolah
Status Kawin
: Kawin
: 14 September 2015
Tidak ada tetangga pasien atau orang-orang yang tinggal satu daerah dengan
pasien dengan penyakit yang sama.
: Composmentis
Keadaan sakit
: Tampak Lemah
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 84 x / menit
Pernafasan
: 24 x / menit
Suhu tubuh
: 37,2 C
Status Gizi
Tinggi Badan
: 150 cm
Berat Badan
: 45 kg
Status gizi
Kepala dan leher: konjunctiva anemis (+), sklera ikterik (-), eksoftalmus (-),
pembesaran kelenjar getah bening cervikal (sulit dinilai), massa diregio coli
anterior (terlampir status lokalis), deviasi trachea (sulit dinilai).
Thoraks :
Paru:
o Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris
o Palpasi : tidak ada pelebaran ICS, fremitus vokal (dekstra = sinistra)
o Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
o Auskultasi: Suara dasar vesikuler, Ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi: ictus cordis tidak teraba
o Perkusi: batas jantung kanan: para sternal line ICS III dekstra
batas jantung kiri: mid clavicula line ICS V sinistra
o Auskultasi: S1/S2 tunggal reguler, tidak ada gallop, tidak ada murmur
Abdomen:
o Inspeksi: Datar
o Auskultasi : bising usus (+ ) normal
o Palpasi: supel, hepar/ lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
o Perkusi: timpani di seluruh lapangan abdomen
Ekstremitas
o Edema: superior (-/-), inferior (-/-)
o Sensorik: superior (+/+), inferior (+/+)
o Motorik : superior (555/555), inferior (555/555)
Status lokalis :
Regio colli anterior :
o Inspeksi : tampak benjolan diregio coli sinistra ukuran 15 cm x 20 cm,
warna kulit kemerahan, tampak jaringan vaskuler hampir diseluruh
permukaan massa, massa tidak ikut bergerak saat menelan. Tampak
luka lecet bulat diameter 5 cm di bagian depan massa menegeluarkan
darah segar
07/09/2015
14/09/2015
(RSUD Ulin)
Darah Lengkap
-Hb (gr/dl)
-Leukosit
-Trombosit
-MCV
-MCH
-MCHC
10,9
41.400
515.000
87,9
27,4
31,3
8,6
48.600
268.000
78,9
26,6
33,7
Kimia Darah
-GDS
-SGOT
-SGPT
-Protein total
-Albumin
-Ureum
-Kreatinin
-FT4
-TSH
96
57
50
6,5
2,3
42
0.7
14,6
0,932
Faal Hemostasis
-CT
-BT
5,3
2,45
Serologi
-HBsAg
Non Reaktif
-HIV
RADIOLOGIS
Foto Thorax PA, Cervical lateral dan Skull AP/Lateral
Negatif
10
Kesimpulan :
1. Right Thyroid Hypertrophy
2. Primary solid (benign) mass left thyroid, hypervascularized, Susp Adenoma Left
Thyroid. Doppler : Non Toxic
Hasil FNA-B : Anapalastic Carcinoma
11
IVFD RL 20 tpm
Inj. Norages 1amp/8jam iv
Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam iv
Inj. Metilprednisolon 125 mg/8 jam iv
Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam iv (skin test)
Tutup kasa basah NaCl pada luka di bagian depan benjolan
Konsul dr.Lauhil Mahfudz, Sp.B
Masuk Rawat Inap RS Ruang Bedah
PROGNOSIS
Ad Malam (Survival Rate 5 tahun 9%)
12
FOLLOW UP
Pera
watan
Hari I
14/09/201
5
Hari II
15/09/201
5
Lemas,
nyeri saat
menelan
(+), suara
serak,
makan
minum
kurang
Lemas,
nyeri saat
menelan
(+), suara
serak,
makan
minum
kurang
Anemi (+/+)
Oedem (-/-)
St.Lokalis :
Inspeksi
:
tampak
benjolan ukuran 15 cm x
20
cm,
warna
kulit
kemerahan,
tampak
jaringan vaskuler hampir
diseluruh
permukaan
massa, massa tidak ikut
bergerak saat menelan.
Tampak luka lecet bulat
diameter 5 cm di bagian
depan
massa
dan
menegeluarkan
darah
segar.
Palpasi: Massa berbatas
tidak
tegas,
soliter,
permukaan
rata,
konsistensi padat keras,
terfiksir pada jaringan
dibawahnya,
perabaan
sedikit hangat dan tidak
ada nyeri tekan
CM, TD = 130/80 mmHg,
N = 88 x/mnt,
RR = 20 x /mnt
T = 36,5C
Anemi (+/+)
Oedema (-/-)
Stat.Lokalis : Sda
Laboratorium:
Hb : 8,6
Albumn : 2,3
Ca Thyroid
Anaplastic
Sinistra
IVFD RL 20 tpm
Inj. Metilprednisolon 125
mg/8 jam iv
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr iv
Inj. Ketorolac 2x30mg iv
Inj. Ranitidin 2x1 amp iv
Periksa lab darah lengkap
Edukasi Pasien dan
Keluarga
Ca Thyroid
Anaplastic
Sinistra
Anemia
Ringan
Hipoalbumi
nemia
Terapi Medikamentosa
Lanjut
Perbaikan Keadaan Umum
Diet Bubur Saring TKTP
Tranfusi PRS II Kolf
Pro Rujuk RS Ulin
Radioterapi
13
Hari III
16/09/201
5
Hari IV
17/09/201
5
Hari V
18/09/201
5
Lemas
berkurang
, Suara
serak,
Nyeri
menelan
(-), makan
minum
sedikit
banyak,
batuk
berdahak
Lemas
berkurang
, Suara
serak,
Nyeri
menelan
(-), makan
minum
sedikit
banyak,
batuk
berdahak
Lemas (-),
Suara
serak,
Nyeri
menelan
(-), makan
minum
lumayan
banyak,
batuk
berdahak
berkurang
Ca Thyroid
Anaplastic
Sinistra
Anemia
Ringan
(Post
Tranfusi
PRC I Kolf)
Hipoalbumi
nemia
Ca Thyroid
Anaplastic
Sinistra
Anemia
Ringan
(Post
Tranfusi
PRC II Kolf)
Hipoalbumi
nemia
CM, TD = 130/80 mmHg,
N = 88 x/mnt,
RR = 04 x /mnt
T = 36,5C
Anemi (-/-)
Ronki (-/-)
Wheezing (-/-)
Stat.Lokalis : Sda
Hb : 10,3
Ca Thyroid
Anaplastic
Sinistra
Anemia
Ringan
(Perbaikan)
Hipoalbumi
nemia
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol dari
sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid berasal dari evaginasi epitelium
farings. Evaginasi ini berjalan turun dari dasar lidah ke daerah leher sampai akhirnya
mencapai letak anatomisnya. Sebagian jaringan tiroid ini kadang tertinggal di
sepanjang lintas tersebut sehingga membentuk duktus thyroglossus. Dalam keadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10-20 gram.4,5
Kelenjar tirod terletak pada leher, bagian anterior daripada trakea, dan terdiri
dari 2 lobus konikal yang dihubungkan oleh suatu jaringan yang disebut isthmus
tiroid. Kadang-kadang ditemukan juga lobus ke 3, terdapat pada isthmus ke atas atau
di bagian depan larings yang disebut lobus piramidalis. Lobus-lobus ini dibagi atas
septa-septa jaringan ikat fibrous menjadi lobulus-lobulus, yang masing-masing terdiri
dari 30-40 folikel. Kelenjar tiroid ini mengandung banyak pembuluh darah dan
mempunyai kecepatan arus darah yang tinggi.3,4
15
Tumor-tumor epitelial
16
o Adenoma folikuler
o Karsinoma papilari
o Karsinoma folikuler
o Karsinoma medulari
o Karsinona undiferensiasi
2.
Tumor-tumor non-epitelial
Limfoma malignan
Tumor-tumor miselaneous
Adenoma Folikular4
Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari epitel folikel. Lesi biasanya
soliter. Tumor ini sulit dibedakan dengan karsinoma folikular pada pemeriksaan
sitologi biopsi jarum halus, maka pendiagnosaannya disebut dengan neoplasma
folikular. Merupakan tumor yang berbatas tegas dan berkapsul jaringan ikat fibrous
dengan diferensiasi sel folikel yang menunjukkan gambaran yang seragam. Pada
pemotongan tampak massa yang homogen tapi kadang-kadang disertai perdarahan
dan berkistik. Secara mikroskopis, sel-sel tersusun dalam folikel-folikel yang
mengandung massa koloid dengan dinding kapsulnya yang tebal.
Karsinoma Papilari4,5
Karsinoma papilari adalah jenis keganasan tiroid yang paling sering
ditemukan (75-85%) yang timbul pada akhir masa kanak- kanak atau awal kehidupan
dewasa. Merupakan karsinoma tiroid yang terutama berkaitan dengan riwayat
terpapar radiasi pengion. Tumor ini tumbuh lambat, penyebaran melalui kelenjar
limfe dan mempunyai prognosis yang lebih baik diantara jenis karsinoma tiroid
lainnya. Faktor yang mempengaruhi prognosis baik adalah usia dibawah 40 tahun,
wanita dan jenis histologik dominan papilari. Sifat biologik daripada tumor jenis
papilari ini yakni tumor atau lesi primer yang kecil bahkan mungkin tidak teraba
tetapi metastasis ke kelenjar getah bening dengan massa atau tumor yang besar atau
nyata. Lesi ini sering tampil sebagai nodul tiroid soliter dan biasanya diagnosis dapat
17
ditegakkan dengan pemeriksaan sitologi biopsi jarum halus, dengan angka ketahanan
hidup 10 tahun mencapai 95%.
Mikroskopis, karsinoma papilari berupa tumor yang tidak berkapsul dengan
struktur berpapil dan bercabang. Sel karakteristik dengan inti sel yang berlapis-lapis
dan sitoplasma yang jernih. Ada beberapa varian dari karsinoma papilari yaitu
microcarcinoma, encapsulated, follicular, tall-cell, columnar-cell, clear-cell dan
diffuse sclerosing carcinoma. Dua puluh sampai delapan puluh persen berupa tumor
yang multisentrik dan bilateral pada 1/3 kasus.
Karsinoma Folikular4
Karsinoma folikular meliputi sekitar 10-20% keganasan tiroid dan biasa
ditemukan pada usia dewasa pertengahan atau diatas 40 tahun. Pada kasus yang
jarang, tumor ini mungkin hiperfungsional (tirotoksikosis). Insiden karsinoma
folikular meningkat di daerah dengan defisiensi yodium. Diagnosa tumor ini secara
sitologi sulit dibedakan dengan adenoma folikular, diagnosa pasti dengan
pemeriksaan frozen section pada durante operasi atau dengan pemeriksaan
histopatologi untuk melihat adanya invasi ke kapsul atau pembuluh darah.
Karsinoma folikular bermetastasis terutama melalui pembuluh darah ke paru, tulang,
hati dan jaringan lunak. Karsinoma folikular diterapi dengan tiroidektomi total
diikuti pemberian iodine radioaktif. Juga karena sel karsinoma ini menangkap
yodium, maka radioterapi dengan Y 131 dapat digunakan dengan pengukuran kadar
TSH sebagai follow up bahwa dosis yang digunakan bersifat supresif dan untuk
memantau kekambuhan tumor. Angka ketahanan hidup 10 tahun mencapai 85%.
Karsinoma Medular4,5
Karsinoma medular meliputi sekitar 5 % keganasan tiroid dan berasal dari sel
parafolikuler, atau sel C yang memproduksi kalsitonin. Karsinoma ini timbul secara
sporadik (80%) dan familial (20%), dimana tumor ini diturunkan sebagai sifat
dominan autosom; apakah berhubungan dengan MEN-2a atau MEN-2b atau
endokrinopati lainnnya. Karsinoma medular terutama ditemukan pada usia 50-60
tahun tetapi pernah juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan anak.
Penyebarannya terutama melalui kelenjar limfe. Bila dicurigai adanya karsinoma
18
medular maka perlu diperiksa kadar kalsitonin darah. Angka ketahanan hidup 10
tahun mencapai 40%.
Massa tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan, pada lesi yang lebih
luas tampak daerah nekrosis dan perdarahan dan dapat meluas sampai ke kapsul.
Mikroskopis, tampak kelompokan sel-sel bentuk poligonal sampai lonjong dan
membentuk folikel atau trabekula. Tampak adanya deposit amiloid pada stromanya
yang merupakan gambaran khas pada karsinoma tipe medular ini.
Karsinoma Anaplastik4,5
Karsinoma anaplastik tiroid merupakan salah satu keganasan pada manusia
yang paling agresif dan jarang dijumpai yaitu kurang dari 5%. Karsinoma anaplastik
ini berkembang dengan menginfiltrasi ke jaringan sekitarnya. Tumor ini terutama
timbul pada usia lanjut, terutama di daerah endemik gondok dan lebih banyak pada
wanita. Sebagian besar kasus muncul dengan riwayat pembengkakan yang cepat
membesar pada leher, disertai dengan adanya kesulitan bernafas dan menelan, serta
suara serak karena infiltrasi ke nervus rekurens. Pertumbuhannya sangat cepat
walaupun diterapi. Metastasis ke tempat jauh sering terjadi, tetapi umumnya
kematian terjadi dalam waktu kurang dari setahun. Angka ketahanan hidup 5 tahun
<5%.
Tampak massa tumor yang tumbuh meluas ke daerah sekitarnya.
Mikroskopis, tampak sel-sel anaplastik (undifferentiated) dengan gambaran
morfologi yang sangat pleomorfik, serta tidak terbentuknya gambaran folikel, papil
maupun trabekula.
3.4 Patogenesis2,6
Tumor dapat berupa nodul lunak, tetapi sering berupa tumor keras.
Adenokarsinoma papiler (60%) biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita
dengan ada sarang ganas di lobus homolateral. Metastasis mula-mula kelenjar limfe
regional dan akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya adenokarsinoma
folikular bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe leher tetapi
kurang sering dan kurang banyak. Karsinoma ini lebih sering menyebar secara
hematogen, antara lain ke tulang dan paru.
19
20
nodul tiroid yang besar, kadang disertai dengan adanya gejala penekanan pada
esofagus dan trakea.4,7
Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya,
terdapat tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berbenjol-benjol, berjumlah
tunggal atau ganda, memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas
nodul.6,7
Prosedur diagnostik dari karsinoma tiroid adalah:
1. Anamnesis
a. Pengaruh usia dan jenis kelamin
Apabila nodul tiroid terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
dan jenis kelamin laki-laki mempunyai resiko malignansi lebih tinggi
b. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala
Radiasi pada masa anak-anak dapat menyebabkan malignansi pada tiroid 3337 %.
c. Kecepatan tumbuh tumor
Nodul jinak membesar dalam waktu yang tidak terlalu cepat
Nodul ganas membesar dalam waktu yang cepat
Nodul anaplastik membesar dengan sangat cepat
Kista dapat membesar dengan cepat
d. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher
Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak, perubahan suara dan nyeri dapat
terjadi akibat desakan dan/atau infiltrasi tumor.
e. Riwayat penyakit serupa pada keluarga3,5,7
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan
konsistensi yang bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung
kepada jenis patologi anatominya.
b. Perlu diketahui ada atau tidaknya pembesaran kelenjar getah bening regional.
21
c. Perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria, tulang belakang, klavikula,
sternum, dll, serta tempat metastasis jauh lainnya yaitu paru-paru, hati dan
otak.3,6
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Human Thyroglobulin (HTG) ; suatu tumor marker untuk keganasan tiroid ;
jenis yang berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.
Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas
tiroid belum ada yang khusus. Kecuali karsinoma meduler, yaitu pemeriksaan
kalsitonin (tumor marker) dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadangkadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksikosis
walaupun jarang. HTG Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker
terutama pada karsinoma berdiferensiasi baik.Walaupun pemeriksaan ini
tidak khas untuk karsinoma tiroid, namun peninggian HTG setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif. 3,7
b. Pemeriksaan radiologis
Dilakukan pemeriksaan foto paru posterior anterior, untuk menilai ada
tidaknya metastasis, foto polos leher antero-posterior dan lateral dengan
posisi leher hiper ekstensi, bila tumor besar. Untuk melihat ada atau
tidaknya mikrokalsifikasi.
Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya
infiltrasi ke esophagus
Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda metastasis ke tulang
yang bersangkutan.3,7
c. Pemeriksaan Sidik tiroid
Pemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap lebih sedikit dari jaringan
tiroid yang normal disebut nodul dingin (cold nodule), bila sama afinitasnya
maka disebut nodul panas (warm nodule) dan bila afinitasnya lebih maka
disebut nodul panas (Hot nodule).4,6
d. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul posterior yang
secara klinis belum dapat dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk
membedakan nodul yang padat dan kistik serta dapat dimanfaatkan untuk
penuntun dalam tidakan biopsi.4,6
22
e. Pemeriksaan histopatologi
Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa, setelah
ilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi
Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari tindakan biopsi
insisi.6
Staging Karsinoma Tiroid
Banyak system staging yang bisa ditemukan dalam literature yang bertujuan
untuk menentukan prognosis penderita dan menentukan agresifitas terapi pada tipe
keganasan tertentu.
Stadium Klinik Berdasarkan Sistem TNM :6
T- (Tumor primer)
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak didapat tumor primer
T1 Tumor dengan ukuran 1 cm atau kurang masih terbatas pada tiroid
T2 Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm namun tidak lebih dari 4cm masih
terbatas pada tiroid
T3 Tumor dengan ukuran lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid
T4 Tumor dengan ukuran berapa saja yang telah berekstensi keluar kapsul tiroid,
T4a tumor telah berekstensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke: jaringan
23
24
3.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan karsinoma tiroid tergantung pada jenis, penyebaran sel
kanker, ketersedian alat, dan ketersedian sumber daya manusia yang mengerjakanya.
Pada penderita karsinoma thyroid dilakukan tindakan pembedahan yang bisa dikuti
dengan radioterapi tergantung jenis histopatologis dan stadiumnya. Pemeriksaan
klinis penting untuk menentukan apakah nodul tiroid tersebut suspek maligna atau
suspek benigna.3,8
Bila nodul tersebut suspected maligna maka akan dibedakan berdasarkan
apakah kasus tersebut operabel atau inoperabel. Bila kasus yang dihadapi inoperabel
maka dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok
parafin. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau
kemoradioterapi. Bila nodul tiroid suspected maligna tersebut operabel dilakukan
25
26
1. Operasi
Bila diagnosis telah ditegakkan dan operabel, operasi yang dilakukan adalah
lobektomi sisi yang patologik (kaplan), atau lobektomi subtotal dengan resiko bila
ganas kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya
berupa tiroidektomi total. Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut cukup. Bila ganas,
lobus kontralateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat pula dilakukan
near total thyroidectomy. Bila dari hasil pemeriksaan kelenjar getah bening dicurigai
adanya metastasis, dilakukan diseksi radikal kelenjar getah bening pada sisi yang
bersangkutan. Komplikasi-komplikasi operasi antara lain terputusnya nervus
laringeus superior, hipoparatirodisme, dan ruptur esofagus.10
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperabel atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus
kontralateral, dilakukan :
a. Radiaoactive Iodine (RAI)
Hanya tumor-tumor berdeferensiasi baik yang mempunyai afinitas terhadap
I131 terutama yang folikular. Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid
normal yang afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan operasi atau
ablasio dengan pemberian I131 dosis yang lebih tinggi sehingga jaringan tiroid normal
27
rusak semua, baru sisa I131 bisa merusak jaringan tumor. Radiasi interna juga
diberikan pada tumor-tumor yang telah bermetastasis atau terdapat sisa tumor.
b. External beam Radiotherapy (EBRT)
Memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor-tumor inoperabel atau
anaplastik yang tidak berafinitas I131. Sebaiknya dengan sinar elektron 15 20 MW
dengan dosis 4000 rad. Sumsum tulang harus dilindungi. Radiasi eksterna diberikan
juga untuk terapi paliatif bagi tumor yang telah bermetastasis.10
3.8 Prognosis
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa umur, jenis kelamin, ukuran
tumor, jenis histopatologis, invasi lokal, keterlibatan KGB regional, metastase jauh
dan kadar thyroglobulin (Tg) merupakan faktor prognostik yang sangat penting
untuk penderita tiroid.3,7
Prognosis pasien dengan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik tergantung
pada umur (semakin buruk dengan bertambahnya umur), adanya ekstensi
(menurunkan survival rate 20 yahun dari 91% menjadi 46%); adanya lesi metastasis
(menurunkan survival rate 20 tahun dari 90% menjadi 46%); diameter tumor dan
jenis histopatologi (pada papilar survival rate 20 tahunnya 93% dan folikular survival
rate 20 tahunnya 83%). Prognosis juga tergantung pada luasnya invasi pada waktu
pembedahan. Prognosis untuk tumor dengan invasi minimal adalah sangat baik.
Dengan invasi yang lebih luas secara progresif menjadi jelek. Dengan invasi yang
lebih luas kelangsungan hidup 5 tahun 65,7%. Secara keseluruhan angka kematian
pada 5 tahun adalah 70%. Kematian terjadi pada penyakit lokal atau komplikasi dari
metastase jauh. Rasio survival relative 5 tahun untuk karsinoma anaplastik (tidak
terdiferensiasi), dimana semua dianggap sebagai stadium IV adalah sekitar 9%.4
\
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
28
1. Diagnosa pada pasien ini adalah Karsinoma Tiroid Anaplastic Sinistra (T4b N1
M0 : Stage IVb), Anemia Ringan, Anemia Normositik Normokromik dan
Hipoalbuminemia.
2. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan tambahan lengkap yang menunjang ke
arah diagnostik yaitu pemeriksaan USG tiroid tiroid, FNA-B, Radiologidan
Laboratorium lengkap.
3. Penatalaksanaan karsinoma tiroid yang didapatkan oleh pasien ini hanya bersifat
suportif untuk menunjang perbaikan keadaan umum pasien. Terapi ini diperlukan
untuk menunggu dilakukannya terapi definitif berupa radioterapi.
Saran
1. Anamnesa, pemeriksaan fisik dan terutama pemeriksaan penunjang yang
dilakukan terhadap pasien seharusnya dilakukan secara holistik dan optimal
sehingga diagnosa dapat lebih ditegakkan sesuai dengan masalah yangg dihadapi
pasien.
2. Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan diagnosis yang didapatkan dengan
memperhatikan keadaan umum dan pertimbangan pasien dan keluarga.
3. Bagi dokter agar memfollow-up pasien secara rutin serta menyeluruh sehingga
dapat membantu dalam proses kesembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
29
1. Wikipedia,
the
free
encyclopedia.
Goitre.
(Online)
(http://www.en.wikipedia.org, dikases 23 September 2015)
2009
2. Lee,
Stephanie
L.,
Goitre
Non
Toxic.
(Online)
:
2004
(http://www.emedicine.com/med/topic919.htm, diakses 23 September 2015)
3. Scteingart, D., Penyakit Kelenjar Tiroid : Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit, Editor Price, S. Wilson , Edisi 4, Buku 2, EGC, Jakarta, 1995 :
1070 1081
4. Widjosono ,G., Sistem Endokrin : Buku Ajar Ilmu Bedah. Editor Syamsuhidayat,
R.Jong, WB, Edisi Revisi, EGC,Jakarta, 1997 : 925 952
5. Kariadi, KS., Sumual, A., Struma Nodosa Non Toksik & Hipertiroidisme: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ketiga, Penerbit FKUI, Jakarta, 1996 : 757
778
6. De Loris, L., Kelenjar Tyroid :,Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Editor Ganong,
W. Edisi 20, EGC, jakarta, 2002 : 305-319
7. Dedivitis, RA., Tyroid, Paratyroid, And Adrenal : Schwartzs Principles Of
Surgery. Editor Brunicardi, C. ,Eight Edition. The McGraw-Hill Companies,
2007
8. Farrndon, C., Glandula Thyroiea : Buku Ajar Bedah, Bagian I, Editor Sabiston,
D., EGC, Jakarta, 1995 : 415 430
9. Masjhur, J., Nodul Tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III.. Editor
Sudoyo ,A. dkk. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. 2006 : 1975-1980
10. Lukitto P, Manoppo A, Azamris, et al. Protokol Penatalaksanaan Tumor/Kanker
Tiroid. Dalam : Protokol 3 2003. Jakarta : Perhimpunan ahli bedah onkologi
Indonesia. 2003. 17-30