Motivasi Kerja
Motivasi Kerja
Motivasi merupakan kondisi atau energy yang menggerakan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan
yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
mencapai motivasi kerja maksimal.
Menurut Robbins (2006:213) motivasi adalah proses yang ikut menentukan intensitas,
arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran.
“Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain atasan, sarana fisik, kebijaksanaan,
peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan”.
Motivasi timbul dalam diri seseorang apabila terdapat dorongan dan ketegangan
dalam dirinya. Motivasi dalam diri seseorang dapat terbentuk melalui beberapa tahap, maka
untuk mengetahui secara jelas proses dari terbentuknya sebuah motivasi secara umum
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi
dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai untuk sewaktu-
waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat
pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan
oleh pemimpin.
William dan Devis (2000) membedakan motivasi eksternal dan internal, Berikut
aspek-aspek dari lingkungan kerja diatas terdiri dari :
1. Motivasi Eksternal
Kondisi kerja yang baik, perasaan puas dan senang dalam bekerja dilingkungan
organisasi, sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja, baik yang bersifat fisik/material
maupun psikis/non material. Kondisi kerja yang bersifat fisik menyangkut factor
sarana dan prasarana, seperti luas ruangan termaksut penataan dalam ruangan,
ketersedian perlengkapan dan peralatan kerja yang mutahir dan lain-lain. Factor
psikis/non material mengenai antara hubungan atasan dengan bawahan yang lain.
Supervisi yang baik sebagai kegiatan mengamati, menilai dan membantu SDM agar
bekerja secara efektif dan efisien, merupakan salah satu kegiatan prilaku organisasi,
karena tujuan untuk terus menerus memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan
keterampilan dalam bekerja. William B. Werther Jr dan Keith Devis (2000)
2. Motivasi Internal
Pekerjaan yang menyenangkan, pekerjaan yang bebas dari tekanan dan paksaan,
disamping mudah atau tidak rumit melaksanakannya. Namun pekerjaan yang berat
dan komplek juga akan menyenangkan, jika dikerjakan dalam suasana kerja yang
saling bantu membantu dan tolong menolong atau dalam suasana kerjasama yang
efektif dan efisien.
Pekerjaan yang menarik, setiap SDM akan menyenangi bekerja dalam bidang yang
sesuai dengan potensi, latar belakang pengalaman, pendidikan, keterampilan dan
keahlian atau profesionalisme yang dikuasainya. Kesesuaiannya itu membuat
pekerjaannya dirasakan menarik karena mencakup sesuatu yang sudah dikenal dan
dipahaminya.
Pekerjaan yang menantang, motivasi kerja tidak saja timbul karena pekerjaan yang
menyenangkan, tetapi juga yang menantang untuk mencapai suatu prestasi, sebagai
sukses yang diinginkan oleh setiap pekerja (SDM). Dengan kata lain pekerjaan yang
menantang cenderung akan menimbulkan motivasi berprestasi melalui kemampuan
berkompentisi secara sehat dalam arti jujur dan sportif, sejalan dengan kemampuan
bekerjasama yang efektif dan efisien.William dan Devis (2010)
Jurgensen (dalam Ibrahim, 2009) yang mengidentifikasi beberapa aspek yang mendasari
timbulnya motivasi kerja, yaitu :
Rasa aman atau security adalah dapat melakukan pekerjaannya tanpa dibebani resiko
yang dapat membahayakan diri karyawan. Adanya perasaan aman merupakan sesuatu
yang diinginkan oleh setiap orang, terutama pada saat ia sedang melaksanakan tugas yang
merupakan tumpuan hidupnya. Perasaan yang aman ini meliputi pengertian yang luas,
dimana di dalamnya termasuk rasa aman ditinjau dari kecelakaan keija, rasa aman dari
kelanjutan hubungan kerja atau sewaktu-waktu terkena PHK yang tidak dikehendaki.
Adalah kesempatan untuk memperoleh posisi yang lebih tinggi dari kedudukan
sebelumnya. Setiap orang selalu menginginkan adanya perkembangan dari usaha yang
telah dilakukannya. Dengan adanya kesempatan untuk maju itu, maka keinginan untuk
berkembang tersebut dapat terpenuhi.
3. Nama baik tempat bekerja (Company)
Nama baik tempat keija adalah tempat dimana karyawan itu bekerja sudah terkenal dan
memiliki nama baik di masyarakat. Adanya kebanggaan pada tempat dimana seseorang
bekerja itu akan memberikan keyakinan dan semangat pada dirinya untuk melakukan
aktivitas kerjanya dengan baik.
4. Yaitu teman kerja yang dapat bekeirja sama dan berteman dengan baik. Kerjasama dan
rasa saling menghargai sesama rekan sekeija akan memberikan perasaan tenang dan
membutuhkan persatuan dan keakraban yang dapat memperlancar aktivitas kerja
Jenis pekerjaan yang dimaksud yaitu kesesuaian pekerjaan yang ditangani dengan
keinginan karyawan itu sendiri. Maksudnya di sini adalah adanya kesesuaian antara
keinginan dan kemampuan karyawan tersebut pada tugas yang diberikan, sehingga ia
dapat bekerja dengan baik.
Gaji yang dirasakan cukup baik dan pantas bagi dirinya menurut ukurannya sendiri. Hal
ini merupakan kebutuhan hidup yang paling mendasar dan merupakan faktor pertama
bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan dirasakan adanya gaji yang cukup baik, maka
diharapkan aktivitas kerja karyawan itu tidak terhambat oleh pemikiran-pemikiran
bagaimana menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya.
Atasan yang menyenangkan adalah atasan yang dapat membimbing sekaligus disukai
oleh bawahannya. Sikap ketauladanan yang ditunjukkan oleh atasan kepada bawahan
merupakan suatu contoh dan dapat memberikan ketenangan dan tuntunan bagi karyawan
dalam bekerja.
Keadaan tempat kerja yang baik misalnya dengan adanya kebersihan, pergantian udara
dan suhu ruangan keija dalam kondisi baik.
Fasilitas yang dimaksud adalah tersedianya fasilitas-fasilitas lain yang terdapat di tempat
kerja seperti asuransi kesehatan, transportasi, pengobatan gratis, perumahan dan lain-lain.
Tersedianya fasilitas ini semakin memberikan keyakinan bagi karyawan bahwa hidupnya
tidak akan disia-siakan dan menjadi terlantar, sehingga keadaan ini dapat menambah
kegairahan dalam bekerja.
Referensi:
Hasibuan, Malayu SP, 2003, Manajemen Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta
Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi, Prentice Hall, Pearson Education
International, New Jersey