Anda di halaman 1dari 56

Batuan Sedimen

Hendro Purnomo
TEKNIK PERTAMBANGAN STTNAS
2018
Batuan Sedimen
• Terbentuk dari proses siklus sedimentasi, meliputi pelapukan
dari batuan yang telah ada – transportasi – sedimentasi –
diagenesa, atau hasil dari akumulasi material biologi.

• Total batuan sedimen kurang lebih 5% dari kerak bumi,


batuan sedimen tersebut terdiri dari batulempung (mudrocks
±65%), batupasir (20-25%) dan batuan karbonat (10-15%).

• Tipe batuan dan struktur sedimen dalam batuan dapat


menunjukan lingkungan pembentukannya, dan kandungan
fosil dalam batuan sedimen dapat menunjukan sejarah atau
umur dari batuan tersebut.
Pelapukan, Sedimentasi dan Siklus Batuan
Pelapukan, Transportasi,
Sedimentasi dan Litifikasi.
Mineral-mineral Dalam Batuan Sedimen

Mineral Autogenik :
 Terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan seperti gipsum,
kalsit, anhidrit, oksida besi, halit, glaukonit

Mineral Allogenik :
 Terbentuk di luar daerah sedimentasi.
 Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan di daerah sedimentasi.
 Mineral ini harus tahan pelapukan dan tahan terhadap pengikisan selama
transportasi sampai pengendapan.
Sedimen
• Sedimen - partikel-partikel solid, lepas berasal dari:
 Pelapukan dan erosi dari batuan yang telah ada.
 Pengendapan larutan kimia, termasuk materi dari
organisme di dalam air.

• Klasifikasi berdasarkan ukuran partikel:


 Boulder - >256 mm
 Cobble - 64 to 256 mm Gravel
 Pebble - 2 to 64 mm
 Sand - 1/16 to 2 mm
 Silt - 1/256 to 1/16 mm
 Clay - <1/256 mm
Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan
Proses Pembentukannya
Batuan Sedimen klastik (Detrital /clastic)
 Tipe batuan yang umum dijumpai terbentuk
dari butiran sedimen yang tersemenkan
yang berasal dari batuan asal. Contoh
conglomerat, batupasir dll.

Batuan Sedimen kimiawi (Chemical


sedimentary rocks)
 Mempunyai tekstur kristalin.
 Terbentuk dari proses presipitasi larutan
ion-ion dalam air. Contoh gypsum, halit.
Organic sedimentary rocks
 Terbentuk dari akumulasi dari bahan-bahan
organik. Contoh batubara, batugamping,
dolomit.
Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik terbentuk dari proses siklus sedimentasi,


meliputi pelapukan dari batuan yang telah ada – transportasi –
sedimentasi – lithifikasi/diagenesa.

Batuan sedimen klastik terjadi karena proses mekanis oleh media


air, angin dan es (glassier). Dicirikan oleh banyaknya mineral
allogenik (mineral yang terbentuk di tempat lain), mineral
detritus dan bertekstur klastik.
Batuan sedimen klastik
dapat terbentuk dari
partikel-partikel yang telah
melalui multi siklus.

Pada setiap siklus akan


membuat batuan lebih
mature (dewasa).

Siklus pembentukan batuan sedimen klastik


Proses Pembentukan Batuan Sedimen Klastik
Fase Pembentukan Endapan
• Proses pelapukan
• Proses erosi
• Proses transportasi
• Proses pengendapan/ sedimentasi
Fase Pembentukan Batuan Sedimen Klastik
• Pemadatan (compaction)
• Pemampatan (desication), keluarnya air dari rongga-
rongga batuan
• Sementasi
• Pembatuan (lithification), membatunya endapan yang
sudah kompak
Pelapukan, Transportasi,
Sedimentasi dan Litifikasi
Transportasi Sedimen
• Transportation
 Perpindahan sedimen dari sumbernya, bisa oleh media air,
angin, es atau gravitasi.
 Rounding (kebundaran) dari partikel terjadi karena abrasi
selama proses transportasi.
 Sorting terjadi pemilahan besar butir karena proses trasportasi,
khususnya air mengalir.
 Ukuran partikel sedimen turun dengan naiknya jarak transport.
Intensitas pelapukan dan transport

Pelapukan

transport
Deposisi Sedimen
• Deposisi
 Pengendapan dari material yang telah tertransport.
 Akumulasi dari of sedimen kimiawi atau sedimen organik,
khususnya dalam air.
 Lingkungan pengendapan (Environment of deposition) adalah
lokasi dimana pengendapan terjadi.

• Deep sea floor (laut dalam)


• Beach (pantai)
• Desert dunes (gurun )
• River channel (sungai)
• Lake bottom (danau)
Pembentukan Batuan Sedimen Klastik

• Pengawetan
 Sedimen harus terawetkan, karena penimbunan oleh tambahan
endapan sedimen, untuk menjadi batuan sedimen.
• Lithification
 Istilah umum untuk proses perubahan dari sedimen lepas menjadi
batuan sedimen.
 Kombinasi proses compaction dan cementation.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukkan batuan sedimen Klastik
 Jenis batuan asal (batuan beku, batuan sedimen,
batuan metamorfosa, batuan piroklastik)
 Stabilitas dari mineral-mineral yang ada
 Kecepatan erosi, banyaknya mineral sedimen yang
dapat ditransport ikut menentukan berapa banyak
material yang dapat/akan diendapkan

Transportasi pada pembentukkan batuan sedimen


akan menghasilkan sorting/pemilahan dan
“roundness/kebundaran”
 Proses diagenesa dapat mengubah tekstur batuan dan dapat
menyebabkan rekristalisasi.
Seri reaksi Bowen dan stabilitas mineral
Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan Tekstur

• Batuan sedimen bertekstur klastik


• Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin)
Batuan Sedimen Bertekstur Klastik :

 Terdiri dari material hasil pecahan/rombakan, memperlihatkan


tekstur klastik dengan butiran fragmen berukuran mulai dari
lempung sampai bongkah.

 Memperlihatkan struktur sedimen: bedding, cross bedding, graded


bedding dll, yang dapat menunjukan lingkungan pengendapannya.

 Proses : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi

 Dapat dipelajari tentang sumber material (provenance), lingkungan


pengendapan/fasies, diagenesa
Komponen Dasar Klasifikasi
• Komponen komposisi pada batuan sedimen terbagi
atas:
 komposisi kimia
 komposisi mineral
• Faktor yang mempengaruhi susunan komposisi:
 Besar butir : serpih/lempung (Al2O3, K3O, FeO), pasir
halus (SiO2).
 Tingkat Maturity/kedewasaan adalah keadaan batuan
sedimen klastik dibandingkan dengan batuan induknya.
Tingkat maturity didasarkan pada tekstur, dan komposisi
mineral.
 Tingkat maturity terdiri dari: super mature, mature,
submature dan immature. Makin tinggi tingkat maturitynya
maka makin banyak mineral stabil yang dikandungnya.
Tekstur Maturity
Tekstur sedimen dan komposisi mineral merefleksikan tingkat
maturity dari sedimen.
Perubahan bentuk dan ukuran butir.

Tekstur maturity naik

Tingkat pemilahan naik

Tingkat kebundaran naik

Tingkat sphericity naik


Mineral-mineral yang umum dijumpai pada
batuan sedimen klastik:
• Mneral utama:
 Kuarsa
 Felspar
 Mika
 Lempung
• Mineral ikutan/tambahan:
 Zircon
 Garnet
 Magnetit
 Tourmalin
 Piroksen
• Komposisi mineral dapat menunjukan: komposisi batuan
induk, nama batuan, mengetahui proses pembentukan,
mengetahui lingkungan pengendapan dan kepentingan
ekonomi.
Hubungan antara besar butir dan nama batuan

http://www.eos.ubc.ca/courses/eosc221/sed/sili/siligsize.html#size
Besar butir ditentukan oleh:
1.Jenis pelapukan
 Kimia – butiran halus
 Mekanis – butiran kasar
2.Jenis transportasi
3.Waktu dan jarak transportasi
Unsur-unsur Tekstur Batuan Sedimen Klastik

 Butiran (grain) : butiran klastik (yang tertransport) disebut


sebagai fragmen

 Matriks (matrix) : lebih halus dari butiran/fragmen,


diendapkan bersama-sama dengan fragmen

 Semen (cement) : berukuran halus, mengikat butiran/fragmen


dan matriks, diendapkan setelah fragmen dan matriks
Pemilahan (sorting) menunjukkan derajat
keseragaman antar butir
Kebundaran/Roundness

• Menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran,


yang mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi
• Merupakan sifat permukaan dari butiran
• Disebabkan oleh pengaruh transport terhadap butiran
Kemas/fabric
Merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi
butir dan packing, secara umum dapat memberikan gambaran
tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas
dan permeabilitas batuan
• Kemas :
 Terbuka : kontak antar butiran tidak bersentuhan
 Tertutup : kontak antar butiran bersentuhan
Batupasir
Klasifikasi batupasir :

• Batupasir silisiklastik (butiran terigen)


Batupasir epiklastik : endapan yang berasal dari rombakan batuan
terdahulu akibat pelapukan dan erosi, termasuk batuan volkanik dan
non-volkanik

Batupasir Voklaniklastik : terdiri dari material volkanik (hasil rombakan


maupun yang tidak), termasuk endapan piroklastik dan endapan
epiklastik

• Batupasir non-silisiklastik (butiran karbonat dan evaporit)


Batupasir :
• Tekstur : ukuran butiran (pasir 0.125 – 2.00mm), bentuk butiran
(menyudut, membundar dll), sorting, kemas butiran (mencakup
orientasi, grain packing, grain contact, hubungan butiran dan
matriks), texture maturity, porositas, permeabilitas,
struktursedimen.
• Textural maturity :
- Texturally immature sediment : matriks dominan,
sorting buruk, butiran menyudut
- Texturally mature sediment : matriks sedikit,
sortasi sedang – baik, butiran membundar tanggung
sampai membundar.
• Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, feldspar
dan mineral-mineral lainnya), matriks dan semen
Klasifikasi Batupasir

• Parameter : butiran (stabil dan tidak stabil) : kuarsa,


feldspar, fragmen litik
• Matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi
batuan)
Kehadiran matriks lempung :
 Arenit (matriks < 15%)
 Wacke (matriks > 15%)
• Pembagian secara umum (Gilbert, 1982), dan (Folk,
1974) : batupasir kuarsa, batupasir arkose, batupasir
litik, batupasir greywacke
• Batupasir kuarsa (quartz Arenite)
• Batupasir arkose (arkoses)
• Batupasir litik (litharenite)
• Batupasir wacke (greywackes)
Konglomerat dan Breksi
• Kenampakan yang penting untuk mendeskripsi batuan ini adalah
jenis klastik yang hadir dan tekstur batuan tersebut

• Berdasarkan asal usul klastik penyusun konglomerat dan breksi :


 Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan, banyak
fragmen mudrock atau batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi
atau pengawetan sepanjang garis pantai
 Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih
tua daripada sedimen yang melingkupi cekungan tersebut
Batuan Sedimen Klastik
• Breksi dan Konglomerat
 Coarse-grained clastic sedimentary rocks
 Sedimentary breccia composed of coarse,
angular rock fragments cemented together
 Conglomerate composed of rounded
gravel cemented together

• Batupasir (Sandstone)
 Medium-grained clastic sedimentary rock
 Types determined by composition
• Quartz sandstone - >90% quartz grains
• Arkose - mostly feldspar and quartz grains
• Graywacke - sand grains surrounded by
dark, fine-grained matrix, often clay-rich
Konglomerat dan Breksi

Conglomerate-
Pebbles/cobbles
Membundar baik : long transport
High-energy environments:
Beach, River
Konglomerat dan Breksi

Breccia-
Pebbles/cobbles
Poorly-rounded : short transport
High-energy environments: Beach, River,
Fault zone

Breccia
Klasifikasi konglomerat berdasarkan jenis klastik

• Konglomerat polimiktik : terdiri dari bermacam-


macam jenis klastik yang berbeda

• Konglomerat monomik/oligomiktik : terdiri dari satu


jenis klastik
Batuan Sedimen Klastik
Shale
 Fine-grained clastic sedimentary rock
 Splits into thin layers (fissile)
 Silt- and clay-sized grains
 Sediment deposited in lake bottoms, river
deltas, floodplains, and on deep ocean floor
Sil (Siltstone)
 Slightly coarser-grained than shales
 Lacks fissility
Batulempung (Claystone)
 Predominantly clay-sized grains; non-fissile
Mudstone
 Silt- and clay-sized grains; massive/blocky
Mudrock

• Mudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen


yang disusun terutama oleh partikel berukuran lanau
– lempung, mineral lain mungkin juga hadir

• Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan


river floodplain, lake, low energy shoreline, delta,
outer marine shelf dan deep ocean basin
Batuan Sedimen Kimiawi
&
Batuan Sedimen Organik
Batuan Sedimen Kimiawi
Carbonates
 Contain CO3 as part of their chemical composition
 Limestone is composed mainly of calcite
• Most are biochemical, but can be inorganic
• Often contain easily recognizable fossils
• Chemical alteration of limestone in Mg-rich water
solutions can produce dolomite
Chert
 Hard, compact, fine-grained, formed almost
entirely of silica
 Can occur as layers or as lumpy nodules within
other sedimentary rocks, especially limestones
Evaporites
 Form from evaporating saline waters (lake, ocean)
 Common examples are rock gypsum, rock salt
Batuan Sedimen Organik
• Batubara (Coal)
 Sedimentary rock forming from compaction of
partially decayed plant material
 Organic material deposited in water with low
oxygen content.

• Minyak Bumi dan gas (Oil and natural gas)


 Originate from organic matter in marine sediment
 Subsurface “cooking” can change organic solids to
oil and natural gas
 Can accumulate in porous overlying rocks
Struktur Sedimen
Struktur Sedimen
• Sedimentary Structure
 Features within sedimentary rocks produced
during or just after sediment deposition
 Provide clues to how and where deposition
of sediments occurred
• Bedding
 Series of visible layers within a rock
 Most common sedimentary structure
• Cross-bedding
 Series of thin, inclined layers within a
horizontal bed of rock
 Common in sandstones
 Indicative of deposition in ripples, bars,
dunes, deltas
Struktur Sedimen

• Ripple marks
 Small ridges formed on surface of
sediment layer by moving wind or water
• Graded bedding
 Progressive change in grain size from
bottom to top of a bed
• Mud cracks
 Polygonal cracks formed in drying mud
• Fossils
 Traces of plants or animals preserved
in rock
 Hard parts (shells, bones) more easily
preserved as fossils
Sedimentary Rock Interpretation
• Sedimentary rocks give important clues
to the geologic history of an area
• Source area
 Locality that eroded and provided sediment
 Sediment composition, shape, size and
sorting are indicators of source rock type
and relative location
• Depositional environment
 Location where sediment came to rest
 Sediment characteristics and sedimentary
structures (including fossils) are indicators
 Examples: glacial valleys, alluvial fans, river
channels and floodplains, lakes, deltas, beaches,
dunes, shallow marine, reefs, deep marine
Struktur Sedimen

MODERN ANCIENT
Mud cracks demonstrate drying-out of a thin layer of sediment fine enough to
have significant cohesion. Definite proof of terrestrial setting or very shallow
water marginal marine.
Struktur Sedimen
• Character of bedding, from simple horizontal laminae to cross-bedding,
ripples, soft-sediment deformation, or bioturbated.
• Cross-bedding indicates high and
unidirectional current velocity, often winds
in terrestrial settings, forming sand dune
lee-slopes.

• Ripple marks record back-and-forth action by waves in shallow water.

51
Struktur Sedimen
Soft-sediment deformation indicates slumping or compression of layers
before complete lithification.

Bioturbation is the vertical


mixing of sedimentary layers by
burrowing organisms. Evidence
of such activity can be
preserved on bedding surfaces
as trace fossils. Indicative of
water depth, availability of
nutrients and oxygen, etc.
Struktur Sedimen
• Graded Bedding: sorting of particle sizes within beds indicates time
dependence and hence process of deposition
– An environment in which a episodes of high-energy transport give
way to periods of low-energy transport gives normal graded beds:
– Alluvial settings, with wandering channels that fill up
and become overbank deposits
– Continental slopes with turbidity currents

53
Tektonik Lempeng dan Batuan Sedimen

• Tectonic setting plays key


role in the distribution of
sedimentary rocks
• Occurrence of specific
sedimentary rock types can
be used to reconstruct past
plate-tectonic settings
• Erosion rates and
depositional characteristics
give clues to each type of
tectonic plate boundary
References

• Ehlers, E.G., Blatt, H.,1982, Petrology Igneous, Sedimentary and


Metamorphic. W.H. Freeman and Company.
• Tim Horner, CSU Geology Department.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai