Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan

dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah

air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial

didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak

membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh

manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh orang

dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan

untuk bayi sekitar 80%.

Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan

segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari

segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-

hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi,

di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang

terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari

mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan

1
lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan

aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.

Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air

untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap

tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf

kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air.

Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah

kebutuhan air (Suriawiria,1996).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran

dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk

keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila

dimasak.

Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat

pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73%

dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan

pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang

cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-

2
hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk mencuci,

membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa

pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan

ini. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin

meningkat.

Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu

kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi

hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).

Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk

hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang

digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun.

Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin

lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik sengaja maupun tidak

disengaja.

Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam

tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air

tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di

banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta

pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.

3
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan,

karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat

menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.

Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa

digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan

air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun

kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam

kehidupannya.

Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung

pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan

penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh

manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam

penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan

sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi air pada daerah Negeri Lama?

2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan air bersih pada daerah Negeri Lama?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kondisi air pada daerah Negeri Lama

2. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan air bersih pada daerah Negeri

Lama

1.4 Manfaat

Agar masyarakat pada desa Negeri Lama dapat mengetahui tentang proses pengolahan

air bersih yang baik dan juga tentang nilai ekonomis dan efektifitas dari pengolahan itu

sendiri.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Pengertian air bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang

dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan

kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

dapat diminum apabila dimasak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat

beberapa pengertian mengenai :

 Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut

air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan,

cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu

tertentu sebagai air baku untuk air minum.

6
 Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum.

 Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga

termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.

 Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan

kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

 Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM

merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari

prasarana dan sarana air minum.

Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,

memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik

(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam

kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat

menuju keadaan yang lebih baik.

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,

melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,

dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.

7
Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut

Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi,

badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan

penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

2.1.2 Pengertian air minum

Air minum memiliki arti tersendiri pula, beberapa pendapat tentang

pengertian air minum sebagai berikut.

 Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Republik Indonesia

Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air BAB I Pasal 1: Air

minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum.

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum BAB I pasal 1: Air minum

adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat

langsung diminum.

 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

pasal 1: Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum .

8
 Air minum adalah air yang memiliki organoleptik, sifat fisiokimia, dan

sifat bioligis dapat memenuhi kebutuhan manusia dan tidak berwarna atau

berbau, harus memiliki ketentuan rasa dari adanya pemenuhan secara

fisiologika garam kalsum, magnesiaum, natirum, dan kalium yang

berhubungan dengan konsentrasi (Goncharuk, 2013).

 Air minum adalah air yang memiliki kualitas memadai ditinjau dari

parameter fisik, kimia, dan bakteriologi (Gwimbi, 2011).

2.2 Klasifikasi air bersih dan air minum

Pengklasifikasian mutu air ditujukan untuk mempermudah masyarakat dalam

memilih air untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga, dengan adanya klasifikasi

mutu air rakyat bisa menilai air yang layak pakai atatu tidak ditinjau dari

kepentingan tertentu. Klasifikasi Mutu Air Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

82 Tahun 2001, bahwa klasifikasi mutu air dibagia menjadi empat kelas, yaitu

sebagai berikut.

 Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti, air

minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut;

 Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,

9
air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

 Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang

sama dengan kegunaan tersebut;

 Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.3 Sumber air bersih dan air minum

Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal

Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa

sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:

 Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya

sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa

lama.

 Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun

pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.

10
 Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun

pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.

 Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di

daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air

baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena

kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.

 Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air

dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun

tampungan dari air hujan.

 Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum

adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan

Lokal, 1999):

 Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami

pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.

 Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak

dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.

 Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air

sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk

diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah

dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil

11
budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di

permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi,

muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di

daerah yang bertopografi rendah.

Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah

air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum,

namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan

kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila

diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang

membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.

 Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum

berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas:

• Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).

• Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).

• Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial

treatment).

12
2.4 Indikator air bersih dan air minum

Air bersih memiliki beberapa indicator yang menjadi acuan kelayakan untuk

digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Indicator tersebut merupakan prasyarat untuk

dilegalkannya ir bagi masyarakat. Maka, dalam hal ini, poin-poin penting yang

tertulis dalam indicator air bersih harus terpenuhi secara keseluruhan. Ketika air

yang telah teruji kelayakannya dengan acuan indicator, maka keamanan konsumsi

air tersebut bagi masyarakat sudah terjamin. Air minum merupakan bagin dari air

bersih, maka indicator yang digunakan sama seperti air bersih. Berikut adalah

beberapa indicator air bersih (Tjokrokusumo, 2006).

 Indikator biologi

Hewan air yang dapat digunakan sebagai indicator biologis dari jenis

hewan air seperti algae, abkteri, protozoa, makroinvertebrata, dan ikan.

Contoh bakteri yang paling popular digunakan sebagai indkator biologis

adalah bakteri E. coli. E. coli dipilih sebagai indikator biologis dari

keamanan penggunaan air minum. Karena defisiensi metode, E. coli

mewakili sebagai “fecal coliform” dan tes total coliform dikembangkan

dan menjadi bagian dari regulasi air minum (Edberg, dkk., 2000). Selain

itu, grup bentik makroinvertebrata memiliki factor preferensi habitatnya

dan juga monilitasnya yang relatif rendah sehingga menyebabkan

13
makhluk hidup yang keberadaannya sangat dipengaruhi secara langsung

oleh semua bahan masuk ke dalam lingkungan lahan perairan. Di

samping itu, bentik makroinvertebrata juga sangat mudah utnuk

diidentifikasi dan diamati secara mikroskopis, dianalisa dan diawetkan

atau disimpan dari jasad renik lainnya (Tjokrokusumo, 2006).

 Indikator kimia

Manusia dan hewan air tergantung pada air dengan rentang pH normal.

Tes pH merupakan tes kualitas air yang paling umum dilakukan,

menghitung konsentrasi dari ion hydrogen yang memberikan petunjuk

kisaran asam basa air. Biasanya air murni memiliki kisaran pH 5 hingga

9 dan kebanyakan organisme akuatik hidup pada rentang pH tersebut.

Namun, terdapat pengecualian terhadap mikroba dan bakteri tertentu

(Tjokrokusumo, 2006).

2.5 Berbagai Teknik Water Treatment Air Bersih dan Air Minum Secara Biologis,

Fisik, dan Kimiawi

Water Treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara –

cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai

kebutuhan. Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk

mengolah air dari kualitas air baku yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas

air standar yang di inginkan/ditentukan atau siap untuk dikonsumsi. Water

14
Treatment secara umum bertujuan untuk mengelola air hasil buangan dari proses

industri dimana pengelolahan itu dimaksudkan supaya air buangan industri itu

tidak mencemari lingkungan atau bisa digunakan kembali untuk proses industri

dengan cara menghilangkan kontaminan atau memurnikan kembali air tersebut.

Water treatment diterapkan untuk menjaga keseimbangan sumber air berdasarkan

syarat pemenuhan dan pencemaran sumber air (Fawell dan Nieuwenhuijsen,

2003).

Water treatment memiliki parameter yang digunakan untuk mengukur

kualitas pengolahan air dari sumber air tertentu. Parameter water treatment

menuntun terpenuhinya tujuan sehingga pengelolaan air mencapai hasil yang

diharapkan. Parameter water treatment dibagi menjadi berikut (Chandra, 2005).

 Parameter Fisik

Parameter fisik air biasanya dilihat dari unsur yang berhubungan dengan

indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang

meliputi Turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa, dan suhu. Sistem

pengolahan yang biasa digunakan adalah Sistem Sedimentasi

(Pengendapan), Filtrasi dan penambahan desinfektan (Chandra, 2005).

15
 Parameter Kimia

Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg,

Na, SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa kimia yang

berlebihan (tidak masuk standar konsumsi yang aman), pengolahan

dapat dilakukan dengan sistem filtrasi dengan menggunakan media

tertentu misalnya system Reverse Osmosis atau Demineralier dan

Softener (Chandra, 2005).

 Parameter Biologi

Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di

dalam air. Bila jumlah mikroorganisme di dalam air berlebihan biasanya

akan mengganggu kesehatan bila dikonsumsi. Pengolahan dapat

dilakukan dengan menggunakan desinfektan atau alat yang biasa

digunakan, misalnya injeksi Chlor, System UV dan System Ozone (O3)

(Chandra, 2005).

Water treatment merupakan proses pengolahan air dimana air tersebut

diolah untuk menghilangkan kontaminan yang ada di dalamnya. Proses

pengolahan air ini dibagi menjadi tiga proses sebagai berikut

(Zulkarnain, dkk 2011).

16
1. Pengolahan air secara kimia

1.1 Koagulasi dan Flokulasi

Benda-benda tersuspensi dalam air dapat berupa bahan-bahan kasar yang dapat mengendap

sampai pada bahan-bahan koloid lembut. Bahan-bahan tersebut dapat bersatu dan

mengendap dan disatukan menjadi lebih besar dengan bantuan bahan penggumpal.

Kumpulan benda-benda besar tersebut akan tertinggal di dasar sedimentasi dan dihilangkan

dengan cara filtrasi. (Zulkarnain, 2011).

Langkah-langkah proses koagulasi dan flokulasi sebagai berikut :

1. Bahan kimia penggumpal dimasukkan ke dalam air, supaya bahan kimia tersebut

bereaksi secara seragam, bahan tersebut harus ditaburkan secara merata. Hal ini

memerlukan pengadukan yang cepat atau pencampuran dengan air pada titik dimana

penggumpalan ditambahkan.

2. Rekasi-reaksi kimia dan kimia fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi

mengarahkan pada koagulasi dan pembentukan partikel-partikel berukuran

mikroskopis.

3. Pengadukan perlahan-lahan menyebabkan penyatuan pertikel-partikel menjadi

kumpulan yang dapat terendapkan.

17
Gambar 1. Proses Koagulasi, Flokulasi, dan Filtrasi

1.2 Proses Pelunakan dan Demineralisasi

Proses softening atau pelunakan bertujuan untuk mengurangi kadar kesadahan air

yang biasanya digunakan sebagai air umpan boiler. Proses softening dilakukan dengan 2

cara, yaitu: presifitasi kimia dan pertukaran ion. Presipitasi kimia dilakukan dengan cara

mengubah kesadahan kalsium dan magnesium yang mempunyai kelarutan kecil menjadi

kalsium karbonat dan magnesium hidroksida yang mempunyai kelarutan besar. Presipitasi

kimia dilakukan dengan 2 cara pengolahan, yaitu : Proses Kapur Soda Abu dan Proses Soda

Kaustik. (Zulkarnain, 2011).

18
Gambar 2. Bagan Proses Demineralisasi

2. Pengolahan air secara biologi

2.1 Ticking Filter

Pengolahan air dengan cara trickling filter merupakan proses pengolahan air dengan

cara meyebarkan air ke dalam suatu tumpukan unggun atau media yang terdiri dari

bahan batu pecah atau kerikil, bahan keramik, sisa tanur, medium dari bahan plastik

atau lainnya. Dengan cara demikian maka pada permukaan medium akan tumbuh

lapisan biologis (biofilm), seperti lender, dan lapisan biologis tersebut akan kontak

dengan air dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah

(Awaluddin,N.2007).

19
Gambar 3. Trickling Filter

2.2 Rotating Biological contractor

Rotating Biological Contactors (RBCs) adalah teknologi pengolahan limbah secara

biologi yang menggunakan biofilm sebagai tempat tumbuh mikroorganisme. RBCs

berbentuk tangki horizontal setengah lingkaran, di dalamnya terdapat sejumlah cakram

yang dirangkai secara paralel dengan jarak yang berdekatan. Biofilm akan terbentuk

dan tumbuh menempel pada permukaan cakram. Cakram akan berputar dengan

kecepatan tertentu. RBC terdiri dari cakram yang tersusun secara seri dengan jarak

antar cakram yang relatif dekat (Awaluddin,N.2007).

Reaktor biologis putar (rotating biological contactor) disingkat RBC adalah salah

satu teknologi pengolahan air limbah yang mengandung polutan organik yang tinggi

secara biologis dengan sistem biakan melekat. Prinsip kerja pengolahan air limbah

dengan RBC yakni air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan

lapisan mikro-organisme yang melekat pada permukaan media di dalam suatu reactor

(Awaluddin,N.2007).

20
Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan dari bahan polimer atau

plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada suatu poros sehingga

membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan

dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir secara kontinyu ke

dalam reaktor tersebut (Awaluddin,N.2007).

Dengan cara seperti ini mikro-organisme misalnya bakteri, alga, protozoa, fungi,

dan lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk

suatu lapisan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm (lapisan biologis).

Mikro-organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa organik yang ada dalam

air serta mengambil oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses

metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik dalam air limbah berkurang.

Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis tersebut tercelup

ke dalam air limbah, mikro-organisme menyerap senyawa organik yang ada dalam air

limbah yang mengalir pada permukaan biofilm, dan pada saat biofilm berada di atas

permuaan air, mikro-organisme menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut

dalam air untuk menguraikan senyawa organik. Enegi hasil penguraian senyawa

organik tersebut digunakan oleh mikro-organisme untuk proses perkembang-biakan

atau metabolism (Awaluddin,N.2007).

Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar dari

biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan tersebar ke udara melalui

21
rongga-rongga yang ada pada mediumnya, sedangkan untuk padatan tersuspensi (SS)

akan tertahan pada pada permukaan lapisan biologis (biofilm) dan akan terurai menjadi

bentuk yang larut dalam air (Awaluddin,N.2007).

Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut makin lama semakin tebal,

sampai akhirnya karena gaya beratnya sebagian akan mengelupas dari mediumnya dan

terbawa aliran air keluar. Selanjutnya, mikro-organisme pada permukaan medium akan

tumbuh lagi dengan sendirinya hingga terjadi kesetimbangan sesuai dengan kandungan

senyawa organik yang ada dalam air limbah (Awaluddin,N.2007).

3. Pengolahan air secara fisika

3.1 Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam limbah cair

oleh gaya gravitasi. Pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses

Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan

sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat (Bredero,

2003).

Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistem

pengolahan. Jika kekeruhan dari influent tinggi, sebaiknya dilakukan proses

sedimentasi awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi,

dengan demikian akan mengurangi beban pada treatment berikutnya. Sedangkan

secondary sedimentation yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk memisahkan

22
dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge, OD, dsb) dimana

lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur tersendiri

(Bredero, 2003).

Sedimen dari limbah cair mengandung bahan-bahan organik yang akan mengalami

proses dekomposisi. Pada proses tersebut akan timbul formasi gas seperti carbon

dioxida, methane, dsb. Gas tersebut terperangkap dalam partikel lumpur dimana

sewaktu gas naik ke atas akan mengangkat pula partikel lumpur tersebut. Proses ini

selain menimbulkan efek turbulensi juga akan merusak sedimen yang telah terbentuk.

Pada Septic-tank, Imhoff-tank dan Baffle-reactor, konstruksinya didesain sedemikian

rupa guna menghindari efek dari timbulnya gas supaya tidak mengaduk/merusak

partikel padatan yang sudah mapan di dasar tangki, sedangkan pada UASB (Uplift

Anaerobic Sludge Blanket) justru menggunakan efek dari proses tersebut untuk

mengaduk aduk partikel lumpur supaya terjadi kondisi seimbang antara gaya berat dan

gaya angkat pada partikel lumpur, sehingga partikel lumpur tersebut melayang-

layang/mubal mubal (Bredero, 2003).

Setelah proses dekomposisi dan pelepasan gas, kondisi lumpur tersebut tersebut

sudah stabil dan akan menetap secara permanen pada dasar tangki, sehingga sering juga

proses sedimentasi dalam waktu yang cukup lama disebut dengan proses Stabilisasi.

Akumulasi lumpur dalam periode waktu tertentu merupakan parameter penting dalam

23
perencanaan pengolahan limbah dengan proses sedimentasi dan stabilisasi lumpur

(Bredero, 2003).

Gambar 4. Proses Sedimentasi

24
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kondisi air

kondisi air pada permasalahan ini hanya dapat dilihat dari kondisi fisiknya

saja dikarenakan tidak dilakukan penelitian lebih lanjut menurut kondisi air dari

segi biologi dan kimiawi, jadi kondisi yang saya lihat disini adalah bersifat cukup

keruh, Dan kekeruhannya cukup tinggi.

Sumber air ini merupakan sumber air tanah yang di ambil dengan cara

pengeboran ke dalam tanah, akan tetapi sepertinya pengeboran yang dilakukan

belum cukup dalam sehingga masih menghasilkan air yang cukup kotor, kedalaman

air tanah minimal yaitu sekitar 8-10 meter di bawah permukaan tanah. Kedalaman

umum pada daerah di Negeri Lama setelah diteliti yaitu sekitar 12 meter, akan tetapi

sepertinya air yang dihasilkan juga belum maksimal, dapat dilihat airnya masih

memiliki kekeruhan yang cukup tinggi dan hampir tidak bisa digunakan untuk

menjadi air baku, apalagi untuk air minum, akan berbahaya bagi kesehatan

pengguna itu sendiri.

Disini memang solusi yang paling tepat yaitu adalah dengan melakukan

pengeboran kembali agar mendapatkan kedalaman air tanah yang memiliki kualitas

air yang cukup baik. Akan tetapi untuk melakukan pengeboran membutuhkan biaya

25
yang cukup besar sehingga, banyak masyarakat di daerah Negeri Lama membeli air

untuk digunakan sebagai air minum dan air baku. Tetapi ada beberapa juga yang

tetap menggunakan air tersebut untuk air baku seperti untuk mandi, mencuci baju,

menyiram tanaman dan lain-lain. Kondisi ini sangatlah memprihatinkan mengingat

teknologi dan jaman yang sudah maju pada era sekarang ini.

3.2 Metode yang akan digunakan untuk mengatasi kekeruhan air

Disini saya menggunakan metode water treatment berupa ticking fileter,

mengapa saya menggunakan ticking filter dikarenakan dari semua metode ticing

filter lah yang memiliki tingkat ekonomis yang paling memadai jika dibandingkan

dengan metode yang lain.

Jika kita menggunakan koagulasi dan flokulasi cukup membutuhkan biaya,

walaupun memang tidak terlalu besar akan tetapi jika untuk keadaan ekonomi

menengah kebawah akan lebih baik jika menggunakan ticking filter dan jika pada

ekonomi kelas menengah keatas dapat langsung saja melakukan pengeboran lebih

dalam untuk mendapatkan mata air yang memiliki kualitas yang lebih baik.

Ticking filter itu sendiri merupakan proses pengolahan air dengan cara

meyebarkan air ke dalam suatu tumpukan unggun atau media yang terdiri dari

bahan batu pecah atau kerikil, bahan keramik, sisa tanur, medium dari bahan plastik

atau lainnya. Dengan cara demikian maka pada permukaan medium akan tumbuh

26
lapisan biologis (biofilm), seperti lender, dan lapisan biologis tersebut akan kontak

dengan air dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah

(Awaluddin,N.2007). dengan menggunakan metode ini akan mengurangi tingkat

kekeruhan dari air itu sendiri.

Tetapi disini saya ingin menambahkan sesuatu pada metode tricking filter itu

sendiri yaitu berupa Kapas yang dapat membuat penyaringan lebih efektif.

Dikarenakan menurut pengalaman saya sendiri ketika ditambahkan Kapas pada

bagian ticking filter kekeruhan yang dimilki menjadi jauh lebih kecil dibandingkan

hanya menggunakan batu kerikil saja/karbon aktif. Jadi dapat dikatakan ticking

filter ini tidak jauh berbeda dengan metode sedimintasi yang akan menahan

partikel-partikel yang membuat air menjadi keruh.

Pengolahan yang saya gunakan, saya modifikasikan sendiri agar sesuai

dengan tingkat kebersihan air yang diperlukan.

3.3.1 Proses pengolahan air menggunakan water treatment berupa ticking filter

1. Alat dan bahan :

 Gelas

 Air keruh yang akan digunakan (Air yang berasal dari sumur bor)

 Kain kasa

 Karbon aktif

27
 Kapas

 Wadah yang digunakan untuk menempatkan saringan-saringan berupa,

saringan untuk akuarium

2. Kondisi air :

 Air keruh dan berwarna kemerahan

 Memiliki bau besi yang cukup tinggi

3. Cara pengolahan :

 Taruh gelas yang sudah disapkan di bagian bawah saringan agar dapat

melihat hasil dari penyaringan

 Air yang keruh di tuangkan melalui bagian atas dari alat penyaring

 Kemudian gunakan air yang telah disaring.

Pengolahan dari air keruh menjadi air bersih

28
4. Penjelasan

Penyaring yang saya gunakan ini berguna untuk menyaring segala sesuatu yang

dapat membuat air tersebut keruh dan menjadi tidak layak untuk di pakai. Dan

juga pada bagian-bagian dari penyaring tersebut memiliki fungsi masing-

masing yaitu :

 Kapas : berguna sebagai penyaringan pertama air yang masuk kedalam

alat penyaringan

 Karbon aktif : berfungsi untuk menyerap segala sesuatu yang tidak baik

yang terkandung di dalam air sehingga dapat digunakan

29
 Kasa/ kain perban : disini saya gunakan hanya untuk lebih memastikan

kebersihan air yang akan saya gunakan dikarenakan semua ini dilakukan

tanpa adanya tes resmi dari laboratorium.

air yang telah diolah tersebut layak untuk digunakan untuk kegiatan mandi atau

pun mencuci baju, akan tetapi jika diapaki untuk minum saya harus dimasak

sekitar 2 kali agar dapat lebih memastikan kebersihan dari air tersebut

5. Waktu perawatan/penggantian

Pada umumnya pergantian kasa dan kapas dapat dilakukan sekitar 3-4 hari

sekali agar proses penyaringan lebih efektif, dikarenakan tingkat kekeruhan air

yang saya miliki maka say mengganti kapas dan kasa sekitar 2 hari sekali,

dikarenakan sudah sangat kotor dan dapat mempengaruhi kualitas air hasil

pengolahan. Jadi untuk penggantiannya tergantung pada kondisi air yang

dimiliki agar tidak terlalu boros dalam pergantian kapas dan kasa.

30
Sedangkan untuk karbon aktifnya minimal pergantiannya dapat dilakukan

dalam kurun waktu 3 bulan sekali tergantung dari kualitas karbon aktif itu

sendiri, dikarenakan karbon aktif akan menyerap zat-zat yang berbahaya pada

air sehingga suatu saat dapa menjadi jenuh.

3.3.2 Proses pengolahan air menggunakan water treatment berupa ticking filter

(Pasir Lambat)

1. Alat dan bahan :

 Pipa paralon dengan beberapa siku/sambungan.

 Keran air, ukurannya disesuaikan dengan diameter pipa.

 Lem paralon secukupnya.

31
2. Kondisi air :

 Air keruh dan berwarna kemerahan

 Memiliki bau besi yang cukup tinggi

3. Penjelasan :

penyaringan menggunakan pasir lambat sangatlah ekonomis dikarenakan

menggunakan bahan dan alat yang sangat mudah digunakan akan tetapi

sedikit lebih mahal di bandingkan dengan pengolahan ticking filter seperti

diatas, pengolahan ini memiliki beberapa bagian dan memiliki fungsi

tersendiri yaitu:

 Spons : saya menambahkan penggunaan spons dikarenakan jika

kekurahan air yang dimiliki cukup tinggi maka akan berpengaruh pada

proses pengolahan yang akan dilakukan oleh bagian pasir dikarenakan

jika langsung menggunakan pasir akan menyumbat pori-pori yang ada

pada pasir.

 Pasir : pasir memiliki fungsi yaitu untuk menyaring mikroorganisme

yang tedapat pada air yang terdapat pada air tersebut sehingga aman

bagi tubuh, ini dikaerenakan eberadaan ruang kosong di antara

partikel-partikel pasir yang ditempati udara. Pada ruang-ruang ini,

terdapat banyak zat organic yang dikenal dengan istilah schmutzdecke,

32
atau filter skin. Zat organic ini terdiri dari sekumpulan berbagai jenis

mikroorganisme plankton, protozoa, rotifera, dll. Ketika terjadi proses

penyaringan, air akan melewati celah-celah kecil ini dan akan

berlangsung proses anorganik sederhana yang membentuk garam.

Pada saat yang sama, senyawa nitrogen yang terkandung dalam air

akan terurai dan teroksidasi.

 Kerikil : Kerikil disini memiliki fungsi untuk menyaring partikel-

partikel fisik yang masih tersisa di dalam air yang mungkin

terlewatkan pada bagian pasir.

33
3.3.3 Proses pengolahan air menggunakan Mangan Zeolit dan Karbon Aktif

1. Alat dan bahan :

 Pipa paralon

 Dop

 Stop kran

 Mangan Zeolit

34
 Pasir silica

 Karbon Aktif

 Lem pipa

 Kerikil

 Lampu sinar UV

2. Kondisi air :

 Air keruh dan berwarna kemerahan

 Memiliki bau besi yang cukup tinggi

3. Penjelasan :

Air baku dipompa ke bak penampung, kemudian dari tangki penampung,

air dialirkan ke filter mangan zeolit untuk menyaring atau menghilangkan zat

besi atau mangan yang ada dalam air serta menghilangkan padatan

tersuspensi. Dari filter mangan zeolit, air selanjutnjutnya dialirlkan ke filter

karbon aktif. Filter karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan polutan

organik, bau, rasa yang kurang sedap, dan polutan organik mikro lainnya.

Proses reaksinya adalah berdasarkan adsorpsi secara fisika-kimia. Setelah

penyaringan dengan filter karbon aktif ini air menjadi sangat jernih dan tidak

berbau dan tidak berasa. Selain itu, filter karbon aktif ini juga berfungsi untuk

35
menyaring partikel partikel kotoran yang belum tersaring pada filter mangan

zeolit. Dari filter karbon aktif, air dialirkan ke filter cartride. Filter cartridge

ini terbuat dari rajutan serat poliester atau dari jenis polimer, yang dapat

menyaring partikel kotoran dengan ukuran antara 5 sampai 10 mikron.

Dengan demikian air yang keluar dari filter cartridge ini sudah sangat jernih

sekali.

Setelah penyaringan dengan filter cartridge, air selanjutnya

dilairkan ke alat srterilisator ultra violet (UV). Alat UV ini terdiri dari tabung

kaca buntuk huruf U dan sebuah lampu UV 30 watt. Air dialirkan melalui

tabung kaca, kemudian disinari dengan sinar ultra violet. Sterilisator dengan

UV ini mempunyai keuntungan antara lain yakni sinar ultra violet dapat

langsung mengenai sistem genetik dari bakteri sehingga proses pembunuhan

bakteri dapat berlangsung dalam waktu yang singkat. Selain itu disinfeksi

dengan UV tidak menghasilkan hasil samping sebagaimana disinfeksi dengan

menggunakan khlorine. Air yang keluar dari sterilisator UV ini sudah dapat

langsung diminum.

36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Air bersih merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh makhluk hidup baik itu

hewan maupun manusia, hanya saja berbeda dari kandungan air tersebut. Tingkat

kebersihan yang dibutuhkan oleh manusia lebih tinggi dibandingkan yang

dibutuhkanoleh hewan sehingga perlu di lakukan pengolahan.

Pengolahan air merupakan cara utama manusia untuk mendapatkan air

bersih yang dibutuhkan, dari air yang kotor dan tidak layak dipakai hingga menjadi

layak pakai. Pengolahan air memiliki banyak metode dan salah satu metode yang

saya pilih yaitu ticking filter dan saya modifikasikan sesuai kebutuhan saya, dapat

memenuhi ekspetasi saya tentang pengolahan air yang cukup keruh ini. Dengan

menggunakan tambahan kapas dan kasa ternyata air menjadi jauh lebih jernih dan

tidak keruh, hanya saja perlu di lakukan penelitian lebih lanjut terhadap kandungan

air tersebut.

Kemudian banyak juga cara mengolah air dengan tingkat kekeruhan sperti

yang saya alami dengan cara pasir lambat ataupun dengan menggunakan mangan

zeolit dan karbon aktif yang bahkan dapat langsung diminum, akan tetapi

memerlukan biaya yang cukup besar

37
5.2 Saran

 Pilihlah proses pengolahan sesuai dengan kebutuhan yang anda

inginkan

 Lihatlah atau cek kembali kondisi air yang akan diolah jika tidak

terlalu keruh dan tidak memiliki kandungan besi yang tinggi maka

gunakanlah pengolahan dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah

sehingga lebih efisien.

38

Anda mungkin juga menyukai