Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Kegagalan reproduksi dapat disebabkan oleh pria atau wanita, atau kombinasi keduanya.
Diperkirakan 40% infertilitas manusia disebabkan oleh perempuan, 40% untuk laki-laki, dan 20%
lainnya merupakan kombinasi antara laki-laki dan perempuan. Mengevaluasi penyebab infertilitas
laki-laki dan perempuan sangat penting dalam evaluasi pasangan yang tidak subur.1

Sekitar 17% pasangan di negara-negara industri mencari bantuan untuk infertilitas, yang
mungkin disebabkan oleh kegagalan ovulasi, kerusakan tuba atau endometriosis, atau jumlah
sperma yang kurang. Di negara maju, 80% sampai 90% pasangan yang mencoba untuk hamil
berhasil setelah 1 tahun dan 95% setelah 2 tahun mendapatkan pertolongan.5 Commented [g1]: Kalau daftar pustaka mu sebelumnya
no 1 ya yang ini tulisnya nomer 2 jadi disusunan di daftar
pustaka mu di unbah. Karena angka ini keluar berdasarkan
Infertilitas dianggap sebagai masalah kesehatan utama dari berbagai komunitas. Tingginya urutan
prevalensi menjadikan infertilitas semakin penting. Proporsi infertilitas yang signifikan terkait
Perbaiki semuanya yang dafpusnya ya..
dengan kondisi lingkungan dan juga faktor risiko yang didapat. Kondisi lingkungan yang berbeda
menekankan perlunya mempelajari penyebab infertilitas yang berbeda pada masing-masing area.6

Infertilitas wanita dan gangguan reproduksi terkait mungkin memiliki konsekuensi bagi
wanita yang tidak memiliki kesehatan reproduksi. Analisis dari penelitian menunjukkan bahwa
wanita dengan infertilitas memiliki tingkat gangguan kejiwaan dan kanker endometrium yang
lebih tinggi daripada populasi pada umumnya.10

Infertilitas umum terjadi, dengan publikasi baru-baru ini yang mengutip prevalensi 9
sampai 18% pada populasi umum. Pada tahun 2008, 61.430 bayi baru lahir lahir sebagai hasil Commented [g2]: Tidak ada referensi yang lebih baru???

Assisted Reproductive Technology (ART). Menurut Society for Assisted Reproductive


Technology, ada 190.394 siklus yang dimulai pada tahun 2014 untuk pengambilan telur, transfer
embrio beku, dan pencairan telur. Data statistik ini menyoroti jumlah wanita yang menjalani
pengobatan infertilitas. Sejak akhir 1970-an ketika ART tersedia, fokus pada pemenuhan
kebutuhan reproduksi segera pasien dengan ketidaksuburan. Banyak yang telah mempelajari
tentang dampak infertilitas dan ART terkait dengan kehamilan dan kesehatan neonatal. Sudah
banyak laporan dan penelitian tentang peningkatan risiko persalinan prematur, berat lahir rendah,
dan angka kematian perinatal.10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Commented [g3]: Boleh ini ganti halaman baru?


Munculkan di halaman berikut
Enter2

A. Anatomi

Sistem reproduksi wanita menghasilkan hormon seks dan gamet fungsional, dan juga harus Commented [g4]: Tulis ini gambar berapa
mampu melindungi dan mendukung embrio yang sedang berkembang, memelihara janin yang Apa judul gambar dan nomer referensinya

sedang tumbuh, dan memberi ASI bayi yang baru lahir. Organ utama sistem reproduksi wanita Gambar 1. Anatomi wanita sumbernya nomer berapa
adalah ovarium, tuba fallopi, uterus, vagina, dan alat genitalia eksterna. Sistem reproduksi wanita
Commented [g5]:
juga mencakup organ aksesoris, kelenjar mammae, dan berbagai kelenjar yang mensekresikan ke
dalam saluran reproduksi wanita.3 Commented [g6]: Rapikan penulisannya
Awal paragraf pake menjorok ke dalam
Trus jarak line nya dan paragraf nya
Rapikan penulisan

Setiap kelenjar mammae


menghasilkan ASI untuk bayi

Setiap tuba fallopi mengantarkan


oosit ke uterusdan merupakan Setiap ovarium menghasilkan
tempat fertilisasi oosit dan hormon

Uterus merupakan tempat embrio


dan perkembangan janin

Klitoris mengandung jaringan


erektil dan menghasilkan
Vagina merupakan jalan lahir dan
rangsangan seksual
saluran saat menstruai
Labia mengandung kelenjar yang
melumasi pintu vagina

Gambar ini memberikan gambaran umum tentang struktur sistem reproduksi wanita.
Gonad pada wanita disebut ovarium, menghasilkan gamet wanita yang belum matang yang disebut
oosit, yang kemudian menjadi ovum. Oosit meninggalkan ovarium dan kemudian berjalan di
sepanjang sistem saluran wanita, atau saluran reproduksi wanita. Jika pembuahan terjadi, biasanya
akan terjadi pada tuba dan perkembangan embrio lebih lanjut akan terjadi di dalam uterus.3

A.1 Genitalia Eksterna

Alat genitalia eksterna pada wanita adalah vulva, atau pudendum. Vagina membuka ke Commented [g7]: Ini juga tulis judul gambar
Gambar 2. Blablabla lalu sumbernya
vestibulum, bagian tengah dibatasi oleh lipatan kecil yang dikenal sebagai labia minora. Sejumlah
kelenjar vestibular kecil mengeluarkan sekresinya ke permukaan vestibula, membuatnya tetap
lembab. Ketika hasrat seksual meningkat, sepasang duktus mengeluarkan sekresi kelenjar
vestibular yang lebih besar (kelenjar Bartholin) ke dalam vestibulum. Kelenjar mukosa ini
memiliki asal embrio yang sama dengan kelenjar bulbourethral laki-laki.2

A.2 Organ Interna

Organ reproduksi internal wanita terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus, dan vagina.
Vagina adalah saluran antara struktur internal dan eksternal. Saat hasrat seksual meningkat,
dinding vagina mengalami distensi. Panjang dan diameternya bisa meningkat 50% selama hasrat
seksual meningkat.3
Commented [g8]: Judul gambar

Potongan sagittal melalui rongga pelvis menunjukkan lokasi dan orientasi organ reproduksi
3
wanita.
Posisi setiap ovarium distabilkan oleh beberapa lipatan peritoneum yang menebal yang
disebut ligamen. Gambar ini terlihat dari atas dan belakang, dengan tuba fallopi kiri ditarik
menjauh dari ovarium untuk menunjukkan ligamen lebih jelas.3

Commented [g9]: Judul gambar

Ini adalah potongan melintang yang melalui mesovarium dan board ligament. Ovarium
memiliki ukuran dengan panjang sekitar 5 cm, lebar 2,5 cm, dan tebal 8 mm dan berat 6-8 gr.
Pembuluh darah masuk dan meninggalkan ovarium melalui hilum ovarium, dimana ovarium
menempel pada mesovarium. Bagian dalam ovarium dibagi menjadi korteks superfisial dan
medula yang lebih dalam. Gamet diproduksi di korteks.3

A.3 Uterus

Setiap tuba uterus (tuba fallopi) adalah struktur berongga dan berotot yang berukuran Commented [g10]: Judul gambar

sekitar 13 cm (5,2 inci). Bagian distal setiap tuba terhubung ke uterus. Uterus berongga, terdiri
dari otot, panjangnya sekitar 7,5 cm (3 inci) dengan diameter maksimal 5 cm (2 in). Beratnya 30-
40 g (1-1,4 ons). Ilustrasi di bawah ini menunjukkan struktur tuba dan hubungannya dengan
uterus.3
B. Fisiologi

B.1 Oogenesis

Mitosis dari oogonium

Tidak seperti spermatogonia, oogonia atau


stem cells reproduksi wanita, mengalami
mitosis sebelum lahir

Meiosis I

Antara bulan ketiga dan ketujuh perkembangan


janin, oosit primer, bersiap untuk menjalani
meiosis. Mereka melanjutkan sejauh prophase
meiosis I, tapi kemudian proses berhenti.

Oosit primer tetap dalam dorman sampai masa


puber, meningkatnya tingkat FSH memicu
dimulainya siklus ovarium. Setiap bulan setelah
siklus ovarium dimulai, beberapa oosit primer
mengalami perkembangan lebih lanjut. Meiosis
I saat itu selesai, menghasilkan haploid oosit
sekunder dan badan polar.

Meiosis II

Setiap bulan setelah siklus ovarium dimulai,


satu atau lebih sekunder oosit meninggalkan
ovarium yang dorman dalam metafase meiosis
II.

Pada saat pembuahan, badan polar membentuk


dan oosit yang dibuahi kemudian disebut ovum
matang.. Commented [g11]: Nomer referensi berapa ini?
B.2 Siklus Menstruasi

Produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium diatur oleh hormon gonadotropin
hipofisis anterior, FSH dan LH. Penting untuk memahami bagaimana hormon-hormon ini bekerja
bersama. Umumnya, siklus wanita (siklus ovarium dan uterus) sekitar 28 hari (periode yang biasa
disebut lunar month). Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar hari ke 14.4

• Hari 1-5: Fase haid. Selama fase ini, lapisan superfisial fungsional dari lapisan
endometrium yang tebal pada uterus mengelupas (terlepas) dari dinding uterus. Hal ini
disertai pendarahan selama 3 sampai 5 hari. Jaringan yang terpisah dan darah melewati
vagina sebagai cairan menstruasi. Kehilangan darah rata-rata selama periode ini adalah 50
sampai 150 ml (atau sekitar ¼ sampai ½ gelas). Pada hari ke 5, folikel ovarium yang
muncul mulai menghasilkan lebih banyak estrogen.

• Hari 6-14: Fase proliferatif. Dirangsang oleh meningkatnya kadar estrogen yang
dihasilkan oleh folikel folikel yang tumbuh, lapisan basal endometrium meregenerasi
lapisan fungsional, kelenjar terbentuk di dalamnya, dan suplai darah endometrium
meningkat. Endometrium menjadi seperti beludru, tebal, dan lebih banyak vaskularisasi
terbentuk. (Ovulasi terjadi di ovarium pada akhir fase ini, sebagai respons terhadap
lonjakan LH yang tiba-tiba dalam darah.)

• Hari 15-28: Fase sekresi. Meningkatnya produksi progesteron oleh korpus luteum
ovarium yang bekerja pada endometrium meningkatkan suplai darah lebih banyak lagi.
Progesteron juga menyebabkan kelenjar endometrium tumbuh dan mulai mensekresi
nutrisi ke dalam rongga uterus. Nutrisi ini akan menopang embrio yang sedang
berkembang (jika ada) sampai tertanam. Jika pembuahan memang terjadi, embrio
menghasilkan hormon yang sangat mirip dengan LH sehingga menyebabkan korpus
luteum terus memproduksi hormonnya.
Jika pembuahan tidak terjadi, korpus luteum mulai terdegenerasi menjelang akhir periode
ini karena kadar LH menurun. Kekurangan hormone dari ovarium dalam darah menyebabkan
pembuluh darah yang memasok lapisan fungsional endometrium mengalami spasme dan
menyusut. Ketika kekurangan oksigen dan nutrisi, sel endometrium tersebut mulai mati kemudian
tahap menstruasi memulai lagi pada hari ke 28.4
B.3 Fertilisasi

Fertilisasi melibatkan perpaduan antara dua gamet haploid, masing-masing mengandung


23 kromosom, menghasilkan zigot (ZĪ-gōt) dengan 46 kromosom. Fertilisasi biasanya terjadi di
antara ampula dan isthmus tuba fallopi, umumnya sehari setelah ovulasi.3
Diperkirakan 200 juta spermatozoa masuk ke dalam vagina pada saat ejakulasi, hanya
sekitar 10.000 yang masuk ke dalam tuba fallopi, dan kurang dari 100 mencapai isthmus. Secara
umum, pria dengan jumlah sperma di bawah 20 juta per mililiter secara fungsional infertil karena
terlalu sedikit spermatozoa yang dapat bertahan untuk mencapai dan membuahi oosit. Meskipun
benar bahwa hanya satu spermatozoa yang membuahi oosit, banyak spermatozoa dibutuhkan
berhasilnya fertilisasi. Sperma tambahan sangat penting karena satu sperma tidak mengandung
cukup enzim akrosomal untuk mengganggu corona radiata yang mengelilingi oosit sekunder.3
C. Definisi

Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah 1 tahun hubungan


seksual tanpa kontrasepsi, menjadi masalah umum dalam praktik ginekologi.

Fertilitas yang normal didefinisikan sebagai tercapainya kehamilan dalam 2 tahun setelah
melalui hubungan seks tanpa kontrasepsi. Namun, banyak yang mendefinisikan infertilitas sebagai
kegagalan hamil setelah 1 tahun melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi. Infertilitas bisa
menjadi primer, pada wanita yang tidak pernah hamil, atau sekunder pada wanita yang sebelumnya
pernah hamil. Gangguan ovulasi didefinisikan oleh kegagalan ovum untuk dikeluarkan karena
kerusakan pada ovarium, dan merupakan penyebab utama infertilitas. Infertilitas tuba adalah
ketidakmampuan untuk hamil karena adanya sumbatan di salah satu atau kedua saluran tuba, dan
merupakan penyebab umum infertilitas. Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan pasangan dengan infertilitas di mana setelah analisis semen, tes
ovulasi, dan tes patensi tuba gagal mendeteksi adanya kelainan.

Pada 100 wanita di bawah usia 35 tahun yang mencoba untuk hamil:

• 80 akan hamil dalam waktu satu tahun

• 10 lagi akan hamil setelah dua tahun mencoba tanpa intervensi medis.

• 10 tidak akan hamil tanpa bantuan dari dokter. Commented [g12]: Dari referensi mana ini?

D. EPIDEMIOLOGI

Ada sedikit perbedaan pada angka infertilitas, dimana wanita Hispanik di bawah 35 tahun
tingkat infertilitasnya sekitar 7 persen, orang Kaukasia memiliki tingkat infertilitas 6,4 persen, dan
wanita Afrika Amerika mencatat tingkat infertilitas 10,5 persen. Perbedaan ini bisa disebabkan
oleh faktor sosial ekonomi, seperti kemiskinan, gizi buruk, atau kurangnya akses kesehatan, dan
bukan masalah ras. Commented [g13]: Referensi mana???
E. Etiologi

Di Inggris, sekitar 10% sampai 20% kasus infertilitas tidak dapat diketahui penyebabnya.
Sisanya disebabkan oleh kegagalan ovulasi (27%), kerusakan tuba (14%), endometriosis (5%),
jumlah sperma rendah atau kualitas (19%), dan penyebab lainnya (5%).

Penyebab infertilitas pada wanita adalah sebagai berikut: gangguan menstruasi (kelainan
pada lama dan pola siklus) 62,6%, penyakit (obesitas, penyakit tiroid, diabetes) 58,7%, gangguan
ovulasi (gangguan hormonal, oligoovulasi dan anovulasi) 50,3%, penyebab uterus 16,7 %, faktor
tuba 15,4%, dan penyebab serviks 7,9%. Kelainan pada faktor uterus, disfungsi hormonal pada
gangguan ovulasi, penyumbatan tuba pada kelainan tuba fallopi, stenosis serviks pada faktor
serviks, kegagalan siklus pada gangguan haid, dan obesitas pada penyakit memiliki prevalensi
tertinggi.

Penyebab infertilitas yang paling umum adalah faktor laki-laki (45%), diikuti oleh
gangguan oligo-ovulation (37%) dan kerusakan tuba (18%). Wanita sendiri bertanggung jawab
pada 30,6% kasus infertilitas dan pria 29,2%. Infertilitas gabungan oleh pria dan wanita ditemukan
pada 18% pasien. Angka infertilitas yang tidak dapat dijelaskan (mungkin termasuk endometriosis
tanpa kerusakan tuba atau pelvis pada HSG) adalah 20,7%. Commented [g14]: Referensi nomer brp ini?

F. Klasifikasi Commented [g15]: Referensi??

Penyebab infertilitas ditentukan berdasarkan kriteria berikut:

• Oligo / anovulatory infertility didefinisikan sebagai siklus menstruasi lebih dari 35 hari.
Dalam kategori ini, sindrom ovarium polikistik didefinisikan sebagai ada setidaknya dua
dari kriteria Rotterdam : tanda oligo dan/atau anovulasi, klinis dan/atau biokimia dari
hiperandrogenisme, dan ovarium polikistik pada ultrasound. Faktor lain yang terkait
dengan oligo-ovulasi atau anovulasi adalah sebagai bagian dari pola hormonal 3-5 hari:
defisiensi 21-hidroksilase, pada tingkat basal 17-hydroxyprogesterone; disfungsi tiroid,
dengan tingkat TSH; Hipogonadisme hipogonadotropik dan hipogonadotropik, kadar E2
rendah dan konsentrasi FSH tinggi; dan hiperprolaktinemia.
• Faktor laki-laki: Infertilitas didefinisikan sebagai berikut: jumlah sperma rendah <20 x
106 sel sperma/ml (oligozoospermia); <50% motilitas sperma (asthenozoospermia);
dan/atau morfologi abnormal <40% sesuai dengan kriteria WHO, atau 14% sesuai dengan
kriteria Kruger dkk. (teratozoospermia). Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan
abnormal pada dua tes yang dilakukan minimal dalam 4 minggu.

• Faktor mekanis: infertilitas didiagnosis sesuai dengan temuan HSG. Dalam semua kasus,
hasil HSG dianalisis terlebih dahulu oleh dokter yang melakukan prosedur dan kemudian
oleh ginekolog yang merawat. Jika terjadi perbedaan dalam interpretasi, sinar-X diperiksa
oleh ginekolog ketiga untuk diagnosis akhir. Patologi uterus ialah lesi yang menempati
ruang, berbentuk tidak beraturan, atau malformasi yang mengindikasikan adanya anomali
kongenital (arkata, septasi, uni-cornuate atau bi-cornuate uterus). Patologi tuba
dikategorikan unilateral atau bilateral dan selanjutnya dibagi lagi menjadi oklusi
proksimal, oklusi distal bagian tengah, atau hidrosalpinges.

• Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan didiagnosis bila semua faktor di atas berada dalam
batas normal.

G. Diagnosis Commented [g16]: Referensi?

Dalam mengevaluasi infertilitas seorang wanita, dilakukan anamnesis spesifik tentang


riwayat kesehatannya. Ini termasuk:

• Riwayat Kehamilan

• Riwayat keguguran

• Siklus menstruasi

• Adanya nyeri pelvis

• Apakah dia mengalami pendarahan atau pelepasan vagina yang abnormal

• Apakah dia memiliki riwayat infeksi pelvis atau operasi panggul sebelumnya

Skrining awal mungkin juga melibatkan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul
atau ultrasound pelvis, tes Pap Smear, dan tes darah untuk melihat kesehatan secara keseluruhan.
Dokter dapat mencari tanda-tanda produksi susu di payudara, yang menunjukkan
ketidakseimbangan hormon, dan gejala fisik sindrom ovarium polikistik dan kondisi lain yang
mempengaruhi kesuburan.

Dokter juga dapat melakukan tes dan evaluasi laboratorium berikut ini:

• Tes darah sekitar hari ke 23 dari siklus menstruasi wanita dapat mengukur jumlah hormon
progesteron. Tes ini dapat mengetahui apakah ovulasi telah terjadi dan apakah ovarium
memproduksi hormon ini dalam jumlah normal.

• Tes juga dapat mengukur tingkat hormon lain yang penting untuk fertilitas. Follicle-
Stimulating Hormone (FSH) dan hormon anti-Müllerian (AMH) dalam darah dapat
membantu menentukan jumlah persediaan telur wanita. FSH merangsang produksi telur
dan hormon yang disebut estradiol. Tingkat FSH yang tinggi dapat berarti bahwa seorang
wanita mengalami kegagalan ovarium atau mengalami perimenopause atau menopause.
Tingkat FSH yang rendah bisa berarti seorang wanita telah berhenti memproduksi telur.
AMH hanya diproduksi di folikel ovarium, sehingga kadar AMH dalam darah
menunjukkan adanya folikel yang tumbuh.

Tes lain mungkin termasuk pemeriksaan tuba dan menentukan apakah ada penyumbatan
yang mencegah pergerakan telur dari ovarium. Ini termasuk:

• X-Ray Hysterosalpingogram. Pemeriksa menyuntikkan pewarna radiografi ke dalam


serviks untuk mengisi rahim. Jika saluran tuba jelas tersumbat, pewarna akan mengalir
keluar dari ujung tabung fallopi ke rongga peritoneum. Gerakan pewarna dipantau dengan
fluoroskopi x-ray.

• Laparoskopi adalah operasi di mana alat kecil, yang disebut laparoskop, dimasukkan
melalui potongan kecil di perut untuk memeriksa organ reproduksi wanita. Jika
diidentifikasi adanya penyumbatan pada saluran tuba, dapat dilakukan pembedahan dengan
instrumen yang dilekatkan pada laparoskop.

Pemeriksa dapat memeriksa bagian dalam uterus untuk mencari jaringan parut, fibroid
uterus, atau polip. Prosedur berikut digunakan untuk memeriksa uterus:
• USG transvaginal. USG melihat organ dalam menggunakan gelombang suara. Probe
yang dimasukkan ke dalam vagina menghasilkan gelombang suara ke tubuh. Ini memberi
gambaran lebih baik tentang organ reproduksi wanita, termasuk rahim dan ovarium.

• Histeroskopi. Sebuah histeroskop adalah kamera tipis dan panjang yang dimasukkan
melalui vagina dan masuk ke dalam rahim.

• Saline sonohysterogram. Dalam prosedur ini, pemeriksa menyuntikkan garam steril ke


dalam serviks untuk mengisi rahim. Begitu rongga rahim penuh, lebih mudah melihat
lapisan dalamnya. Organ panggul divisualisasikan dengan ultrasound transvaginal. Hal ini
juga memungkinkan untuk melihat cairan bergerak ke dalam rongga peritoneal pada saat
bersamaan, yang mengindikasikan bahwa setidaknya satu tuba terbuka.

Pemeriksa mungkin akan memeriksa wanita yang lebih tua dari usia 35 untuk mendapat
gambaran jumlah folikel yang tersisa atau apakah folikelnya matang pada tahap ovulasi.
Pemeriksaan ini meliputi ultrasound transvaginal untuk melihat ovarium dan mengukur hormon
dalam darah pada hari-hari tertentu dari siklus menstruasi. Commented [g17]: Cari referensi yang ada menunjukkan
alur pemeriksaan untuk infertilitas dalam bentuk diagram

H. Penatalaksanaan

Adanya penyebab infertilitas yang beragam pada pria dan wanita sehingga
penatalaksanaanya juga beragam:

1. Induksi ovulasi (pengobatan hormon)

Sedikitnya 20 persen wanita yang mencari pengobatan akan mengalami masalah ovulasi.
Terapi hormon bisa digunakan untuk merangsang ovulasi jika seorang wanita tidak memproduksi
sel telur secara teratur.

2. AI (Artificial Insemination) dengan menggunakan sperma pasangan dan IUI (intra-


uterine insemination)

AI dapat digunakan untuk mengatasi masalah seperti penebalan mukus wanita, ejakulasi
dini, kelainan impotensi atau anatomis. AI memungkinkan sperma dimasukkan langsung ke
serviks melalui vagina. IUI pada dasarnya sama dengan AI tapi biasanya menggabungkan
stimulasi ovarium untuk wanita dan persiapan sperma.

3. Operasi tuba untuk memperbaiki tuba fallopi yang tersumbat atau rusak

Sekitar sepertiga masalah infertilitas wanita disebabkan oleh saluran tuba yang rusak.
Kerusakan mungkin akibat infeksi sebelumnya. Bergantung pada beratnya operasi kerusakan tuba
mungkin tepat dan, jika berhasil, fertilitas dapat dipulihkan secara permanen. Untuk beberapa jenis
kerusakan tuba, IVF dapat dipertimbangkan.

4. GIFT (Gamete Intra Fallopian Transfer)

Teknik ini dapat digunakan pada infertilitas wanita yang idiopatik. Ovum dikumpulkan
dari wanita (lihat IVF), dicampur dengan sperma dan kemudian ovum dan sperma dialihkan ke
tuba falopi sebelum pembuahan berlangsung. Ini berarti sperma tidak harus menempuh perjalanan
panjang reproduksi sebelum bertemu dengan ovum.

5. IVF (In Vitro Fertilisation)

IVF berarti fertilisasi di luar tubuh. Ini adalah metode yang telah membantu banyak wanita
melahirkan sejak pertama kali sukses pada tahun 1978. IVF melibatkan pengumpulan ovum dan
sperma yang dicampur di luar tubuh wanita. Setiap ovum yang dibuahi dan menjadi embrio
dibiarkan tumbuh selama dua hari dan kemudian sampai tiga embrio dipindahkan ke dalam uterus
wanita. Jika berhasil, satu atau lebih embrio akan ditanamkan di uterus dan masing-masing janin
dan plasenta akan berkembang. Wanita itu kemudian akan hamil seolah-olah dia telah hamil secara
alami. IVF sering digunakan pada kasus kerusakan tuba, endometriosis, jumlah sperma rendah,
gangguan mukus dan infertilitas yang tidak dapat dijelaskan. Tingkat keberhasilan rata-rata untuk
IVF adalah sekitar 17 persen, dan bahkan lebih rendah untuk transfer embrio beku. Umumnya
peluang sukses menurun seiring usia wanita.

6. ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection)

Ini melibatkan IVF, dengan satu sperma disuntikkan langsung ke setiap ovum. Seperti
halnya IVF, maksimal tiga telur yang telah dibuahi bisa ditransfer kembali ke uterus. ICSI
mungkin tepat dimana pasangan pria memiliki sperma sangat sedikit atau dimana sperma memiliki
motilitas yang buruk. Hal ini diperlukan, misalnya, ketika sampel sperma relatif kecil atau sperma
harus diekstraksi dengan pembedahan. Dalam beberapa kasus, ICSI berhasil di mana IVF
konvensional gagal menghasilkan embrio yang layak karena tingkat fertilitas yang rendah.

7. DI (Donor Insemination)

IVF juga bisa digunakan dengan ovum, sperma atau embrio hasil donor. Donor merupakan
jalan yang tepat jika, pasangan laki-laki tidak mampu menghasilkan sperma yang mampu
membuahi ovum, atau seorang wanita tidak dapat menghasilkan ovum atau kualitas ovumnya
buruk. Donor juga bisa digunakan jika salah satu pasangan berisiko meninggal karena penyakit
genetik. Pengobatan IVF juga dapat ditawarkan dengan menggunakan embrio yang didonorkan
jika kedua pasangan tinfertil tetapi wanita tersebut mampu hamil sampai aterm. DI melibatkan
penggunaan sperma dari donor anonim. Proses ini juga bisa digunakan oleh wanita lajang atau
pasangan lesbian. Kemungkinan keberhasilan menurun seiring bertambahnya usia. Saat ini wanita
di bawah umur 30 tahun mencapai tingkat kelahiran hidup 10 sampai 12 persen, namun ini mulai
menurun setelah usia tersebut. Wanita berusia 35 sampai 39 tahun memiliki peluang melahirkan
sebesar 9 persen dan wanita berusia di atas 40 tahun memiliki peluang 3 sampai 4 persen untuk
mendapatkan kehamilan yang sukses dengan DI.

G. Prognosis

Di negara maju, 80% sampai 90% pasangan mencoba untuk hamil berhasil setelah 1 tahun
dan 95% setelah 2 tahun. Kemungkinan untuk hamil bervariasi berdasarkan penyebab dan durasi
infertilitas, usia wanita, riwayat kehamilan sebelumnya, dan ketersediaan pilihan pengobatan yang
berbeda. Selama 2 sampai 3 tahun infertilitas idiopatik, tingkat konsepsi kumulatif tetap tinggi
(27-46%) namun menurun seiring bertambahnya usia wanita dan lamanya infertilitas. Angka
kehamilan spontan pada pasangan infertile dapat dihitung dari studi longitudinal pasangan infertil
yang telah diamati tanpa pengobatan. Commented [g18]: Referensi?
DAFTAR PUSTAKA

1. Alvero, R., & Schlaff, W. D. (2007). Reproductive endocrinology and infertility: the requisites
in obstetrics and gynecology. Philadelphia, PA: Mosby.
2. Meyers-Thompson, J. (2003). Fertility For Dummies. John Wiley & Sons.
3. Martini, F. (2015). Visual anatomy & physiology. Boston: Pearson.
4. Marieb, E. N. (2015). Essentials of human anatomy & physiology. Boston: Pearson.
5. Bhattacharya, S., Johnson, N., Tijani, H. A., Hart, R., Pandey, S., & Gibreel, A. F. (2010).
Female infertility. BMJ Clinical Evidence, 2010, 0819.
6. Masoumi, S. Z., Parsa, P., Darvish, N., Mokhtari, S., Yavangi, M., & Roshanaei, G. (2015).
An epidemiologic survey on the causes of infertility in patients referred to infertility center in
Fatemieh Hospital in Hamadan . Iranian Journal of Reproductive Medicine, 13(8), 513–516.
7. Farhi J, Ben-haroush A. Distribution of causes of infertility in patients attending primary
fertility clinics in Israel. Isr Med Assoc J. 2011;13(1):51-4.
8. How is infertility diagnosed? (n.d.). Retrieved January 24, 2018, from
https://www.nichd.nih.gov/health/topics/infertility/conditioninfo/diagnosed
9. Haynes, J., & Miller, J. (2003). Inconceivable conceptions: psychological aspects of infertility
and reproductive technology. Hove, East Sussex: Brunner-Routledge.
10. Hanson, B., Johnstone, E., Dorais, J., Silver, B., Peterson, C. M., & Hotaling, J. (2016). Female
infertility, infertility-associated diagnoses, and comorbidities: a review. Journal of Assisted
Reproduction and Genetics, 34(2), 167-177. doi:10.1007/s10815-016-0836-8 Commented [g19]: Rapikan penulisan dafpus mu
Itu berdasarkan urutan muncul nah

Anda mungkin juga menyukai