TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian pada selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam
dan setelah persalinan ibu maupun bayi berda dalam kondisi sehat.11
proses alamiah.11
persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan belakang kepala tanpa
melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan
2. Prevalensi Persalinan
Barat pada tahun 2018 ( 84,3%). Angka pencapaian ini sudah menulis
standar kesehatan.4
3. Fisiologi Persalinan
1) Estrogen
2) Progesteron
Berfungsi menurunan sensivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan
relaksasi.6
d) Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu.
1) Faktor Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.
diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan
lancar.1,8
3) Faktor Passage (jalan lahir), jalan lahir tulang harus memenuhi syarat,
bentuk ukuran luas bagian dalamnya dalam batas normal sehingga proses
berjalan normal. Jalan lahir lunak terdiri dari otot dasar panggul, elastis,
dan lancar.1,8
aman.1,8
1) Tekanan darah
2) Metabolisme
3) Suhu tubuh
4) Detak jantung
5) Pernapasan
6) Ginjal
7) Gastrointestinal
8) Hematologi
Hematologi meningkat sampai 1,2 gr/100 mL selama persalinan.
dan menjaganya agar tetap bersih dan kering.Hal ini dapat menimbulkan
b) Berendam
menenagkan
c) Perawatan mulut
Ibu yang sedang ada dalam proses persalinan biasanya nafanya barbau,
persalinan selama beberapa jam tanpa cairan oral dan tanpa perwatan
mulut . hal ini menyebabkan rasa tidak nyaman bagi orang disekitarnya.
2)Nutrisi
memasuki fase aktif hanya minum saja. Pemberian makan dan minum
3)Personal hygine
b) Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.Saat ini ibu
c) Bulu kemlauan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus
4)Eliminasi
apabila:
implus sehingga vesica uretra menjadi penuh tetapi tidak timbul rasa
berkemih
5)Pendamping
Pendamping persalinan dilakukan oleh suami,anggota keluarga atau
dan kekeluargaan.
4. Gejala Klinis
a. Tanda-Tanda Persalinan
1) Kontraksi uterus
serviks.
serviks).8
2) Bloody show
b. Tahapan persalinan
menjadi:
a) Fase latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3
b) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi
menjadi:
dalam 2 jam.
cm selama 2 jam.
ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan
terjadi pada saat yang sama. Kala 1 selesai apabila pembukaan serviks
telah lengkap. Pada primigravida kala 1 berlangsung kira-kira 12 jam ,
mendadak.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar ,yaitu
dengan jalan :
(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan
bayi
Nitabusch , karena sifat retraksi otot rahim . lepasnya placenta sudah dapat
d) terjadi perdarahan
2) Kala IV
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan
belakang partograf digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
sampai kala IV (termasuk bayi baru lahir).itulah bagian ini disebut sebagai catatan
persalinan.nilai dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas
c. Mekanisme Persalinan
manusia
1)
Enggagement PAP pada kehamilan 36 minggu dan pada multipara pada
2) Penurunan
fundus pada janin,Kontraksi diafragma dan otot otot abdomen pada tahap
3) Flexsi
diri dengan uuk berputar ke arah bawah simpisis sebesar 45.Tetapi bahu
tetap pada diameter oblig sehingga tersadi torsi pada leher. Putaran ini
5) Ekstensi
bahu menjadi normal kembali,Putaran ini terjadi saat bahu engage dengan
7) Ekspulsi
Setelah bahu lahir,Kepala dan bahu diangkat ke atas tulang dan bayi di
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
(5) Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan
dalam
(7) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah
(10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi terakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf
(11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
temuan-temuan.
(12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan
ia merasa nyaman)
(15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
(16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
(17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
(19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
(20) Dengan lembut menyeka mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa
(21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal,
kepala kea rah bawah dan distal sehingga bahu depan lahir, kemudian
(23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
(27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus
berkontraksi baik.
(29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kea rah distal (ibu) dan
(31) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit, dan lakukan
(32) Mengikat tali pusat dengan benang steri; pada satu sisi kemudian
(33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi pada
kepala bayi.
(34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
(35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi
atas simfisis untuk mendeteksi, dan tangan lain menegangkan tali pusat
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong meenarik tali pusat sejajar
dengan hati-hati.
(39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
(40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
(41) Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera jahit
(43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
kiri anterolateral
pervaginam
kontraksi
(48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
(49) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
dengan baik.
(51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
(53) Membersihkan ibu dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang
klorin 0,5%
e. Partograf
persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama proses
Penggunaan partograf.1
WHO telah memodifikasi partograf agar lebih sederhada dan lebih mudah
1. Selama ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran
Mencamtumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan dan
Nama,umur
3. Kondisi janin
DJJ
4. Kemajuan persalinan
Pembukaan serviks
6. Kontraksi uterus
Oksitosin
8. Kondisi ibu
Urin(volume,aseton,atau protein)
asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama
5. Komplikasi Persalinan
a. Persalinan Macet
tulang panggul ibu sempit atau gangguan penyakit sehingga tidak mudah
persalinan kala I adalah : umur, paritas, kosistensi seviks uteri, berat badan
disebabkan oleh anomali atu kerusakan yang telah ada sebelumnya, karena
trauma, atau sebagai komplikasi persalinan pada rahim yang masih utuh.
Paling sering terjadi pada rahim yang telah di seksio sesarea pada
atau sejenis.1
c. Perdarahan
masih berasal dari tempat implementasi plasenta, robekan jalan lahir dan
e. Mallposisi / Mallpresentasi
dapat terjadi persalinan yang lama bahkan macet, yang akan menyebabkan
a. Kala I
dari 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2x10 menit dengan durasi
40 detik . Bidan harus mengobservasi secara teratur baik pada fase laten
b. Kala II
menit.
Posisi duduk atau setengah duduk, keuntungan dari posisi ini adalah
a. Melahirkan Kepala
lagi menahan kepala bayi agar tetap fleksi saat keluar secara
bertahap melewati introitus vagina .Kemudian mengusap muka
Periksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher. Jika ada
lilitan tali pusat pada leher bayi cukup longgar ,maka lepaskan
lilitan tersebut kepala bayi, jika lilitan tali pusat sangat erat,
seluruhnya.
,tekan tali pusat dengan 2 jari dorong tali pusat ke arah ibu
c. Kala III
plasenta.
vulva.
jarum jam
a. Kala IV
7. Upaya Pencegahan
a. Pemberian Informasi
terlebih dahulu agar ibu dan suaminya ikut terlibat dalam pengambilan
keputusan.
b. Lingkungan
wanita dan pasangan atau keluarga merasa nyamna. Sikap bidan terhadap
klien sangat pentin,g, bidan harus memastikan orang yang masuk ke ruang
bersalin tidak terlalu banyak dan dapt menjaga kenyamanan disuasana ruang
bersalin.
c. Pendamping Persalinan
keluarga dan teman dekat. Pendamping ibu dianjurkan untuk berperan aktif
d. Mobilisasi
Memberikan ibu pilihan posisi persalinan agar ibu merasa nyaman dan
e. Dorongan Semangat
proses persalinannya.
adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam
memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien
terhadap klien.
oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997,
oleh perawat dan bidan pada tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah
metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis dan
manajemen kebidanan ini terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, dan setiap
dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ke-tujuh langkah tersebut membentuk suau
kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi
setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih detail dan
1) Askeb Kala I
a) Pengkajian
(a) Biodata
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien
Untuk dapat mengenal dan memanggil nama ibu dan untuk mencegah
b. Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa untuk usia aman
c. Agama
dengan ketaatan agama. Diantara lai dalam keadaan yang gawat ketika
sebagainya.
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita
kesehatan.
g.Nomor handpone
b) Alasan kunjunagan
Apakah alasan kunjungan ini karena ada keluhan atau hanya untuk
memeriksa kehamilannya.
c) Keluhan utama
fasilitas kesehatan.
berapa.
Dikaji karena dari data itu akan mendapatkan gambaran mengenai riwayat
persalianan ibu yang lalu untuk mendeteksi secra dini jika ada komplikasi
f) Riwayat kontraksi
g) Pengeluaran pervaginam
h) Riwayat istirahat
Menanyakan kepada ibu berapa jam tidur siang, dan berapa jam tidur
Menanyakan kapan buang air terakhir kali dan kapan buang air kecil
terakhir kali
c) Tanda vital :
a. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
b. Nadi
c. Suhu
Normalnya suhu tubuh adalah 36-37,5oC. Suhu tubuh lebih dari 37,5oC
d. Pernafasan
x/ menit.
d) Wajah
adanya kelumpuhan.
e) Mulut
f) Mata
g) Payudara
h) Abdomen
Bentuk, bekas luka operasi, teradapt line nigra, stielifida dan terdapat
durasi, intensitas.
i) Genetalia
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah benar-
benar terjadi.9
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan / atau
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan perenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misallnya pada
Langkah V (Perencanaan)
komprehensif.
evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pad klein dan keluarga dan
2) Askeb Kala II
a. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
b. Nadi
d. Pernafasan
x/ menit.
(b) Abdomen
(c) Genitalia
Inspeksi pada genetalia jika pembukaan sudah lengkap maka vulva akan
benar terjadi.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan / atau
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan perenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misallnya pada
Langkah V (Perencanaan)
komprehensif.
evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pad klein dan keluarga dan
Mengkaji keadaan umum ibu, keadaan emisional ibu, reaksi ibu terhadap
penerimaan bayi.
a. Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
b. Nadi
c. Suhu
Normalnya suhu tubuh adalah 36-37,5oC. Suhu tubuh lebih dari 37,5oC
x/ menit.
(b). Abdomen
Pemantauan kontraksi (kuat,sedang, lemah atau tidak ada.) pada kala III
dilakukan manajeman aktif kala III dan memeriksa tinggi fundus uteri.
Normalnya tinggi fundus uteri setelah plasenta keluar ialah setinggi pusat.
(c). Genetalia
Memastikan jumlah perdarahan yang keluar, normal nya darah yang keluar
± 100-350 cc.
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah benar-
benar terjadi.
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan perenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misallnya pada
Langkah V (Perencanaan)
komprehensif.
Langkah I ( Pengkajian)
Mengkaji keadaan ibu saat ini apakah ibu merasa pusing dan apakah ibu
b) Tanda-tanda vital
x/i. Normal suhu tubuh adalah 36-37,5oC, suhu tubuh lebih dari
c) Abdomen
tidak.
d) Genetalia
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah benar-
benar terjadi.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan / atau
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan perenatal saja, tetapi
juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misallnya pada
komprehensif.
evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pad klein dan keluarga dan
kesehatan, pasien keluarga pasien, dan tim kesehatan yang mencatat tentang
hasil pemeriksaan prosedur, pengobatan pada pasien dan pendidikan kepada
pasien, serta respons pasien terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan.10
Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi
7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan
Varney.