Anda di halaman 1dari 9

II.

FOKUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

2.1 Masalah- masalah untuk Penelitian Tindakan Kelas

Topik : Kurangnya minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran

Observasi dilakukan di : kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Kota Jambi

2.1.1 Identifikasi masalah :

- Bermain handphone diluar topik pembelajaran


- Mengobrol dengan teman diluar topik pembelajaran
- Menggambar saat proses pembelajaran
- Kurangnya respon siswa saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

2.1.2 Analisis masalah:

Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar . Dilihat dari
dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, keinginan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan.
Sedangkan bila dilihat dari faktor luar, minat dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi
lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan
dengan orang tua, dan anggpan masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial
budaya. Penulis dapat berpendapat bahwa sperti batasan masalah diatas minat belajar siswa dapat
mempegaruhi beberapa faktor dari dalam maupun dari luar. Secara umum faktor-faktor yag
mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri siswa dan dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis. Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-
faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, menjelaskan bahwa
faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Minat belajar peserta didik
sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat belajar, antara lain sebagai berikut:
1. Faktor dalam diri siswa (Internal)
Faktor dalam diri siswa (internal) merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta
didik yang berasal dari peserta didik sendiri. Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari:
a) Aspek Jasmaniah
Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa.
Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat
belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan
pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada dirinya.
b) Aspek Psikologis (kejiwaan)
Aspek psikologis (kejiwaan) menurut Sardiman (1994:44) faktor psikologis meliputi
perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan
berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat
berhubungan dengan minat belajar.
Perhatian merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju kepada suatu objek
pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Tanpa adanya perhatian dalam
aktivitas belajar akan berdampak terhadap kurangnya penguasaan materi pelajaran, sehingga
hasil yang dicapai dalam belajar kurang memuaskan. Kurangnya perhatian terhadap materi yang
dipelajari juga mengakibatkan kurangnya minat belajar pada diri siswa.
Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk mencamkan atau menerima kesan-kesan dari
luar, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh karena itu ingatan merupakan kecakapan
untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar.Siswa yang
mempunyai daya ingat yang kurang sangat berpengaruh terhadap minatnya untuk belajar.
Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan
dilatih agar dapat terwujud.Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang merupakan struktur
mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang
akan menunjang keberhasilannya dalam belajar. Jika seseorang tidak mempunyai bakat, akan
berpengaruh terhadap minatnya dalam belajar. Misalnya saja pada pembelajaran seni rupa,
banyak ditemukan anak yang kurang berminat untuk belajar karena tidak “berbakat”. Oleh
karena itu bakat berpengaruh terhadap minat belajar.
2. Faktor dari luar siswa (Eksternal)
Faktor dari luar diri siswa meliputi:
1) Keluarga
Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan minat belajar bagi anak. Seperti
yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua
dalam mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat
anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak.
Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, jugaperlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain,
oran tua harus terus mengetahui perkembangan belajar anak pada setiap hari.Suasana rumah juga
harus mendukung anak dalam belajar, kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal
tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah membentuk konsentrasinya terhadapa
materi yang dihadapi.
Jadi faktor dari dalam keluarga meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan
rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Sekolah
Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana
belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-
gurunya dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kokurikuler.
Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui sekolah harus dilakukan dengan
proses mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan pendidikan dengan tetap
memperhatikan kondisi anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang
menyenangkan dan tidak membosankan dalam proses pembelajaran.
Minat belajar peserta didik, dapat tumbuh dalam lingkungan sekolah dengan baik, apabila
guru memegang perannya sesuai ketentuan. Guru dapat menimbulkan minat belajar dengan
memotivasi mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang mendapat nilai seratus. Guru
juga harus pandai dalam memilih pekerjaan rumah yang akan diberikan pada peserta didik.
Pekerjaan rumah tersebut jangan sampai membuat peserta didik merasa bosan didepan soal-soal
tersebut.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam
masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.
Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah.
Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Seperti
kegiatan karang taruna, anak dapat belajar berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang tua perlu
memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah dan sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih akan
menurunkan semangatnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa dan dar luar siswa
saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak
mendukungakan mengakibatkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau
hilangnya minat belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono (1985:97), faktor-faktor yang
menyebabkan kurang atau hilangnya minat belajar siswa adalah sebagai berikut :
 Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang sangat mempersukar anak
di dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas di kelas.
 Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan anak jauh di atas yang
diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas, akibatnya anak merasa bosan.
 Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia mundur atau lari dari
kenyataan. Dalam hal ini anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu
tidak menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di luar kelas.
 Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di luar kelas, seperti:
olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan mekanis,
atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan uang.
 Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat ini sebenarnya hanya
suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin memberi kesan
demikian, supaya orang dapat menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau
tidak mampu berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu dari
dirinya sendiri.
 Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan menunjukkan sikap ini
sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu
jenis senjata untuk melawan.

Dari pemaparan diatas, berdasarkan dari hasil observasi di lapangan diperoleh beberapa
faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa yaitu:
Faktor internal:

- Kurangnya pemahaman siswa dengan materi yang disampaikan, hal ini terjadi karena
siswa tidak membaca materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran, dan kurangnya
penjelasan guru terhadap materi yang disampaikan.
- Kurangnya perhatian siswa dalam pembelajaran, ini terjadi karena siswa banyak yang
menggunakan handphone saat pembelajaran, mengobrol dengan teman dan menggambar
saat pembelajaran berlangsung.

Faktor eksternal:

- Kurangnya fasilitas yang ada dilaboratorium. Saat berada di laboratorium peserta didik
tidak menggunakan prosedur keselamatan kerja di laboratorium seperti jas laboratorium,
sarung tangan dan masker. Alat yang digunakan untuk uji elektrolit juga hanya sedikit
dan merupakan alat yang digunakan tahun 2017. Selain itu larutan yang digunakan pun
diperuntukkan untuk semua kelas X yang melakukan praktikum uji larutan elektrolit dan
non elektrolit.
- Anggota kelompok yang terlalu banyak. Anggota kelompok yang banyak menyebabkan
hanya satu atau dua orang yang mengerjakan dan mengamati praktikum seedangkan yang
lainnya mengerjakan hal lain seperti bermain handphone, mengobrol dan melamun.
- Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat. Pada saat proses pembelajaran materi
larutan elektrolit dan non elektrolit guru menggunakan model Problem Base Learning
(PBL). Menurut penulis model yang cocok dan dapat meningkatkan minat belajar peserta
didik adalah model Inquiry terbimbing. Model ini dinilai cocok karena model ini
melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu
permasalahan secara sistematis, logis, analitis tetapi tetap dibimbing oleh guru sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat
siswa yang telah ada. Menurut Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar
berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi
informasi pada siswa tentang bahan yang akan disampaikan dengan menghubungkan bahan
pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang. Roijakters
(1980) berpendapat bahwa hal ini bisa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran
dengan berita-berita yang sensasional, yang sudah diketahui siswa.
Harry Kitson (The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa ada dua kaidah tentang
minat (the laws of interest),yang berbunyi:
1. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, usahakan memperoleh
keterangan tentang hal itu
2. Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan kegiatan yang
menyangkut hal itu.
Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai keterangan selengkap
mungkin mengenai mata pelajaran itu, umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi
lainnya yang mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan.ensiklopedi,
guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada mata pelajaran itu. Disamping itu perlu
dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran
seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah dengan menggambar atau
melukis. Dengan langkah-langkah itu minat siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk menumbuhkan minat
belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :
 Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini yang menjadi sebab.
 Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat
merangsang anak untuk belajar
 Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih baik.
 Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku tersebut hanya
terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di kelas lain ketika diajar oleh
guru-guru lain.
 Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. Dalam hal
ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan pentingnya belajar bagi anak.
 Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian anak, atau tergerak
minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat tersebut dapat dialihkan kepada
kegiatan-kegiatan lain di sekolah.
Pendapat lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau meningkatkan minat
belajar, dikemukakan oleh Crow and Crow (The Liang Gie 1995:132) yang menyatakan bahwa
untuk mendukung tumbuhnya minat belajar yang besar, perlu dibangun oleh motif-motif tertentu
dalam batin seseorang siswa. Ada lima motif penting yang dapat mendorong siswa untuk
melakukan studi sebaik-baiknya, yaitu :
 Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam sekolah.
 Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
 Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
 Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman.
 Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus.
Disamping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat
menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Hamalik (Arsyad
Azhar 2007:15) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami bahwa banyak sekali
faktor yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal
bagaimana upaya yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan masalah ini,
sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya dalam mengikuti pembelajaran.Siswa yang
memiliki karakter yang berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk
dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari guru dan pihak lain dalam
menumbuhkan minat belajar bagi siswa, diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
akhirnya tertuju pada keberhasilan belajar siswa. Masalah yang timbul di kelas X MIA 3 SMA
Negeri 1 Kota Jambi dapat diatasi dengan cara mengelola kelas dengan baik, menerapkan sintak
pembelajaran dengan benar, dan melengkapi fasilitas sekolah yang ada.

2.2 Fokus Masalah


2.2.1 Rumusan Maslah

Berdasarkan identifikasi masalah dan hasil analisis masalah diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar peserta didik kelas X MIA 3 SMA Negeri
1 Kota Jambi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit ?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran Inquiry terbimbing pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
2.2.2 Fokus / Batasan
1. Meningkatkan minat belajar peserta didik pada materi larutan elektrolit dan non
elektrolit
2. Penerapan model pembelajaran Inquiry terbimbing pada materi elektrolit dan non
elektrolit

2.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan minat belajar peserta didik kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Kota Jambi
pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit
2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry terbimbing pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit terhadap hasil belajar peserta didik

2.4 Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek yakni aspek akademis dan aspek praktis. Aspek
Akademis, manfaatnya adalah untuk membantu guru mengahasilkan pengetahuan yang shahih
dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.
Dalam penelitian ini manfaatnya adalah untuk meningkatkan minat belajar peserta didik kelas X
MIA 3 SMA Negeri 1 Kota Jambi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan
model Inquiry terbimbing.

Adapun manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain:

1. Merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan


perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana
pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan, dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran
sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan
karakteristik kelas.
2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan
PTK maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni
bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi,
sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Melalui PTK guru


akanlebihbanyakmemperolehpengalamantentangpraktikpembelajaransecaraefektif,
danbukanditujukanuntukmemperolehilmubarudaripenelitiantindakankelas yang dilakukannya.
Dengan kata lain, tujuanutama PTK adalahmengembangkankaterampilan proses pembelajaran.
Bukanuntukmencapaipengetahuanumumdalambidangpendidikan.Meskipundemikian, PTK
sangatbermanfaatdalammeningkatkanpemahaman guru terhadappembelajaran yang

Anda mungkin juga menyukai