Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hormon Derivat Asam
Amino ini dengan baik. Tidak lupa pula pada dosen kami yang selalu membimbing kami dalam
proses pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Tujuan pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas, bertujuan pula untuk
dijadikan bahan referensi agar materi Hormon Derivat Asam Amino Struktur dan Fungsi
Biomolekul dapat mudah dipahami dengan baik.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang dapat
membangun dan membuat makalah ini menjadi lebih baik sangat dinantikan oleh penulis. Kritik
dan saran dapat langsung disampaikan kepada penulis.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Pembahasan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Endokrim dimana berbagai macam “Hormon” di sekresikan oleh kelenjar spesifik, di
angkut sebagai pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisiklasik
dari hormon).Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari seltarget.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptortertentu pada
permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.
Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi
ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah
perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram),
pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas
baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan
menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan (chemical
messenger) disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa oleh
darah menuju target jaringan di bagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau
fisiologi yang khusus.Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang mempelajari hormone dan
aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat menarik karena beberapa
pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagi pula, karena perubahan dalam kerja hormon dapat
menimbulkan penyakit, maka endokrinologi juga merupakan suatu cabang ilmu biokimia yang
kegunaannya dapat dilihat secara langsung.
Berbagai macam hormon sudah diketahui dan banyak lagi yang ditemukan. Selain mengatur
beberapa aspek metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi yang lain yaitu mengatur
pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran
gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaimana mekanisme kerja hormon?
3. Bagaimana hormon tiroksin dikendalikan?
4. Bagaimana pengaruh hormon tiroksin jika kekurangan atau berlebih?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi hormon,sifat-sifat hormon dan klasifikasi hormon
2. Mengetahui mekanisme kerja hormon
3. Mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan hormon tiroksin
4. Mengetahui mekanisme kinerja dan pengendalian tiroksin
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu).
Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan
metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang
dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena
hormon mempengaruhi kerja organ dan sel. Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan struktur
kimiawinya yaitu hormon yang terbuat dari peptida (hormon peptida) dan hormon yang terbuat
dari kolesterol (hormon steroid). Perbedaan saraf dan hormon adalah saraf bekerja cepat dan
pengaruhnya cepat hilang. Sedangkan hormon bekerja lambat dan pengaruhnya lama.
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi
hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem
sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin
Kelenjar endokrin adalah organ yang menghasilkan hormon yang tidak memiliki
duktus/pembuluh/saluran (duct), sehingga hormon yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, oavarium, testis dan
pankreas.
Kelenjar Eksokrin adalah organ yang tersusun dari sel epitel, mampu menskresikan senyawa
kimia keluar membran sel (lumen/permukaan tubuh/rongga tubuh) melalui saluran (duct), seperti
kelenjar keringat, kelenjar mamae dan seluruh orga yang bermuara ke saluran pencernaan (hati,
pancreas, kelenjar saliva, kelenjar lambung dan usus)
1. Bekerja secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau aktivitas tertentu
4. Hormon tidak dihasilkan setiap waktu, tetapi diproduksi hanya apabila dibutuhkan
3
Merupakan turunan dari kolestrol dan disekresi oleh korteks adrenal vertebrata dan pada
mamalia juga oleh plasenta
2. Golongan eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil
Merupakan derivat asam amino tirosin, yang disekresikan oleh kelenjar tiroid dan medulla
kelenjar adrenal (catecholamines), seperti : thyroid dan katekolamin
4. Golongan Polipeptida/Protein
Merupakan kelompok terbesar dan diarahkan oleh mRNA pada endoplasmic reticulum,
sebgaian besar dibentuk sebagai prohormon. Peptida yang berasal dari preprohormon
menghasilkan prohormon, kemudian peptida itu selajutnya dipecah di aparatus golgi
membentuk hormon. Peptida/protein ini disekresikan oleh sebagian besar kelenjar endokrin,
seperti : insulin,glukagon,GH dan TSH
IV. Klasifikasi hormon berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel,
yaitu kelompok hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa
cAMP,cGMP,Ca2+, fosfoinositol, lintasan kinase sebagai mediator intraseluler
Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting, yaitu hormon peptida dari protein, hormon
steroid dari kolesterol dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino. Hormon-hormon
tersebut bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur dalam berbagai kejadian
dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada
sel-sel target, maka komunikasi intraseluler dimulai.
Reseptor Hormon
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik .Pengikatan dari hormon ke
reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa
sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada
permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal
pembentukan dari "mesenger kedua" . Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada
ekspresi gen
Interaksi Hormon-Reseptor
Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi mereka dari
protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian berikatan
dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi membrana plasma sel secara bebas dan
berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa kasus (contohnya, estrogen), hormon juga
perlu untuk mempenetrasi inti sel (kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk
berikatan dengan reseptor inti-setempat. Kasus pada hormon tiroid tidak jelas. Bukti-bukti
4
mendukung pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme transpor;
masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti.
Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya. Ikatan
ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada hormon dan
reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan bermuatan komplementer
pada hormon dan reseptor mempermudah interaksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkan
hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals, yang sangat tergantung pada jarak,
dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.
Reseptor bukan merupakan satu-satunya protein yang mengikat hormon, banyak protein
lain juga mengikatnya. Dalam hal ini termasuk protein pengikat plasma dan molekul seperti alat
transpor lainnya yang lazim ditemukan dalam jaringan perifer, enzim yang terlibat dalam
metabolisme atau sintesis dari steroid, dan protein lain yang belum diidentifikasi hingga sekarang.
Protein ini dapat mengikat hormon seketat atau tebih ketat ketimbang reseptor; namun, mereka
berbeda dari reseptor di mana mereka tidak mentransmisikan informasi dari pengikatan ke dalam
peristiwa pascareseptor
Norepinefrin :
﹡ Kadar neopinaferin bebas yang normal dalam plasma adalah sekitar 300 pg/mL (1,8
nmol/L), akan terjadi peningkatan 50-100% sewaktu berdiri.
Epinerfrin :
5
﹡ Kadar Epinefrin bebas yang normal dalam plasma adalah sekitar 30 pg/mL (0,16
nmol/L).
Adrenalin dan noradrenalin adalah senyawa amina yang larut dalam air , diturunkan
dari tirosin melalui 3,4-hidroksifenilanin (dopa). Perantara lain dalam perubahan ini 3,4-
dihidroksifeniletilamin biasanya disebut dopamiri, juga merupakan senyawa
hormon.Adrenalin, noradrenalin, dan dopamine disebut juga katekolamin karena ketiganya
dapat di katakan sebagai turunan katekol atau L2-dihidroksibenzeneKatekolamin ini juga
di buat di otak dan system saraf yang berfungsi sebagai senyawa neurotransmitter.
Sekresi norepinefrin meningkat oleh stres emosi yang biasa dialami individu.
6
Sekresi Epinefrin meningkat pada situasi – situasi ketika individu tidak mengetahui apa
yang akan terjadi.
7
atau tidak teratur, jantung berdebar, kelelahan, lekas marah, tremor, penipisan / kehilangan
rambut dan retraksi kelopak mata yang mengakibatkan 'menatap' 'Penampilan.
8
6. Sintesis hormone tiroid melibatkan suatu glikoprotein unik, tiroglubulin dan suatu enzim
essensial peroksidase tiroid.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan sifat kimia penyusunnya hormon dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu :
1. Golongan Steroid, Merupakan turunan dari kolestrol dan disekresi oleh korteks adrenal
vertebrata dan pada mamalia juga oleh plasenta
2. Golongan eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3. Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil
Hormon golongan derivat asam amino tirosin, yang disekresikan oleh kelenjar tiroid dan
medulla kelenjar adrenal (catecholamines). Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin
(norepinefrin) adalah hormon – hormon yang berhubungan erat, dibuat dan di sekresikan oleh
medulla atau bagian dalam dari kelenjar adrenal, yang terletak persis di atas ginjal. Medula
kelenjar adrenal menghasilkan hormon ephinefrin dan norephinefrin. Tiroksin adalah hormon
utama yang dikeluarkan ke dalam aliran darah oleh kelenjar tiroid. Ini adalah bentuk tidak aktif
dan sebagian besar dikonversi menjadi bentuk aktif yang disebut triiodothyronine oleh organ-
organ seperti hati dan ginjal. Hormon tiroid memainkan peran penting dalam mengatur laju
metabolisme tubuh, fungsi jantung dan pencernaan, kontrol otot, perkembangan otak, dan
pemeliharaan tulang.
Dari kedua hormone itu masing-masing sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Tetapi pada prosesnya mekanisme kerja hormone tersebut di dalam tubuh harus baik
dan tidak berlebihan atau kekurangan karena jika hal tersebut terjadi akan menimbulkan
penyakit-penyakit yang tidak diinginkan.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca pada umumnya penulis
pada khususnya. Namun, penyusun juga membutuhkan kritik yang membangun untuk menjadikan
tambahan bagi penyusunnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://azkurs.org/zat-kimia-dalam-bentuk-senyawa-organik-yang-dihasilkan-oleh-ke.html diakses
pada Sabtu,12 Januari 2019
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.
iii