disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Kepaniteraan Gizi Institusi
Pembimbing Lapangan : Zulfah Asy Syahidah, S. Gz
disusun oleh
HABIBAH ALIM ANJANI
22030115120065
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Stres Kerja dan
Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Penjamah Makanan Instalasi Gizi di RS
Roemani Muhammadiyah Semarang” telah disetujui pembimbing.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................19
5.1 Stres Kerja ...............................................................................................19
5.2 Kelelahan Kerja .......................................................................................21
5.3 Analisis Stres Kerja dan Kelelahan Kerja ...............................................22
BAB VI PENUTUP ..............................................................................................23
6.1 Kesimpulan ..............................................................................................23
6.2 Saran ........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................25
LAMPIRAN ..........................................................................................................27
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh. Kelelahan kerja ditandai dengan penurunan kesiagaan dan
perasaan lelah terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Kelelahan bisa disebabkan
oleh fisik maupun mental. Salah satu penyebab kelelahan adalah gangguan
tidur yang dapat dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan shift kerja yang
sering berganti-ganti.1
Instalasi gizi sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran
penting dalam melaksanakan upaya kesehatan yang mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan. Instalasi gizi juga merupakan salah satu
“strategis business unit” dalam sebuah rumah sakit, yang sangat memerlukan
berbagai upaya dalam mengoptimalisasi pendayagunaan SDM yang efektif dan
efisien.2 Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilakukan oleh instalasi gizi
dimulai dari perencanaan sampai distribusi makanan. Tenaga penjamah
makanan merupakan salah satu unsur yang penting dalam pelayanan gizi
rumah sakit khususnya pada bagian instalasi gizi, yaitu berperan dalam
mengolah makanan dan menyajikan makanan yang bermutu kepada pasien.3
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara beban kerja,
stres kerja dan tingkat konflik dengan kelelahan kerja perawat di Rumah sakit
Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta tahun 2009, Ada hubungan yang
signifikan antara stres kerja dengan kelelahan kerja perawat di Rumah Sakit
Islam Yogyakarta PDHI dengan nilai taraf signifikansi 0,026 < 0,05.7
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian tentang Analisis Tingkat Kelelahan
Kerja Berdasarkan Beban kerja Fisik Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Haji
Surabaya. Sebagian besar responden mengalami kelelahan kerja sedang dan
hanya 3 responden yang mengalami kelelahan kerja berat.8 Salah satu faktor
yang menimbulkan kelelahan kerja berasal dari stres kerja. Semakin meningkat
stres kerja pada pegawai akan membuat semakin meningkat kelelahan kerja.13
Setelah dilakukan pengamatan awal di instalasi gizi RS Roemani
Muhammadiyah Semarang, didapati jumlah penjamah makanan yang ada di
dapur instalasi gizi yaitu sebanyak 35 orang. Berdasarkan hasil wawancara
awal dengan 5 orang pegawai penjamah makanan di instalasi gizi RS Roemani
2
Muhammadiyah Semarang menunjukkan bahwa hampir dari 5 orang tersebut
mengalami kelelahan kerja dan kebosanan karena setiap harinya mereka
bekerja selama 7 jam di dapur.
Penelitian tentang analisis stres kerja dan kelelahan kerja pada
tenaga kesehatan banyak dilakukan pada perawat. Sedangkan penelitian
khusus yang membahas tentang stres kerja dan kelelahan kerja dengan subjek
tenaga di bagian gizi atau penjamah makanan masih belum banyak dilakukan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian mengenai “Analisis Tingkat Stres dan Kelelahan Kerja
Pada Penjamah Makanan di Instalasi Gizi Di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang”.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menngetahui gambaran tingkat stres dan kelelahan kerja pada penjamah
makanan di instalasi gizi di Rumah Sakit Roemani Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat stres kerja pada tenaga penjamah makanan di
instalasi gizi Rumah Sakit Roemani Semarang
b. Mengetahui tingkat kelelahan kerja pada tenaga penjamah makanan di
instalasi gizi Rumah Sakit Roemani Semarang
3
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Laporan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan
pemahaman mengenai tingkat stres dan kelelahan kerja pada penjamah
makanan sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas kerja dari
penjamah makanan di RS Roemani Muhammadiyah Semarang.
2. Bagi Pihak RS Roemani Muhammadiyah Semarang
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan
masukan sehingga instalasi gizi dapat memberikan pelayanan yang lebih
maksimal ke depannya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
2.1 Stres Kerja
Stres adalah tekanan, beban, konflik, keletihan, ketegangan, panik,
perasaan gemuruh, anxiety, kemurungan dan semangat menurun.9 Stres
merupakan respon terhadap situasi yang dianggap menantang atau
mengancam kesehatan individu, yang merupakan salah satu dampak dari
kehidupan modern. Seseorang dapat merasakan stres akibat terlalu banyak
pekerjaan, ketidak pahaman terhadap pekerjaan dan beban informasi yang
terlalu berat.10 Menurut Sasono dalam Nurleila Jum’ati menjelaskan bahwa
stres mempunyai dampak positif dan dampak negatif. Stres pada tingkat
rendah akan membuat pekerja merasakan stres, akan tetapi stres yang
dialami akan mendorong pekerja untuk bekerja lebih baik. Sedangkan
dampak negatif dari stres tingkat tinggi adalah penurunan kinerja pekerja
yang sangat drastis.10 Stres kerja adalah kondisi ketegangan yang
menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang dapat
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi para pekerja. Semakin
besar stres kerja yang dimiliki para pekerja maka akan dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Orang- orang yang
mengalami stres dapat menjadi nervous (gugup/gelisah) dan merasakan
kekhawatiran. Pekerja sering mudah marah dan agresif, dan tidak
menunjukkan sikap kooperatif.9 Selain itu stress kerja juga dapat diartikan
dengan perasaan tertekan yang dialami pekerja dalam menghadapi
pekerjaan. Stres kerja ini dapat dilihat dari gejala, antara lain emosi tidak
stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang
berlebihan, tidak bisa santai, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan
mengalami gangguan percernaan.9
5
2.2 Penyebab Stres
Faktor- faktor yang dapat menimbulkan dan menyebabkan stres
kerja:9
a. Faktor lingkungan
Perubahan yang terjadi secara tidak pasti dalam lingkungan pekerjaan
dapat mempengaruhi tingkat stress pada penjamah makanan di instalasi
gizi. Contohnya: keselamatan dan keamanan dalam lingkungan
pekerjaan, perilaku kepala instalasi gizi, kurangnya kebersamaan dalam
lingkungan pekerjaan.
b. Faktor Organisasional
Tuntutan tugas yang berlebihan, dan tekanan untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam kurun waktu tertentu.
c. Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi pekerja terutama persoalan
keluarga, masalah ekonomi dan karakteristik kepribadian.
Faktor persoalan keluarga, survei nasional secara konsisten
menunjukkan bahwa orang menganggap bahwa hubungan pribadi
dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat berharga. Kesulitan
pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak
merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi
karyawan dan terbawa ke tempat kerja.
Masalah ekonomi, diciptakan oleh individu yang tidak dapat
mengelola sumber daya keuangan mereka merupakan satu contoh
kesulitan pribadi yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan
mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.
Karakteristik kepribadian, faktor individu yang penting
mempengaruhi stres adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang.
Artinya gejala stres yang diungkapkan pada pekerjaan itu
sebenarnya berasal dari dalam kepribadian orang itu.
6
2.3 Jenis – Jenis Stres
Quick and Quick mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu :9
a. Eustress, adalah akibat positif yang ditimbulkan oleh stres yang berupa
timbulnya rasa gembira, perasaan bangga, menerima tantangan, merasa
cakap dan mampu, meningkatnya motivasi untuk berprestasi, semangat
kerja tinggi, produktivitas tinggi, timbul harapan untuk dapat
memenuhi tuntutan pekerjaan, serta meningkatnya kreativitas dalam
situasi kompetitif.
b. Distress, adalah akibat negatif yang merugikan dari stres, misalnya
perasaan bosan, frustasi, kecewa, kelelahan fisik, gangguan tidur,
mudah marah, sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan, timbul
sikap keragu-raguan, menurunnya motivasi, meningkatnya absensi
serta timbulnya sikap apatis.
7
2.5 Tahapan Stres
Stres terdiri dari enam tahapan yaitu sebagai berikut :2
1. Stres tahap pertama (paling ringan) yaitu stres yang disertai perasaan
yang bekerja secara belebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa
menghitung kemampuan atau tenaga yang dimiliki, dan penglihatan
menjadi tajam.
2. Stres tahap dua yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, cepat capek menjelang sore, lambung atau perut
tidak nyaman, jantung berdebar- debar.
3. Stres tahap ketiga yaitu tahapan stres dengan keluhan seperti buang air
besar tidak teratur, otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah
terjaga dan sulit tidur.
4. Stres tahap keempat yaitu stres dengan keluhan seperti tidak mampu
bekerja sepanjang hari, aktifitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan,
respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur,
sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta
timbulnya ketakutan dan kecemasan.
5. Stres tahap kelima yaitu tahapan stres yang ditandai dengan keletihan
fisik dan mental, ketidak mampuan menyelesaikan pekerjaan yang
sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatkan rasa
takut, cemas, dan bingung.
6. Stres tahap keenam (paling berat) yaitu tahapan stres dengan tanda-
tanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan bergetar, dingin
dan banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan.
8
Apabila kelelahan kerja tidak segera ditangani dan segera beristirahat,
maka akan terjadi akumulasi kelelahan dalam sehari, sehingga dapat
berdampak lebih parah terhadap kesehatan.8
9
b. Jenis Kelamin
Pada tenaga kerja perempuan setiap bulannya akan terjadi
siklus biologi, akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya
dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih
besar daripada tingkat kelelahan pria.
2. Faktor dari luar12
a. Masa kerja
Masa kerja merupakan lama waktu seseorang bekerja pada
suatu instansi atau tempat kerja. Pada masa kerja ini dapat
berpengaruh pada kelelahan kerja khususnya kelelahan kronis,
semakin lama seorang tenaga kerja bekerja pada lingkungan kerja
yang kurang nyaman dan menyenangkan maka kelelahan pada
orang tua tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu.
b. Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelehan antara
lain penerangan, kebisingan, dan iklim kerja.
Menurut Siswanto yang dikutip dari Fitriana, faktor penyebab
kelelahan kerja berkaitan dengan:12
a. Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi,
variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan
pekerjaan.
b. Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir yang
berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun.
c. Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak
menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja.
d. Status kesehatan (penyakit) dan status gizi.
e. Monoton (pekerjaan/ lingkungan kerja yang membosankan)
10
tingkat kewaspadaan, persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada/
berkurangnya gairah untuk bekerja, menurunnya kinerja jasmani dan rohani.
Menurut Kroemer & Grandjean, gejala kelelahan subjektif dan
objektif, yang paling penting dibagi menjadi :1
a. Perasaan subjektif seperti keletihan, somnolen, pusing, rasa tidak suka
untuk bekerja
b. Berpikir lamban
c. Kewaspadaan berkurang
d. Persepsi lambat dan buruk
e. Enggan untuk bekerja
f. Penurunan kinerja fisik dan mental
Apabila seseorang menderita lelah berat secara terus-menerus maka
akan mengakibatkan lelah kronis dengan gejala : lelah sebelum mulai
bekerja. Apabila lelah itu terus berlanjut dan menimbulkan : sakit kepala,
pusing, mual dan sebagainya, maka kondisi itu dinamakan lelah klinis yang
akan mengakibatkan mangkir atau malas bekerja.1
Dalam upaya menghindari gejala kelelahan akibat kerja, maka untuk
mempertahankan efisiensi kerja hendaknya melakukan hal berikut :1
Memberi waktu istirahat yang cukup, agar pekerja berhenti melakukan
produksi untuk sementara
Menyediakan atau memberi jaminan gizi dan kesehatan, agar pekerja
selalu semangat dalam melaksanakan produksi.
B. Kerangka Konsep
11
BAB III
METODE PENELITIAN
= 25,9 ≈ 26 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Keterangan :
n = besarnya sampel
N = jumlah populasi
e = persen kesalahan (0,1)
Cara menghitung proporsi sampel tiap bagian pada penjamah
makanan:
12
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎
= × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
Proporsi sampel tiap bagian pada penjamah makanan dilihat pada tabel
1:
Tabel 1. Proporsi Sampel Penjamah Makanan
No Bagian Jumlah tenaga Jumlah sampel
(orang) (orang)
1. Produksi 5 4
2. Koki 2 2
3. Pencucian alat 3 2
4. Distribusi 23 16
5. Katering 2 2
Jumlah 35 orang 26 orang
a. Kriteria Inklusi
- Pegawai di instalasi gizi
- Bersedia untuk menjadi responden dan diwawancarai
- Sudah bekerja lebih dari 3 bulan di instalasi gizi
b. Kriteria Eksklusi
- Pegawai yang sedang sakit
- Pegawai yang menolak menjadi responden dan diwawancarai
- Pegawai instalasi gizi yang sedang libur dan cuti
13
3.4 Definisi Operasional
Tabel 2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
Tingkat Tingkat stres yang Menggunakan 1. Stres kerja Ordinal
stres dialami oleh penjamah kuesioner ringan (skor
makanan. Ciri- ciri stres tingkat stres 13- 25)2
kerja ringan yaitu tidak metode Rensis 2. Stres kerja
nyaman dengan Linkert2 sedang (skor
lingkungan kerja, masih 26- 38)2
dapat bekerja dengan 3. Stres kerja
baik, kelelahan fisik, dan berat (skor
mengeluh. Ciri- ciri stres 39- 52)2
kerja sedang yaitu
kebosanan, ketegangan
antar teman sekerja,
gugup, perasaan tidak
tenang, sering melakukan
kesalahan kerja. Ciri- ciri
stres kerja tinggi yaitu
penurunan kinerja,
cemas, ketakutan,
bingung dan tegang.
Kelelahan Tingkat kelelahan yang Menggunakan 1. Kurang lelah Ordinal
kerja dialami oleh penjamah kuesioner (skor <23)1
makanan. Klasifikasi Kuesioner Alat 2. Lelah (skor 23-
keadaan kurang lelah Ukur Perasaan 31)1
yaitu masih dapat bekerja Kelelahan 3. Sangat lelah (skor
dengan baik, tekun dalam Kerja >31)1
melakukan pekerjaan, (KAUPK2)
bekerja dengan cekatan. yang telah
Klasifikasi keadaan lelah diuji validitas
yaitu gugup, kurang dan
konsentrasi, cuek, sering realibilitas1
lupa, kurang PD, tidak
tenang dalam bekerja,
berpikir yang lamban.
Klasifikasi merasa sangat
lelah yaitu lelah sebelum
bekerja, malas bekerja,
lelah dalam berbicara,
penurunan kinerja.
14
3.5 Cara Analisis Data
1. Tingkat stres dianalisis dengan menggunakan kuesioner dengan metode
Rensis Linkert Perhitungan nilai kategori stres kerja dengan cara
method of summated ratings.2
Nilai kategori : (Nilai skor tertinggi × jumlah soal – jumlah nilai terkecil)
15
BAB IV
HASIL
16
4. Distribusi responden berdasarkan masa kerja
Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan masa kerja
Masa Kerja Frekuensi Persen (%)
< 10 tahun 16 61,5
> 10 tahun 10 38,5
Total 26 100
17
4.4 Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Kelelahan Kerja
Tabel 9. Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Kelelahan Kerja
Kelelahan
Kerja
Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah
Stres Kerja
18
BAB V
PEMBAHASAN
19
besar berpendidikan akhir SMA/SMK 76,9 %. Pendidikan yang rendah akan
menyebabkan seseorang lebih mudah stres, sedangkan pada seseorang yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi daya pikir dan inisiatif serta cara yang
efisien dalam menyelesaikan pekerjaannya dapat lebih baik.2
Menurut peneliti terjadinya stres kerja pada penjamah makanan di
instalasi gizi merupakan bagian dari stres dalam pekerjaan. Dari pertanyaan
yang telah diberikan lewat kuesioner, dapat disimpulkan bahwa, stres dapat
disebabkan oleh kebosanan karena melakukan kegiatan yang monoton
setiap harinya, dari 26 responden yang mengisi kuesioner sebanyak 6
responden (23,1 %), mengakui bahwa merasa bosan dengan pekerjaan yang
motonon setiap harinya, terlalu banyaknya pekerjaan yang dilakukan, dari
26 responden yang mengisi kuesioner sebanyak 8 responden (30,7 %)
mengakui bahwa setiap harinya pekerjaan yang dilakukan selalu bertambah
dan semakin banyak, kebisingan yang disebabkan oleh mesin yang ada pada
instalasi gizi, dari 26 responden yang mengisi kuesioner sebanyak 12
responden setuju bahwa mereka tidak nyaman dengan suara yang
ditimbulkan oleh mesin di instalasi gizi (46,1 %), ketegangan atau
komunikasi yang kurang antar sesama pekerja, dari 26 responden sebanyak
7 responden (26,9 %), mengakui bahwa ada ketegangan atau komunikasi
yang kurang antar sesama pekerja, serta shift pagi yang rincian tugasnya
lebih banyak dari pada shift siang/ malam, dari 26 responden sebanyak 22
responden (84,6 %), mengaku bahwa pekerjaan pada shift pagi lebih banyak
dari pada shif siang/ malam. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa, stres disebabkan oleh kebosanan karena melakukan kegiatan yang
monoton setiap harinya, terlalu banyaknya pekerjaan yang dilakukan,
kebisingan yang disebabkan oleh mesin yang ada pada instalasi gizi,
ketegangan atau komunikasi yang kurang antar sesama pekerja, shift pagi
yang bekerja lebih banyak dari pada shift siang/ malam.
20
5.2 Kelelahan Kerja
Analisis kelelahan kerja di instalasi gizi Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah pada penjamah makanan didapati bahwa dari 26
responden, 16 responden (61,5 %) merasa lelah sedangkan 4 responden
(15,4 %) merasa sangat lelah. Responden yang mengalami tingkat kelelahan
kerja sangat lelah berada pada bagian koki/ pemasak, katering, dan
pramusaji. Klasifikasi keadaan kurang lelah yaitu masih dapat bekerja
dengan baik, tekun dalam melakukan pekerjaan, bekerja dengan cekatan.
Klasifikasi keadaan lelah yaitu gugup, kurang konsentrasi, cuek, sering
lupa, kurang percaya diri, tidak tenang dalam bekerja, berpikir yang lamban.
Klasifikasi merasa sangat lelah yaitu lelah sebelum bekerja, malas bekerja,
lelah dalam berbicara, penurunan kinerja.
Kelelahan kerja merupakan menurunnnya proses efisiensi, performa
kerja, dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus
melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan. Kelelahan kerja juga dapat
dipengaruhi oleh umur, umur seseorang berbanding langsung dengan
kemampuan fisik sampai mencapai batas tertentu yaitu pada umur 25 tahun,
sedangkan pada umur 50-60 tahun kemampuan sensoris menurun 60 % dan
kemampuan untuk mengingat dan membuat keputusan juga akan menurun.
Sebagian besar responden berumur kurang dari 25 tahun akan tetapi
responden yang berumur lebih dari 35 tahun juga banyak yaitu sekitar 10
responden (38,5 %). Menurut peneliti pada penelitian ini umur responden
sangat berpengaruh terhadap kelelahan kerja dimana umur yang semakin tua
akan membuat kemampuan untuk mengingat, kemampuan untuk membuat
keputusan juga menurun, dan produktivitas dalam bekerja juga menurun.3
Selain itu kelelahan kerja juga dapat dipengaruhi oleh masa kerja dari
responden, ada beberapa responden yang memiliki masa kerja lebih dari 10
tahun sebesar 38,5 %. Semakin lama masa kerja maka semakin tinggi
tingkat kelelahan, karena semakin lama bekerja menimbulkan perasaan
jenuh akibat kerja yang monoton akan berpengaruh terhadap tingkat
kelelahan yang dialami.3
21
5.3 Analisis Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Kelelahan Kerja
Berdasarkan analisis crostab diketahui bahwa responden dengan
stres kerja sedang mengalami tingkat kelelahan kerja kurang lelah sebanyak
6 responden (23,1 %), tingkat kelelahan kerja lelah sebanyak 13 responden
(50 %) dan tingkat kelelahan kerja sangat lelah sebanyak 3 responden (11,5
%). Sedangkan responden dengan stres kerja tinggi mengalami kelelahan
kerja lelah sebanyak 3 responden (11,5 %) dan tingkat kelelahan kerja
sangat lelah sebanyak 1 responden (3,9 %). Presentase tertinggi diperoleh
oleh responden dengan tingkat stres kerja sedang yang mengalami tingkat
kelelahan kerja lelah. Hal ini berarti bahwa stres kerja berbanding lurus dengan
peningkatan kelelahan kerja, dimana semakin meningkatnya stres kerja, maka
kelelahan kerja juga akan mengalami peningkatan.
Stres yang dialami individu atau setiap orang berbeda- beda
tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Jika seseorang mengalami stres terlalu
besar, maka akan menggangu kemampuan seseorang dalam pekerjaannya.
Meskipun begitu menurut wawancara yang dilakukan kepada penjamah
makanan, meskipun lelah dalam bekerja tetapi penjamah makanan tetap
melakukan kewajiban dan tanggung jawab tanpa merasa malas, karena itu
semua termasuk dalam pekerjaan yang memang seharusnya dilakukan.
Selain itu penjamah makanan juga berusaha memelihara hubungan yang
baik dengan sesama pekerja lainnya sehingga stres kerja dapat diatasi
dengan baik. Manajemen stres dan kelelahan kerja sangat dibutuhkan untuk
mengurangi hal ini. Manajemen stres kerja atau cara mengatasi stres kerja
yaitu dengan pengelolaan waktu yang baik, tanpa adanya tuntutan
perkerjaan yang tegesa-gesa. Sedangkan manajemen kelelahan kerja atau
cara mengatasi kelelahan kerja yaitu pengaturan jam kerja yang baik,
kesempatan istirahat yang tepat, memanfaatkan waktu tidur dan rekreasi,
memperhatikan faktor lingkungan guna menunjang suasana kerja yang
menyenangkan.
22
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis stres kerja di instalasi gizi Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah pada penjamah makanan didapati bahwa dari 26 responden,
22 responden (84,6 %) mengalami stres kerja sedang sedangkan 4 responden
(15,4 %) mengalami stres kerja tinggi.
2. Berdasarkan analisis kelelahan kerja di instalasi gizi Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah pada penjamah makanan didapati bahwa dari
26 responden, 16 responden (61,5 %) merasa lelah, 4 responden (15,4
%) merasa sangat lelah, sedangkan 6 responden (23,1 %)
3. Berdasarkan analisis crostab diketahui bahwa responden dengan stres
kerja sedang mengalami tingkat kelelahan kerja kurang lelah sebanyak
6 responden (23,1 %), tingkat kelelahan kerja lelah sebanyak 13
responden (50 %) dan tingkat kelelahan kerja sangat lelah sebanyak 3
responden (11,5 %). Sedangkan responden dengan stres kerja tinggi
mengalami kelelahan kerja lelah sebanyak 3 responden (11,5 %) dan
tingkat kelelahan kerja sangat lelah sebanyak 1 responden (3,9 %).
6.2 Saran
1. Dilihat dari hasil yang ada maka untuk mengatasi stres kerja pada
penjamah makanan diperlukan pemantauan keadaan psikologi
penjamah makanan
2. Untuk mengatasi stres kerja pada penjamah makanan diperlukan
pelatihan terkait manajemen stres kerja.
3. Selain itu untuk mengatasi stres kerja dan kelelahan kerja bisa diadakan
treatment khusus untuk para penjamah makanan di instalasi gizi seperti
duduk gembira setiap 6 bulan sekali, dan outbond agar setiap individu
tidak merasa bosan dengan pekerjaan yang monoton. Duduk gembira
dilakukan setiap 6 bulan sekali dimana dibagi menjadi 2 kloter yaitu
shift pagi dan shift siang dan malam, duduk gembira dilakukan setelah
23
pergantian shift dan bertempat di gedung instalasi gizi, dimana pada saat
duduk gembira tersebut nantinya diadakan sharing tentang masalah apa
saja yang dihadapi selama 6 bulan bekerja dan dibahas cara
penyelesaiannya. Suasana kegiatan duduk gembira dibuat tidak formal,
dan santai. Seperti dengan diadakan game antar pekerja. Sedangkan
untuk kegiatan outbond dilakukan setiap satu tahun sekali, dimana
tempat outbond yang dipilih adalah tempat yang dekat dengan Kota
Semarang seperti Kampoeng Banyumili di Salatiga dan Eling Bening
di Ambarawa. Outbond dibagi menjadi 2 kloter, dengan syarat sebagian
pekerja harus mendapat jatah libur yang bersamaan pada hari outbond
dilaksanakan. Dengan treatment khusus ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dari pekerja bagian produksi dan bagian lainnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P-PL) di Kabupaten Bangkalan.
Jurnal NeO-Bis. 2013;7(2).
11. Hariyati M. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Pekerja
Linting Manual di PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret;2011.
12. Fitriana. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada
Karyawan Bagian Produksi PT. Eastern Pearl Flpur Mills (EPFM) [Skripsi].
Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Gowa;2012.
13. Dewi AC, Surono A, Sutomo AH. Stres Kerja, Usia, dan Lama Pelayanan
Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
Yogyakarta. BKM Journal of Community Medicine and Public Health.
2016; 32(2).
26
LAMPIRAN
Tanggal Pengisian :
Nomor Responden :
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Lama bekerja :
Bagian :
27
Lampiran 2. Kuesioner Tingkat Stres Pada Penjamah Makanan
LEMBAR KUESIONER
FORMULIR TINGKAT STRES PENJAMAH MAKANAN
Petunjuk Pengisian Kuesioner
A. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi atau perasaan anda
B. Berikan tanda “X” (silang) pada kolom jawaban yang tersedia
C. Pilih jawaban yang sebenarnya anda rasakan, karena tidak ada jawaban
benar atau salah
D. Apabila sudah selesai, periksalah kembali jawaban anda, jangan sampai
ada yang terlewati. Kerahasiaan jawaban anda tetap kami jaga.
Keterangan :
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
S : setuju
SS : sangat setuju
No Pertanyaan STS TS S SS
1. Saya merasa tidak nyaman dengan keributan yang
ditimbulkan oleh suara mesin di instalasi gizi
2. Menurut saya, rancangan ruang, ventilasi dan
pencahayaan di instalasi gizi cukup baik dan
membuat saya merasa nyaman dalam bekerja
3. Saya merasa perkerjaan dan tugas saya terlalu
sedikit
4. Saya merasa tidak bosan dengan kegiatan rutin
yang ada
5. Saya merasa pekerjaan saya bertambah terus dari
hari ke hari
6. Saya merasa komunikasi antar teman sekerja terasa
tegang dalam menghadapi pekerjaan
7. Saya merasa mudah cemas karena keluarga dan
teman sekerja tidak menghargai pekerjaan saya
8. Saya merasa kecelakaan kerja terjadi hanya karena
kelalaian dalam bekerja
9. Saya merasa puas karena jam kerja saat ini
memungkinkan saya untuk bekerja dengan baik
10. Saya merasa mengeluh karena bekerja lebih banyak
dari biasanya pada shift subuh/ siang dari pada shift
pagi
11. Saya merasa lingkungan kerja saya jarang
dilakukan promosi untuk kenaikan jabatan
12. Saya tidak mengalami kesulitan dalam
pengembangan diri (pendidikan, pelatihan)
13. Saya merasa ada diskriminasi pekerja antar teman
sekerja
28
Lampiran 3. Kuesioner Kelelahan Kerja Pada Penjamah Makanan
LEMBAR KUESIONER
KUESIONER KELELAHAN KERJA PADA PENJAMAH MAKANAN
Petunjuk pengisisan
- Bacalah baik- baik setiap butir pertanyaan
- Berilah tanda (√) pada kolom yang telah disediakan
- Dimohon semua butir pertanyaan dapat diisi dan tidak ada yang
terlewatkan
- Jawaban pertanyaan sesuai dengan keadaan yang benar- benar anda
rasakan
Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)
Ya, Ya, Tidak
No Pertanyaan
Sering Jarang Pernah
1. Apakah anda merasa sukar berpikir?
2. Apakah anda merasa lelah berbicara?
3. Apakah anda merasa gugup menghadapi
sesuatu?
4. Apakah anda merasa tidak pernah
berkonsentrasi dalam menghadapi sesuatu?
5. Apakah anda merasa tidak mempunyai
perhatian terhadap sesuatu?
6. Apakah anda merasa cenderung lupa
terhadap sesuatu?
7. Apakah anda merasa kurang percaya pada
diri sendiri?
8. Apakah anda merasa tidak tekun dalam
melaksanakan pekerjaan anda?
9. Apakah anda merasa enggan menatap mata
orang?
10. Apakah anda merasa enggan bekerja dengan
cekatan?
11. Apakah anda merasa tidak tenang dalam
bekerja?
12. Apakah anda merasa lelah seluruh tubuh?
13. Apakah anda merasa bertindak lamban?
14. Apakah anda merasa tidak kuat lagi
berjalan?
15. Apakah merasa belum bekerja sudah lelah?
16. Apakah anda merasa daya pikir menurun?
17. Apakah anda merasa cemas terhadap suatu
hal?
29
Lampiran 4. Rekapitulasi Kuesioner Stres Kerja
Soal
Responden Skor Intepretasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 27 Sedang
B 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 32 Sedang
C 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 35 Sedang
D 3 3 1 1 4 1 2 2 4 2 4 1 2 30 Sedang
E 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 35 Sedang
F 3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 34 Sedang
G 3 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 1 31 Sedang
H 2 3 2 4 2 3 2 4 4 1 2 4 2 35 Sedang
I 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 31 Sedang
J 2 3 2 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 29 Sedang
K 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 45 Tinggi
L 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 33 Sedang
M 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 32 Sedang
N 2 3 2 4 2 3 2 4 4 2 4 4 4 40 Tinggi
O 3 4 2 4 2 2 2 4 4 2 3 4 2 38 Sedang
P 2 3 1 2 2 1 1 3 3 3 4 2 3 30 Sedang
Q 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 30 Sedang
R 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 2 3 3 31 Sedang
S 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 31 Sedang
T 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3 4 3 3 36 Sedang
U 3 3 2 3 2 2 2 0 2 2 2 3 2 28 Sedang
V 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 34 Sedang
W 3 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 34 Sedang
X 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 31 Sedang
Y 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 31 Sedang
Z 1 4 1 4 1 1 1 4 4 1 1 4 1 28 Sedang
30
Lampiran 5. Rekapitulasi Kuesioner Kelelahan Kerja
Soal
Responden Skor Intepretasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A 1 1 2 3 2 1 3 3 1 3 3 3 1 1 1 1 2 30 Lelah
B 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 36 Lelah
C 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 21 Kurang Lelah
D 3 3 2 0 1 2 2 1 1 1 2 3 1 2 2 2 1 31 Lelah
E 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 30 Lelah
F 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 23 Lelah
G 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 24 Lelah
H 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 21 Kurang Lelah
I 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Kurang Lelah
J 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 1 3 2 1 2 2 2 36 Lelah
K 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 26 Lelah
L 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 29 Lelah
M 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 31 Lelah
N 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 23 Lelah
O 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 22 Kurang Lelah
P 2 1 1 2 2 2 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 25 Lelah
Q 1 3 1 2 2 3 2 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 32 Lelah
R 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 20 Kurang Lelah
S 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 23 Lelah
T 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 22 Kurang Lelah
U 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 26 Lelah
V 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 29 Lelah
W 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 24 Lelah
X 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 28 Lelah
Y 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33 Lelah
Z 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 26 Lelah
31