Anda di halaman 1dari 2

WOC KRETINISME

Agenesis Dishormogenesis Lodium Kelainan hipotalamuas Kelainan hipofisis

Sintesis dan sekresi


hormone tiroid

TSH

Tiroid

PENGERTIAN
Hipotiroid congenital
Kretinisme adalah penyakit hipotiridsme bawaan yang dapat
menyebabkan keterbelakangan mental daln kelainan pertum-
Kreatinism
buhan pada anak.
Kretinisme adalah suatu kondisi akibat hipotiroidsme ekstrim
Sinyal ke TSH Produksi asam lambung Metabolisme Metabolism yang diderita selama keidupan janin, bayi, atau kanak-kanak
dan terutama ditandai dengan gagalnya pertumbuhan tubuh
Hiperplasi kelenjar Metabolism lemak ATP dan ADP
Tiroid Nutrisi sel otak anak tersebut dan retardasi mental.
Kolesterol meningkat Energy otot
Penekanan jalan Perkembangan otak
melambat MANIFESTASI KLINIS
nafas Asam laknat dalam
Obesitas otot  defesiensi mental (IQ rendah)

Oksigen Retardasi mental  Tubuh sangat pendek (cebol)


MK: Gg. Citra Tubuh
Kelelahan  Pematangan tulang yang terlambat
MK: Resiko keterlambatan
Nyeri dada Energy otot perkembangan  Wajah lebam
Gg. Mobilitas
fisik  Kulit kasar kering, dan pucat
RR Paristaltik usus
 Rambut kepala kasar dan rapuh
Wheezing
MK: intoleransi
MK:Resiko Konstipasi
MK: Ketidakefektifan
pola nafas PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Laboratorium
MK: Ansietas
 Pemeriksaan GDS
 Test HGH
No Diagnosa keperawatan Kriteria hasil dan tujuan Intervensi
PENGKAJIAN
1. Keluhan utama 1. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan sela-  monitor tekanan darah, nadi, suhu, status pernafa-
2. riwayat penyakit sekarang b/d hiperplasi kelenjar tiroid ma ...x 24 jam, diharapkan pola san
3. Riwayat penyakit dahulu nafas normal  Monitor irama dan laju pernafasan
kriteria hasil :  Monitor suara paru
 frekuensi pernafasan normal  Monitor pola pernafasan abnormal
 Irama pernafasan normal  Berikan oksigen tambahan seperti diperintahkan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Suara perkusi nafas normal  Monitor aliran oksigen
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperplasi kelenjar
 Amati tanda-tanda hipoventilasi induksi oksigen
tiroid
 Ajarkan teknik nonfarmakologi penananan nyeri
2. Resiko konstipasi b/d penurunan energy otot
 Kolaborasikan dengan tim kesehatan lainnya untuk
3. Ansietas
memilih dan mengimplementasikan tindakan
4. Gangguan citra tubuh
penurunan nyeri nonfarmakologi
5. Resiko keterlambatan perkembangan
2. Resiko konstipasi b/d Setelah dilakukan tindakan sela-  Monitor tanda-tanda vital
penurunan energy otot ma...x24 jam,diharapkan tidak  Berikan terapi IV
ada konstipasi  Memberikan asupan oral
KELOMPOK 2 Kriteria hasil:  Monitor status gizi
 Hana Marista
 frekuensi BAB (4-5)  Tawari makanan ringan
 Heny Nurul Ahdayani
 Warna feses (4-5)  kolaborasikan dengan tenaga kesehatan lain untuk
 Hikma Ilmul Yaqin
 Konsistensi feses (4-5) meningkatkan diet
 Harianti
 Monitor toleransi peningkatan diet
 Iddatul Laeli
 Tingkatkan diet dari cairan jernih, cair, lembut,
 Jahmat
sampai dengan diet regular atau khusus untuk anak
 Kartini Ulfianti
atau dewasa
 Khairunnisyah
 Muh. Rizal 3. Ansietas Setelah dilakukan tindakan sela-  pertahankan sikaf yang tenang dan hati-hati
 Munawir Alfarisi ma ...x 24 jam, diharapkan ansi-  Pertahankan kontak mata
 Ni Nengah Anggreni P. S. etas berkurang  Kurangi stimulasi yang menciptakan perasaan takut
 Ni Wayan Dewi Parwati kriteria hasil: maupun cemas
 Nining Eka Pratiwi  perasaan gelisah (4-5)  Yakinkan skeselamatan dan keyakinan klien
 Nur Fitri Aulia  Distress (4-5)  Instruksikan menggunakan metode mengurangi
 Nur Hafnillah  Kesulitan berkonsentrasi kecemasan (ex: teknik nafas dalam, distraksi, visu-
 Pandi Wijaya alisasi, meditasi, dan mendengarkan music-music
lembut)

Anda mungkin juga menyukai