Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

KARAKTERISTIK SEKOLAH YANG LAYAK DALAM PENDIDIKAN


REMEDIAL

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran remedial di sekolah


dibuktikan dengan adanya karakteristik tertentu dalam proses dan produk
pendidikan dan pengajaran selama dan setelah berlangsungnya kegiatan interaksi
edukatif antara siswa dan lingkungannya. Keberhasilan itu merupakan partisipasi
guru dalam nmelaksanakan program pendidikan dan pengajaran remedial, sikap,
dan dampak instruksionalnya terhadap pembaharuan pendidikan dan pengajaran,
reputasi sekolah di bidang akademik dan ekstra kurikuler, pengetahuan, sikap dan
perilaku siswa dalam pergaulan sosial di sekolah dan di luar sekolah. Karakteristik
tersebut merupakan pertanda baik bagi tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran dan memberi ciri terhadap keberhasilan upaya peningkatan mutu
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada kenyataanya, karakteristik sekolah
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran tidak sama, namun semuanya
dipersyaratkan bertumpu pada kurikulum standar Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI mengenai sistem pendidikan dan pengajaran yang disempurnakan,
antara lain berupa penerapan prinsip belajar keterampilan proses (CBSA), prinsip
belajar penguasaan pengetahuan dengan tuntas, prinsip kesepadanan dan
keserasian, prinsip penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran remedial yang
mantap.

A. PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA

Karakteristik sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada


umumnya dan remedial pada khususnya mencakup :

1) Berdasarkan kurikulum standar nasional, siswa menguasai pengetahuan


minimal 75%. Artinya, siswa yang telah menguasai pengetahauan di atas
75% dibolehkan untuk melanjutkan studinya pada program selanjutnya.
Bagi mereka yang belum menguasai pengetahuan itu dengan baik maka
harus mengulangi bagian – bagian pengetahuan tertentu yang belum
dikuasainya.
2) Kehadiran siswa mengikuti pelajaran di kelas tidak lebih rendah dari 90%
pada setiap harinya. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjaga keutuhan
bakat dan stamina intelektual siswa dalam mengikuti pelajaran baru di
kelas paling tidak dapat menguasai bahan lama untuk kepentingan
mempelajari bahan baru. Jika siswa tidak hadir di kelas melebihi 10%
maka sekolah harus mencari sebab – sebabnya apakah karena faktor
kesehatan, sosiologis, ekonomis, budaya, psikologis, atau faktor lain yang
mempengaruhi motivasi belajar.
3) Berdasarkan kurikulum yang berlaku, persyaratan kenaikan kelas pada
akhir tahun ajaran, jika 85% dari jumlah siswa dalam satu kelas telah
menguasai pelajaran dengan tuntas, sehingga pada
akhirnya kohort kemajuan belajar yang diperlihatkan oleh besarnya angka
kenaikan tingkat itu minimal 95%. Ketentuan ini dimaksudkan untuk
mempertahankan kualitas lulusan dan arus kenaikan tingkat ari kelas satu
ke kelas berikutnya secara merata sehingga tidak terjadi penggelembungan
kelas pada akhir tahun ajaran.
4) Berdasarkan kurikulum yang berlaku sekolah harus dapat melaksanakan
strategi pembelajaran yang bermakna dengan menggunakan berbagai
pendekatan yang relevan, dapat menerapkan prinsip belajar siswa aktif
(CBSA), keterpaduan, keserassian dan kesepadanan antara teori dan
praktik serta dapat mengikuti urutan – urutan belajar keterampilan proses.
Tujuannya antara lain agar siswa lebih mudah memahami konsep jika
disajikan dalam bentuk konkret dalam situasi dan kondisi yang dihadapi.
5) Karakteristik yang baik ditandai dengan tidak pernah adanya peristiwa
perkelahian antarkelas atau antarsekolah, siswa semuanya dibekali penuh
rasa tanggung jawab, bersikap toleran dan hormat terhadap guru, orang tua
dan lingkungannya. Unsur kemauan saling membantu terutama di dalam
belajar kelompok.
6) Jumlah siswa lamban belajar dan berprestasi rendah dalam satu kelas
sedikit, artinya jumlahnya tidak melebihi dari 2%, bahkan tidak ada.
Indikator kelas seperti itu menunjukan adanya kemampuan siswa dalam
menggunakan waktu belajar secara teratur, dapat mempelajari pengetahuan
dengan baik, dapat mengembangkan kemampuan dan memahami
lingkungan sekitarnya dan guru dapat menyajikan pelajaran dengan baik.

B. PERAN APARAT SEKOLAH, ORANG TUA, DAN MASYARKAT


DALAM PROGRAM PENDIDIKAN REMEDIAL

Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran remedial itu merupakan tanggung


jawab bersama antara kepala sekolah, guru, orang tua, pemerhati pendiidkan, tata
usaha dan lembaga – lembaga kemasyarakatan terkait.

Kepala Sekolah

Hal – hal yang harus diperhatikan kepala sekolah dalam penyelenggaraan


pendidikan dan pengajaran remedial.

1. Kepala sekolah harus menguasai sepenuhnya program pendidikan dan


pengajaran remedial di sekolah, mencakup tujuan, bidang – bidang kajian,
cara – cara menemukan latar belakang dan asal usul serta sebab kesulitan
belajar siswa, prediksi penyembuhan dan praktik penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran remedial.
2. Kepala sekolah menyediakan sumber belajar yang lengkap dan dapat
digunakan setiap waktu sesuai dengan kebutuhan. Sumber belajar itu adalah
manusia, fasilitas, alat dan bahan, macam – macam kegiatan berprogram
dan ekstra kurilkuer, lingkungan yang kondusif, metode dan teknik
pengajaran yang relevan dengan bidang kajian dan pesan.
3. Kepala sekolah memiliki jalinan kerja sama yang baik dengan orang tua
siswa di rumah untuk mengembangkan pendidikan masa depan anak –
anaknya.
4. Kepala sekolah mendirikan dan mengembangkan Lembaga Pusat
Bimbingan dan Penyuluhan yang berfungsi menangani kesulitan – kesulitan
siswa dalam mempelajari pengetahuan. Lembaga Pusat Bimbingan dan
Penyuluhan itu merupakan klinik pendidikan remedial dan merupakan pula
bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum sekolah serta merupakan pusat
sumber belajar.
5. Kepala sekolah mampu mengangkat seorang ekspert yang bertugas sebagai
guru pendidikan remedial. Ia berperan pula membantu guru bidang suti atau
guru borongan lainnya dalam memecahkan kesulitannya menghadapi siiswa
lamban belajar dan berprestasi rendah

Orang Tua Siswa

Karakteristik sekolah yang baik selain ditandai oleh adanya upaya yang
sungguh – sungguh dari pihak sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran remedial, juga oleh adanya respons positif orang tua terhadap
penanganan kasus. Respons itu antara lain :

1. Menerima dengan baik kunjungan sekolah di rumah (home visit)


2. Bersikap tanggap terhadap pembicaraan kasus putra – putranya dan
menunjukkan sikap tidak emosional.
3. Senang menghadiri undangan sekolah untuk membicarakan kasus putra –
putranya.
4. Dapat memberikan data objektif selengkap mungkin tentang kelemahan –
kelemahan putranya dalam pelajaran.
5. Mampu membantu memprediksi dan memberi latihan sepenuhnya terhadap
kasus yang dihadapinya.

Staf Tata Usaha Sekolah

Keterlibatan Staf Tata Usaha Sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan


dan pengajaran remedial diperlukan sekali terutama dalam membantu
mengadministrasi data –data kasus mulai dari latar belakang, asal usul dan sebab –
sebab kesulitan belajar siswa, cara – cara memprediksi penyembuhannya sampai
dengan cara – cara penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran remedial.
Penilik dan Kepala Kandep P dan K

Karakteristik sekolah yang baik ditandai oleh adanya kemantapan supervisi


Penilik dan Kepala Kandep P dan K setempat dalam pelajaran. Supervisi itu
dilakukan dengan maksud untuk membantu sekolah meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran secara optimal agar tujuan pendidikan dan pengajaran
yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan sempurna. Cara – cara melaksanakan
supervisi itu antara lain :

1. Melakukan kunjungan rutin ke sekolah sekurang – kurangnya dua minggu


sekali, memantau dan mengawasinya tentang jalannya penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaraan remedial yang dirancang sebelumnya.
2. Menyelenggarakan diskusi periodik dengan kepala sekolah dan guru – guru
tentang upaya pemecahan kesulitan belajar siswa.
3. Menyelenggarakan upaya kerja sama yang baik dengan lembaga
kemasyarakatan terkait, kesehatan, keamanan, kebudayaan, dan lain – lain.
4. Menyelenggarakan koordinasi tugas – tugas penanganan kasus dengan
Lembaga Pusat Bimbingan dan Penyuluhan.

Para Pemerhati Pendidikan

Para pemerhati pendidikan adalah orang – orang yang menaruh perhatian penuh
terhadap proses dan hasil pendidikan yang dicapaio siswa di sekolah serta
berinisiatif besar dalam memberikan pendapat, sikap, dan apresiasinya tentang
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Para pemerhati pendidikan itu terdiri atas
:

1. Orang – orang ahli di bidang pengetahuan umum dan kejuruan yang banyak
mengetahui seluk beluk pendidikan dan pengajran di sekolah,
2. Orang – orang awam.

Karakteristik sekolah yang baik ditandai pula oleh adanya keterlibatan langsung
Para pemerhati pendidikan dalam menangani kasus di sekolah. Hal tersebut dapat
dimungkinkan jika pihak sekolah memberikan kesempatan banyak kepada mereka
untuk menyampaikan pendapat tentang penanganan kasus siswa lamban belajar.

Lembaga – Lembaga Kemasyarakatan Terkait

Keterlibatan Lembaga – Lembaga Kemasyarakatan Terkait dalam


penyelenggaraan pendiidkan dan pengajaran remedial, khususnya dalam
penanganan kasus kenakalan anak – anak remaja diperlukan sekali terutama
membantu sekolah dalam mengumpulkan data objektif tentang latarbelakang dan
sebab – sebab terjadinya peritiwa perkelahian antarsekolah dan membantu dalam
penyelesaiannya. Lembaga – Lembaga Kemasyarakatan Terkait itu antara lain :

1. Lembaga Kesehatan (Rumah Sakit)


2. Lembaga Keamanan (Kepolisian)
3. Lembaga Hukum (kejaksaan dan Kehakiman)
4. Fakultas Psikologi dari sebuah Universitas tertentu , dan lain – lain.

C. PARTISIPASI, SIKAP GURU, DAN DAMPAK INSTRUKSIONAL


TERHADAP PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Karakteristik sekolah yang baik ditandai oleh respons positif gurunya terhadap
gagasan pembaharuan pendidikan dan pengajaran di sekolah, serta memberi
dampak positif terhadap pelaksanaan pendidikan remedial. Ia memiliki rasa
tanggung jawab penuh dalam mencari sebab – sebab kesulitan belajar siswa,
memprediksi cara – cara penyembuhannya dan sekaligus mengajarnya bagian –
bagian tertentu pengetahuan yang belum dikuasainya sehingga nanti guru dapat
menempatkan kembali siswa itu ke dalam kelas yanng sejajar dengan teman sebaya
lainnya.

Karakteristik sekolah yang baik ditandai oleh keadaan gurunya antara lain :

1. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengidentifikasi siswa


lamban belajar dan berprestasi rendah.
2. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan melokalisasi kesulitan
belajar siswa lamban belajar dan berprestasi rendah.
3. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengelola tes untuk
menentukan besarnya kesulitan belajar.
4. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan memilih dan menggunakan
bahan – bahan praktis.
5. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengembangkan program
pendidikan dan pengajaran terpadu yangn berfungsi membantu siswa
lamban belajar dan berprestasi rendah agar mereka bisa ditempatkan pada
kelas biasa.
6. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan menciptakan lingkungan
yang efektif.
7. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengembangkan kelas
yangn atraktif untuk kepentingan pembelajaran.
8. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengelola lingkungan
yang efektif.
9. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi yang
menyenangkan orang tua di rumah.
10. Telah menguasai pengetahuan dan keterampilan meramalkan cara – cara
menyembuhkan kesulitan belajar siswa.

Dengan telah menguasai pengetahuan dan keterampilan yang banyak guru akan
mampu mengidentifikasi sebab – sebab kesulitan belajar siswa, dan memprediksi
cara – cara penyembuhannya serta melaksanakan praktik pengajaran remedial.
Akhirnya, guru dapat berkomunikasi akrab dengan siswa lamban belajar dan
sebaliknya.

Guru juga perlu menguasai materi tentang ilmu pengetahuan pendidikan remedial,
pengetahuan itu antara lain :

1. Filsafat Pancasila dan dimensi teoretis tentang pendidikan remedial,


mencakup
2. Pandangan dan orientasi umum tentang Filsafat Pancasila dan dimensi
teoretis tentang pendidikan remedial di Indonesia
3. Latar belakang, asal usul dan perkembangan sejarah pendidikan remedial
sampai munculnya perubahan – perubahan konsep pendidikan remedial.
4. Perkembbangan kurikulum dari pandanngan teacher-center sampai
dengan student-center.
5. Pertumbuhan peranan guru pendidikan remedial dan guru bidang studi
dalam penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan remedial.
6. Ciri – ciri siswa lamban belajar dan berprestasi rendah dalam kategori :
7. Fisik
8. Perkembangan Mental
9. Intelektual
10. Sosial
11. Kepribadian
12. Belajar
13. Pengkajian teknik dan model evaluasi pendidikan dan pengajaran remedial,
mencakup :
14. Pandangan dan orientasi umum tentang penguasaan teknik dan model
evaluasi pendidikan dan pengajaran remedial
15. Macam – macam teknik dan model evaluasi pendidikan dan pengajaran
remedial
16. Alat dan instrumen untuk mengidentifikasi siswa yang beresiko putus
sekolah (drop-out)
17. Keterampilan berpikir, mencakup :
18. Pengertian keterampilan berpikir
19. Alasan mengapa diperlukan keterampilan berpikir
20. Metode keterampilan berpikir
21. Teknik keterampilan berpikir
22. Belajar integratif dalam pendidikan dan pengajaran remedial, mencakup :
23. Pengertian belajar integratif
24. Latar belakang historis belajar integratif
25. Teori intelegensi berganda
26. Teori harapan
27. Integrasi dan perbedaan – perbedaan
28. Teori kemampuan berpikir belahan otak kiri dan kanan
29. Imaginasi
30. Belajar akselerasi
31. Bentuk – bentuk belajar
32. Tiga kmponen belajar.
33. Lingkungan belajar efektif dalampendidikan dan pengajaran remedial,
mencakup :
34. Pengertian lingkungan belajar efektif
35. Jenis –jenis Lingkungan belajar efektif
36. Proses menciptakan Lingkungan belajar efektif
37. Kesulitan membaca dan mengerjakan soal matematiaka siswa lamban
belajar dan berprestasi rendah, mencakup :
38. Tes dan inventori
39. Teknik
40. Masalah pokok kelemahan membaca dan mengerjakan soal – soal
matematika
41. Prinsip – prinsip penyembuhannya.
42. Sistem penyampaian inovatif, strategi penerapan kemampuan berpikir
belahan otak kiri dan kanan,mencakup :
43. Pengertian sistem penyampaian inovatif
44. Fungsi berpikir belahan otak kiri dan kanan
45. Strategi penerapannya.
46. Satuan pelajaran dalam pendidikan danpengajaran remedial, mencakup :
47. Perumusan tujuan pengajaran
48. Penentuan isi pelajaran
49. Penentuan strategidan metode pembelajaran
50. Sumber belajar
51. Alat – alat evaluasi

Penguasaan pengetahuan dan keterampilan itu akan berdampak positif terhadap


proses dan produk hasil pendidikan dan pengajaran.
D. REPUTASI SEKOLAH

Karakteristik sekolah juga ditandai oleh adanya reputasi sekolah di bidang


akademik dan kegiatan kemasyarakatan, seperti mampu menjalin hubungankerja
sama yang terencana antara sekolah dan orang tua, hasil prestasi akademik yang
tinngi, perolehan medali emas di bidang olahraga dan kesenian, dan lain – lain. Efek
reputasi itu menumbuhkan kepuasan berbagai pihak, kepala sekolah, guru, orang
tua, para pemerhati pendidikan, lembaga kemasyarakatan dan konsumen para
pemakai lulusan sekolah yang bersangkutan.

Semua karakteristik sekolah di atas merupakan indikator positif bagi tercapainya


tujuan pendidikan dan pengajaran sebab dengan kondisi sekolah seperti itu dapat
diduga tujuan pendidikan yang ditetapkab sebelumnya dapat tercapai dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai