Anda di halaman 1dari 5

KISAH TUKANG SAMPAH NAIK HAJI

Bekerja sebagai pembersih sampah tidak menjadikan Radiudin berkecil


hati untuk memiliki niat menunaikan ibadah haji. Setiap hari, warga Dusun
Bunder, Desa Sumber Pinang, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa
Timur itu rela bekerja keras menjadi tukang sampah di Depo Sampah,
Lingkungan Muktisari, Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates, demi
mewujudkan impiannya untuk menjalankan rukun Islam kelima itu.

"Awalnya saya tidak menyangka bisa naik haji tahun ini d an alhamdulillah saya
diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk mewujudkan impian saya menjalankan
ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah," tuturnya beberapa waktu lalu..

Sejak 1993, bapak tiga anak itu menekuni pekerjaan sebagai pemulung sampah
dan petugas kebersihan. Kini, Radiudin sudah diangkat sebagai tenaga honorer di
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Pemerintah Kabupaten Jember dengan
penghasilan pertamanya sebesar Rp 1.000 per hari. Tunjangan bulanannya
sebesar Rp 5.000, sehingga total uang yang diterimanya ha nya Rp 35 ribu per
bulan.

Keinginan Radiudin untuk menunaikan ibadah haji itu merupakan cita -cita
panjang. Dia bekerja tambahan sebagai pemulung yang mengumpulkan barang
bekas bernilai ekonomis tinggi di antara tumpukan sampah untuk dijual
kembali."Alhamdulillah tahun 2009, saya berhasil mendaftar haji ke Kantor
Kementerian Agama Jember dengan membayar sebesar Rp 20 juta hasil
menabung sekian lama, sehingga mendapatkan kursi untuk menunaikan ibadah
haji tahun 2016," katanya.

Ia tidak pernah mengeluhkan keadaan hidupnya yang sehari-hari di tempat


pembuangan sampah. Menurut dia, sampah-sampah berbau busuk itu justru
menghidupi keluarganya, bahkan memberikannya bonus untuk naik haji.

Jarak rumah calon haji pemulung sampah itu menuju ke tempatnya bekerja di
Depo sampah di Kecamatan Kaliwates cukup jauh yakni sekitar 20 kilometer.
Dia harus berangkat pagi-pagi sekali untuk membersihkan sampah rumah tangga
tersebut.

"Saya masih ingat pesan orang tua yang tidak boleh mengeluh dalam
menjalankan hidup karena Allah akan memberikan berkah dalam setiap pekerjaan
yang selalu disyukuri oleh umatnya," tuturnya sambil menerawang jauh,
mengingat pesan orang tuanya.

Dukungan istrinya Mariyati dan anak -anaknya untuk menunaikan ibadah haji
juga cukup kuat. Hal tersebut dibuktik an dengan semangat dari keluarga yang
dapat memotivasinya untuk selalu bekerja keras dan hidup sederhana.

"Istri saya selalu memberikan semangat ketika rezeki yang saya dapat sedikit dan
selalu berhemat untuk belanja kebutuhan sehari -hari demi menyisihkan uang
untuk tabungan haji, begitu juga anak -anak saya," ujarnya.
Kendati hanya mendapat honor sebesar Rp 450 ribu per bulan sebagai tenaga
honorer petugas kebersihan, Radiudin juga rajin bersedekah kepada orang -orang
yang kekurangan yang hidupnya lebih mend erita.

"Kekuatan sedekah juga memberikan saya berkah untuk bisa menunaikan ibadah
haji karena saya yakin sedekah merupakan cara terbaik untuk memperlancar
rezeki yang didapat, berapa pun itu," ucapnya.

Istri Radiudin, Maryati juga tidak menyangka suaminya bisa berangkat haji tahun
ini karena keinginan suaminya untuk menjalankan rukun Islam kelima tersebut
sudah disampaikan kepada keluarga bertahun -tahun silam.

"Dengan penghasilan berapa pun, saya berusaha untuk menyisihkan uang sedikit
demi sedikit untuk membayar tabungan haji dan alhamdulillah cita -cita suami
saya terwujud untuk berangkat ke Tanah Suci," katanya.

Ia mengatakan pihak keluarga memberikan dukungan penuh kepada suaminya


yang berkeinginan menjalankan ibadah haji karena awalnya hal tersebut men jadi
sesuatu yang tidak mungkin bagi seorang tukang sampah dengan penghasilan
pas-pasan.

Radiudin menjadi salah satu dari 1.999 calon haji asal Kabupaten Jember yang
menunaikan ibadah haji tahun 2016. Dia masuk dalam kelompok terbang (kloter)
19 yang tergabung dalam KBIH Al Mutazam Cangkring Jenggawah.

Keberhasilan Radiudin menunaikan ibadah haji menjadi inspirasi tersendiri bagi


rekan seprofesinya yakni pemulung dan tukang sampah yang setiap hari bergelut
dengan sampah."Tentu ini menjadi motivasi bagi kam i untuk tetap semangat
bekerja, agar bisa mengikuti jejak Pak Nur (panggilan Radiudin) berangkat
menunaikan ibadah haji yang awalnya menjadi sesuatu yang tidak mungkin,"
kata teman Radiudin, Soleh.
Dari kisah diatas dapat ditarik inti yaitu, : Kerja keras termasuk salah satu hal yang

diajarkan oleh ajaran Islam. Bahkan, umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras.

Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini terdapat dalam al Quran, surat al Qashash ayat 77,

Artinya : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah

kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat

kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”. (Baca

juga: Hak dan Kewajiban dalam Islam)

Dari ayat al Quran di atas, kita mengetahui bahwa kerja keras ternyata juga diwajibkan dalam

Islam, bahkan dalam kegiatan duniawi. Di ayat tersebut kita diajarkan untuk tidak boleh

hanya memikirkan kehidupan akhirat saja, melainkan kita juga harus memperjuangkan

kehidupan kita di dunia. Kedua hal ini, dunia dan akhirat, harus seimbang diperjuangkan,

tidak berat sebelah. Sangat baik untuk kita memaksimalkan ibadah kita untuk akhirat dan

sangat baik pula kita untuk bekerja keras pula untuk kesejahteraan hidup kita di dunia. (Baca

juga: Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam)

Pernah diceritakan dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa suatu hari

ketika Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di sebuah majelis dengan para

sahabat, terlihat pemuda berbadan kekar dan kuat sedan sibuk bekerja. Pemuda itu berlalu
Lalang di sekitar rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, salah satu

sahabat berkomentar, ‘Wah, sayang sekali pemuda itu, sepagi ini sudah sibuk

bekerja’. Sahabat tersebut pun melanjutkan perkataannya, ‘Seandainya saja, kekuatan

tubuhnya, umur mudanya dan kesempatan waktunya digunakan untuk jihad fi sabilillah,

sungguh alangkah baiknya’.

Mendengat ucapan salah satu sahabat tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

mengingatkan agar tidak berkata demikian. Teguran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala di surat al Qashash sebelumnya. Bahwa

manusia selama hidupnya pun memang dianjurkan untuk kerja keras dalam bekerja dan

mencapai keinginannya.

Zaenal Abidin
32
XII MIPA 3

Anda mungkin juga menyukai