Anda di halaman 1dari 7

Menyusun Time Schedule dan Kurva S

Perencanaan (Shceduling) merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek konstruksi.
Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan berdampak pada pendapatan dalam proyek itu
sendiri. Hal ini dikuatkan dengan berbagai kejadian dalam proyek konstruksiyang menyatakan bahwa
perencanaan yang baik dapat menghemat ± 40% dari biaya proyek, sedangkan perencanaan yang kurang baik
dapat menimbulkan kebocoran anggaran sampai ± 400%.
Sering terjadi ketidaktepatan persepsi oleh pihak industri konstruksi antara “perencanaan” dan “penjadwalan”.
Kedua kata tersebut sering disatukan dan digunakan untuk menyebut jabatan seseorang dalam unit usaha
“perencanaan dan penjadwalan”. Arti sesungguhnya dari keduanya sangat berlainan meskipun tetap saling
berkaitan. “Penjadwalan” digunakan untuk menggambarkan “proses” dalam proyek konstruksi dan merupakan
bagian dari “perencanaan”.
Keterkaitan antara perencanaan dan penjadwalan dapat diilustrasikan sebagai berikut. Perencanaan pondasi
dari sebuah bangunan mencakup beberapa fungsi yang terkait, yaitu fungsi estimasi, penjadwalan,
pengendalian. Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan dari berbagai alternative yang mungkin,
misalnya metoda konstruksi yang tepat dan urutan kerjanya. Proses ini nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk melakukan kegiatan estimasi dan penjadwalan dan selanjutnya sebagai tolok ukur untuk pengendalian
proyek. Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta
menentukan waktu proyek dapat diselesaikan. Penjadwalan merefleksikan perencanaan dan oleh karenanya
perencanaan harus dilakukan lebih dahulu.

Hal­hal yang mendasar dari kegiatan perencanaan adalah pencarian informasi dan data, pengembangan dari
berbagai alternatif yang mungkin, melakukan analisis dan evaluasi dari berbagai alternatif, pemilihan altenatif,
pelaksanaan, dan memberi masukan.

Rekapitulasi Biaya
Rekapitulasi biaya merupakan bagian dari perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang berfungsi
untuk merekap hasil perhitungan analisa harga satuan sehingga mudah dibaca dan dipahami, sebelum
membuat rekapitulasi harga bangunan terlebih dahulu dihitung harga tiap­tiap item pekerjaan. Contoh
analisa harga satuan yang merupakan detail dari rekapitulasi harga bangunan, antara lain: 
Pekerjaan persiapan meliputi: 
1. Pekerjaan mobilitas alat dan bahan
2. Pekerjaan pembersihan lahan
3. Pekerjaan pemasangan bowplank

Pekerjaan pondasi meliputi:
1. Pekerjaan pintu
2. Pekerjaan jendela
3. Pekerjaan boven
Dari masing­masing item pekerjaan tersebut dihitung analisa harga satuannya masing­masing kemudian dibuat
rekapitulasi harga pekerjaan.
Contoh rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya sebuah pembangunan rumah 1 lantai berisi daftar jenis
pekerjaan dan harga, yaitu:
Pekerjaan struktur dan arsitektur meliputi:
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan pondasi
3. Pekerjaan dinding
4. Pekerjaan beton bertulang
5. Pekerjaan atap, dan lain­lain

Pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan plumbing meliputi:
1. Pekerjaan instalasi listrik dan titik lampu
2. Pekerjaan pipa plumbing
3. Pekerjaan AC
4. Pekerjaan mekanikal

Dari semua item pekerjaan tersebut kemudian dijumlahkan harga pekerjaan secara keseluruhan.
Dari total harga keseluruhan kemudian dikalikan dengan pajak pertambahan nilai Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) sebesar 10% dan nilai Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 2,5%. Harga total kemudian ditambah dengan
nilai PPN dan PPh. Dari harga yang sudah ditambah PPN dan PPh kemudian dibulatkan kebilangan bulat.
Contoh Rekapitulasi Biaya
Time Schedule dan Kurva S
Time Schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing­masing item pekerjaan proyek yang
secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Time Schedule
pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk: 
1. Kurva S
2. Bar Chart
3. Network Planning
4. Schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan, atau waktu tertentu.
5. Pembuatan Time Schedule dengan bantuan software seperti Ms. Project.

Tujuan atau manfaat pembuatan Time Schedule pada sebuah proyek konstruksi antara lain:
1. Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
2. Pedoman waktu untuk mendatangkan material yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Pedoman waktu untuk pengadaan alat­alat kerja.
4. Time Schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu pelaksanan proyek.
5. Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Time Schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja proyek konstruksi.
7. Sebagai pedoman pencapaian progres pekerjaan setiap waktu tertentu.
8. Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek atau bonus atas
percepatan proyek.
9. Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi.

Untuk dapat menyususn Time Schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik dibutuhkan:
1. Gambar kerja proyek
2. Rencana Anggaran Biaya pelaksanaan proyek
3. Bill of Quantity (BQ) atau daftar volume pekerjaan 
4. Data lokasi proyek berada
5. Data sumber daya meliputi material, peralatan, sub kontraktor, yang tersedia di sekitar lokasi pekerjaan
proyek berlangsung
6. Data sumber material, peralatan, sub kontraktor yang harus didatangkan ke lokasi proyek.
7. data kebuthan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
8. Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek
9. Data jenis transportasi yang tepat digunakan di sekitar lokasi proyek
10. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing­masing item pekerjaan
11. Data kapasitas produksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, dan material
12. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan tenggang waktu pembayaran progres,
dan lain­lain

Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB), maka dilanjutkan ke pembuatan kurva S. Tapi sebelum
itu, mari kita kenal dulu apa itu kurva S atau S­Curve. Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan
kerja (bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horisontal. Kemajuan kegiatan
biasanya diukur terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan kurva “S” rencana
dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai,
lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan. Bobot kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana
penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan proyek tersebut.

 
Misalnya sebuah proyek memiliki bobot pekerjaan seperti pada table di bawah ini.

Contoh Bobot Pekerjaan di Sebuah Proyek

 Maka perhitungan bobot kegiatan (2), beton/dinding adalah:
Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart dan bobot kegiatan yang
didistribusikan ke setiap periode kegiatan. Misalnya, kegiatan beton/dinding akan dilaksanakan selama enam
minggu, maka bobot kegiatan beton/dinding per periode adalah:

  

Hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode sebelumnya sehingga
akhir proyek akan mencapai bobot 100%. Selanjutnya, dibuatkan kurva dengan memplot nilai bobot per
periodenya, seperti pada gambar di bawah ini.

Contoh Time Schedule di Sebuah Proyek
  
Banyak orang bingung tentang bagaimana mengalokasikan waktu untuk tiap­tiap jenis kegiatan pekerjaan
(dalam gambar tertera bahwa pekerjaan beton/dinding dialokasikan menjadi 6 minggu).
Untuk mengalokasikan waktu dari sebuah pekerjaan kita dapat menggunakan cara volume pekerjaan dinding
keseluruhan harus dibagi dengan kecepatan konstruksi material batu bata merah, yaitu 6 – 8 m2/hari.
Jika dalam pembuatan Time Schedule waktu dibagi menjadi per minggu, maka hasil pembagian volume
pekerjaan dengan kecepatan konstruksi harus dibagi dengan tujuh hari dalam satu minggu. Misalnya pada
contoh proyek pada lantai satu memiliki volume pekerjaan dinding sebesar 51 m3. Maka langkah untuk

3 2 3
menghitung alokasi pekerjaan, pertama adalah konversi satuan volume dari m3 menjadi m2, karena 1 m3 sama
dengan 6,7 m2 (tebal bata pada umumnya), maka:

  

Kemudian satuan luas yang didapat dari konversi volume pekerjaan dibagi dengan kecepatan konstruksi
dinding menggunakan pasangan batu bata merah:

Jika dalam Time Schedule waktu pelaksanaan didistribusikan menjadi satuan minggu, maka jumlah hari yang
diperoleh harus dibagi dengan tujuh hari:

  

Jadi jika bobot pekerjaan dinding batu bata merah misalnya 5,787%, maka persentase tersebut harus dibagi
dengan jumlah minggu yang ditemukan. Kemudian hasilnya dimasukkan pada chart pada Time Schedule
dalam satuan persen yang telah ditemukan, yaitu 0,965%.

  
  
    
    

Beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan durasi waktu pekerjaan,
antara lain:
Pengalaman pekerjaan
Pengalaman merupakan guru paling berharga, dari pengalaman dalam mengerjakan setiap item pekerjaan
konstruksi tentunya dapat memperkirakan durasi waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan.
Standar analisa harga pekerjaan/Standar Nasional Indonesia (SNI)
Berdasarkan analisa harga satuan juga dapat diperoleh suatu durasi pekerjaan, contohnya dalam 1m2
pekerjaan membutuhkan 1 tukang yang dikerjakan dalam waktu beberapa hari, jika volume pekerjaan sebesar
x maka dapat dikalikan kebutuhan durasi waktu pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai