Anda di halaman 1dari 8

Strategi Pembangunan Industri Indonesia

(Analisis Kebijaksanaan dan Perspektif Industri Masa Depan)

Oleh: Suharno Rusdi

SUHARNO RUSDI, lahir dt Pekalongan 20 Juni


1960, alumnus Fakultas Teknik Uil tahun 1984.
Dan S'Sdiselesalkan dl University OfNewSouth
Wales Australia pada tahun 1984. Saat Inl
sebagaldosen tetappadaalmamaternya. Selain
Itu sebagalKonsultan pada Industrial
Restuncturing Proyek Wold Bank Departemen
PerlndustrianR.t. dan R&DPT. Polysindo Eka
Perkasa.

Pendahuluan bumi ini sebagai planet yang satu, di mana


hubungan antar maniisia dan antar negara
Berbicara mengenai Strategi, sadar atau sebagai hubungan saling ketergantungan,
tidak, sesungguhnya kita membicarakan karena gaya hidup yang demikian, seolah-olah
tentang masa depan, terlebih lagi, kalau kita tak ada satu za^pun kehidupan di muka
kaitkan dengan Pembangunan Industri bumi ini betul-betul seralus persen mandiri.
Indonesia dalam menyongsong era tinggal Globalisasi, bukan saja akan melanda
landas nanti, berarti kita membicarakan suatu kehidupan di sektor ekonomi, melainkan juga
masalah besar! akan masuk kedalam kehidupan di sektor
Telah dimengerti oleh kita semua, bahwa teknologi, malahan ada yang mengklaim
pada era tinggal landas nanti, dunia akan justru karena teknologi itulah gaya hidup
dihadapkan dengan zaman modernisasi dan global tak bisa terhindarkan. Dengan kaidah
globalisasi. Pada masa itu, akan tumbuh Supply and Demand, adanya globalisasi
suatu kehidupan baru dan jaringan teknologi ekonomi dan teknologi akan memunculkan
sejagat berukuran besar yang melintas era bam yang disebut era industrialisasi dunia
batas-batas negara. Modernisasi dan ke n.
globalisasi demikian akan menempatkan Jika dibandingkan dengan era

27
UNISIA, NO. 15 TAHUN XIIITRIWULANIV -1992

industrialisasi dunia ke I yang telah terjadi sektor industri ditumbuh kembangkan sejajar
beberapa puluh tahun yang lalu,'para peramal dengan sektor pertanian, dalam Repelita ke II
masa depan mengatakanbahwa^ ada peibedaan nanti sektor industri akan diar^kan untuk
yang sangat mencolok pada era industrialisasi menjadi tulang punggung pembangunan
dunia ke II, yakni bergesemya sentra-sentra ekonomi nasional. Ini berarti bahwa sektor
industri yang semula berada di negara barat industri mempakan kekuatan utama dalam
(Eropa dan Amerika) beralih ke daratan menopang pembangunan ekonomi nasional..
negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Pertanyaanya adalah, sektor industri yang
Pertanyaanya adalah kiat apakah yang berpenampilan seperti apakah yang akan
akan dan hams dilakukan bangsa Indonesia mampu menjadi tulang punggung dan
dalam menghadapai era yang digambarkan penompang pembangunan ekonomi nasional
diat^. Untuk menjawab pertanyaan diatas, nanti.
kita perlu melakukan analisis, prediksi, dan Namun demikian sebelum kita
estimasi, terhadap data-data yang ada membicarakan performa dan strategi industri
dilapangan, dan hasil perencanaan pakar-pakar nasional di masa datang yang lebih rinci, kita
Pembangunan, membaca kecenderungan, akan tinjau sekilas tentang kebijaksanaan
kemauan dan tuntutan masyarakat (dunia), pembangunan industri nasional yang sekarang
untuk itu tulisan ini akan menyajikan : sedang beijalan.
Tinjauan sekilas kebijaksanaan pemerintah Jika kita amati dengan seksama,
mengenai pembangunan industri nasional dan sesungguKnya kebijaksanaan pembangunan
perkembangannya hingga sekarang, serta industri yang dijalankan pemerintah Indonesia
perspektlf di masa yang akan datang. sekarang ini dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok (aliran) policy makers. Kelompok
Kebijaksanaan Pembangunan Industri pertama adalah yang dipelopori oleh Prof.
Nasional Sumitro Djoyohadikusumo dan rekan-
rekannya dun Fakultas Ekonomi UI atau yang
Sudah sering kita. dengar bahwa kita kenal sebagai Group Salemba.
kebijaksanaan pembangunan pemerintah Kelompok kedua adalah Group BPPT yang
Indonesia dalam Repelita I yang sedang dipelopori.Prof. Habibi. Dan kelompok yang
berjalan ini adalah, dimaksudkan untuk ketiga adalah Group Departemen
meletakkan dan memantapkan kerangka Perindustrian atau Group Ir. Hartaito.
landasan sebagai persiapan tinggal landas pada Menumt aliran Salemba group, pola
Repelita II yang akan datang. pembangungan industri di Indonesia
Untuk itu sesuai dengan Garis-garis Besar hendaknya dilaksanakan atas dasar kriteria
Hainan Negara (GBHN) pemerintah keunggulan komparative (Comparative
menetapkan bahwa strategi pembangunan Advantages Creteria), artinya hanya subsektor
nasional dalam Repelita .1 adalah untuk industri yang mampu meningkatkan national
mewujudkan struktur ekonomi yang foreign incomes sajalah yang hamsnya
seimbang antara sektor industri dan pertanian. dikembangkan di Indonesia.
Ini berarti bahwa pembangunan sektor Sedangkan group Perancang bangun dari
industri dilaksanakan paralel dengan BPPT lebih menekankan agar pembangunan
pembangunan pertanian. industri di Indonesia dikembangkan ke arah
Dalam pembangunan Jangka panjang sektor industii berteknologi tinggi (hi-tech).
tahap ke dua nanti, GBHN juga menegaskan Menurut mereka, hanya dengan menggunakan
bahwa, strategi pembangunan nasional hams teknologi canggih produk-produk Indonesia
mengalami pembahan, yakni yang semula alcan mampu bersaing di pasaran

28
Suhamo Rusdi, Strategi Pembangunan IndusUi Indonesia

Intemasional, baik di bidang mutu maupun dana yang ada, mutu sumber daya manusia,
kwantitas. Dalam konsep mereka dijabarkan dan fasilitas yang kita miliki. Sehingga
bahwa yang dimaksud teknologi canggih dalam prakteknya, dapat kita katakan bahwa'
adalah teknologi yang mempunyai kreteria The sense of industrial policy in Indonesia,
sbb : whatever sectors are able to be chosen
because there is no the best choice but there
(i) Siklus masa produknya pendek (short
product life cycle). is always the better choice', ini barangkali
(ii) memiliki daya saing yang kuat (tough ungkapan bernada kompromi dalam
Competilion) pengertian lain, Namun boleh jadi berarti
(iii) sifat teknologinya cepat benibah (fast semua aliran tersebut di atas adalah baik, serta
changing technology) bisa dan (harus) kita jalankan.
(iv) membutuhkan modal investasi yang Bukti praktek dari sikap kompromi
sangat besar (huge capital requirement), tersebut bisa kita lihat sekarang. Kelompok
dai
Habibie terus berjalan dengan Badan
(v) full computerisasi (full pengelola Industri Strategisnya yang '
computerization)
mengakuisasi' berbagai industri raksasa
nasional. Walaupun beberapa waktu yang lalu
Untuk mengimplementasikan konsep group Salemba melemparkan kritik bahwa
industri hi-tech tersebut, kelompok Habibie industri-industri di bawah BPIS secara
kemudian mengklaslfikasikan jenis industri ekonomi tidak profitable, dan bahkan banyak
menjadi dua jenis yakni Industri Straiegis dan menyedot tabungan devisa negara namun
Industri non Slrategis nyatanya kita saksikan bendera BPIS sekarang
Lain lagi dengan konsep para pakar yang tetap berkibar.
bemaung di bawah lambang Departemen Dengan pengelompokan industri strategis
Perindustrian, menurut Hartarto group, dan industri non strategis, juga timbul
Strategi pembangungan industri di Indonesia konotasi secara eksplist, bahwa hanya
seharusnya diarahkan pada sektor-sektor yang industri pengguna teknlogi tinggi, sementara
saling mengkait. Dengan kata lain, hanya industri-industri di luar BPIS dianggap
sektor industri yang mempunyai kaitan pengguna teknologi rendahan yang murah dan
dengan sektor industri yang lain-lah yang gampang dipelajari.
seharusnya dikembangkan di Indonesia, Sementara itu Menteri Perindustrian
konsep ini kita kenal sebagai Industri saling dengan segenap aparatnya melaju di jalur lain
keteikaitan dengan bendera industri keterkaitannya
Bagaimanakah dengan kenyataan yang Departemen Perindustrian dalam
kita lihat di lapangan saat ini ternyata, menggelindingkan kebijaksanaannya
pemerintah tidak bisa memilih satu dari membentuk sentra-sentraindustri di berbagai
ketiga pilihan tersebut di atas, melainkan daerah, mengklasifikasikan jenis industri
menggabungkan ketiga aliran tersebut, menjadi berbagai kelompok industri kimia
menjadi satu, kemudian melaksanakan sesuai dasar, industri logam dasar, dan aneka industri
dengan skala prioritas yang didasarkan pada yang terus ditumbuhkembangkan serta
kondisi, kemampuan dan kebutuhan yang ada. menumbuhsuburkan industri kecil, dan
Sebagai contoh, 'mungkiri ide Habibi adalah menciptakan lembaga-Iembaga litbang
sangat ideal,' tetapi kita harus jujur bahwa terapan di berbagai tempat.
saat sekarang ini kita belum siap Untuk menciptakan kondisi yang
melaksanakan konsep yang bagus tersebut, kondusif berkembangnya sektor industri,
mengingat sangat terbatasnya kemampuan Departemen Perindustrian bekerja sama

29
UNISIA. NO. 15 TAHUN XIIITRIWULANIV • 1992

dengan kebijaksanaan hukum juga telah kalau kita lihat industri-industri yang dikelola
menelorkan berbagai deregulasi dan BPIS, sampai saat ini kondisi perolehan
kebijkasanaan hukum seperti, Paket Oktober, devisanya masih belum seimbang dengan
Paket Januari dan yang t^rakhir adalah Paket investasi yang ditanamkan. Data perolehan
juli« langkah-langkah tersebut menurut group devisa hasil industri yang sering
Departemen Perindustrian merupakan suatu dipubliksasikan pemerintah adalah dari sektor
kesatuan dalam program pencapian industri industri non strategi yang pembinaannya di
keteikaitan. bawah naungan Departemen Perindustrian.
Kondisi seperti disebutkan di atas merupakan
Analisis dan Perspektif masalah yang hams kita pecahkan, temtama
dalam tahap Pembangunan Jangka Panjang
Implementasi kebijaksanaan- Tahap Ke dua nanti.
kebijaksanaan Industri seperti telah
disebutkan di atas hasilnya bisa kita lihat Pada tahap pembangunanjangka panjang
sekarang, kita akui bahwa sumbangan sektor yang ke dua nanti, Indonesia kan menghadapi
industri secara keseluruhan teihdap produksi tatanan dunia bam yang sama sekali lain
nasional memang cukup besar, kalaii pada dengan apa yang kita alami sekarang ini.
REPELITA I tercatat fianya 9% sekarang Dunia " tanpa batas " itu bukan saja akan
sumbangan itu telah mencapai sekitar 21%. bembah dengan cepat, tapi juga akan semakin
polar. Regionalisme ekonomi akan muncul
Pada awal REPELITA I nilai tambah per dimana-mana yang menumbuhkan persaingan
kapita yang dihasilkan oleh sektor industri yang kuat, bahkan kadang mendelmti kurang
masih sangat kecil, yakni hanya 6,7 dollar sehat, Standarisasi produk akan hilang, dan
Amerika- per jiwa per tahun, sementara yang tumbuh adalah spesifikasi-spesifikasi
sekarang, nilai tersebut telah naik dengan pasar bam. Pada keadaan seperti itu informasi
tajam menjadi 137,2 dollar Amerika per jiwa dan teknolbgi akan menjadi alat penentu.
per tahun yang berarti naik 20 kali lipat. Hanya negara yang menguasai informasi dan
Namun demikian, jika disimak kondisi tekonologi akan keluar dari kemelut suasana
neraca pembayaran intemasional kita dengan dunia yang serba tak menentu.
teliti, temyata sumbangan sektor industri
belum cukup berarti. Memang diketahui Dalam tatanan dunia yang seperti itu,
bahwa kondisi neraca pembayaran kita saat Indonesia akan muncul sebagai kekuatan
ini sudah "baik", tetapi hal itu bukan dunia apabila pembangunan sektor
disebabkan oleh perkembangan sektor industrinya didukung oleh sistim informasi
industri, melainkan karena adanya sokongan don teknologi yang handal.
pinjaman luar negeri. Jumlah devisa
Indonesia saat ini belum seimbang dengan Kalau kita mau instropeksi, saat ini kita
kebutuhari devisa yang diperlukan untuk belum memiliki suatu himpunan informasi
mendorong industri. Belum.lagi kalau kita yang cukup rinci dan akurat mengenai
hitung-hitung antara devisa dari sektor potensi, stmktur dan kegiatan industri di
industri dengan dana investasi pembelian Indonesia. Data yang sekarang ada kerap kali
mesin dan perlengkapan penunjang dari luar hanya bersumber pada pengumpulan data
negeri, hal ini masih ada gap yang mencolok. stastistik yang dihimpun dengan metode
Industri Indonesia yang tumbuh sekarang "sampling" dan data dari BKPN saat
ini adalah idustri yang didukung oleh sektor pengusaha mengajukan aplikasi. Beberapa
luarnegeri, bukan daridalam negeri. Apalagi aspek industri seperti, jenis-jenis produksi.

30
Suhamo Rusd'i, StrategiPembangunanIndustn Indonesia

kapasitaas terpakai, teknologi yang Indonesia juga dituntut untuk berbuat lebih
digunakan, persediaan barang, kebutuhan efesien dan produktif. Persaingan makin
bahan baku, dan jumlah tenaga kerja yang banyak baik dari kawasan ASBAN sendiri,
digunakan tidak tercakup di dalamnya. maupun dari Cina, Vietnam dan bahkan India
yang ekonominya makin terbuka di bawah
Sistim informasi industn terpadu (IIIS) pemerintahan Rao. Belum lagi jika diamati
yang dimaksud adalah suatu database yang munculnya blok-blok perdagangan baru
dilayani oleh komputer, dan dari database seperti Pasar tunggal Eropa dan Perjanjian
tersebut dapat dilakukan pertukaran informasi Uruguay yang kita harapkan bisa menerobos
antara dunia industri, instansi pemerintah, sekat-sekat proteksionisme ternyata sampai
pasar, dan juga para broker. saat ini belum tampak hasilnya, itulah
Beben^ negara maju seperti Inggris, Jerman, sebabnya efiseinsi dan produktivitas yang
Jepang dan korea selatan telah menerapkan lebih tinggi suka atau tidak suka, harus terus
sistim informasi 'indutri terpadu ditargetkan, apapun kesulitan yang
sejak beberapa tahun lalu. Bahkan sistim menghadang.
informasi. itu kini telah disebar luaskan Efesiensi dan produktivitas kita perlukan,
melalui satelit-satelit di beberap negara yang selain untuk meningkatkan daya saing
"online" dengan komputer di beberapa kantor produk-pproduk indonesia di pasar
agen pembelian. Maka tidak perlu heran Intemasional, efisiensi juga hams diarahkan
apabila kantor-kantor agen pembelian di untuk menciptakan daya saing produk-produk
Hongkong atau Singapura sekarang ini indonesia di dalam negeri. Jangan sampai
dibuka 24jam. Sebab dengan cara itu, mereka terjadl, kita sibuk menggarap ladang orang
bisa dengan cepat menangkap peluang- lain, tapi ladang sendiri mal^ terbengkalai,
peluang pasar Eropa, Amerika, dan Timur apa lagi sampai digarap orang lain. Pada era
Tengah, kemudian diteruskan ke kantor- dunia global kita perlu lebih menggalakkan
kantor sub agen pembelian di Jakarta, peningkatan daya saing produk indonesia di
Surabaya, dan Bandung. luar negeri. jangan sampai pasar domestik
yang ada malah lupakan, dan pula jangan
Saat sekarang banyak para penjual hasil
industri Indonesia yang lebih suka datang ke
sampai mengharapkan pemerintah untuk
Singapura atau hongkong dari pada datang ke
memberlakukan proteksi terhadap industri
dalam negeri, sebab sikap bermanja-manja
Jakarta atau ke Surabaya. Sebab di Singapura
atau Hongkong temyata informasi tentang
seperti itu sudah bukan zamannya lagi pada
dekade mendatang. Era globalisasi adalah era
industri Indonesia malah jauh lebih lengkap.
total foot ball. Era globalisasi adalah era
Dan harap jangan terkejut pula kalau kita
hilangnya pengkotakan-pengkotakan. Era
jalan-jalan di luar negeri mendapatkan kecap
globalisasi adalah era fair play. Oleh karena
ABC atau rokok gudang Garam yang diekspor
itu, dunia industri Indonesia akan maju
oleh eksportir negara tetangga. inilah bukti
apabila produk-produknya mampu bersaing
ketertinggalan kita di bidang informasi yang
dengan produk Intemasional secara terbuka,
menjadi ancaman terhadap pertumbuhan
dewasa dan sehaL
industri nasional. Cara-cara pemasaran hasil
Untuk mendukung pertumbuhan industri
industri kita seperti digambarkan di atas, jelas
dalam negeri, pemerintah hams sedikit demi
akan mengurangi profitabilitas industri itu
sedikit mau melonggarkan proteksi terhadap
sendiri.
industri nasional, dan sekaligus mau
Disamping dituntut penguasaan informasi memperlebar Keran impor. Perlindungan
dunia, dalam era globalisasi dunia industri industri di dalam negeri tidak bisa dilakukan

31
UNISIA, NO. 15 TAHUN XIIITRIWULANIV • 1992

terus menerus. Sekalipun diakui, bahwa sebab, secara empirik PMA di beberapa
perlindungan terhadapproduk-produk di dalam negara lain bukan saja tidak mematikan dunia
negeri diperlukan, akan tetapi bila hal itu usaha domistik, tetapi justm malah memacu
dilakukan tanpa batas waktu, dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi.
akan mengakibatkan menurunkan tingkat Sebagai bukti pemyataan di atas, bisa kita
eflsiensi dan produktivitas industri itu sendiri. lihat di Cina Taipei yang kini sudah mampu
Jadi jangan sampai terjadi 'pagar makan memproduksi semikonduktor yang tergolong
tanaman'. canggih di dunia. Dan keberhasilan itu
Untuk mengantisipasi kemungkinan dilakukan Cina Taipei melalui PMA. Para
terburuk kawasan proteksi pasar produk pekerja di sana menimba pengetahuan
Indonesia, dunia industri Indonesia juga hams teknologi dan manajemen dari PMA tersebut.
mampu mencari pangsa pasar baru di luar Contoh lain, di seklor industri tekstil di
kawasan proteksi tersebut sambll terus negara kita sendiri, sepuluh tahun lalu
meningkatkan daya saing produksinya di produsen polyester adalah hanya Tifico dan
dalam negeri. Indo Toray synthetic (ITS) keduanya PMA
Saat yang akan datang biikan lagi dari Jepang. Belajar dari kedua PMA Jep.ang
waktunya industri kita menjadi tukang jahit, tersebut, sekarang, banyak bermunculan
karena persaingan yang makin ketat, produsen-produsen polyester domistik yang
regionalisme ekonomi semakin meluas, dan mengikuti jejak kedua PMA Jepang tersebut.
isu global mengenai hak asasi manusia dan Memang kita punya pengalaman pahit
Ungkungan hidup juga makin peka. dengan PMA yang pemah memgikan dunia
Agar mampu bersaing, para pelaku industri domistik seperti yang terjadi pada
industri kita hams bersedia membuka toko di dekade 70-an, tapi kita hams instrospeksi,
negeri orang. Itu berarti segala aspek baik bahwa pada saat itu pemerintah kita
aspek ekonomi maupun aspek non ekonomi memberikan proteksi yang berlebihan
hams dipertimbangkan secara teliti, hati-hati terhadap PMA. Akibatnya PMA kurang
dan masak. Jadi maju mundurnya industri memberikan akses kepada pertumbuhan
masa depan bukan hanya masalah efisiensi, industri nasional. Saya yakin hal itu tidak
produktivitas, ketepatan waktu pengiriman akan terjadi persaingan dibiarkan melanda
barang (just in lime delivery), jaminan mutu dunia usaha itu sendiri.
(quality assurance), tanggap (quick respons), Dari pengalamanan saya bekerja disektor
tapi juga perlu ketepatan dalam menentukan industri, saya yakin kehadiran investor asing
antisipasi. tumt mendorong pengu'saha industri domistik
Untuk mendukung kebijaksanaan memodernisasikan diri. Tambahan lagi,
industrialisasi pada TPJP II nanti, Indonesia walaupun teknologi PMA kadang-kadang
juga perlu lebihberani melakuktm liberalisasi sering ditutup-tutupi, tapi toh tenaga kerja
dalam mengundang pemodal asing (PMA), Indonesia yang bekerja pada PMA tetap
jika hal ini tidak cepat dilakukan,bukan tidak mendapat ilmu tambahan di tempat mereka
mustahil investor asing akan berpaling ke bekerja terbukti sekarang ini banyak terjadi
negara-negara yang lebih menawarkan pengusaha domistik yang suka membajak
fasilitas yang menawan. tenaga kerja PMA.
Memang kita akui ada beberapa kalangan Era globalisasi adalah era yang sangat
masyaiakat yangketakutan adanyaPMA yang mementingkan tingkat kecanggihan
kuat yang dikhawatirkan akan mendominasi teknologi. Bagi Indonesia tidak ada pilihan
ekonomi nasional. Menurut hemat saya lain, kecuali belajar dari kehadiran teknologi
kekhawatiran itu perlu dibuang jauh-jauh. yang dibawa oleh inyestor asing. Dengan

32
St/hamo Rusdi, Stategi Pembangunan Industri Indonesia

memperoleh teknologi dan tenaga kerja yang terhadap pengembangan lembaga-lembaga


lerlatih, Industri Indonesia akan mempunyai pendidikan tinggi masih dirasa sangat kurang,
kedudukan yang kuat sementara itu di sisi lain dunia industri sering
Beberapa waktu yang lalu pemerintah berteriak bahwa tamatan pendidikan tinggi
telah mengeluarkan PP No. 17/1992 yang kita belum slap pakai. Un^ merigantisipasi
membolehkan PMA memiliki saham 100%. era tinggal iandas, sudah waktunya kita
Namun demikian agaknya kebijaksanaan ini mempersempit gap antara pendidikan tinggi
tidak akan mampu 100% menarik PMA dan dunia industri. Mungkin pihak
untuk membuka usahanya di Indonesia, sebab pemerintah juga perlu turun tangan dalam
dalam PP tersebut masih diikuti syarat hanya mengatasi masalah ini, yakni dengan cara
untuk daerah terpencil plus modal minimal mengadakan rangsangan kebijaksanaan 'tax
50 juta dollar Amerika (100 milyar rupiah). deductable' terhadap industri-industri yang
Persyaratan modd minimal 50 jutadollar AS nyata-nyata ikut terlibat dalam
untuk daerah terpencil adalah suatu hal yang mengembangkan lembaga pengembangan
sulit dipenuhi oleh PMA. Sebab selain sumber daya manusia. Di sisi lain, dunia
investasi di daerah terpencil memerlukan pendidikan tinggi pun harasnya tidak hanya
biayayangsangatbesar,juga infrastruktumya bersifat pasif menunggu bola. Kita lihat di
masih belum memadai. lapangan sekarang, hampir tidak ada industri
Dalam era globalisasi, dunia industri kelas menengah di Indonesia yang tidak
Indonesia juga sudah tidak bisa lagi' menggunakan tenaga ahli asing. Hal.ini
mengandalkan pada hasil-hasil industri yang membuktikan bahwa pada hal tertentu
daya saingnya didasarkan pada tenaga kerja pendidikan tinggi kita belum mampu
yang murah. Sebab negara-negara lain seperti mencetak tenaga ahli yang dibutuhkan
Vietnam, Cina, Ceko-Slowakia justru olehdunia industri kita sendiri. Kendala
memiliki tenaga kerja yang jauh lebih murah. seperti ini hams kita atasi "bersama' antara
Dengan benibahnya misi sektor industri dunia industri dan dunia pendidikan.
Indonesia yang semula sebagai pendamping Untuk mempertahankan daya saing hasil
sektor pertanian menjadi tulang punggung produksinya, dunia industri Indonesia juga
pembangunan ekonomi nasional, maka hams ikut mengembangkan dunia penelitian.
kebijaksanaan pembinaanpun perlu Dalam era globalisasi sudah bukan waktunya
disesuaikan.Jika pada beberapa dekade lalu lagi industri kita hanya sebagai 'penjiplak'
dunia industri dituntut untuk menyesuaikan atau membeli licency. Sebab hal ini,berarti
diri dengan standar internasional (SI), maka langkah kemunduran yang tidak efisien.
pada dekade mendatang standar itu akan Kalau kita amati sekarang,
ditinggalkan, dan diganti dengan standar ketergantungan industri Indonesia terhadap
regional yang memiliki spesifikasi- luar negeri yang paling mencolok adalah di
spesifikasi tertentu dan berbeda antara satu sektor permesinan (teknologi), sehingga
region dengan region yang lain. sektor inilah yang banyak menyedot devisa.
Dan yang tak kalah penting, dalam Apalagi kondisi usia permesinan kita
menghadapi era kebangkitan dunia kedua, sekarang ini rata-rata di atas lima tahun. Oleh
dunia industri Indonesia hams ikut terlibat karena itu kebijaksanaan restrukturisasi, dan
secara langsung dalam usaha meningkatkan penumbuhan industri-industri mekanik perlu
kemampuan sumber daya manusia, baik di diperkuat. Hal ini perlu untuk mendukung
bidang enginering, manajemen, kebutuhan suku cadang yang memang sejak
teknoekonomik, maupun ^ pemasaran. sekarang sudah sangat kita rasakan. Era
Sekarang ini kontribusi dunia industri kita globalisasi adalah era dimana dunia industri

33
UNISIA, NO. 15TAHUNXIIITNIWULANIV-1992 '

akan diwamai oleh sistem otomatisasi. Untuk pendidikan serta penelitian yang jelas. Di sisi
mempersiapkan tantangan ini Indonesia sudah lain, masyarakat industri Indonesiajuga perlu
saatnya sekarang untuk mempercepat dirangsang untuk terus meningkatkan
penumbuhan industri-industri elektrcnika dan efisiensi dan produktivitas, mutu serta
rekayasa. kepekaan terhadappermintaan pasar. Dengan
kalimat singkat bisa dtkatakan bahwa industri
Kesimpulan dan Saran-saran masa depan adalah 'industri pasar'. Hanya
industri yang mampu menyesuaikan dengan
Apabila memang pembangunan industn permintaan pasarlah yang akan survive.
PJPKII ditargetkan sebagai tulang punggung
pembangunan ekonomi, maka analisis DAFTAR PUSTAKA
keberhasilannya hendaknya diukur atas dasar
kemajuan ekonomi. Kebijaksanaan- Hartarto, Perkembangan Industri Nasional,
kebijaksanaan pembangunan industri yang Journal Industri Edisi khusus PPI, Juli-
nyata-nyata tidak- memberikan dampak Agustus, 1990, Hal. 10.
terhadap peningkatan nilai ekonomi, maka Suinitro Djojohadikusumo, Industri dan
perlu kiranya untuk ditinjau kembali. Pembangunan, LP3ES, Jakarta, 1988.
Agar industrialisasi di Indonesia bisa Habibie, B.J. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
tercapai, perlu kiranya kebijaksanaan Pembangunan Bangsa, BPPT, Jakarta,
deregulasi, debirokratisasi dan liberalisasi 1987.
yang berkaitan dengan penumbuhan sektor Davidson, J.J. International Business and
industri perlu kiranya untuk terus dilanjutkan. Global Technology, Lexington, Toronto,
Untuk mendukung cita-cita industrialisasi, 1983.
Indonesia juga memerlukan sistem informasi Soeharto, Pidato Kenegaraan Presiden Republik
industri yang handal dan arah dunia Indoensia, Kompas, 1992.

34

Anda mungkin juga menyukai