Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN DIABETES

MELLITUS TIPE I
No. Dokumen : 202/SOP/UKP/2016
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Februari 2016
Halaman :

UPTD PUSKESMAS dr. Oneng Soekiraten


MUARA BUNGO 1 NIP. 198009202008032004

1. Pengertian DM tipe-1 adalah kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan


metabolism glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini
diakibatkan oleh kerusakan sel-β pankreas baik oleh proses autoimun
maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 1 sehingga
dapat mencegah terjadinya komplikasi pada diabetes mellitus tipe 1 yang
datang ke Unit Pelayanan Umum Puskesmas Muara Bungo.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 445/045/PKM-MB1/2016 tentang Penyusunan
Rencana Layanan Medis dan Rencana Layanan Terpadu
4. Referensi 1. Brink S, Laffel L, Likitmaskul S, Liu L, Maguire AM, Olsen B, dkk.
ISPAD clinical practice consensus guidelines 2006-2007: sick day
management in children and adolescents with diabetes. Pediatric
Diabetes 2007: 8:401-7.
2. American Diabetes Association. Physical activity/exercise and
diabetes: position statement. Diab Care 2004;27:S58-62.
3. Riddel MC. Type 1 diabetes and vigorous exercise: applications of
exercise physiology to patient management. Canadian J Diab
2006;30:63-71.
5. Prosedur 1. Dokter melakukan pemeriksaan awal berdasarkan gejala klinis.
2. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, dan mencatat dalam
buku status pasien.
3. Dokter melakukan anamnesa pada pasien terkait dengan keluhan yang
dirasakan. Sebagian besar penderita DM tipe-1 mempunyai riwayat
perjalanan klinis yang akut. Biasanya gejala-gejala poliuria,
polidipsia, polifagia dan berat badan yang cepat menurun terjadi
antara 1 sampai 2 minggu sebelum diagnosis ditegakkan.
4. Dokter melakukan pemeriksaan fisik seperti keadaan umum pasien.
Pertumbuhan yang suboptimal dan keterlambatan pubertas (Sindrom
Mauriac) sering ditemukan pada anak dengan control metabolik yang
sangat buruk dan persisten. Ketidakcukupan dosis insulin dan
penyakit gastrointestinal lain harus dipertimbangkan pada kondisi ini.
5. Melakukan pemeriksaan laboratorium Ditemukannya gejala klinis
poliuria, polidpsia, polifagia, berat badan yang menurun, dan kadar
glukasa darah sewaktu >200 mg/dL (11.1 mmol/L). Pada penderita
yang asimtomatis ditemukan kadar glukosa darah sewaktu >200
mg/dL atau kadar glukosa darah puasa lebih tinggi dari normal dengan
tes toleransi glukosa yang terganggu pada lebih dari satu kali
pemeriksaan.
6. Memberikan edukasi, menimbulkan pengertian dan pemahaman
mengenai penyakit dan komplikasinya. Memotivasi penderita dan
keluarganya agar patuh berobat. Mencapai kontrol metabolik yang
baik sehingga terhindar dari komplikasi.
7. Melakukan terapi sesuai acuan penatalaksanaan terapi, seperti:

8. Pasien di rujuk sejak di curigai menderita diabetes mellitus tipe 1.


6. Unit Terkait Poli Umum, Poli Anak dan Balita, Apotik, Laboratorium
7. Dokumen terkait Buku laporan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai