Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar merupakan suatu proses yang tidak bisa terpisahkan dalam

kehidupan manusia. Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi

antara seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat berlangsung sepanjang

hidup manusia dan terlihat melalui perubahan pada dirinya dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad, 2015). Belajar akan

menjadikan seseorang menjadi tahu dari sesuatu yang tidak diketahuinya.

Menurut Arsyad (2015), proses pembelajaran yang diselenggarakan di

sekolah, tidak lain bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa

secara terencana, baik itu dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun

sikap. Interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran tersebut dapat

dipengaruhi oleh siswa, guru, materi pelajaran serta berbagai sumber dan

fasilitas belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat

dimanfaatkan atau digunakan seseorang untuk memfasilitasi segala kegiatan

belajar, baik itu secara terpisah atau terkombinasi agar dapat mempermudah

seseorang dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan (Adam, 2011).

Adapun contoh dari sumber belajar ialah bahan atau materi pembelajaran

seperti buku, modul, dan majalah.

Pada hakikatnya, sumber belajar memiliki persamaan dan perbedaan

dengan media pembelajaran. Arsyad (2015) menyatakan bahwa persamaan

antara sumber belajar dengan media pembelajaran adalah ketika media

1
2

tersebut berfungsi sebagai sumber untuk mendapatkan informasi, misalnya

media video yang berisi materi atau bahan pengajaran. Tetapi, jika media

visual, misalnya media gambar yang dicetak pada kertas A4 hanya berfungsi

sebagai peralatan fisik dan perantara saja, maka kedudukannya hanya sebagai

media dan tidak termasuk ke dalam sumber belajar.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi, misalnya

internet, menyediakan sebagian besar informasi yang diperlukan tanpa

pengeluaran biaya yang cukup besar dan memakan waktu yang lama.

Informasi yang disajikan bisa dalam bentuk teks, gambar atau berupa video.

Guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk dijadikan

sebagai media pembelajaran di sekolah. Sadiman (dalam Sundayana, 2015)

menyatakan bahwa media berfungsi memperjelas pesan agar tidak terlalu

verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, tenaga, waktu dan daya indera,

menimbulkan gairah belajar, menciptakan pembelajaran yang menarik dan

memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori atau kinestetiknya. Terdapat berbagai media pembelajaran

yang bisa digunakan oleh guru di antaranya media visual, audio, dan audio

visual sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan guru. Dalam pemilihan dan

penggunaan media, penyesuaian antara media yang digunakan dengan materi

pembelajaran sangat penting karena akan berpengaruh pada keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan

siswa dalam proses pembelajaran, perlu dilakukan analisis mengenai uji

validitas media pembelajaran.


3

Pada beberapa penelitian, telah dilakukan uji validitas pada

penggunaan media film dokumenter, misalnya pada penelitian Afifah (2015)

dan Sepsamli (2017) pada submateri Manfaat Keanekaragaman Hayati

dengan hasil bahwa media dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan

sebagai media pembelajaran. Namun, penggunaan media film dokumenter

pada materi keanekaragaman hayati masih jarang dilakukan, salah satunya di

SMA Muhammadiyah 1 Pontianak (LAMPIRAN A-3). Berdasarkan hasil

wawancara pada tanggal 20 Maret 2017, dalam proses belajar mengajar

terkait submateri Tingkat Keanekaragaman Hayati, guru masih menggunakan

metode ceramah meskipun telah dibantu dengan pengamatan langsung di

lingkungan sekitar sekolah. Menurut guru, siswa cukup antusias dalam

mengikuti pelajaran dengan proses pengamatan langsung, namun contoh

keanekaragaman hayati yang tersedia masih terbatas karena hanya

memanfaatkan media yang ada di sekitar lingkungan sekolah, terutama

contoh keanekaragaman tumbuhan bunga. Di sisi lain, masih banyak contoh

yang bisa memberikan informasi mengenai tingkat keanekaragaman hayati,

misalnya berbagai jenis ikan hias yang dijual di pasaran.

Potensi penjualan ikan hias di Kota Pontianak tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10-11 Maret 2017, ditemukan 13

toko ikan hias yang sembilan di antaranya berlokasi di Kecamatan Pontianak

Kota dari enam kecamatan yang ada di Kota Pontianak (LAMPIRAN A-4).

Hasil inventarisasi ikan hias dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat

media pembelajaran, misalnya berupa film dokumenter. Film dokumenter


4

merupakan sebuah film yang menyajikan realita melalui berbagai cara dan

dibuat untuk berbagai tujuan, namun tidak terlepas dari tujuan penyebaran

informasi, pendidikan, dan propaganda (Effendi, 2009). Media film memiliki

beberapa kelebihan di antaranya adalah film dapat memikat perhatian anak,

lebih nyata, bisa diulang-ulang, dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.

Media film juga bisa memudahkan guru untuk menjelaskan materi. Guru juga

tidak perlu turun ke lapangan sehingga proses pembelajaran bisa lebih efektif

dan tujuan pembelajaran akan lebih mudah untuk dicapai (Sadiman, 2014).

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa film dokumenter telah

memberikan hasil yang positif, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Misalnya, Maiyena (2016) menemukan bahwa penggunaan film dokumenter

pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa di mana pada

kelas eksperimen didapatkan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 37.

Sedangkan untuk kelas kontrol didapatkan nilai tertinggi 73 dan nilai

terendah 30. Selain itu, Dara (2016) juga menemukan bahwa film dokumenter

dapat meningkatkan hasil belajar siswa di mana pada kelas eksperimen

diperoleh skor hasil post-test sebesar 15,22 sedangkan pada kelas kontrol

sebesar 13,76.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tentang

kelayakan film dokumenter berdasarkan hasil inventarisasi jenis-jenis ikan

hias yang dijual di Kecamatan Pontianak Kota. Melalui penelitian ini,

diharapkan siswa dapat mengetahui jenis-jenis ikan hias yang ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap


5

ikan-ikan lokal serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya konservasi

dari ikan-ikan hias yang berpotensi untuk mengalami kepunahan akibat

eksploitasi alam.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini,

adalah:

1. Apa saja jenis-jenis ikan hias yang dijual di Kecamatan Pontianak Kota ?

2. Bagaimana kelayakan film dokumenter dalam submateri Tingkat

Keanekaragaman Hayati kelas X SMA berdasarkan hasil inventarisasi

jenis-jenis ikan hias yang dijual di Kecamatan Pontianak Kota ?

C. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu diberikan

definisi operasional terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Kelayakan

Menurut Poerwadarminta (2007), kata dasar dari kelayakan adalah

layak yang artinya patut atau pantas. Adapun kelayakan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kepantasan film dokumenter untuk dijadikan

sebagai media pembelajaran di sekolah setelah melalui proses validasi.

2. Film Dokumenter

Menurut Effendy (2009), film dokumenter adalah sebuah film yang

menayangkan/ menceritakan sebuah realita dengan tujuan untuk

menyampaikan informasi, pendidikan atau propaganda. Artinya, film


6

dokumenter adalah sebuah film yang menayangkan hal senyata mungkin

tanpa direkayasa atau dibuat-buat.

Film dokumenter dalam penelitian ini menjelaskan pengertian

keanekaragaman hayati, keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem serta

contoh-contoh dari tiap-tiap keanekaragaman tersebut. Pada bagian awal

film, dijelaskan materi tingkat keanekaragaman hayati secara umum.

Kemudian, dijelaskan keanekaragaman ikan hias hasil inventarisasi dari

dua toko ikan hias di Kecamatan Pontianak Kota. Dalam film ini, peneliti

bertindak sebagai narator. Film ini didesain dengan tampilan dan

backsound yang sesuai, tetapi tidak mengubah fakta/ keaslian video yang

ada. Adapun durasi dalam film ini 10:53 menit.

3. Inventarisasi Ikan Hias

Menurut Poerwadarminta (2007), inventarisasi adalah pembuatan

atau penyusunan daftar barang yang ada di kantor, rumah, kapal dan

sebagainya. Selain itu, inventarisasi juga berarti pengumpulan data

mengenai suatu kegiatan, hasil-hasil yang telah dicapai atau hal-hal yang

telah dimiliki. Sementara, ikan hias adalah jenis ikan yang mempunyai

daya tarik tersendiri, baik warna, bentuk, tingkah laku yang unik dan

mempunyai nilai artistik yang tinggi bagi kehidupan manusia (Tim Agro

Mandiri, 2016). Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka yang

dimaksud dengan inventarisasi ikan hias dalam penelitian ini adalah

penyusunan atau pengumpulan data tentang jenis-jenis ikan hias air yang
7

mempunyai daya tarik tersendiri, baik warna, bentuk, tingkah laku yang

unik dan mempunyai nilai artistik yang tinggi bagi kehidupan manusia.

4. Submateri Tingkat Keanekaragaman Hayati

Submateri Tingkat Keanekaragaman Hayati merupakan submateri

yang akan dipelajari di kelas X SMA semester 1 dalam Kurikulum 2013

dengan Kompetensi Dasar 3.2 yaitu menganalisis data hasil observasi

tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan

ekosistem) di Indonesia serta ancaman dan pelestariannya.

5. Kecamatan Pontianak Kota

Kota Pontianak terdiri dari enam kecamatan yaitu Pontianak Kota,

Pontianak Barat, Pontianak Selatan, Pontianak Timur, Pontianak Utara dan

Pontianak Tenggara. Di antara kelima kecamatan lainnya, penelusuran

toko ikan hias terbanyak ditemukan di Kecamatan Pontianak Kota.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jenis-jenis ikan hias yang dijual di Kecamatan

Pontianak Kota;

2. Untuk menguji kelayakan film dokumenter submateri Tingkat

Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA berdasarkan hasil inventarisasi

jenis-jenis ikan hias yang dijual di Kecamatan Pontianak Kota.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :
8

1. Bagi siswa

a. Menambah pengetahuan mengenai keanekaragaman ikan hias;

b. Merangsang motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi guru

a. Sebagai alat bantu untuk mengajar submateri tingkat keanekaragaman

hayati;

b. Menambah wawasan guru mengenai keanekaragaman ikan hias.

3. Bagi Sekolah

Sebagai media tambahan di sekolah untuk submateri tingkat

keanekaragaman hayati

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman mengenai berbagai keanekaragaman

ikan hias dan membuat film dokumenter

Anda mungkin juga menyukai