PENDAHULUAN
Perencanaan transmisi yang terdiri atas kriteria listrik dan kriteria mekanis,
mempunyai tujuan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan pengadaaan saluran
transmisi secara optimal, baik untuk memenuhi kebutuhan listrik di kota besar
maupun di pedesaan. Kebutuhan akan tenaga listrik yang terus menerus
meningkat, membuat perusahaan listrik yang ada lebih memaksimalkan potensi
yang ada, antara lain dengan mengurangi rugi-rugi yang timbul pada saat
penyaluran tenaga listrik mulai dari pembangkit sampai kepada konsumen.
BAB I : Pendahuluan
Bab ini merupakan bab akhir dari penulisan yang merupakan inti
sari penulisan skripsi ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 UMUM
Tenaga listrik sangat berguna karena tenaga listrik itu dapat dengan
mudah disalurkan dan dapat membuat hidup manusia menjadi sejahtera. Tenaga
listrik dibangkitkan di PLT (Pusat Listrik Tenaga), seperti : PLTA (Pembangkit
Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTP (Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel), PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir),
dan lain sebagainya.
Tingkat tegangan yang lebih tinggi, selain untuk memperbesar daya hantar
dari saluran yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga memperkecil
rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran. Penurunan tegangan dari tingkat
tegangan transmisi pertama-tama dilakukan pada gardu induk (GI), dimana
tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah, misalnya : dari 500 kV ke
150 KV atau 150 KV ke 70 KV. Kemudian penurunan kedua dilakukan pada
gardu induk distribusi dari 150 KV ke 20 KV atau dari 70 KV ke 20 KV.
Tegangan 20 KV ini disebut dengan tegangan distribusi primer.
Ada dua kategori saluran transmisi : saluran udara (overhead lines) dan
saluran kabel tanah (underground cable). Yang pertama menyalurkan tenaga listrik
melalui kawat-kawat yang digantung pada menara atau tiang transmisi dengan
perantaraan isolator-isolator, sedang kategori kedua menyalurkan tenaga listrik
melalui kabel-kabel yang ditanam dibawah permukaan tanah. Kedua cara
penyaluran di atas mempunyai untung ruginya sendiri-sendiri. Dibandingkan
dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk,
taufan , hujan angin, bahaya petir dan sebagainya. Lagi pula, saluran bawah tanah
lebih estetis karena tidak menggangu pandangan. Karena alasan terakhir ini,
saluran-saluran bawah tanah lebih disukai, terutama untuk daerah yang padat
penduduknya dan kota-kota besar. Namun biaya pembangunanya jauh lebih mahal
dibandingkan dengan saluran udara,dan perbaikanya lebih sukar bila terjadi
gangguan hubung singkat dan kesukaran-kesukaran lainya.
e= ...........................................2.1
dimana :
e = Tegangan imbas (volt)
τ = Banyaknya fluks gandeng rangkaian (weber- turns)
dt = Perubahan waktu (s)
e =L ...........................................2.2
dimana :
2.4.2 Kapasitansi
Kapasitansi saluran transmisi adalah akibat beda potensial antara
penghantar (konduktor), kapasitansi menyebabkan penghantar tersebut
bermuatan seperti yang terjadi pada plat kapasitor bila terjadi beda
potensial diantaranya. Kapasitansi antara penghantar adalah muatan per
unit beda potensial. Kapasitansi antara penghantar sejajar adalah suatu
konstanta yang tergantung pada ukuran dan jarak pemisah dan penghantar.
Untuk saluran daya yang panjangnya kurang dari 80 km (50 mil),
pengaruh kapasitansinya kecil dan biasanya dapat diabaikan. Untuk
saluran-saluran yang lebih panjang dengan tegangan yang lebih tinggi,
kapasistansinya menjadi bertambah kering. Kapasitansi antara dua
penghantar pada saluran dua kawat didefenisikan sebagai muatan pada
penghantar itu per unit beda potensial diantara keduanya. Dalam bentuk
persamaan, kapasitansi per satuan panjang saluran adalah :
C= ...............................................2
dimana :
2.4.3Resistansi
Resistansi penghantar saluran transmisi adalah penyebab terpenting
dari rugi daya (power loss) pada saluran transmisi. Jika tidak ada
keterangan lain maka resistansi yang dimaksud adalah resisitansi efektif.
Resistansi efektif dari suatu penghantar dinyatakan dengan persamaan
berikut :
R= ...............................2.4
dimana :
R0= ρ ...........................................2.5
dimana :
R0 = resistensi dc (Ω)
l = panjang ( m)
2.4.4Konduktansi
dimana :
Arus pada jala- jala suatu transmisi arus bolak- balik tiga fasa adalah
sebagai brikut:
I = P/ .Vr.Cos φ ......................................2.7
dimana :
(Volt)
Terlihat bahwa rugi- rugi daya transmisi dapat dikurangi dengan cara
meningggikan tegangan transmisi, memperkecil tahanan konduktor, dan
memperbesar faktor daya beban. Tetapi cara yang cenderung dilakukan adalah
meninggikan tegangan transmisi dengan pertimbangan sebagai berikut :
Tabel 2.1
1890 Deptford 10 kV
Suatu tower harus kuat terhadap kuat terhadap beban yang bekerja
padanya antara lain, yaitu :
Gambar 2.4 Menara 2 sirkit tipe suspensi (kiri) dan tension (kanan).
2.8 Isolator
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin
atau gelas. Menurut penggunaan dan kontruksinya dikenal tiga jenis isolator
yaitu : Isolator jenis pasak, isolator jenis pos saluran dan isolator gantung. Isolator
keramik ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini :
Isolator jenis pasak dan isolator pos saluran digunakan pada saluran
transmisi dengan tegangan relatif rendah, sedangkan isolator gantung dapat di
gandeng menjadi rentengan isolator yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan. Isolator gantung ditunjukkan pada gambar 2.7 berikut ini :
Gambar 2.7 Isolator jenis Gantung
Isolator jenis pasak dan isolator pos saluran ditunjukkan pada gambar 2.8
dan gambar 2.9 berikut ini :
Gambar 2.8 Isolator jenis Pasak Gambar 2.9 Isolator jenis Pos Saluran
Kawat tanah atau ground wires juga disebut dengan kawat pelindung
(shield wires) gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fasa
terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah ini dipasang diatas kawat fasa. Sebagian
kawat tanah umumnya dipakai kawat baja (steel wires) yang lebih murah tetapi
tidaklah jarang digunakan ACSR.
2.11 Andongan
Pada suatu penghantar, yang digantungkan pada dua titik gantungan yang
sama tingginya, diberi sistem koordinat sedemikian rupa, hingga titik nol terletak
bersamaan dengan titik terendah dari pada penghantar tersebut. Kemudian kawat
ini dipotong di dua tempat, yaitu pada x dan pada (x+∆x), hingga bagian ∆ℓ
terpotong (seperti terlihat pada gambar 2.10).
3. B ∆ℓ, yaitu berat kawat ∆ℓ itu, bilamana B merupakan berat per satuan
panjang.
Agar kawat ∆ℓ itu tidak ‘melayang’, harus ada keseimbangan antara gaya-
gaya itu. Syaratnya adalah bahwa jumlah semua gaya sama dengan nol. Sehingga
dapat ditulis :
ΣX = 0 : → Hx = Hx+∆x = H
ΣY = 0 : → Vx + B ∆ℓ = Vx+∆x
Karena :
Vx = H maka d ( H ) = Bdℓ
Karena :
dℓ = dx )2
Sehingga :
d(H ) = Bdx )2
Integrasi memberikan :
ln = ( + )2 ) = x+ K
K = lnl = 0
ln = ( + )2 ) = x
Pengkuadratan :
1+( )2 = є 2 -2є . +( )2
x x
y= + + K1
Sehingga :
y= [cos x -1]
xp ≠ xq dan yp ≠ yq
x1 = (xp +xq) : 2
Maka diperoleh :
yp = [ cos xp -1]
Gambar 2.11 Kawat Digantung Pada Dua Titik Dengan Tinggi Tidak Sama
yp = [ cos xq -1]
yt = [ cos xt -1]
Kemudian berlaku :
f = (yp + yq) : 2 – yt = ½ yt + ½ yq + yt
Karena :
Cos a + cos b = 2 cos cos
Diperoleh :
= [ yt + ] [ cos - 1]
b = yq – yy menjadi
Karena :
Maka :
Dengan demikian :
b= sin ( xq – x p) .a
Selanjunya :
yt = cos xt =
Dengan demikian :
f= ( cos .a – 1).
Rumus ini berlaku secara umum yaitu kedua titik gantungan boleh berbeda tinggi.
Bilamana penggantungan sama tinggi artinya
a = am atau am : a = 1
maka berlaku :
f= (cos a – 1)
Penyesuaian rumus lebih lanjut maka dapat disimpulkan bahwa andongan tidak
tergantung dari penampang. Sehingga rumus untuk andongan adalah :
f=
dimana :
f = andongan, m.
a = jarak tiang, m.
p = tarikan, kg/mm2
1 = a (1+ ) = a (1 + )
Karena :
= maka diperoleh :
ℓ = a (1 + )
f = fo = = a (1+ )
ℓ1 = ℓo (1 + α∆t) = a (1 + )
ft = f o
2. Suhu terendah, dalam derajat celcius, dihitung menurut rumus : 15- 0,55 h,
dimana adalah tinggi diatas permukaan laut dinyatakan dalam hektometer.