Anda di halaman 1dari 10

Hanggih Widodo GEDUNG TEATER

DI KOTA MALANG

GEDUNG TEATER DI KOTA MALANG

Hanggih Widodo1
1
Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
e-mail: 1muhammad140493@gmail.com

Pembimbin : Ir. Gatot Adi Susilo, MT. dan Debby B Susanti, ST, MT.
Penguji : Ir. Adhi Widyarthara, MT. dan Ir. Bambang Joko Wiji Utomo, MT.

ABSTRAK

Seni merupakan bagian integral dari sejarah peradaban manusia yang tidak terlepas
dari perkembangan peradaban manusia dan terkait erat dengan aspek-aspek utama
dalam sejarah, agama, ekonomi, maupun politik. Di dalamnya termasuk juga seni
pertunjukan, yang bisa berupa teater, seni tari, seni musik.
Dengan kemajuan tingkat ekonomi masyarakat secara tidak langsung diikuti
dengan semakin meningkatnya tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya. Keinginan
masyarakat untuk menikmati keindahan karya seni, semakin berkembangnya hasrat
untuk mengalami keindahan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi yang semakin
meningkat. Nilai social dan pola kehidupan masyarakat menuntut kemudahan dalam
pemenuhan kebutuhan seni.
Timbulnya hasrat dan keinginan manusia untuk menyaksikan pertunjukan yang
dipergelarkan oleh orang lain, serta keinginan para seniman untuk disaksikan dan
mempergelarkan hasil karya mereka, telah dirasakan sebagai kebutuhan naluri dan
spiritual bagi masyarakat yang beradab dan berbudaya.

Kata kunci: Seni, Manusia, Seniman.

Hal. | 1
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

PENDAHULUAN

Seni merupakan bagian integral dari sejarah peradaban manusia yang tidak terlepas
dari perkembangan peradaban manusia dan terkait erat dengan aspek-aspek utama
dalam sejarah, agama, ekonomi, maupun politik. Di dalamnya termasuk juga seni
pertunjukan, yang bisa berupa teater, seni tari, seni musik.
Dengan kemajuan tingkat ekonomi masyarakat secara tidak langsung diikuti dengan
semakin meningkatnya tuntutan dan kebutuhan masyarakatnya. Keinginan masyarakat
untuk menikmati keindahan karya seni, semakin berkembangnya hasrat untuk
mengalami keindahan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi yang semakin meningkat. Nilai
social dan pola kehidupan masyarakat menuntut kemudahan dalam pemenuhan
kebutuhan seni.
Timbulnya hasrat dan keinginan manusia untuk menyaksikan pertunjukan yang
dipergelarkan oleh orang lain, serta keinginan para seniman untuk disaksikan dan
mempergelarkan hasil karya mereka, telah dirasakan sebagai kebutuhan naluri dan
spiritual bagi masyarakat yang beradab dan berbudaya.
Indonesia mempunyai gedung-gedung pertunjukan yang berskala nasional seperti
gedung kesenian di Taman Ismail Marzuki, Teater Tanah Airku, dan Gedung Kesenian
Jakarta yang semuanya berada di Jakarta.
Kota Malang memiliki lingkungan wilayah budaya yang khas yang merupakan
potensi yang dapat dikembangkan sebagai kekuatan budaya itu sendiri dan sebagai
pengembangan potensi pariwisata budaya. Dengan melihat perjalanan sejarah kotanya,
Malang memiliki potensi-potensi seni dan budaya antara lain berupa bangunan
tradisional maupun kolonial, objek wisata, makanan khas, karya seni tradisional, serta
upacara-upacara tradisi yang masih dijalankan baik dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari maupun oleh masyarakat, event budaya, dan pertunjukan kesenian rakyat.
Adanya Gedung Pertunjukan Teater ini sebagai wadah untuk menampung segala
kegiatan yang berhubungan dengan seni pertunjukan (tari, lawak, drama, teater, baca
puisi, sulap, ketoprak, wayang, dan lain-lain) serta menyediakan fasilitas-fasilitas
penunjang kegiatan seni pertunjukan, yang memiliki tujuan sebagai sarana
pengembangan para seniman maupun perkumpulan seni terhadap seni pertunjukan
dapat tertampung dan keberadaan seni pertunjukan di Kota Malang semakin maju dan
berkembang.

Permasalahan
Permasalahan Arsitektur yang akan di selesaikan meliputi permasalahan-
pemasalahan yang berkaitan dengan judul atau objek, tema, tapak dan lingkungannya,
sehingga nantinya secara kualitas akan sangat berpengaruh terhadap hasil rumusan
konsep Perancangan Gedung Teater di Kota Malang:

Hal. | 2
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

1. Bagaimana desain Gedung Teater dengan tema Arsitektur Kontemporer dapat


mewadahi kegiatan yang ada?
2. Bagaimana pengaplikasian tema Arsitektur Kontemporer pada desain Gedung
Teater tersebut?

Tujuan
1. Membangun apresiasi dan inspirasi terhadap Teater Malang.
2. Memberi suatu wadah yang respresentif yang mencangkup nilai-nilai yang
komunikatif, edukatif dan rekreatif.

TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Fungsi
Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” yang artinya tempat atau gedung
pertunjukan yang terbentuk dari kata “theaomai” yang berarti melihat. Teater diartikan
sebagai gedung tempat menyaksikan pertunjukan (seeing place). Teater selalu
dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno draomai (bertindak)
dan drame yang berasal dari kata Perancis untuk menjelaskan lakon-lakon tentang
kehidupan kelas menengah. (Eko Santosa, dkk. 2008:1).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung
dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan lakon atau naskah cerita
yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang
dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Jika “drama” adalah lakon
dan “teater” adalah pertunjukan, maka “drama” merupakan bagian atau salah satu
unsur dari “teater”.
Adapun jenis-jenis teater modern:
1. Teater Dramatik
Teater dramatik merupakan pertunjukan teater yang berdasar pada
dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan
karakter secara psikologis sangat diperhatikan dan situasi cerita serta latar
belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater
dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Teater dramatik juga bisa
dikatakan sebagai teater yang sumber dasar ekspresinya adalah naskah
drama atau lakon. Oleh karena itu, kekuatan teater dramatic adalah dialog
tokoh-tokohnya. Aliran cerita tersaji melalui kata-kata.
2. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah
gerak, ekspresi wajah, dan tubuh pemain. Penggunaan dialog sangat dibatasi
atau bahkan dihilangkan. Teater gerak yang paling populer dan bertahan
sampai saat ini adalah pantomim.

Hal. | 3
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

3. Teater Musikal
Teater/drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan
seni menyanyi, menari, dan akting. Musik dan menyanyi lebih diutamakan
daripada dialog pemain. Disebut drama musikal karena memang latar
belakangnya adalah karya musik yang bercerita seperti The Cats karya
Andrew Lloyd Webber.
4. Teater Boneka
Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah religius.
Secara pertunjukkan dapat dikatakan sama dengan wayang dalam teater
tradisional, hanya saja isi dan bentuk yang disajikan, berbeda, dimana teater
boneka menggunakan boneka sebagai pemerannya, yang tentunya diiringi
oleh instrumen modern seperti piano dan alat musik sejenis.
5. Treatikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi adalah pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya
sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan dicoba untuk
diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka
teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya
akting para pemain biasanya teatrikal.

Kajian Tema
1. Definisi Arsitektur Kontemporer
Pemikiran tentang arsitektur kontemporer bermula dari seorang kritikus bernama
Christian Norberg-Schultz berpendapat bahwa kata “teori” adalah begitu using
dan seiring begitu jauh tergeser dari pertimbangan praktis sehingga hamper tak
seorangpun masih mempercayai teori-teori arsitektur yang dibuat oleh arsitek
sekali memiliki arti langsung terhadap praktek bangunan.
2. Prinsip-prinsip Arsitektur Kontemporer
a. Prinsip Rasional
- Koordinasi dari unit dalam massa bangunan
- Penentu dimensi elemen-elemen yang sesuai skala manusia
- System struktur
b. Prinsip Simbolik
- Kebenaran artistic
- Kekuatan persepsi
- Proses kontemporer suatu bangunan harus menampilkan propoisi irama,
dimensi, ornament, warna, iluminasi dan bahan
c. Prinsip Prikologi
Merupakan perwujudan dan kombinasi dari prinsip di atas, prinsip ini
cenderung terus berubah-ubah sesuai tahap bahkan berulang-ulang.

Hal. | 4
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

Kajian Tapak
Eksisting tapak Gedung Teater di Kota Malang berada pada area pusat kota.
Tepatnya di antara jalan Jakarta dan Bogor yang terlrtak di Keluarahan Sumbersari
dengan luas tapak 7.500 m2.

Peta Lokasi Site

a. Batas tapak
Sebelah Utara : SD Percobaan 1
Sebelah Timur : Jl. Bogor
Sebelah Selatan : Jl. Jakarta
Sebelah Barat : Jl. Magelang

b. Lokasi tapak
Kota : Kota Malang
Kelurahan : Kelurahan Sumbersari
Lokasi Site : Jl. Jakarta dan Bogor
Luas Site : 7.500 M2

c. Peraturan Tata Ruang (Perda No. 04 Th. 2011 tentang Rencanan Tata Ruang
Wilayah Kota Malang)
KDB : 40-60 %
KLB : 1,0 - 2,0 %
GSB : 5 - 12 meter
Peruntukan Lahan : Pemukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa

Hal. | 5
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

Kajian Peraturan
1. Perda No. 04 Th. 2011 tentang Rencanan Tata Ruang Wilayah Kota Malang
2. Rencana Struktur Tata Ruang Kota Malang Pasal 10
3. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Malang Pasal 14
4. Rencana Intensitas Bangunan Pasal 21

METODE PENELITIAN
Pelaku dan Aktivitas
Pelaku Kegiatan
Pengunjung Datang, parkir, penonton masuk, membeli
barang, melihat informasi & promosi,
membeli tiket, menanti pertunjukan,
menyasikan pertunjukan
Pelaku Datang, parkir, masuk, menyimpan barang,
berlatih, ganti pakaian, menunggu waktu
pentas, istirahat, makan & minum
Panitia Penyelengara Datang, parkir, masuk, menyimpan barang,
mengatur dekorasi, tata suara, tata cahaya
Pengelola Datang, parkir, masuk, mengatur kegiatan
gedung pertunjukan

Kapasitas
NO. RUANG KAPASITAS PENGGUNA
1. HALL 50 orang
2. LOBBY 200 orang
3. TIKET BOX 10 orang
4. TOILET Pa 27 orang
5. TOILET Pi 30 orang
6. AUDITORIUM 1000 orang
7. LOBBY PEMAIN 45 orang
8. R. LOKER 75 orang
9. R. TUNGGU 45 orang
10. R. LATIHAN 60 orang
11. R. BRIEFING -
12. R. RIAS 70 orang
13. R. KOSTUM 25 orang
14. R. GANTI 20 orang
20. R. CREW 30 orang
21. PANGGUNG 120 orang
22. R. KONTROL SUARA 2 ruang
23. R. LAMPU SOROT 2 ruang

Hal. | 6
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

24. GUDANG 3 unit


25. AREA LOADING DOCK 3 truk
26. R. MANEGER 1 unit
27. R. ADMINISTRASI 1 unit
28. R. CLEANING SERVICE 7 orang
29. R. AHU 1 ruang
30. R. P3K 1 ruang
31. R. MEE 1 ruang
32. R. PANEL LISTRIK 2 ruang

Diagram Aktivitas

Hal. | 7
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

Organisasi Ruang

HASIL DAN KESIMPULAN


A. Konsep Bentuk
Konsep bentuk bangunan ini lebih mengedepankan bentuk daripada ruang,
artinya ruang mengikuti bentuk itu sendiri. Bentuk yang akan diterapkan pada
Gedung Pertunjukan Seni Teater Modern ini menyesuaikan dengan permasalahan
yang diangkat, yaitu bentuk yang unik dan ikonik. Unik berarti bentuk yang baru
dan belum pernah ada atau tidak ada yang sama. Bentuk unik tersebut dapat
diperoleh dengan permainan susunan massa dari bentuk-bentuk geometri dasar
yang disusun secara tidak teratur dan kemudian mendapat transformasi berupa
pengurangan juga penambahan massa bangunan.

Hal. | 8
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

Penekanan permasalahan disini adalah gedung apresiasi seni harus menjadi


simbol atau ikon. Pada arsitektur kontemporer, bentuk adalah merupakan
akibat/efek samping dari konsep. Karakteristik arsitektur kontemporer hanya
mempertegas kesan modern melalui ekspos struktur baja dan utilitasnya ataupun
materialnya, ekspos interior melalui penggunaan kaca, dan menggunakan teknologi
tinggi dalam penyelesaian permasalahan desainnya.
Penataan akustik pada auditorium seperti sound system, lighting dan ruang
operator diletakkan diatas tribun penonton. Kursi penonton dilapisi dengan bahan
kain dan jok, sedangkan lantai panggung dilapisi kayu dan lantai koridir dilapisi
karpet. Disekeliling dinding ruangan dilengkapi akustik yang menggunakan lapisan
karpet, kayu yang berupa kisi-kisi dan glass wool yang berfungsi untuk meredam
suara.

B. Konsep Ruang
Sebagai gedung pementasan yang memerlukan ruangan dengan dimensi yang
cukup besar, karena itu struktur atap bangunan ini harus bisa mengikuti kebutuhan
tersebut. Untuk menentukan struktur atap yang akan digunakan pada Gedung
Pertunjukan Seni Teater Modern ini, struktur atap yang sesuai dengan karakteristik
Arsitektur Kontemporer adalah Struktur Rangka. Dimana nantinya bangunan
Gedung Pertunjukan Seni Teater Modern membutuhkan ruangan yang bebas kolom
(ruangan besar) sehingga system ini cocok untuk bangunan yang memerlukan
ruangan yang besar.

C. Konsep Utilitas
1. Konsep Jaringan Air Bersih
Dalam perancangan Gedung Pertunjukan Seni Teater Modern sistem distiribusi
yang dipilih adalah Down Feed System. Pemilihan tersebut didasari dengan
pertimbangan bahwa sistem pemornpaan air ke menara air kemudian
didistribusikan ke bangunan dengan memanfaatkan gaya gravitasi merupakan
sistem yang lebih efektif dan efisien. Down Feed System juga tidak tergantung
pada energi listrik.
2. Konsep Jaringan Air Kotor
Jaringan air kotor (sanitasi) menggunakan system sumur resapan tertutup,
dengan sumur resapan yang bebeda-beda sesuai dengan jenis limbah yang ada
pada gedung pertunjukan.
3. Konsep Sistem Mekanikal dan Elektrikal
Sumber utama untuk mensuplai listrik ke dalam bangunan adalah tenaga listrik
dari PLN.

Hal. | 9
Hanggih Widodo GEDUNG TEATER
DI KOTA MALANG

DAFTAR PUSTAKA

Littlefair, PJ: Solar Shading of Building (Gaston, Construction Research


Communications, 1999)
Neufert, Ernst, 2002. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Santosa, Eko, 2008. Seni Teater SMK Jilid 1. Jakarta: Depdiknas.
Santosa, Eko, 2008. Seni Teater SMK Jilid 2. Jakarta: Depdiknas.
Schirmbeck, Egon, 1994. Gagasan Bentuk dan Arsitektur (Prinsip-prinsip Perancangan
dalam Arsitektur Kontemporer. Bandung: Intermatra.
Tentang-Rencana-Tata-Ruang-wilayah-Kota-malang-Tahun-2010-2030.
Situs Usmar Ismail Hall

Hal. | 10

Anda mungkin juga menyukai