Fungsi stabilitas tanah untuk meningkatkan sifat mekanis tanah, masa tanah, faktor keamanan
dan menstabilkan lereng yang curam. Aplikasi stabilitas tanah yang dapat dilihat secara
langsung pada kegiatan sebagai berikut.
Persyaratan lain adalah tanah timbunan harus dipadatkan 95% dari berat isi
kering (γd) pada kadar air optimal Wopt (±2%). Tanah kohesif dipadatkan dengan
ketebalan penghamparan 15cm sampai 20cm sedangkan tanah granular
dipadatkan dengan penghamparan 20cm sampai 30cm. dari hasil pengujian yang
dilakukan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum
didapatkan nilai mekanis tanah untuk timbunan
Hal yang pelu diperhatian pada tanah timbuan yang ditahan adalah kuat geser dan
dan berat isi tanah yang didapat melaui pengujian geser langsung atau
menggunakan uji triaksial terkonsolidasi terdrainase. Tanah dengan plastisitas
rendah. Parameter kuat geser dapat digunakan untuk menentukan nilai tekanan
tanah aktif (Ka). Tanah timbunan berbutir dan berplastisitas rendah memiliki sudut
geser 28˚ sampai 30˚ untuk tanah dengan indeks plastisitas (PI > 40) maka perlu
diperiksa pada kondisi terdrainase maupun takterdrainase.
d. Sifat-sifat Elektrokimia
Faktor tahanan cabut F* dan faktor koreksi skala yang paling akurat melalui
pengujian tarik cabut terhadap contoh material timbunan yang akan digunakan. Jika
data hasil pengujian tidak tersedia, maka nilai untuk geogrid adalah 0,8 dan untuk
geotekstil 0,6 sedangkan nilai F*=2/3 tan .
BAB 3
3. Langkah Tiga : Menentukan sifat teknis tanah timbunan yang diperkuat dan
timbunan yang ditahan
A. Gradasi ukuran butir dan indek plastisitas
B. Karakteristik pemadatan berdasarkan 95% berat isi kering maksimum γd
C. Persyaratan tebal penghamparan
D. Parameter kuat geser Cu, Фu, c’, Ф’
E. PH tanah
4. Langkah Empat : Lakukan evaluasi parameter rencana perkuatan
A. Kuat Tarik izin rencana geosintetik (Ta)
Ta = =
Keterangan
Tal = kuat Tarik jangka panjang per satuan lebar geosintetik
Tul = kuat Tarik geosintetik (KN/m)
RF = Faktor reduksi = RFcR x RFID x RFD
RFcR = Faktor reduksi rangkak
FK = factor keamana =1
RFID = factor reduksi kerusakan yang nilainya dari 1,05 sampai 3,0
RFD = factor reduksi ketahan terhadap mikrooranisme, senyawa kimia,
oksidasi panas. Nilai RFD antara 1,1 sampai 2,0.
B. Tahanan Cabut
1) FKPO = 1,5 untuk tanah berbutir
2) FKPO = 2,0 untuk tanah kohesif
3) Panjang pembebanan minimum Le = 1.0m
5. Langkah Lima Cek stabilitas lereng tanpa perkuatan
A. Lakukan evaluasi stabilitas tanpa perkuatan Analisi digunakan untuk mengetahui
factor keamanan tanpa perkuatan (FKu) dan momen pendorong untuk bidang
keruntuhan yang terjadi.
B. Tentukan zona kritis yang perlu diperkuat
Lakukan analisi keruntuhan dengan factor keamanan kurang atau sama dengan
target factor keamanan lereng (FKu < FKR).
Gambar 3.4. Zona Kritis yang Memenuhi Target Faktor Keamanan Berdasarkan Bidang Rotasi
dan Gelincir
6. Langkah Enam : Rencanakan Perkuatan untuk Mendapatakan Lereng yang
Stabil
A. Menentukan gaya Tarik per satuan lebar perkuatan
Ts merupakan bidang keruntuhan yang paling kritis dan membutuhkan nilai
perkuatan terbesar yang dihitung dengan persamaan berikut.
Ts = (FK -FKU)
KeteranganR
Tiga zona
C. Menentukan spasi vertical perkuatan SV atau kuat Tarik rencana maksimum Tmax
yang dibutuhkan tiap lapisan.
1. Hitung kuat Tarik rencana
Tmax = = ≤ Tal Rc
Keterangan
2. Lereng dengan kemiringan kurang dari 45ᶱ (1H :1V) dan spasi perkuatan tidak
lebih dari 0,4m
FK =
Gambar 3.8. Syarat Spasi dan Panjang Pembenaman untuk Perkuatan Lereng yang
Memperlihatkan Perkuatan Primer dan Perkuatan Sekunder.
Nilai F* dan diberikan pada Tabel 3.2 dan dijelaskan lebih rinci pada
sub bab 2.5.2
FK dinamik 1,1
................................................... [3-18]
Langkah Sembilan : Evaluasi persyaratan pengendalian air bawah permukaan dan air
permukaan
1. Aliran air permukaan harus dikumpulkan di atas lereng yang diperkuat dan
dialirkan ke bawah dasar lereng.
3. Pilih sistem penutup muka jangka panjang untuk mencegah atau mengurangi erosi
akibat hujan dan aliran permukaan pada muka lereng.
4. Hitung tegangan geser traksi akibat aliran air pada muka lereng yang diperkuat
dengan persamaan:
= d . w . s ....................................................... [3-19]
dengan pengertian :
BAB 4
1. Prosedur pelaksanaan;
1) Bersihkan lokasi;
2) Buang material longsoran (untuk pengembalian kondisi lereng);
3) Siapkan elevasi tanah dasar untuk penimbunan satu lapis perkuatan;
4) Padatkan tanah dasar di bawah lereng.
1) Pasang perkuatan dengan arah utama yang tegak lurus dengan permukaan lereng;
D. Pengawasan pemadatan;
1) Lakukan pengawasan kadar air dan kepadatan material timbunan sesuai sub bab
2.2 dan sub bab 2.3;
2) Bahan timbunan yang terdiri dari agregat kasar sebaiknya menggunakan
spesifikasi kepadatan relatif atau spesifikasi pemadatan khusus.
Kebutuhan jenis muka tergantung pada jenis tanah, sudut lereng, dan spasi
perkuatan yang digunakan. Umumnya pelapis luar dibutuhkan untuk mencegah
penggerusan atau erosi. Muka ini tidak diperlukan untuk lereng dengan kemiringan
(1V : 1H), atau jika spasi perkuatan kurang dari 0,40 m). Lereng dengan kemiringan
curam atau kemiringan lebih dari (1 V : 1H), umumnya membutuhkan lapisan penutup
lereng.
2. Pengawasan Lapangan
Pengawas Lapangan juga harus mengkaji daftar yang diberikan pada lampiran. Hal
penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar geosintetik tidak terkena
sinar ultraviolet.
3. Pertimbangan biaya