Anda di halaman 1dari 13

Lampiran : 1 Lembar

Perihal : Usulan Judul Skripsi


Kepada Yth:
Ketua Jurusan Keperawatan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Di
Bengkulu
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini;
Nama : Meli Hariyanti
NPM : 1526010038
Prodi/Semester : Keperawatan
Bermaksud untuk mengajukan judul tugas akhir guna menyusun skripsi
pada jenjang program SI Keperawatan di Sekolah Tinggi Kesehatan Stikes Tri
Mandiri Sakti Bengkulu.
Adapun judul yang saya ajukan adalah:
1. Pengaruh tingkat stress terhadapat tekanan darah pasien hipertensi di Poli
Penyakit Dalam RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu
2. Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum
obat pada pasen hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.M. Yunus
Bengkulu
3. Hubungan diabetes melitus dan usia dengan kejadian katarak di Poli Mata
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Demikianlah surat permohonan ini saya buat atas perhatian dan kebijakan dari ibu
saya ucapkan terimakasih.
Mengetahui Bengkulu, 26 September 2018
Ketua Jurusan Keperawatan Hormat Saya

Ns. Pawiliyah, S. Kep, MAN Meli Hariyanti


PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH TINGKAT STRESS TERHADAPAT TEKANAN


DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT
DALAM RSUD DR.M. YUNUS BENGKULU

OLEH
MELI HARIYANTI
NPM. 1526010038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah kondisi yang kompleks dimana tekanan darah secara

menetap berada di atas normal. Kriteria hipertensi yang digunakan pada

penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII, yaitu hasil

pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik

≥90 mmHg (Riskesdas 2013). Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala

sehingga disebut sebagai silent killer, sementara tekanan darah yang terus

menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi.

Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan

tekanan darah secara berkala(kontrol tekanan darah) (Kemenkes RI, 2014).

Data World Health Organization (WHO) (2011) dari 50% penderita

hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya

12,5% yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 kasu

hipertensi terutama di negara berkembang akan mengalami peningkatan

sekitar 80% dari 639 juta kasus di tahun 2000, menjadi 1,15 milyar kasus.

Sedangkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2012

Hipertensi memberikan kontribusi untuk hampir 9,4 juta kematian akibat

penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko

penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar

24%
Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari

WHO, menyebutkan 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita

hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara,

terdapat 36% orang dewasa yang menderita hipertensi dan telah membunuh

1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan terus

meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6

miliar orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (Kemenkes RI,

2013)

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menjelaskan prevalensi

hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun

sebesar 25,8%, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau riwayat

minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar

kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan

kesehatan. Hipertensi juga merupakan penyebab kematian ke-3 di Indonesia

pada semua umur dengan proporsi kematian 6,8% (Riskesdas, 2013).

Tingkat kepatuhan penderita hipertensi di Indonesia untuk berobat dan

kontrol cukup rendah. Semakin lama seseorang menderita hipertensi maka

tingkat kepatuhanya makin rendah, hal ini disebabkan kebanyakan penderita

akan merasa bosan untuk berobat (Ketut Gama et al, 2014).

Kepatuhan pengobatan pasien hipertensi merupakan hal penting karena

hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus

selalu dikontrol atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat

berujung pada kematian (Palmer dan William, 2013). Problem ketidakpatuhan


umum dijumpai dalam pengobatan penyakit kronis yang memerlukan

pengobatan jangka panjang

Pengetahuan pasien tentang hipertensi merupakan faktor penting dalam

mencapai kepatuhan tekanan darah). Pengetahuan individu mengenai

hipertensi membantu dalam pengendalian hipertensi karena dengan

pengetahuan ini individu akan sering mengunjungi dokter dan patuh pada

pengobatan (Elhadi, 2007).

Selan itu pengaruh keluarga terhadap sehat dan sakit berkaitan dengan

peran dan fungsi keluarga. Keluarga memainkan peran yang sangat signifikan

terhadap kehidupan keluarga yang lain terutama status sehat sakit. Peran

keluarga terdiri dari peran formal dan peran informal. Dalam peran informal

keluarga terdapat peran merawat keluarga dan peran memotivasi/ pendorong

keluarga (Friedman, 2010)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh tingkat stress terhadapat tekanan darah pasien

hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada pengaruh tingkat stress terhadapat tekanan

darah pasien hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.M. Yunus

Bengkulu.
PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN


KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT
PADA PASEN HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT
DALAM RSUD DR.M. YUNUS BENGKULU

OLEH
MELI HARIYANTI
NPM. 1526010038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah kondisi yang kompleks dimana tekanan darah secara

menetap berada di atas normal. Kriteria hipertensi yang digunakan pada

penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII, yaitu hasil

pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik

≥90 mmHg (Riskesdas 2013). Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala

sehingga disebut sebagai silent killer, sementara tekanan darah yang terus

menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi.

Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan

tekanan darah secara berkala(kontrol tekanan darah) (Kemenkes RI, 2014).

Data World Health Organization (WHO) (2011) dari 50% penderita

hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya

12,5% yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 kasu

hipertensi terutama di negara berkembang akan mengalami peningkatan

sekitar 80% dari 639 juta kasus di tahun 2000, menjadi 1,15 milyar kasus.

Sedangkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2012

Hipertensi memberikan kontribusi untuk hampir 9,4 juta kematian akibat

penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko

penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar

24%
Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari

WHO, menyebutkan 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita

hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara,

terdapat 36% orang dewasa yang menderita hipertensi dan telah membunuh

1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan terus

meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6

miliar orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi (Kemenkes RI,

2013)

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menjelaskan prevalensi

hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun

sebesar 25,8%, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau riwayat

minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar

kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan

kesehatan. Hipertensi juga merupakan penyebab kematian ke-3 di Indonesia

pada semua umur dengan proporsi kematian 6,8% (Riskesdas, 2013).

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan

darah manusia. Smeltzer dan Bare (2012), mendefinisikan hipertensi sebagai

tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan

diastoliknya di atas 90 mmHg. Faktor yang menyebabkan kekambuhan

hipertensi salah satunya stress. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari

yang tidak bisa dihindari, stres atau ketegangan emosional dapat

mempengaruhi sistem kardiovaskuler, khususnya hipertensi, dan stres

dipercaya sebagai faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah.


Stres juga diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini

diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan terkanan darah secara

intermittent. Apabila stres berlangsung lama dapat mengakibatkan tingginya

tekanan darah yang menetap. Salah satu tugas saraf simpatis adalah

merangsang pengeluaran hormon adrenalin. Hormon ini dapat menyebabkan

jantung berdenyut lebih cepat dan menyebabkan penyempitan kapiler darah

tepi. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah

(Muhammadun, 2010)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan

kepatuhan minum obat pada pasen hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD

Dr.M. Yunus Bengkulu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan dukungan

keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasen hipertensi di Poli Penyakit

Dalam RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu.


PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN DIABETES MELITUS DAN USIA DENGAN


KEJADIAN KATARAK DI POLI MATA RSUD
DR. M. YUNUS BENGKULU

OLEH
MELI HARIYANTI
NPM. 1526010038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

indera lainnya. Para ahli mengatakan, jalur utama informasi 80% adalah

melalui mata. Mata sering disebut jendela karena bisa menyerap semua yang

memantulkan. Fatalnya, banyak faktor yang menyebabkan gangguan pada

mata hingga menimbulkan kebutaan. World Health Organization (WHO)

memperkirakan jumlah penderita kebutaan akibat katarak didunia saat ini

mencapai 135 juta penduduk dunia memiliki penglihatan lemah dan 45 juta

orang menderita katarak (Ady, 2011).

Di Indonesia saat ini terdapat sekitar 1,7 juta orang menderita katarak

dan setiap tahunnya terdapat sekitar 200.000 penderita katarak baru,

sedangkan jumlah dokter spesialis mata berjumlah 400 orang tiap tahun hanya

mengoperasi sekitar 50.000 penderita katarak oleh karena itu untuk dapat

menanggulangi jumlah penderita katarak yang sekitar 1.7 juta jiwa

diIndonesia setiap dokter mata harus mampu melakukan operasi mata

terhadap 3.420 pasien pertahun. Semua ini akan berhasil jika ditunjang dengan

tenaga kesehatan medis lain, terutama perawat sebagai orang yang berhadapan

langsung dengan pasien sebelum dilakukan operasi katarak (Kemenkes RI,

2014).

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat

terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa,


atau terjadi akibat kedua-duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya

cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur

hingga hilang sama sekali (Ilyas, 2009)

Penurunan progresif kejernihan lensa terjadi pada katarak, sehingga

lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan

berkurang. Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang secara normal

transparan terurai dan mengalami koagulasi. Pada keadaan kekeruhan lensa

yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan cairan) lensa, denaturasi protein

lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan

progresif sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi buram bahkan sampai

terjadi kebutaan (Mansjoer 2011).

Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya katarak,

salah satunya yaitu diabetes melitus. Diabetes dapat menyebabkan penderita

mengalami katarak atau pandangan menjadi buram akibat rusaknya lensa

mata. Rusaknya lensa mata ini disebabkan karena gula yang membentuk

suatu lapisan dan menutup lensa mata sehingga menghalangi cahaya yang

masuk ke bola mata. Pada penderita Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol

dengan baik katarak dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Proses

terjadinya katarak pada penderita diabetes mellitus adalah akibat

penumpukkan zat-zat sisa metabolisme gula oleh sel-sel pada lensa mata

(Ilyas, 2009)

Usia merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya katarak.

Proses degenerative mengakibatkan lensa menjadi keras dan keruh karena


terjadi penurunan kerja metabolisme dalam tubuh.artinya semakin

bertambahnya usia seseorang maka risiko terjadinya penyakit katarak akan

semakin besar pula.hal tersebut didukung dengan penelitian ini dimana

ditemukan adanya hubungan antara usia dengan kejadian katarak

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “Hubungan diabetes melitus dan usia dengan kejadian katarak di Poli

Mata RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan diabetes melitus dan usia dengan

kejadian katarak di Poli Mata RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Ok
    Proposal Ok
    Dokumen59 halaman
    Proposal Ok
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Ikhsan
    Jurnal Ikhsan
    Dokumen17 halaman
    Jurnal Ikhsan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Dokumen14 halaman
    Jurnal Eva
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Ok
    Kuesioner Ok
    Dokumen3 halaman
    Kuesioner Ok
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen4 halaman
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Samsul Kuesoner
    Samsul Kuesoner
    Dokumen6 halaman
    Samsul Kuesoner
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Marwan
    Kuesioner Marwan
    Dokumen7 halaman
    Kuesioner Marwan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen3 halaman
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Hasni
    Daftar Pustaka Hasni
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Hasni
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat