OLEH
MELI HARIYANTI
NPM. 1526010038
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII, yaitu hasil
pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik
sehingga disebut sebagai silent killer, sementara tekanan darah yang terus
Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan
hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya
12,5% yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 kasu
sekitar 80% dari 639 juta kasus di tahun 2000, menjadi 1,15 milyar kasus.
penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar
24%
Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari
terdapat 36% orang dewasa yang menderita hipertensi dan telah membunuh
1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6
2013)
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun
sebesar 25,8%, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau riwayat
minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar
selalu dikontrol atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat
pengetahuan ini individu akan sering mengunjungi dokter dan patuh pada
Selan itu pengaruh keluarga terhadap sehat dan sakit berkaitan dengan
peran dan fungsi keluarga. Keluarga memainkan peran yang sangat signifikan
terhadap kehidupan keluarga yang lain terutama status sehat sakit. Peran
keluarga terdiri dari peran formal dan peran informal. Dalam peran informal
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh tingkat stress terhadapat tekanan
Bengkulu.
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
MELI HARIYANTI
NPM. 1526010038
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII, yaitu hasil
pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik
sehingga disebut sebagai silent killer, sementara tekanan darah yang terus
Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan
hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya
12,5% yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025 kasu
sekitar 80% dari 639 juta kasus di tahun 2000, menjadi 1,15 milyar kasus.
penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar
24%
Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari
terdapat 36% orang dewasa yang menderita hipertensi dan telah membunuh
1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6
2013)
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun
sebesar 25,8%, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau riwayat
minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar
tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
hipertensi salah satunya stress. Stress adalah realitas kehidupan setiap hari
diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan terkanan darah secara
tekanan darah yang menetap. Salah satu tugas saraf simpatis adalah
(Muhammadun, 2010)
kepatuhan minum obat pada pasen hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD
B. Rumusan Masalah
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasen hipertensi di Poli Penyakit
OLEH
MELI HARIYANTI
NPM. 1526010038
A. Latar Belakang
indera lainnya. Para ahli mengatakan, jalur utama informasi 80% adalah
melalui mata. Mata sering disebut jendela karena bisa menyerap semua yang
mencapai 135 juta penduduk dunia memiliki penglihatan lemah dan 45 juta
Di Indonesia saat ini terdapat sekitar 1,7 juta orang menderita katarak
sedangkan jumlah dokter spesialis mata berjumlah 400 orang tiap tahun hanya
mengoperasi sekitar 50.000 penderita katarak oleh karena itu untuk dapat
terhadap 3.420 pasien pertahun. Semua ini akan berhasil jika ditunjang dengan
tenaga kesehatan medis lain, terutama perawat sebagai orang yang berhadapan
2014).
lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan
yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
mata. Rusaknya lensa mata ini disebabkan karena gula yang membentuk
suatu lapisan dan menutup lensa mata sehingga menghalangi cahaya yang
masuk ke bola mata. Pada penderita Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol
dengan baik katarak dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Proses
penumpukkan zat-zat sisa metabolisme gula oleh sel-sel pada lensa mata
(Ilyas, 2009)
tentang “Hubungan diabetes melitus dan usia dengan kejadian katarak di Poli
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah ada hubungan diabetes melitus dan usia dengan