Anda di halaman 1dari 5

No. ID dan Nama Peserta : dr.

Balina Putri Anesti


No. ID dan Nama Wahana : RSUD H. Abdul Madjid Batoe Muara Bulian
Topik: Demam Tifoid
Tanggal (kasus) :
Nama Pasien : Nn. N No. RM :
Tanggal presentasi : Pendamping : 1. dr. Alfian Nasion
2. dr. Dinaili Maili
Tempat presentasi: : RSUD H. Abdul Madjid Batoe Muara Bulian
Obyektif presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Perempuan, 18 tahun, datang dengan keluhan demam yang dialami sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan dirasakan hilang timbul, terutama menjelang sore hingga malam hari. Pasien juga
merasakan sakit kepala. Terdapat mual dan muntah sebanyak 2x, dialami 1 hari yang lalu, isi cairan dan
makanan. Pasien merasa tidak enak di tenggorokan, lidah kotor, serta nafsu makan menurun. Pasien
mengaku belum BAB sejak 3 hari yang lalu disertai nyeri perut yang hilang timbul.
Tujuan :
Menganalisa dan mengobati penyebab demam, menyikapi komplikasi yang kemungkinan terjadi.
Bahan □ Tinjauan □ Riset □ Kasus □ Audit
bahasan: pustaka
Cara □ Diskusi □ Presentasi □ Email □ Pos
membahas: dan diskusi

Data Pasien : Nama : Nn. N No.Registrasi :


Nama klinik RSUD Sayang Rakyat Makassar
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/gambaran klinis : Demam, dirasakan hilang timbul, terutama menjelang sore dan
malam hari. Terdapat sakit kepala, mual, serta muntah sebanyak 2x, isi cairan dan makanan yang
diikuti dengan nafsu makan yang menurun. Riwayat BAB tidak lancar disertai nyeri perut yang
dirasakan hilang timbul. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan febris dengan suhu 38,4 oC.
Sedangkan pada pemeriksaan fisis, ditemukan lidah kotor dan peristaltik usus dengan kesan

1
menurun.
2. Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah berobat ke dokter sebelumnya dan belum pernah
mendapatkan pengobatan apapun.
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
4. Riwayat keluarga: Pasien merupakan anak tertua. Tidak ada keluarga pasien yang memiliki
keluhan yang sama seperti pasien.
5. Riwayat pekerjaan & kebiasaan: Mahasiswa
6. Lain-lain: tingkat pendidikan cukup, golongan ekonomi menengah
Daftar Pustaka:
a. Ismail, Dasnan, dkk. Dalam: Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam
Indonesia. Jakarta : Interna Publishing, 2009.
b. Kumar, VInay, MD., dkk. Dalam : Buku Ajar Patologi Robbins Volume 2 Edisi 7. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
c. Silvia A.Price, RN, Ph.D, Lorraine M.Wilson, RN, Ph.D. Dalam : Patofisiologi, Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Demam Tifoid
2. Waspadai penyebab demam yang lain
3. Mekanisme demam pada penyakit tifoid
4. Edukasi untuk pencegahan penularan dan komplikasi yang bisa terjadi
5. Motivasi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan makanan

2
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:
Demam yang dirasakan hilang timbul terutama sore dan malam hari sejak 4 hari yang lalu.
Terdapat sakit kepala, mual, serta muntah sebanyak 2x, isi cairan dan makanan yang diikuti
dengan nafsu makan yang menurun. Riwayat BAB tidak lancar disertai nyeri perut yang
dirasakan hilang timbul.
2. Obyektif:
Keadaan umum lemah. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan febris dengan suhu 38,4 oC.
Sedangkan pada pemeriksaan fisis, ditemukan lidah kotor dan peristaltik usus dengan kesan
menurun.
3. Assesment:
Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typhoid fever. Demam tifoid
merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus)
dengan gejala utama demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pencernaan dan dengan
atau tanpa gangguan kesadaran. Pada pasien ini terdapat keluhan demam yang merupakan
keluhan utama, yang dialami sejak 4 hari yang lalu. Demam ini dirasakan hilang timbul, terutama
menjelang sore dan malam hari. Kemudian pada demam tifoid, demam ini dapat berlangsung
selama 3 minggu, bersifat remiten dan tidak terlalu tinggi, terutama pada infeksi minggu pertama.
Keluhan juga disertai dengan nyeri kepala. Gejala-gejala yang menunjukkan adanya gangguan
pencernaan merupakan petunjuk lain terjadinya demam tifoid. Gejala ini termasuk mual dan
muntah yang dialami pasien sebanyak 2x sejak 1 hari yang lalu isi cairan dan makanan. Juga
terdapat nyeri perut yang dirasakan hilang timbul. Kemudian terdapat gejala lain pada percernaan
berupa konstipasi, dimana tidak terjadinya defekasi sejak beberapa hari yang ditunjang dengan
peristaltik usus kesan menurun pada pemeriksaan fisis abdomen. Umumnya kesadaran pasien
menurun walaupun tidak dalam, yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi sopor, koma atau
gelisah. Namun, pada pasien tidak terdapat penurunan kesadaran, melainkan perubahan kesadaran
yang cenderung lemah. Diagnosis klinis penyakit ini sering tidak tepat, karena gejala klinis yang
khas pada demam tifoid tidak ditemukan atau gejala yang sama dapat juga ditemukan pada
penyakit lain. Diagnosis klinis demam tifoid sering terlewatkan karena pada penyakit dengan
demam beberapa hari tidak diperkirakan kemungkinan diagnosis demam tifoid. Sedangkan pada
kasus ini memiliki gejala-gejala yang cukup khas untuk diagnosis demam tifoid, ditunjang
dengan pemeriksaan laboratorium darah rutin dan tes Widal dimana keduanya menunjukkan hasil
yang positif. Namun, pemeriksaan penunjang tersebut belum cukup sensitif untuk diagnosis pasti

3
demam tifoid. Sedangkan diagnosis mikrobiologik melalui pemeriksaan kultur darah terbukti
merupakan metode yang paling spesifik. Tetapi metode membutuhkan biaya yang cukup besar
serta waktu yang cukup lama, sehingga tes Widal tetap merupakan pilihan utama yang ditunjang
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
4. Plan:
Diagnosis:
Untuk pemeriksaan penunjang, diperlukan beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan dalam
mendiagnosis demam tifoid sekaligus menyingkirkan diagnosis banding yaitu demam berdarah
dengue. Pemeriksaan tersebut antara lain, pemeriksaan darah rutin, tes widal, dan pemeriksaan
kultur darah.

Pengobatan:
Penatalaksanaan pada pasien ini terutama untuk mengatasi infeksi yang terjadi dengan
menggunakan antibiotik secara efektif dan efisien. Di samping itu juga diberikan terapi suportif
untuk mengurangi gejala-gejala yang diakibatkan oleh infeksi ini, berupa demam, sakit kepala,
nyeri perut, mual dan muntah, serta konstipasi.

Symptomatik
 IVFD RL 22 tpm
 Injeksi Ondansetron 1 amp/8jam/IV
 Injeksi Ranitidin 1 amp/12jam/IV
 Parasetamol 500 mg 3x1 tab

Causatik
Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV

Pendidikan:
Dilakukan kepada pasien dan keluarganya agar membantu proses penyembuhan dan tetap tenang.
Kita menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.

Konsultasi:
Dijelaskan adanya indikasi rawat inap dan konsultasi dengan spesialis Penyakit Dalam untuk
penanganan lebih lanjut.

4
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana dan
prasarana yang lebih memadai.

Peserta Pendamping, Pendamping,

dr. Balina Naesti 0(dr. Alfian Nasion) (dr. Dinaili Maili)

Anda mungkin juga menyukai