Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi tembaga yang

melimpah. Sebagian besar endapan tembaga ini terakumulasi pada daerah

busur magmatik. Pembentukan tembaga pada daerah busur magamatik sangat

menarik untuk diteliti karena sebagian besar wilayah kepulauan Indonesia

dilalui oleh busur magmatik yang di buktikan dengan adanya deretan jalur

gunung api. Endapan hasil alterasi hidrotermal berupa sistem porfiri

merupakan salah satu contoh dari beberapa sistem yang dapat menghasilkan

endapan mineral logam tembaga.

Endapan tembaga porfiri adalah endapan mineral hidrotermal dimana

di dalamnya terdapat hubungan yang sangat erat antara intrusi porfiritik

subvulkanik kompleks dengan alterasi dan mineralisasi magmatik-

hidrotermal. Alterasi hidrotermal menyebabkan adanya perubahan pada

mineralogi dan komposisi batuan karena berubahnya unsur- unsur kimia pada

batuan akibat berinteraksi dengan fluida hidrotermal. Adanya kumpulan

mineral ubahan dapat menjadi petunjuk dalam menentukan zona mineralisasi

pada endapan porfiri. Mineralisasi tembaga pada endapan porfiri tidak hanya

terjadi secara tersebar pada batuan, tetapi juga dapat terjadi pada urat kuarsa

1
2

maupun urat sulfida. Larutan hidrotermal pembawa mineralisasi tersebut

melewati rekahan pada batuan sehingga meninggalkan jaringan urat- urat

yang saling memotong (stockwork). Zonasi alterasi (kumpulan mineral

ubahan) dan kerapatan urat kuarsa merupakan hal yang penting untuk ditelaah

dalam mempelajari mineralisasi pada endapan porfiri tembaga. Maka dari itu,

pemahaman mengenai pengaruh kerapatan urat kuarsa terhadap mineralisasi

tembaga pada sistem porfiri amat penting untuk diketahui.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sekali

bahan galian mineral, diantaranya ialah bahan galian Tembaga. Bahan galian

Tembaga merupakan salah satu dari bahan galian golongan Bahan Galian

Logam.

Tembaga adalah unsur logam pertama yang diekstrak dari mineral, dan

seperti halnya timah putih telah digunakan oleh manusia sejak zaman

perunggu. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan teknologi,

penggunaan tembaga terus mengalami peningkatan. Eksplorasi intensif untuk

mendapatkan cebakan tembaga masih berlangsung di seluruh dunia terutama

untuk memenuhi kebutuhan industri, dan karena merupakan konduktor listrik

yang sangat baik sehingga tembaga digunakan untuk produk elektronik.

Sementara konsumsi tembaga untuk bahan bangunan menempati urutan

kedua, antara lain untuk bahan baku pembuatan pipa, ventilasi, dan logam

lembaran.
3

Salah satu bagian awal dari kegiatan penambangan yang sangat

penting ialah kegiatan Pemboran eksplorasi. Pada kegiatan eksplorasi tembaga

pemboran mempunyai peranan yang sangat penting, dimana kegiatan ini

bertujuan untuk mengambil dan mendapatkan sebagian dari batuan penyusun

kerak bumi yang disebut core, mengetahui penyebaran bahan galian,

mengetahui lithologi batuan dan sebagai grade control. Untuk mendapatkan

core yang sempurna, ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari

keahlian operator, pemilihan alat dan formasi batuan yang dihadapi.

Industri pertambangan mineral di Indonesia, khususnya di Kalimantan

Tengah berkembang dengan pesat seiring dengan banyaknya permintaan

pasar, baik untuk konsumsi domestik maupun untuk non domestik PT.

Kalimantan Surya Kencana adalah Perusahaan penanaman modal (PMA)

bergerak dibidang penyelidikan mineral (eksplorasi) merupakan salah satu

perusahaan pertambangan yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut.

Operasi penambangan di PT. Kalimantan Surya Kencana pada saat ini

berada di Kecamatan Damang Batu Kabupaten Gunung Mas Provinsi

Kalimantan Tengah. Kegiatan yang dilakukan baru sebatas kegiatan

Eksplorasi, meliputi mapping singkapan (outcrop), analisa Core ,penentuan

batas area Kontrak Karya (KK) dan kegiatan Pemboran detail. Dalam

perencanaan tambang kegiatan Pemboran eksplorasi mempunyai peranan

yang sangat penting dengan adanya Pemboran eksplorasi dapat memberikan

informasi yang lengkap dan akurat mengenai sumbardaya mineral/ bahan


4

galian maupun stratigrafi lapisan batuan, gejala-gejala geologi yang terjadi,

pola persebaran mineral, kualitas mineral sehingga dapat di kembang menjadi

perusahaan penambangan (eksploitasi) .

Pemboran pada umumnya dilakukan pada batuan untuk mendapatkan

informasi data dan pengambilan conto (sample). Pemboran merupakan

metode yang sangat praktis untuk membuktikan keberadaan cebakan mineral

serta pengambilan contoh Tembaga secara aktual untuk analisa kualitas dan

keperluan analisa geoteknik serta geohidrologi. Dari data hasil pemboran

kemudian diolah menjadi data log bor yang menggambarkan stratigrafi

perlapisan dari batuan, dengan adanya data tersebut maka dapat diketahui

jumlah sumberdaya cadangan Tembaga guna untuk menentukan umur sebuah

tambang.

Berdasarkan kegunaannya, Pemboran dibagi menjadi 2 kategori yaitu

Pemboran dangkal dan Pemboran dalam. Pemboran dangkal memiliki total

kedalaman < 300 meter, sedangkan Pemboran dalam > 300 meter dengan

maksimun 2000 meter. Secara kualitas, data kedalaman cebakan tembaga

hasil Pemboran dangkal dan dalam tidak dapat dijadikan referensi utama

karena banyaknya faktor keterbatasan akurasi disebabkan jenis alat yang

digunakan memungkinkan lubang bor miring serta rendahnya core recovery

sehingga data Pemboran harus dikompilasikan dengan data logging.

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, Pentingnya studi

lapangan tersebut, maka dilakukan Kerja Praktik di sebuah perusahaan.


5

Perusahaan yang ditunjuk untuk Kerja Praktik ini adalah perusahaan yang

bersedia membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman

ilmu praktek secara langsung di lapangan kepada mahasiswa yang

melaksanakan Kerja Praktek. Sesuai dengan alasan inilah yang menjadi dasar

praktikan memilih tempat Kerja Praktik (KP) Di PT. Kalimantan Surya

Kencana. Adapun topik yang saya lakukan adalah : Pengamatan Kegiatan

Pemboran Eksplorasi Logam Dasar Tembaga (Cu).

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Secara akademis, penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi

kurikulum pada Universitas Palangka Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Pertambangan sebagai syarat menyelesaikan Studi Strata Satu (S-1) Teknik

Pertambangan untuk menerapkan dan perbandingan ilmu teori di bangku

kuliah dan ilmu di lapangan (actual) melalui pengamatan suatu kegiatan dan

masalah-masalah yang menjadi faktor dari kegiatan eksplorasi pada

penambangan Logam Dasar Tembaga (Cu) dan Pemboran seperti Tahapan

Kegiatan pemboran eksplorasi mulai dari tahap Pendahuluan, Penentuan

lubang bor, Persiapan Pemboran, Pelaksanaan Pemboran , Pengolahan

datanya, Peralatan yang digunakan, serta Core Handling Procedure .


6

1.2.2 Tujuan

Tujuan Kerja Praktek ini sesuai dengan judul yang diambil yaitu

Kegiatan Pemboran Eksplorasi Logam Dasar Tembaga (Cu) Di PT.

Kalimantan Surya Kencana Kecamatan Damang Batu Kabupaten Gunung

Mas Provinsi Kalimantan Tengah antara lain :

A. Untuk mengetahui Tahapan dalam Kegiatan Pemboran Eksplorasi Logam

Dasar Tembaga (Cu) di PT. Kalimantan Surya Kencana dari Tahap

Pendahuluan, Penentuan Lokasi Lubang Bor, Persiapan Pemboran,

Pelaksanaan Pemboran, serta Selesai Pemboran (Rig Down).

B. Untuk mengetahui Peralatan apa saja yang digunakan dalam Kegiatan

Pemboran Eksplorasi Logam Dasar Tembaga (Cu) di PT. Kalimantan

Surya Kencana.

C. Untuk mengetahui Core Handling Procedure Hasil Kegiatan Pemboran

Eksplorasi Logam Dasar Tembaga (Cu) di PT. Kalimantan Surya

Kencana.

1.3 Manfaat

Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kerja

praktik ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan mengenal kegiatan Pemboran Eksplorasi Tahapan

Kegiatan pemboran eksplorasi mulai dari tahap penentuan lubang bor,

Persiapan Pemboran, Pelaksanaan Pemboran , Pengolahan datanya,


7

Peralatan yang digunakan, Metode pemboran yang digunakan, Kendala-

kendala yang terjadi pada saat kegiatan Pemboran eksplorasi berlangsung.

b. Dapat mengetahui arti penting kegiatan Pemboran Eksplorasi bagi

Kegiatan Penambangan.

c. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional,

yaitu tenaga kerja yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan kerja

khususnya dalam hal pemboran eksplorasi sebagai langkah awal dalam

kegiatan penambangan.

d. Dapat meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja yang

berkualitas serta memberi pangkuan dan penghargaan terhadap

pengalaman praktek kerja lapangan sebagai proses pendidikan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka disusun beberapa rumusan masalah

sebagai berikut :

Rumusan Masalah dari Kerja Praktik ini adalah :

1. Bagaimana Secara Umum Tahapan Kegiatan Pemboran Eksplorasi

Logam Dasar Tembaga (Cu) di PT. Kalimantan Surya Kencana ?

2. Peralatan apa saja yang digunakan dalam Kegiatan Pemboran Eksplorasi

Logam Dasar Tembaga (Cu) di PT. Kalimantan Surya Kencana ?


8

3. Bagaimana Core Handling Procedure Hasil Kegiatan Pemboran

Eksplorasi Logam Dasar Tembaga (Cu) di PT. Kalimantan Surya

Kencana ?

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam Kegiatan Kerja Praktik di PT Kalimantan

Surya Kencana ini adalah :

1. Pengamatan yang di lakukan sesuai dengan judul Kerja Praktik yaitu

Pengamatan Kegiatan Pemboran Eksplorasi Logam Dasar Tembaga (Cu)

di PT Kalimantan Surya Kencana.

2. Pengamatan di Lakukan di Drill Site dan Core Sheed pada site Beruang

Kanan Main Camp PT Kalimantan Surya Kencana.

3. Mesin Bor yang digunakan yaitu RB-34, Jackro dan DBM.

4. Tidak membahas dari segi manajemen dan K3.

5. Waktu pengambilan data di perusahaan selama 63 hari (2 bulan) terhitung

pada 23 Juni 2015 – 23 Agustus 2015.

6. Tidak membahas efisiensi kinerja alat pemboran.

Anda mungkin juga menyukai