Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN DBD DI RUMAH


SAKIT BHAYANGKARAPALEMBANG

Di Susun Oleh :

1. AL- Hapis
2. Indah
3. Isti Farisa M.
4. Rika
5. Septiara Rensi
6. Sisca

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-

Nya saya masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini, yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DBD”. Makalah ini ditulis guna

memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan dasar profesi. Tidak lupa saya ucapkan kepada

terima kasih kepada dosen pembimbing lapangan dan diklat/ pembimbing praktik lapangan

yang telah mendukung sehingga selesailah makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini penulis masih banyak kekurangannya

oleh karena itu mohon kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya

makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan teman-teman yang membutuhkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................ 1
1.2 TUJUAN ................................................................................. 1
1.3 RUMUSAN MASALAH ........................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................. .

2.1 Konsep Dasar DBD................................................................. 2

2.1.1DEFINISI DBD .............................................................. 2

2.1.2 ETIOLOGI ..................................................................... 5

2.1.3 PATOFISIOLOGI.......................................................... 7

2.1.4 KLASIFIKASI DBD ................................................... 10


2.1.5 MANIFESTASI KLINIS ............................................... 12
2.1.6 KOMPLIKASI ..............................................................
2.1.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ................................
2.1.8 PENATALAKSANAAN ..............................................
2.2 Asuhan Keperawatan DBD ..................................................... 13
2.2.1 Pengkajian ...................................................................... 13
2.2.2 Diagnosis Keperawatan ................................................. 18
2.2.3 Perencanaan ................................................................... 19
2.2.4 Implementasi .................................................................. 21
2.2.5 Evaluasi .......................................................................... 25
BAB III PENUTUP ......................................................................
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 26
3.2 Saran........................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 27
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR

1. Pengertian

Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue

(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Suriadi,

2006 : 57). Menurut (Nelson, 2000, Vol 2 : 1134) Demam berdarah adalah suatu penyakit

demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas

kapiler, kelainan hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.

Sedangkan menurut (Rasyid, 2012 : 3) Demam berdarah dengue (DBD), adalah

penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri

otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih, adanya bercak

kemerahan di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit dan

kondisi terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh jaringan tubuh. Kesimpulan dari

uraian diatas, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan

oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes

Aegypti dan ditandai dengan demam yang disertai menifestasi perdarahan dan bisa

menyebabkan kematian pada penderitanya.

2. Etiologi

Menurut Suriadi (2006 : 57) demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh Virus

dengue sejenis arbovirus. Arbovirus adalah kependekan dari Arthropod Borne Virus,

merupakan golongan virus penyebab penyakit yang ditularkan oleh vektor/binatang

kelompok Arthropoda antara lain nyamuk.


3. Patofisiologi

Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis, trombositoposis

destruksi trombosit dalam darah naik. Saat virus mengeluarkan toksin dapat melepaskan

pirogen ke dalam darah yang menstimulasi pusat termoregulasi (Hipothalamus) dan

mengirim impuls ke pusat vasomotor sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Dari

peningkatan suhu tubuh tersebut terjadi kesalahan interpretasi dan mukosa mulut/lidah kotor

dan tidak nyaman.

Kesalahan interpretasi tersebut dikarenakan kurang pengetahuan dan membutuhkan

hospitalisasi sehingga menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan dari mukosa yang

kotor menyebabkan mual muntah atau anoreksia sehingga intake nutrisi tidak adekuat yeng

kemudian bisa terjadi penurunan daya tahan tubuh dan beresiko terjadi infeksi, sementara

perubahan nutrisi bisa terjadi dan kondisi tubuh dapat melemah selanjutnya akan terjadi

intoleransi aktivitas.

Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat dan dapat terjadi

ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma yaitu hemokonsentrasi,

hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites. Kemudian hipovolemia yang terjadi dapat

menyebabkan hipotensi dan vasodilatasi arteri sehingga kulit menjadi panas dan terjadi

peningkatan penguapan cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan tubuh.

Sedangkan dari kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan meningkat sehingga

terjadi trombositopenia yang menyebabkan menurunnya faktor koagulasi akan

memanifestasikan perdarahan ringan – berat yang beresiko terhadap perdarahan lebih lanjut

sehingga vaskositas darah menurun dan dapat terjadi perdarahan dan suplai O2 dalam zat

makanan ke dalam tubuh menurun yang menyebabkan penumpukan asam laktat dalam otak

dan sendi yang berujung pada nyeri yang akut.


4. Klasifikasi demam berdarah dengue

Menurut Suriadi, (2006 : 60) klasifikasi demam berdarah dengue adalah :

 Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdahan spontan, uju turniket

positif, Trombositopenia dan hemokonsentrasi

 Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain

 Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin

lembab, gelisah

 Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur

5. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik dari demam berdarah menurut Suriadi (2006 : 59) :

1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari

2. Perdarahan terutama pada bawah kulit (petechia)

3. Epistaksis, melena, hematuri, dan hematemesis

4. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi

5. Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati

6. Sakit kepala

7. Pembengkakan sekitar mata

8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening

9. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,

gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah)

6. Komplikasi

Komplikasi dari demam berdarah dengue menurut Indartoas (2009 : 7) yaitu :

 Perdarahan luas : Karena peningkatan suhu yang tinggi, pecahan-pecahan pembuluh

darah terjadi pada sebagian besar tubuh.

 Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock Syndrome).
 Pleural Effusion : Efusi pleura terjadi disebabkan oleh permeabilitas vaskuler yang

meningkat sehingga menyebabkan ekstrasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

 Penurunan kesadaran : Terjadi karena hipovolemia yang hebat sehingga sel darah

berkurang dan tidak mampu membawa oksigen secara adekuat ke dalam otak.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi

(2006 :59) adalah sebagai berikut :

 Darah lengkap

1. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih)

2. Trombositopenia (trombosit 100.000/mm³ atau kurang)

 Serologi atau Uji HI (Hemoaglutination Inhibition test)

 Rontgen Thoraks apakah terdapat efusi pleura

8. Penatalaksanaan umum (medik dan keperawatan)

Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi, (2006

:60) adalah sebagai berikut :

 Penatalaksanaan medik

1. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam

2. Berikan antikoavulsan jika kejang

3. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan hematokrit

cenderung meningkat.

 Penatalaksanaan keperawatan

1. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal ini karena

pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan volume cairan berlebih.

Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.


2. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-tanda vital

(kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)

3. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi

untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi

4. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan keluarga untuk

memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling

mencemaskan keluarga.

5. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda vital : suhu dan

ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal 360C sampai

370C
Nyamuk membwa virus dengue

Virus masuk ke tubuh manusia


Nyeri
Masuk ke hati
Terbentuk kompleks antigen-antibodi
Peregangan
Virus berkembang biak
selaput hati
aktivasi system komplemen C3 dan C5 dan
Hepatomegali
akan melepaskan C3a dan C5a
Perut terasa penuh melepaskan histamin Melepaskan prostaglandin
Agregasi trombosit
Peningkatan permeabilitas PD kapiler Merangsang hipotalamus
Tidak nafsu makan
Trombositopenia
Peningkatan plasma merembes ke luar Hipertermi
vaskuler
Resiko
Resti Kebutuhan nutrisi perdarahan
Resti Kekurangan cairan
kurang dari kebutuhan
Cairan merembes ke pleura

Kerja paru-paru terganggu

Penumpukan sputum

Jalan napas tidak efektif


BAB II
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan DBD menurut Suriadi, (2006 : 59) yaitu :

 Mengkaji riwayat keperawatan

1. Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain sangat

menentukan, karena penyakit DBD adalah penyakit yang bisa ditularkan

melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

 Pemeriksaan fisik

1. Peningkatan suhu tubuh

2. Kaji tanda-tanda perdarahan

3. Mual-muntah

4. Anoreksia

5. Nyeri ulu hati

6. Nyeri otot dan sendi

7. Tanda-tanda rejatan seperti denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit

dingin dan lembab terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah,

penurunan kesadaran.

B. Diagnosa keperawatan dan Rencana Keperawatan

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas


kapiler , perdarahan, muntah, dan demam.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual,muntah, tidak ada nafsu makan .
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus .
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS : Peningkatan Suhu Proses Infeki virus dengue
Klien mengatakan Tubuh
badanya terasa Vermia
panas, pusing
DO : Thermoregulasi
Akral Panas
TTV : Peningkatan suhu tubuh
TD: 100/70 mmhg
N : 98x/m, RR :
22x/m, S : 40,1 C
Mukosa Bibir
Kering
2 DS : Nurisi Kurang Nafsu makan menurun
Klien mengatakan dari Kebutuhan
tidak mau makan Intake nutrisi tidak adekuat
mual (+), muntah
(+) Nutrisi kurang dari kebutuhan
DO : tubuh
Ku/Lemah
Makan Hanya 3
sendok
TTV :
TD: 100/70 mmhg
N : 98x/m, RR :
22x/m, S : 40,1 C
Mukosa Bibir
Kering
3 DS : Defisit volume Peningkatan suhu tubuh
Klien mengatakan cairan
tidak mau minum Ekstresivasasi cairan
karena, mual (+),
muntah (+), badan Intake kurang
terasa lemas.
DO : Volume plasma berkurang
Ku/Lemah
TTV : Penurunan volume cairan
TD: 100/70 mmhg
N : 98x/m, RR : Defisit volume cairan
22x/m, S : 40,1 C
Mukosa Bibir
Kering
Urin kunig pekat
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Defisit volume cairan berhubungan NOC : NIC :


dengan peningkatan permeabilitas Fluid balance Fluid management
kapiler , perdarahan, muntah, dan Hydration Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
demam Nutritional Status : Food and Monitor status hidrasi ( kelembaban membrane
fluid Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ) ; jika
Kriteria Hasil : diperlukan
Mempertahankan urine output Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (
sesuai dengan usia dan BB,BJ urine BUN, Hmt, osmolalitas urine )
normal,HT normal Monitor vital sign
Tekanan darah,nadi dan suhu Monitor masukan makanan atau cairan dan hitung
tubuh dalam batas normal intake kalori harian .
Tidak ada tanda Kolaborasi pemberian cairan IV
dehidrasi,Elastisitas turgor kulit Monitor status nutrisi
baik, membrane mukosa Berikan cairan
lembab,tidak ada rasa haus Berikan Diuretik sesuai interuksi
berlebihan . Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan .
Tawarkan snack ( jus buah , buah segar )
Kolaborasikan dokter jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang NOC : NIC :


dari kebutuhan tubuh berhubungan Nutrisional status : Food and Fluid Kaji adanya alergi makanan
dengan mual,muntah, tidak ada Intake Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
nafsu makan . Nutrisional status : nutrient intake kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Weight control Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
Kriteria Hasil : C
Adanya peningkatan berat badan Berikan subsasi gula
sesuai tujuan Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
Berat badan ideal sesuai dengan untuk mencegah konstipasi
tinggi badan Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsltasikan
Mampu mengidentifikasi dengan ahli gizi )
kebutuhan nutrisi Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
Tidak ada tanda tanda malnutrisi harian.
Menunjukkan peningkatan fungsi Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
pengecapan dari menelan Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Idak terjadi penurunan berat Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
badan yang berarti dibutuhkan .
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitoring adanya penurunan berat badan
Monitoring tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitoring interaksi anak dan orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema,hiperemik,hipertonik,papilla lidah
dan cavitas oral
Catat jika lidah berwarna magenta ,scarlet

3. Hipertermia berhubungan dengan NOC : NIC :


proses infeksi virus Thermoregulasi Fever Treatment
Kriteria Hasil : Monitor suhu sesering mungkin
Suhu tubuh dalam rentang normal Monitor IWL
Nadi dan RR dalam rentang normal Monitor warna dan suhu kulit
Tidak ada perubahan warna kulit Monitor tekanan darah, Nadi dan RR
dan tidak ada pusing Monitor penurunan tingkat kesadaran
Monitor WBC, Hb dan Hct
Monitor intake dan output
Berikan antipireutik
Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan Tapid sponge
Kolaborasi pemberian cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
menggigil
Temperatur regulation
Monitor suhu tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD,nadi dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda hipotermi dan hipertermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
Berikan Antipireutik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor tekanan darah,nadi , suhu dan respirasi
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring,duduk atau berdiri
Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor tekanan darah,nadi,respirasi
sebelum,selama,dan setelah aktivitas .
Monitor kualitas dari nadi
Monitor pola pernafasan abnormal
Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
EVALUASI

NO HARI/TANGGAL DIANGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN PERAWAT
1 jumat/ 30-11-2018 Peningkatan suhu Monitor suhu sesering mungkin S: Klien mengatakan badannya masih terasa
tubuh b.d proses Monitor IWL terasa panas, pusing
infeksi virus Monitor warna dan suhu kulit O : Ku/Lemah
dengue Monitor tekanan darah, Nadi dan RR TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
Monitor WBC, Hb dan Hct Suhu : 37,6 C, Mukosa bibir kering
Monitor intake dan output A : Masalah belum teratasi
Berikan antipireutik P : intervensi di lanjutkan
Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam S: Klien mengatakan setiap kali minum
Defisit volume Selimuti pasien masih muntah dan mual
cairan b.d Kolaborasi pemberian cairan O : Ku/Lemah
pindahnya cairan intravena TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
intravaskuler Kompres pasien pada lipat paha dan Suhu : 37,6 C, Mukosa bibir kering, urine
aksila bewarna kuning pekat
Tingkatkan sirkulasi udara A : Masalah belum teratasi
Berikan pengobatan untuk mencegah P : intervensi di lanjutkan
terjadinya menggigil
Temperatur regulation
Nutrisi kurang dari Tingkatkan intake cairan dan nutrisi S : Klien mengatakan tidak nafsu makan
kebutuhan b.d Selimuti pasien untuk mencegah mual (+), muntah (+)
anoreksia hilangnya kehangatan tubuh. O : Ku/Lemah
Berikan cairan TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
Monitor kekeringan, rambut kusam, Suhu : 37,6 C, Mukosa bibir kering
dan mudah patah Makan hanya 3 sendok, muntah 3x/hari
Monitor mual dan muntah A : Masalah belum teratasi
Monitor makanan kesukaan P : intervensi di lanjutkan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva

EVALUASI

NO HARI/TANGGAL DIANGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN PERAWAT
2 Sabtu/ 1-12-2018 Peningkatan suhu Monitor suhu sesering mungkin S: Klien mengatakan badannya masih terasa
tubuh b.d proses Monitor IWL terasa panas, pusing
infeksi virus Monitor warna dan suhu kulit O : Ku/sedang
dengue Monitor tekanan darah, Nadi dan RR TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
Monitor WBC, Hb dan Hct Suhu : 36,6 C, Mukosa bibir kering
Monitor intake dan output A : Masalah teratasi sebagian
Berikan antipireutik P : intervensi di lanjutkan
Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam S: Klien mengatakan setiap kali minum
Defisit volume Selimuti pasien masih muntah dan mual
cairan b.d Kolaborasi pemberian cairan intravena O : Ku/sedang
pindahnya cairan Kompres pasien pada lipat paha dan TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
intravaskuler aksila Suhu : 36,6 C, Mukosa bibir kering, urine
Tingkatkan sirkulasi udara bewarna kuning pekat
Berikan pengobatan untuk mencegah A : Masalah teratasi sebagian
terjadinya menggigil P : intervensi di lanjutkan
Temperatur regulation
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Nutrisi kurang dari Selimuti pasien untuk mencegah S : Klien mengatakan tidak nafsu makan
kebutuhan b.d hilangnya kehangatan tubuh. mual (+), muntah (+)
anoreksia Berikan cairan O : Ku/sedang
Monitor kekeringan, rambut kusam, TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
dan mudah patah Suhu : 36,6 C, Mukosa bibir kering
Monitor mual dan muntah Makan hanya 1/2 porsi, muntah berkurang
Monitor makanan kesukaan A : Masalah teratasi sebagian
Monitor pertumbuhan dan P : intervensi di lanjutkan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
EVALUASI

NO HARI/TANGGAL DIANGNOSA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN PERAWAT
3 Minggu/ 2-12-2018 Peningkatan suhu Monitor suhu sesering mungkin S: Klien mengatakan badannya tidak terasa
tubuh b.d proses Monitor IWL panas, tidak pusing
infeksi virus Monitor warna dan suhu kulit O : Ku/baik
dengue Monitor tekanan darah, Nadi dan RR TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
Monitor WBC, Hb dan Hct Suhu : 36,4 C, Mukosa bibir normal
Monitor intake dan output A : Masalah teratasi sebagian
Berikan antipireutik P : intervensi di lanjutkan
Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
Defisit volume Selimuti pasien S: Klien mengatakan setiap kali minum
cairan b.d Kolaborasi pemberian cairan masih muntah dan mual
pindahnya cairan intravena O : Ku/Baik
intravaskuler Kompres pasien pada lipat paha dan TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
aksila Suhu : 36,4 C, Mukosa bibir normal, urine
Tingkatkan sirkulasi udara bewarna kuning pekat
Berikan pengobatan untuk mencegah A : Masalah teratasi sebagian
terjadinya menggigil P : intervensi di lanjutkan
Temperatur regulation
Nutrisi kurang dari Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
kebutuhan b.d Selimuti pasien untuk mencegah S : Klien mengatakan tidak nafsu makan
anoreksia hilangnya kehangatan tubuh. mual (+), muntah tidak lagi
Berikan cairan O : Ku/Lemah
Monitor kekeringan, rambut kusam, TD : 110/70 mmHg N: 86X/m RR : 20X/m
dan mudah patah Suhu : 37,6 C, Mukosa bibir normal
Monitor mual dan muntah Makan hanya 1 porsi, muntah tidak lagi
Monitor makanan kesukaan A : Masalah teratasi sebagian
Monitor pertumbuhan dan P : intervensi di lanjutkan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva

Evaluasi merupakan tahap dimana tahap proses keperawatan menyangkut


DAFTAR PUSTAKA

 Hidayat, Aziz Alimul.(2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba

Medika

 Nelson. (2000).ilmu kesehatan anak.edisi 15 vol 2 Jakarta: EGC

 Rasyid. (2012). Demam Berdarah. diakses pada tanggal 3 Juli 2013 dalam web

ttp://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/01/20/demam-berdarah-haruskah-kita-

kembali-menjadi-nomor-satu-di-asean/

 Soedarto. (2012). Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Salemba Medika

 Suriadi. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto

 Wong, D.L. (2004). Keperawatan Pediatric, (Edisi 4) Jakarta, EGC

 Nanda International. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-

2017,

 Ed.10. Alih Bahasa : Prof. Dr. Budi Anna K. Jakarta : EGC

 Nanda Internasional. (2015). Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klarifikasi 2015-

2017.

Anda mungkin juga menyukai