Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Fisika Radiodiagnostik mengenai “Intensitas Sinar-X dengan Materi” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
ii
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
pada khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinar-X yang dihasilakan dari sistem pembangkit sinar-X
merupakan pancaran foton interaksi elektron dengan inti atom di anoda.
Pancaran foton tiap satuan luas disebut penyinaran atau exposure. Foton yang
dihasilkan dari sistem pembangkit sinar-X dipancarkan ketika elektron
menumbuk anoda. Beda tegangan antara katoda dan anoda menetukan besar
energi sinar-X, juga mempengaruhi pancaran sinar-X. Sinar-X merupakan
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek. Hal ini
dipertegas dengan penelitian Friedsish dan Knipýing pada tahun 1912, yang
mengemukakan bahwa panjang gelombang sinar-X sama dengan sinar
ultraviolet yaitu gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
pendek (Van Der Plassts, 1972).
Pancaran sinar-X dapat diperoleh dengan menembak target
bermuatan positif (anoda, yang biasanya terbuat dari tungsten) dengan aliran
elektron berkecepatan tinggi pada tabung sinar-X. Bila elektron bergabung
dengan atom target, foton sinar-X dengan berbagai energi yang disebut radiasi
primer akan keluar target.
Walaupun foton pada pancaran sinar-X tidak memiliki energi yang
sama, kita dapat menganggap bahwa foton paling berenergi pada pancaran
memiliki energi lebih kecil daripada elektron yang menembak target. Energi
elektron dalam tabung sinar-X disebut voltage tabung.
Interaksi dengan materi terjadi bila sinar-X ditembakkan pada suatu
bahan. Sinar-X yang ditembakkan mempunyai energi yang lebih tinggi
sehingga mampu mengeksitasi elektron-elektron dalam atom sasarannya.
Ketika radiasi menumbuk bahan, ada bagian yang diteruskan, diserap, dan
dihamburkan. Radiasi yang diteruskan dalam radiografi disebut sebagai radiasi
primer, merupakan bagian radiasi yang berguna dalam pembentukan bayangan
1
radiografi. Intensitas radiasi yang diteruskan dipengaruhi oleh tebal dan rapat
jenis bahan serta energi radiasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-X dengan materi ?
2. Apa saja jenis-jenis interaksi sinar-X dengan materi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya interaksi sinar-X dengan
materi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis interaksi antara sinar-X dengan materi.
2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
3
satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap
dapat diartikan sebagai adanya 1 joule energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan
tubuh (BATAN).
1 gray =1 joule / kg
Sinar-X merupakan radiasi electromagnet yang membawa energi
dalam bentuk paket-paket yang disebut foton. Sinar-X memiliki panjang
gelombang yang sanagt pendek, sekitar 10-8 – 10-9 m. semakin tinggi
energinya maka semakin pendek panjang gelombangnya. Sinar-X dengan
energi rendah cenderung berinteraksi dengan elektron dan energi tinggi
cenderung berinteraksi dengan inti atom.
4
Elektron yang bervibrasi tetap terikat oleh inti dalam atom.
Kemungkinan hamburan elastis meningkat pada elektron dengan energi ikat
tinggi, yang berarti elektron atom dengan nomor atom tinggi, serta energi
foton dengan energi relative rendah.
Koefisien atenuasi massa ε/ρ meningkat dengan kenaikan nomor
atom medium (~ Z2), dan menurun dengan kenaikan energi foton datang (ε/ρ
~ 1/ hf). Interaksi hamburan elastis terjadi pada semua energi sinar-X,
namun kemungkinannya tidak lebih dari 10% dari seluruh proses interaksi
dalam radiologi.
2. Efek fotolistrik
Dalam proses fotolistrik energi foton diserap oleh atom yaitu
elektron, sehingga elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom.
Elektron yang keluar dari atom disebut foto elektron. Peristiwa efek foto
listrik ini terjadi pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom
besar.
5
E = energi (joule)
F = frekwensi (hertz)
h = konstanta plank (6,627 x 10-34 J.s)
Pada efek fotolistrik, foton bertumbukan dengan elektron yang
terikat pada atom atau permukaan logam. Seluruh energi akan diserap oleh
elektron tersebut sehingga elektron akan terlepas menjadi elektron bebeas
yang disebut foto elekton.
Energy kinetic dari foto elektron dapat dihitung sebagai berikut:
Ee = hv-Eb
Dalam hal ini, Ee adalah energi kinetik foto elektron, hv
(h=konstanta planck, v = frekuensi foton ) adalah energi foton (sinar-x dan
sinar sedangkan Eb adalah energi ikat elektron tersebut mula-mula yang
sering disebut sebagai fungsi kerja dari bahan, secara skematis, efek
fotolistrik dapat dilihat pada gambar :
Jika energi elektron yang masih cukup besar, maka elektron tersebut
dapat menumbuk elektron sehingga melepaskan elekron yang ditumbuk itu
dari ikatannya dan terbentuklah elektron bebas sekunder. Pelepasan elektron
primer berdasarkan efek fotolistrik maupun elektron sekunder akan
menghasilkan kelowongan pada tingkat energi yang ditinggalkan elektron
tersebut. Kelowongan ini akan diisi oleh elekton pada tingkat energi
diatasnya (yang terikat lebih lemah) dan menghasilkan radiasi sinar-x yang
bersifat karakterikstik (diskrit) yang disebut radiasi flourosensi.
6
Skema Efek Auger
Jika efek fotolistrik terjadi pada kulit K, maka energi sinar-x yang
ditimbulkan akan cukup besar untuk menghasilkan efek semacam efek
fotolistrik pada kulit diatasnya yaitu sinar-x akan menumbuk elektron pada
kulit yang lebih luar dan melepas elektron tersebut dari ikatannya. Peristiwa
ini disebut efek auger.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek fotolistrik :
a. Nomor atom / ketebalan bahan yang dikenai
Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenainya semakin tinggi
sementara faktor lainnya tetap, maka kemampuan kejadian penyerapan
fotolistrik akan bertambah.
b. Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika enersi foton sinar-X yang mengenai bahan semakin tinggi
sementara faktor lainnya tetap, maka kemampuan menembus akan
semakin besar, sehingga kemungkinan kejadian penyerapan foton
listrik akan berkurang.
Efek fotolistik dominan dalam diagnostik terutama untuk energi
foton rendah. Efek ini merupakan interaksi anatara foton dengan elektron
terikat, dan berkontribusi besar dalam pencitraan diagnostik. Energi
elektron daatang seluruhnya diserap oleh elektron, yang kemudian keluar
dari orbit. Sebagian energi digunakan untuk membebaskan elektron dari
tenaga ikat inti, dan sisanya untuk tenaga kinetic elektron. Meskipun efek
fotolistrik dapat terjadi antara foton dengan elektron pada sembarang kulit
atom, namun kemungkinan tinggi terjadi dengan elektron yang paling kuat
terikat
7
hf = W + ½mev2
Koefisien absorpsi massa fotolistik menurun cepat dengan kenaikan
energi [τ/ρ ~ (1/hf)3], dan meningkat dengan kenaikan nomor atom medium
[τ/ρ ~ Z3].
3. Efek Compton
Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting
sempurna antara sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton
berinteraksi dengan elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron
lebih kecil dari energi foton datang), seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah ini:
Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka
tidak mungkin semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika
momentum dan energi dibuat kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan
berasumsi bahwa reaksi semakin dimungkinkan. Jika hal itu memang benar,
maka menurut hukum kekekalan semua energi foton diberikan kepada
elektron dan didapatkan:
E = mc2
Menurut hukum kekekalan momentum, semua momentum foton (p)
harus dipindahkan ke elektron, jika foton tersebut menghilang:
8
Prinsip terjadinya Efek Compton
9
elektron dan kemudian terhambur menurut sudut θ terhadap arah gerak
foton-X mula-mula. Secara sederhana hal ini dapat digambarkan sebagai
suatu kelereng yang ditembakkan pada sebuah kelereng lain yang bebas dan
diam. Sebagai akibat tumbukkan yang terjadi, kelereng yang ditembakkan
itu akan menyerahkan sebagian tenaganya pada kelereng yang diam dan
kemudian terhambur ke arah lain dengan tenaga yang sudah berkurang dari
semula. Sebaliknya kelereng yang diam akan bergerak ke depan karena
menerima tenaga dari luar. Demikian pula yang terjadi dengan elektron
yang mula-mula bebas dan diam (stationer) itu akan terlempar ke depan dan
keluar dari sistem atom. Tumbukan dalam hamburan Compton ini dapat
dianggap sebagai tumbukan kenyal.
Elekton yang dilepaskan itu disebut sebagai elektron Compton.
Tenaga sinar-X yang terhambur setelah tumbukan merupakan funsi tenga
sinar-x mula-mula dan sudut hamburan
Berdasarkan hokum kekekalan tenaga tentu saja tenaga elektron
Compton Ee adalah selisih antara tenaga sinar-x mula-mula dan tenaga
sinar-x terhambur :
E e = E o - Ex
Sinar-x akan kehilangan tenaga maximum (atau elektron Compton
akan menerima tenaga maximum ) apabila terjadi tumbukan frontal dengan
θ = 1800 terhadap elektron.
Karena Ex dapat bervariasi antara sudut harga minimum untuk θ = 00
maka sprektum tenaga elektron Compton akan terbentang dari tenaga nol
sampai suatu tenaga maximum yang sedikit lebih kecil dari pada tenaga
foton mula-mula, seperti ditunjukkan dalam persamaan 4.7 .Di lain fihak,
tenaga foton terhambur akan terbentang mulai dari tenaga foton-X mula-
mula sampai ke suatu harga minimum yang selalu lebih kecil dari ½ moc2
yaitu 0,257.
Dalam peristiwa hamburan Compton ini terjadi baik gejala serapan
maupun gejala difusi/hamburan. Pada daerah tenaga-X ± 1,6 MeV, kedua
gejala ini mempunyai kebolehjadian yang sama untuk terjadi. Pada daerah
tenaga yang lebih tinggidari 1,6 Mev gejala hamburan menjadi lebih
10
penting. Dengan kata lain, fraksi tenaga yang hilang dari foton-foton
bertenaga rendah adalah cukup kecil karena hamburan yang terjadi hamper
merupakan tumbukan kenyal, tetapi kehilangan tenaga itu makin menjadi
besar dengan naiknya tenaga sinar-X.
Kebolehjadian hamburan untuk suatu sudut hamburan tertentu
(tampang diferensial) merupakan fungsi yang kompleks antara tenaga dan
sudut. Secara umum dapat dinyatakan bahwa kebolehjadian tersebut akan
naik pada daerah sudut yang kecil dengan naiknya tenaga foton. Tampang
total hamburan atau kebolehjadian total terjadinya hamburan bergantung
pada cacah elektron yang tersedia, atau dengan demikian pada nomor atom
Z materi yang menjadi sasaran interaksi sinar-X. Biasanya tampang total
hamburan Compton diberi lambing α. Kadang-kadang tampang total
Compton ini dibagi dalam dua bagian yaitu koefisien difusi (hamburan)
Compton dan koefisiensi absorbs (serapan) Compton, yang pertama
berhubungan dengan pengalihan tenaga oleh foton terhambur dan yang
kedua berhubungan dengan pengalihan tenaga yang diserap elektron.
11
yang teradiasi. Pada saat pengeluaran elektron, foton sinar x mengeluarkan
sebagian energi kinetiknya untuk mengungkit elektron dari selubung luar
orbit. Elektron bebas, yang disebut elektron pendar Compton, memiliki
energi kinetik dan dapat mengionisasi atom. Elektron ini kehilangan energi
kinetiknya melalui interaksi dengan atom dan akhirnya berkombinasi ulang
dengan atom yang membutuhkan elektron lain. Keadaan ini biasa terjadi,
beberapa mikrometer dari daerah interaksi Compton yang sebenarnya.
Foton sinar-X yang melemah serta mengeluarkan sebagian
energinya untuk membebaskan elektron dari orbit, akan tetap berjalan,
tetapi dengan arah yang baru. Foton ini memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dengan atom lain baik dengan proses absorbsi fotoelektrik atau
dengan pendar Compton. Pada radiologi diagnostik, kemungkinan interaksi
Compton, sedikit berkurang bila energi foton sinar-X bertambah. Pendar
Compton dan absorbsi fotoelektrik memiliki kemampuan sama pada 35
keV. Oleh karena itu, pada pancaran 90 kVp, akan terjadi beberapa tahap
pendar Compton.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek Compton :
a. Nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai
Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai semakin tinggi sementara
faktor yang lain tetap, maka kemampuan bahan dalam menghasilkan
hamburan makin besar, sehingga kemungkinan kejadian hamburan
Compton akan bertambah.
b. Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika enersi foton yang mengenai sinar-X yang mengenai bahan semakin
tinggi sementara faktor yang lain tetap, maka hamburan berantai
(multiple) dapat terjadi, sehingga kemungkinan kejadian hamburan
Compton akan meningkat.
4. Produksi Pasangan
Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron dan
elektron apabila foton dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02 MeV
berinteraksi dengan medan listrik inti atom.
12
Gambar 8. Prinsip Produksi Pasangan
Pada saat bergerak dekat dengan sebuah inti, secara spontan akan
menghilang dan energinya akan muncul kembali sebagai suatu positron dan
elektron.
Kejadian tersebut akan diikuti oleh hilangnya kedua
partikel gabungan itu (hilang masa) dan berubah menjadi sepasang
foton kembar yang disebut radiasi annihilasi. Sifat-sifat radiasi annihilasi
(foton kembar) :
1. Arah masing-masing saling berlawanan 180°
2. Enersi masing-masing sama yaitu sebesar 0,51 MeV
Disebut annihilasi karena jumlah enersi kedua foton kembar adalah
sama dengan besarnya enersi foton mula-mula yang melakukan interaksi
dengan atom.
Seperti terlihat pada hukum keseimbangan Einstein, E=m.c2 , matter
dan energi memiliki hubungan. Semua matter memiliki energi. Sebaliknya,
bila cukup banyak energi yang ada, jumlah matter mengecil secara spontan.
Energi dapat dirubah menjadi massa.
Pada produksi pasangan, foton akan berjalan mendekati nukleus
atom dari objek yang diradiasi dan hilang. Energi foton tersebut akan
dirubah menjadi 2 partikel baru, negatron. (elektron biasa) dan positron
(elektron bermuatan positif). Negatron dan positron memiliki massa dan
besar arus yang sama, bedanya adalah bahwa salah satu partikel bermuatan
positif sedang yang lain negatif. Foton harus memiliki cukup energi untuk
13
menghasilkan massa dari dua partikel menurut hukum einstein. Diperlukan
1.02 MeV untuk menghasilkan elektron dan positron. Itulah mengapa,
produksi pasangan tidak terjadi oada energi yang lebih rendah. Elektron
akan kehilangan energi kinetiknya dengan mengionisasi atom pada saat
berjalan sampai akhirnya bergabung dengan atom yang membutuhkan
elektron.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut.
1. Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan
dari tabung dikenakan pada suatu objek.
2. Saat adanya interaksi sinar-x dengan materi akan menimbulkan berbagai
efek seperti berikut :
a. Hamburan Klasik
Hamburan elastism energi foton rendah, elektron menyerap energi dan
mengakibatkan bervibrasi yang frekuensinya sama dengan frekuensi
sinar-X datang. Kondisi demikian menyebabkan atom dalam keadaan
terkesitasi, dan secepatnya elektron memancarkan energi ke segala arah
dengan frekuensi sama dengan frekuensi foton datang. Dalam proses
hamburan ini terjadi atenuasi tanpa absorpsi.
b. Efek Fotolistrik
Energi foton yang diserap oleh atom akan menimbulkan elektron
tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar
dari atom disebut foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi
pada energi radiasi rendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar.
b. Efek Compton
Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna
antara sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton
berinteraksi dengan elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron
lebih kecil dari energi foton datang).
c. Produksi Pasangan
Efek produksi pasangan adalah terjadinya pasangan positron dan
elektron apabila foton dengan energy sama atau lebih besar dari 1.02
MeV berinteraksi dengan medan listrik inti atom dan menyebabkan
sinar-X menghilang dan menyebabkan dua elektron tampak. Elektron
15
satu merupakan elektron positif dan elektron yang satu merupakan
elektron negatif.
16
DAFTAR PUSTAKA
BATAN. Fisika dan Keselamatan Radiasi. Pusat pendidikan dan Pelatihan Badan
Tenaga Nuklir Nasional : Jakarta. 2009.
Plaats, Van Der G.J. Medical X-ray Technique. 3rd ed. Philips Technical Library.
1969.
http://sahabatafterego.blogspot.com/2013/10/sinar-x.html
17