Anda di halaman 1dari 3

Dikenal beberapa jneis nekrosis yang berbeda-beda :

 Koagulativa
 Kolikuativa
 Kaseosa
 Gangrene
 Fibrinoid
 Nekrosis lemak
Jenis jaringan dan sifat dari penyebabnya menentukan jenis nekrosisnya

Nekrosis Koagulativa
Nekrosis koagulativa merupakan bentuk nekrosis yang paling sering dan dapat terjadi
pada hampir seluruh organ.menyusul proses kematian, bentuk luar sel masih ada, tetapi
proteinnya mengalami koagulasi dan aktifitas metabolism berhenti. Gambaran makroskopik
tergantung pada penyebab kematian sel, dan terutama pada setiap perubahan vaskuler seperti
dilatasi atau terhentinya aliran darah. Pada permulaannya, susunan jaringan masih normal atau
padat, kemudian akan menjadi lunak akibat dicerna oleh makrofag. Hal ini dapat merupakan
bencana bila terjadi pada nekrosis otot jantung yang menyertai infark, karena merupakan resiko
untuk terjadinya ruptur ventrikel.
Pemeriksaan mikroskopik daerah yang mengalami nekrosis memperlihatkan gambaran
yang tergantung pada jarak waktu terjadinya kematian jaringan. Pada beberapa jam pertama
tidak ditemukan kelainan pada pengecatan.selanjutnya akan terjadi perubahan progesif pada
perwarnaan inti sampai berhenti pada warna hematoksifilik. Keadaan ini bersamaan dengan
hilangnya detail sitoplasma. Stroma jaringan ikat kolagen lebih tahan terhadap kerusakan.
Hasilnya adalah, secara histology, jaringan masih mempertahankan bentuk luarnya sampai
beberapa waktu setelah jaringan yang mengalami kerusakan disinngkirkan dengan fagositosis
(atau permukaannya melebur), dan kemudian mengalami perbaikan atau regenerasi tergantung
pada organ yang terkena. Terjadinya jaringan nekrotik biasannya akan merangsang timbulnya
respon radang. Ini merupakan reaksi yang tidak tergantung pada penyebab awal nekrosis.

Nekrosis Kolikuativa
Nekrosis kolikuativa timbul pada jaringan otak karena tidak adanya bahan penyokong
apapun dalam stromanya, sehingga jaringan saraf yang nekrotik cenderung mengalai pencairan
total. Dapat terjadi reaksi glial disekeliling tepinya, dan daerah nekrosis akan terlihat sebagai
bentuk kista.

Nekrosis Kaseosa
Tuberkulosis ditandai dengan adanya nekrosis kaseosa, suatu bentuk nekrosis dimana
jaringan yang mati kehilangan sama sekali strukturnya. Pada perwarnaan histology rutin terlihat
daerah amorf berwarna eosisnofilik, dosertai bintik-bintik hematoksifilik pecahan inti. Walaupun
tidak hanya ditemukan pada tuberculosis saja, terdapatnya nekrosis kaseosa pada biopsi harus
selalu dipikirkan kemungkinan adanya penyakit yang penting ini.

Gangren
Gangren merupakan nekrosis yang disertai pembususkan jaringan, yang sering sebagai
akibat kerja kuman tertentu misalnya klostiridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam,
karena penimbunan senyawa sulfide besi dari hemoglobin yang rusak. Jadi, nekrosis iskemik
bagian distal anggota tubuh dapat menjadi gangrene apabila mengalami infeksi yang sesuai.
Karena kuman klostiridia sangat sering ditemukan dalam usus, jaringan usus yang nekrosis akan
mudah menjadi gangren. Hal ini dapat dilihat pada komplikasi apendik sitis, atau pada hernia
inkarserata apabila aliran darah mengalami hambatan. Keadaan diatas merupakan contoh dari
gangrene basah. Berbeda dengan hal tersebut, gangrene kering sering ditemukan pada jari-jari
kaki, sebagai akibaat obstruksi arteri yang gradual atau obstruksi pembuluh darah kecil pada
artherosklerosis atau diabetes mellitus. Pada gangrene ini terbentuk batas pemisah antara daerah
gangrene dengan jaringan sekitarnya yang masih hidup.
Berbeda dengan hal di atas, infeksi primer dengan bakteri tertentu atau campuran
berbagai bakteri dapat menyebabkan keadaan yang serupa yaitu nekrosis yang disertai
pembusukan. Gas gangrene merupakan akibat dari infeksi Clostiridim perfingens , sedangkan
gangrene sinergitik terjadi setelah infeksi oleh campuran bakteri seperti Bacteroides dengan
Borrelia vincenti.
Nekrosis Fibrinoid
Dalam kedaan hipertensi maligna, arteriol mengalami tekanan sehingga dinding otot
polosnya mengalami nekrosis. Hal ini menyebabkan plasma merembes ke dalam lapisan media
dengan akibat terjadinya penimbunan fibrin. Gambaran seperti ini disebut nekrosis fibrinoid.
Dengan perwarnaan hematoksilin-eosin, dinding pembuluh darah terlihat berwwarna merah
cerah homogeny. Nekrosis fibrinoid kadang-kadang salah sebut karena unsure nekrosisnya
kadang-kadang tidak menonjol atau tidak ada sama sekali. Namun, gambaran histologinya
berbeda dan mirip sekali dengan jaringan nekrotik yang khas untuk kelainan ini.

Anda mungkin juga menyukai