Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penetian ini di rancang dengan penelitian studi kasus. Studi kasus
merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit
penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas,
atau institusi. Riwayat dan pola perilaku sebelumnya biasanya dikaji secara
rinci. Keuntungan yang paling besar dari rancangan ini adalah pengkajian
secara rinci meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga akan didapatkan
gambaran satu unit subjek secara jelas (Nursalam, 2015).
Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami Skabies dengan Defisiensi
Pengetahuan di Pondok Pesantren Hudatul Muna 2 Ponorogo.

B. Batasan Istilah
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah Asuhan Keperawatan pada
klien Skabies dengan Defisiensi Pengetahuan di Pondok Pesantren Hudatul
Muna 2 Ponorogo.

C. Partisipan
Partisipan pada studi kasus ini adalah klien dengan diagnosa medis
sakbies dengan defisiensi pengetahuan. Subjek yang digunakan adalah 1 klien.
Kriteria partisipan adalah :
1. Klien skabies berusia 13-19 tahun.
2. Klien beragama islam.
3. Klien skabies dengan GCS = Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6.
4. Klien skabies yang mengalami defisiensi pengetahuan tentang penyakit
skabies
5. Klien skabies yang kooperatif.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi pengambilan data pada studi kasus ini dilaksanakan di
Pondok Pesantren Hudatul Muna 2 Ponorogo yang beralamat di Jl. Raya
Ponorogo-Pacitan, Kab. Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian
Jadwal kegiatan studi kasus dimulai sejak pengajuan judul pada
bulan Oktober 2018 sampai dengan ujian sidang KTI dan pengumpulan
hasil KTI pada bulan Mei 2019. Waktu pengambilan data pada studi kasus
ini dilaksanakan selama 5 hari perawatan.

E. Pengumpulan Data
1. Prosedur Penelitian
a. Pengajuan judul kepada Pembimbing I.
b. Mengumpulkan referensi data tentang kasus Skabies.
c. Melakukan survei di Pondok Pesantren Hudatul Muna 2 Ponorogo.
d. Membuat Proposal yaitu Bab I sampai dengan Bab III serta
mengonsulkan kepada Pembimbing I.
e. Mengikuti Ujian Proposal di kampus Akper Pemkab Ponorogo.
f. Mengajukan izin untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren
Hudatul Muna 2 Ponorogo.
g. Berkoordinasi dengan pengurus Pondok Pesantren Hudatul Muna 2
Ponorogo Ponorogo untuk melakukan penelitian di Pondok tersebut.
h. Memilih subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah direncanakan.
i. Melakukan informed consent yang didahului dengan memberikan
penjelasan tentang rencana, tujuan, manfaat, dan dampak penelitian
yang terjadi kepada klien. Setelah itu meminta persetujuan secara
tertulis sebagai bentuk persetujuan klien dan bersedia sebagai
responden dalam penelitian.
j. Melakukan Pengkajian askep kepada klien kelolaan.
k. Menganalisa data dan mendiagnosis keperawatan klien.
l. Melakukan tindakan keperawatan yaitu terapi pemberian obat topikal,
perawatan luka, penyuluhan tentang pencegahan dan penularan
skabies
m. Melakukan evaluasi kegiatan terapi yang telah dilakukan.
n. Menganalisa hasil sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan terapi.
o. Melanjutkan penyusunan karya tulis ilmiah Bab IV sampai dengan
Bab V serta mengkonsulkan kepada pembimbing.
p. Mengikuti Ujian Sidang di kampus Akper Pemkab Ponorogo.

2. Metode pengumpulan data


a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden),
atau bercakap - cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui
suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu
utama dari metode observasi. Gejala -gejala sosial yang tidak dapat
terlihat atau diperoleh memalui observasi dapat digali dari wawancara
(Notoatmodjo, 2010).
Pada studi kasus ini wawancara yang akan dilakukan adalah
menanyakan data subjektif pada pasien skabies mengenai defisiensi
pengetahuan yang dialami pasien mulai dari penyebab skabies dan
dampak skabies serta risiko penularan terhadap orang-orang disekitar.
b. Observasi
Obeservasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan
keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
klien. Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan pratik klinik
sebagai tugas dari tugas perawat (Nursalam, 2008).
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan
untuk memperoleh data obyektif dari klien. Tujuan dari pemeriksaan
fisik ini adalah untuk menemukan status kesehatan klien,
mengidentifikasi masalah kesehatan dan memperoleh data dasar guna
menyusun rencana asuhan keperawatan (Nursalam, 2015).
d. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi merupakan kegiatan untuk memperoleh
dukungan teoritis terhadap masalah peneliti yang dipilih, maka peneliti
perlu banyak membaca buku-buku literatur (Notoatmodjo, 2010).

F. Analisa Data
Analisa data penelitian studi kasus keperawatan yang digunakan adalah
analisa deret waktu. Analisa deret waktu adalah serangkaian nilai pengamatan
(observasi) yang diambil selama kurung waktu tertentu, pada umumnya dalam
interval yang sama panjang.
1. Pengumpulan data
Rencana data akan dikumpulkan dari data WOD (Wawancara,
Observasi, Dokumentasi). Hasil ditulis dilembar pengkajian pada format
askep, dan lembar observasi. Format askep yang digunakan peneliti
adalah format pengkajian 13 Domain Nanda, dan lembar observasi yang
digunakan peneliti adalah lembar observasi ????
2. Pengolahan Data
Dari hasil wawancara dan observasi yang terkumpul dalam bentuk
catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan
menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisa berdasarkan hasil
pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal
(Notoatmodjo, 2010).
3. Penyajian data
Cara penyajian dan penelitian dilakukan melalui berbagai bentuk.
Pada umumnya dibagi menjadi 3 yakni penyajian dalam bentuk teks,
tabel dan grafik (Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, 2010)
Data dalam studi kasus ini data akan disajikan dalam bentuk
naratif, gambar, tabel, dan grafik.
4. Kesimpulan
Rencana data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian,
diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi. Dari data yang disajikan,
kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan kondisi klien sebelum
melakukan latihan terapi dengan kondisi klien sesudah melakukan latihan
terapi. Penarikan kesimpulan dengan membandingkan hasil observasi
sebelum dan sesudah latihan terapi.

G. Etik Penelitian
Menurut Nursalam (2015), menyatakan bahwa secara umum prinsip etika
dalam penelitian atau pengumpulan data dapat dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip
keadilan.
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus
(Nursalam, 2015).
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindari dari keadaan
yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,
tidak akan dipengaruhi dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek
dalam bentuk apa pun (Nursalam, 2015).
c. Resiko (benefits ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan
yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan (Nursalam,
2015).
2. Prinsip menghargai Hak Asasi Manusia (respect human dignity):
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self
determinated)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai
hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun
tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap
kesembuhannya, jika mereka seorang klien (Nursalam, 2015).
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perilaku yang diberikan (right to
full disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada subjek
(Nursalam, 2015).
c. Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent
juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk mengembangkan ilmu (Nursalam, 2015).
3. Prinsip keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan
sesudah keikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi
apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian
(Nursalam, 2015).
b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)
Subjek mepunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
rahasia (confidentiality) (Nursalam, 2015).

Anda mungkin juga menyukai