PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya
keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainya. Etika adalah pengetahuan tentang asa-asas mengenai
akhlak atau moral. Untuk menjaga kelangsungan hidup manusia yang
berhubungan dengan pemukimandan kehidupan sosial ekonomi budayanya,
digunakan etika yang menggunakan penalaran ekologi yaitu etika lingkungan.
Etika menyangkut perilaku seseorang dalam hal moral seperti susila, jujur,
curang, bohong, sopan, santun, jorok, dan sebagainya. Jadi bila di suatu
lingkungan yang penghuninya menjunjung tinggi etika, akan terbentuk suatu
kehidupan bermasyarakat yang sehat, nyaman dan menyenangkan. Nilai atau
martabat seseorang ditentukan oleh etika yang dimilikinya. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering melihat dan mengalami terjadi pelanggaran terhadap etika
lingkungan.
Kondisi lingkungan dapat berubah oleh campur tangan manusia dan faktor
alam sehingga diperlukan keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan
dapat terganggu apabila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi atau
hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai
dalam ekosistem. Salah satu penyebabnya adalah polusi atau pencemaran
lingkungan di samping factor-faktor lain. Maka dari itu perlu adanya etika
lingkungan.
B. RUMUSAH MASALAH
1. Apakah pengertian etika lingkungan?
2. Apa saja jenis-jenis etika lingkungan?
3. Apa saja teori yang melandasi etika lingkungan?
4. Apa saja prinsip-prinsip etika lingkungan?
5. Bagaimana gambaran urgensi etika lingkungan?
6. Apa saja dasar etika lingkungan dalam mewujudkan kesadaran masyarakat?
7. Apa saja upaya pelestarian lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian etika lingkungan
2. Menjelaskan jenis-jenis etika lingkungan.
1
3. Menjelasskan teori yang melandasi etika lingkungan.
4. Menjelaskan prinsip-prinsip etika lingkungan.
5. Menjelaskan gambaran urgensi etika lingkungan.
6. Mengetahui dasar etika lingkungan dalam mewujudkan kesadaran masyarakat
7. Upaya pelestarian lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan
manusia dan jasad hidup lainnya.
Jadi dapat disimpulkan etika lingkungan adalah sebuah disiplin filsafat
yang berbicara mengenai hubungan moral antara manusia dengan lingkungan atau
alam semesta, dan bagaimana perilaku manusia yang seharusnya terhadap
lingkungan, jadi yang menjadi fokus perhatian etika lingkungan menurut
pengertian ini, bagaimana manusia harus bertindak, bagaimana perilaku manusia
yang seharusnya terhadap lingkungan hidup (Keraf, 2002).
Etika lingkungan dipahami sebagai refleksi kritis tentang apa yang harus
dilakukan manusia dalam menghadapi pilihan-pilihan moral yang terkait dengan
isu lingkungan hidup. Termasuk apa yang harus diputuskan manusia dalam
membuat pilihan moral dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berdampak
pada lingkungan hidup, juga apa yang harus diputuskan pemerintah dalam
kebijakan ekonomi dan politiknya yang berdampak pada lingkungan hidup (Keraf,
2002: 27). Maksudnya adalah bahwa etika lingkungan tidak hanya berbicara
mengenai perilaku manusia terhadap alam. Etika lingkungan juga berbicara
mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia
dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan
makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan. Termasuk di dalamnya
kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsung atau tidak
langsung terhadap alam.
3
Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat
pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling
menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama.
Selain kedua jenis tersebut, etika lingkungan dipilah kembali menjadi dua,
yaitu etika pemeliharaan, yakni etika yang dimaksudkan untuk mendukung usaha
pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk. Yang kedua adalalah etika
pelestarian. Etika pelestraian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan
pelestarian alam untuk kepentingan manusia (Yunita,2015).
4
yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh teori ini adalah kehidupan,
secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi ini
mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan
diselamatkan.Konsekuensinya alam semesta adalah sebuah komunitas moral baik
pada manusia maupun pada makhluk hidup lainnya. Manusia maupun bukan
manusia sama-sama memiliki nilai moral, dan kehidupan makhluk hidup apapun
pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral,
bahkan lepas dari perhitungan untung-rugi bagi kepentingan manusia.
3. Ekosentrisme
Teori ini secara ekologis memandang makhluk hidup (biotik) dan makhluk
tak hidup (abiotik) lainnya saling terkait satu sama lainnya. Etika diperluas untuk
mencakup komunitas ekologis seluruhnya, baik yang hidup maupun tidak.
Kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.
Deep Ecology (DE) menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia,
tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya
mengatasi persoalan lingkungan hidup.
4. Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan
hak-hak binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang.
Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich. Menurut etika ini, binatang
mempunyai hak untuk menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang
dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika ini, rasa
senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral. Menurut The
Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan menderita
mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas
kasih.
5. Hak Asasi Alam
Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun
makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan
berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak,
meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada
dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk
5
hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik yang menyatakan
bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan demikian,
pembabatan hutan secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai
obyek eksperimen tidak dapat dibenarkan.
مومماَ أملرمسللمناَ م
ك إإلل مرلحممةة لإللمعاَلمإميِمن
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
6
Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
7
8. Prinsip Demokrasi
Demokrasi justru memberi tempat seluas-luasnya bagi perbedaan,
keanekaragaman, dan pluralitas. Oleh karena itu setiap orang yang peduli dengan
lingkungan adalah orang yang demokratis, sebaliknya orang yang demokratis
sangat mungkin bahwa dia seorang pemperhati lingkungan. Pemperhati
lingkungan dapat berupa multikulturalisme, diverivikasi pola tanam, diversivikasi
pola makan, dan sebagainya.
8
juga nagian dari alam ini. Maka kita harus menjaga lingkungan ini dengan baik
dengan norma-norma etika lingkungan (Selamat riyadi, 1981).
9
laju kerusakan hutan indonesia diberikan mencapai 1,08 juta ha per tahun.
Sekalipun demikian, laju kerusakan hutan yang dilaporkan pda tahun tersebut
sudah mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan 4 tahun sebelumnya yang
mencapai 3,8 juta per tahun. Sampai pada tahun 2005, kerusakan hutan
diindonesia telah mencapai 50% dari total luas hutan indonesi yang mencapai
120,34 juta ha. Secara rinci kerusakan hutan meliputi kerusakan pada hutan
produksi sebesar 44,42 juta ha. Hutan lindung sebesar10,52ha, dan hutan
konservasi sebesar 4,69 juta ha.
3. Pemanasan Global
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini, suhu global rata rata pada
permukaan bumi telah meningkat 0,74 -0,18C. Lembaga internasional yang
bernama Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa sejak pertengahan abad 20, sebagian besar peningkatan suhu global rata-
rata kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya konsenterasi gas gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia.terdapat beberpa hal yang menyebabkan terjadinya
pemanasan global yaitu 1) efek rumah kaca, 2) efek umpan balik, 3) variasi
matahari dan 4) dampak perternakan.
4. Penipisan Lapisan Ozon
Lapisan ozon merupakan suatu lapisan gas di atmosfer pada ketingian 19-
48 km di atas permukaan bumi,yang mengandung molekul ozon. Ozon
didefinisikan sebagai senyawa gas yang molekulnya terdiri atas 3 atom oksigen
(O3). Di alam, ozon dapat terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus
listrik, seperti kilat pada petir atau oleh tenaga tinggi seperti radiasi
elektromagnetik. Disamping itu ozon juga dapat dihasilkan apabila O2 menyerap
sinar ultravuiolet (UV) pada jarak gelombang 242 nm(nanometer) dan disingirkan
dengan fotosintesi dari sinar bagi jarak gelombang yang besar 290 nm. Peristiwa
ini telah terjadi berjuta juta tahun yang lalu dengan campuran molekul molekul
nitrogen yang muncul di atmosfer berhasil menjaga konsentrasi ozon relatif di
lapisan ini konsentrasi ozon stabil mncapai 10ppm. Memang ozon adalah gas
beracun yang sangat berbahaya karena apabila berada dekat permukaan tanah
akan terhirup dan dapat merusakparu paru. Sebaliknya lapisan ozon di atmosfer
10
dapat berfungsi untuk melindungi kehidupan di bumi, karena sifatnya yang
menyerap radiasi sinar UV.
5. Produk Limbah Di Luar Jangkauan Pembersihan
Bentuk kerusakan lingkungan yang lain akibat dari ulah manusia adalah
pembuangan limbah yang berupa bahan bahan kimia beracun ke dalam perairan
maupun tanah. Industri pertambangan sering membuang limbahnya yang dikenal
“taling” langsung ke perairan laut atau sungai. Limbah taling mengandung
berbagai material racun yang berasal dari reaksi oksidasi batuan dan bahan kimia
yang digunakan dalam proses pemisahan logam. Karena kandungan material yang
beracun tersebut, maka cara yang ideal untuk membuang limbah tailing adalah
dengan mencampurkan semen yang dilakukan pengepresan sehingga terbentuk
balok balok beton untuk dibuang dalam palung laut yang dalam.
11
bisa mengelak bahwa apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada
organisme lain, sekarang atau akan datang.
2. Dasar Pendekatan Humanisme
Setara dengan pendekatan ekologis, dasar pendekatan ini menekankan
pada pentingnya tanggung jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia lain
atas sumber daya alam.
3. Dasar Pendekatan Teologis
Merupakan dasar dari kedua pendekatan sebelumnya, bersumber pada
agama yang nilai-nilai luhur dan mula ajarannya menunjukkan bagaiman alam
sebenarnya diciptakan dan bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta
interaksi yang selayaknya terjalin antara alam dan manusia.
Menurut (Otto soemarwoto, 1983), Kesadaran-kesadaran lingkungan
selayaknya ada bagi kepentingan keberlanjutan bumi dan sumber daya alam,
yaitu:
a) Manusia bukanlah sumber utama dari segala nilai. Keberadaan alam dan
segala sumber dayanya bukanlah untuk manusia semata, tetapi untuk seluruh
spesies organisme yang ada didalamnya.
b) Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan hanya memproduksidan
mengonsumsi, tetapi sekaligus mengkonservasi dan memperbarui sumber
daya alam.
c) Meningkatkan kualitas hidup menjadi tujuan kehidupan.
d) Hubungan antara manusia dengan alam sebaiknya kesetaraan antara manusia
dan alam, sebuah hubungan dengan organisme hidup dalam kerja sama
ekologik.
e) Memelihara stabilitas ekologik dengan mempertahankan dan meningkatkan
keanekaragaman biologis dan budaya.
f) Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan pemberdayaan
sumber daya alam, melindungi individu dan kelompok masyarakat dari
eksploitasi dan perusakan lingkungan.
g) Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis dan
mendominasi.
12
manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan
hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun
usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang
layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak (Soeriaatmadja, 2003).
13
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan
tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun
2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
14