Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana
Keperawatan
Oleh :
NIM.15.321.2216
2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindari oleh setiap orang. Proses penuaan sudah mulai berlangsung sejak
otot, susunan saraf dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas, pada usia berapa kondisi kesehatan seseorang
mulai menurun. Setiap orang memiliki fungsi fisiologi alat tubuh yang sangat berbeda,
baik dalam hal pencapaian, puncak fungsi tersebut maupun saat menurunnya.
Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh
beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai dengan bertambahnya
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun
( Kushariyadi, 2010; Indriana, 2012; Wallnce, 2007). Lansia adalah seorang laki – laki
atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih
berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal tidak dapat lagi mampu
berperan aktif dalam pembangunan (tidak potensial) (Bandiyah, 2012). Lanjut usia
adalah tahap lanjut suatu proses kehidupan yang dijalani setiap individu, ditandai
(Azizah, 2015). Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
adalah seseorang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun baik laki – laki atau
dengan lingkungan.
Adapun beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda
dari orang dewasa. Menurut Kane dalam Siburian (2015) sering disebut dengan istilah
14 I, yaitu :
5. Infection (infeksi)
8. Isolation (depresi)
9. Inanition (kurang gizi)
usia:
1. Perubahan Fisik
a. Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun dan cairan
intraseluler menurun
paru – paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik nafas lebih
dan pemendekan tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan
mengalami sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot
2. Perubahan Mental
a. Memory: memory kenangan jangka panjang, sampai berjam – jam bahkan bisa
kenangan jangka pendek 0-10 menit, dan berdampak memiliki kenangan yang
buruk.
b. Intelegentia Quantion (IQ): tidak ada yang berubah dengan perkataan verbal,
waktu.
3. Perubahan Psikososial
f. Hilangnya kekuatan fisik dan ketegapan fisik dalam hidup: perubahan terhadap
g. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan kesedihan pada waktu yang lama,
lalu diikuti dengan keinginan untuk menangis. Depresi juga dapat disebabkan
untuk beradaptasi.
h. Gangguan cemas
dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala
i. Sindroma Diogenes
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain – main
dengan feses dan urinnya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur
sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat
difus yang diperantarai oleh imunitas dan belum diketahui penyebabnya (Price, 2013).
pada membrane synovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis
dalam sendi sehingga kolagen terpecah dan terjadi edema, proliferasi membrane
synovial dan akhirnya pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
penelitian ini adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai sitem organ. Penyakit
ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang di
2.1.2.2 Etiologi
Faktor genetik berperan 50% hingga 60% dalam perkembangan RA. Gen yang
berkaitan kuat adalah HLA-DRB1. Selain itu juga ada gen tirosin fosfatase PTPN 22
populasi Asia. Selain itu ada kaitannya juga antara riwayat dalam keluarga dengan
predisposisi dan tingkat keparahan RA. Faktor genetik berperan penting dalam proses
memiliki riwayat RA beresiko 3 kali lebih tinggi daripada seseorang yang tidak berasal
dari keluarga yang memiliki keturunan penyakit RA. Individu dengan pemeriksaan
jenis jaringan HLA secara genetik dengan hasil positif cenderung mengalami
Rheumatoid arthritis (Kneale & Davis, 2011). Penelitian ini didukung oleh Anders J.
Svendsen, et al., (2013) yang menekankan bahwa faktor keluarga atau keturunan
arthritis.
2. Usia
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika
anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini,
dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang
normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase
2009).
terjadinya gesekan antara tulang dan di dalam sendi terdapat cairan yang berfungsi
sebagai pelumas sehingga tulang dapat digerakkan dengan leluasa. Pada mereka yang
berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai
mengental, sehingga tubuh menjadi sakit saat digerakkan terasa kaku, dan
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan,
telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan
biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara
keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang
Insiden Rheumatoid arthritis biasanya dua sampai tiga kali lebih tinggi pada
wanita dari pada pria. Timbulnya RA, baik pada wanita dan pria tertinggi terjadi di
antara pada usia enam puluhan. Mengenai sejarah kelahiran hidup, kebanyakan
penelitian telah menemukan bahwa wanita yang tidak pernah mengalami kelahiran
hidup memiliki sedikit peningkatan risiko untuk RA. Salah satu sebab yang
meningkatkan risiko RA pada wanita adalah menstruasi. Setidaknya dua studi telah
mengamati bahwa wanita dengan menstruasi yang tidak teratur atau riwayat menstruasi
4. Obesitas
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya RA baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya
berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan
Secara statistik perempuan memiliki body massa index (BMI) diatas rata-rata
dimana kategori BMI pada perempuan Asia menurut jurnal American Clinical
IMT Kategori
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
≥ 23,9-30 Obesitas
Sumber: Centre for Obesity Research and Education
Obesitas dapat terjadi jika konsumsi makanan dalam tubuh melebihi kebutuhan,
dan penggunaan energi yang rendah (Wirakusumah, 2014). Beberapa penyebab yang
a. Makan berlebih
kebiasaan buruk, baik dilakukan dirumah, restoran, saat pesta, maupun pada
menambah porsi makanan meskipun makanan yang tersedia sangat lezat. Faktor ini
sangat berhubungan erat dengan rasa lapar dan nafsu makan. Begitu juga saat terjadi
stress (rasa takut, cemas), beberapa orang dalam menghadapinya akan mengalihkan
Mengemil adalah kebiasaan makan yang dilakukan di luar waktu makan, dan
makanan yang dikonsumsi berupa makanan kecil yang rasanya gurih, manis manis dan
biasanya digoreng. Bila kebiasaan ini tidak dikontrol akan dapat menyebabkan
kegemukan, karena jenis makanan tersebut termasuk tinggi kalori. Namun jika rasa
lapar sulit untuk ditahan, maka makanlah makanan yang rendah kalori dan tinggi serat
bagi pencernaan, selain dapat mengakibatkan rasa lapar kembali. Begitu pula
dengan kebiasaan mengunyah makanan yang kurang halus. Padahal makan dengan
tidak terburuburu dan mengunyah makanan yang halus akan memelihara kesehatan
Faktor ini biasanya disebabkan karena ketidaktahuan. Tetapi banyak juga orang
yang memilih makanan hanya karena prestise semata. Misalnya, banyak orang yang
lebih memilih makanan yang cepat saji, padahal makanan tersebut banyak mengandung
lemak, kalori dan gula yang berlebih, sedangkan kandungan seratnya rendah. Selain
bersantan. Padahal minyak dan santan selain tinggi kalori, juga merupakan lemak yang
mengandung ikatan jenuh sehingga sulit untuk dipecah menjadi bahan bakar. Oleh
5. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang
kegiatan, minat dan opini dari seseorang (activities, interests, and opinions). Gaya
hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Seseorang mungkin
dengan cepat mengganti model dan merek pakaiannya karena menyesuaikan dengan
perubahan hidupnya. Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus
sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko RA yang lebih tinggi.
Makanan yang mengadung purin tinggi akan meningkatkan kadar asam urat
sehingga dapat menyebabkan penumpukan kristal pada sendi dan jaringan. Beberapa
Sumber : Penuntun Diet, Instalasi Gizi RSCM dan Assosiasi Dietesien Indonesia
Merokok adalah salah satu faktor resiko dari keparahan rheumatoid arthritis pada
populasi tertentu. Tetapi alasan pengaruh rokok terhadap sinovitis belum sepenuhnya
Merokok meningkatkan kandungan racun dalam darah dan mematikan jaringan akibat
penyakit kronis. Penyakit kronis muncul sebagai akibat perubahan gaya hidup yang
buruk. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari,
Purwonugroho, & Baroroh (2014) yang menyatakan bahwa gaya hidup yang tidak
pengobatan berkurang.
Hubungan antara merokok dengan hilangnya tulang rawan pada sendi dapat
a. Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel tulang rawan sendi.
tulang rawan.
tulang rawan.
Pada sendi synovial yang normal, kartilago artikuler membungkus ujung tulang
pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untuk gerakan.
cairan ke dalam ruang antar tulang. Cairan synovial ini berfungsi sebagai peredaran
kejut (shock absorber) dan pelumas memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas
dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena
inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang bisa terjadi sekaligus (Price,
2010).
reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang terjadi
jaringan synovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun. Sebaliknya pada
penyakit reumatik degenerative dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis
ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan satu proses reaktif dan lebih besar
kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lebih lanjut. Sinovitis dapat
1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness) pasien merasa kaku pada persendian dan
perbaikan maksimal.
2. Gejala – gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan
namun biasanya tidak melibatkan sendi – sendi interfalangs distal. Hampir semua
4. Arthritis erosive merupakan cirri khas penyakit ini pada gambaran radiologic.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang
sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
6. Nodula – nodula rheumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita arthritis rheumatoid. Lokasi yang paling sering
dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang
permukaan ekstensor dari lengan. Walaupun demikian nodula – nodula ini dapat
organ lain di luar sendiri. Jantung (perikarditis), paru – paru (pleuritis), mata, dan
1. Pengkajian nyeri
Nyeri pada peyakit reumatik terutama disebabkan oleh adanya inflamasi yang
kimiawi lainnya dapat merangsang timbulnya rasa nyeri. Prostaglandin berperan dalam
meningkatkan dan memperpanjang rasa nyeri yang disebabkan oleh suatu rangsangan
Pengkajian meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau
rentang gerak pasif. Hal – hal yang dikaji antara lain : adanya kemerahan atau
disekitar sendi dan derajat gerak sendi (Brunnert & Suddarth, 2013).
Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan
dan keterbatasan pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan
Faktor-faktor penyebab
Rheumatoid Arthritis
Keterangan :
: Alur pikir
Gambar 2.2